Semua Bab Adik Madu Pilihan Mertuaku: Bab 1 - Bab 10

37 Bab

Part 1

"Tunggu sebentar, jangan ada yang makan sebelum tamu istimewaku datang!" ucap Mama mertua saat aku hendak menyendok nasi ke piring suamiku.Entah siapa orang yang ditunggu-tunggu oleh mama mertua yang pasti orang tersebut adalah seseorang yang istimewa di hatinya terlihat bagaimana antusiasnya mama menunggu orang tersebut.Setengah jam menunggu dalam keheningan di meja makan, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Mama dengan senyum merekah yang tak pernah ia tampakkan di depanku segera beranjak dari kursi menuju sumber suara."Kamu sudah datang Nak, bagaimana perjalanan kamu lancar?" "Maaf Ma, tadi sedikit macet di jalan jadi aku telat, Mama udah lama nunggu?"Seorang wanita cantik dengan dress selutut berlengan panjang muncul dari balik pintu. Sangat anggun dan manis jauh berbeda dengan penampilanku yang kata mama kampungan."It's oke, Mama tau. Wajar kalau dijalan macet ini kan weekend, yasudah sekarang kita ke meja makan. Mama sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu!" Mama menggandeng man
Baca selengkapnya

Part 2

"Danu kamu dengar sendiri kan barusan Viola bilang kalau dia masih mempunyai perasaan denganmu? Mama yakin sebenarnya di hati kamu juga masih ada nama Viola kan?" Ada binar harapan yang mama pancarkan di matanya, seakan berharap bahwa pasangan mantan kekasih itu dapat kembali bersama."Sudahlah Ma, Danu sekarang sudah punya Nilam sebagai istriku, tak mungkin aku menghianatinya."Aku kira mas Danu akan menerima kembali Viola, mengingat sedari tadi ia hanya diam tak bereaksi apapun. Tapi hatiku lega mendengar bahwa Mas Danu tak lagi menginginkan Viola."Ayolah Danu kamu ini laki-laki, bukan hal yang tabu jika seorang pria memiliki istri lebih dari satu. Mama juga ingin mempunyai menantu yang bisa dibanggakan di depan teman-teman mama."Mas Danu menatap dalam kearahku seakan bimbang harus mengambil keputusan apa. Ayolah mas, jika kamu meminta pendapatku harusnya kamu tau bahwa wanita manapun akan sulit berbagi kepada wanita lain, apalagi berbagai suami."Iya Mas, apa kamu tak ingin meny
Baca selengkapnya

Part 3

"Oke Danu terserah kamu jika terus membela dan mempertahankan hubunganmu dengan wanita miskin ini!" ucap Mama sambil mengarahkan telunjuk di depan wajahku."Tapi kamu masih ingat kan perjanjian kita sebelum kamu memutuskan menjadikan pelayan ini istrimu?"Perjanjian? Aku benar-benar tak tau ada kesepakatan apa antara ibu dan anak ini sebelum Mas Danu menikahiku."Iya Ma, aku ingat tapi bukankah itu takdir Tuhan? Lagipula kami baru menikah selama satu tahun, bukankah itu masih belum terlalu lama?""Mama nggak mau tau, kesepakatan tetaplah kesepakatan! Bukankah kamu dulu menyetujuinya? Bukan salah Mama jika ternyata wanita pilihanmu itu man*ul."Aku semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan mereka. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan Mama yang tiba-tiba merestui pernikahanku dengan anaknya dulu?"Sebenarnya apa isi perjanjian itu mas?" Daripada semakin penasaran lebih baik aku bertanya untuk mendapat kejelasan."I-itu... Anu dek.."Kegugupan mas Danu semakin membuat rasa penasara
Baca selengkapnya

Part 4

"Jadi bagaimana Danu, kamu bersedia kan menikah dengan Viola?"Hening beberapa saat, kulirik mas Danu yang ternyata juga tengah menatapku seakan meminta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan Mama. Aku hanya mengangguk pelan."Iya Ma, aku akan menuruti keinginan Mama untuk menikah dengan Viola," ucap Mas Danu lirih."Lalu bagaimana dengan mbak Nilam apa dia setuju dengan pernikahan kami?" tanya Viola.Ah gadis ini, bukankah dia yang kekeh ingin bersanding dengan Mas Danu, tapi kenapa sekarang dia bertanya seolah-olah mengerti perasaanku.Andai aku punya kuasa untuk menolak poligami ini, sudah tentu aku dengan tegas berkata tidak. Tapi yasudahlah aku hanya berdoa semoga bisa terus kuat dan sabar."Tentu saja Nilam akan setuju sayang, lagipula Nilam punya hak apa untuk melarang Danu menikahimu. Seharusnya ia beruntung karena Danu masih mempertahankannya, kalau tidak pasti dia sudah menjadi gadis miskin seperti dulu. Nilam juga pasti akan berfikir seribu kali untuk menuntut cerai dari D
Baca selengkapnya

Part 5

"Sudah kubilang jangan datang di pesta pernikahan Danu tapi masih aja ngotot mau datang, sekarang malah nangis-nangis kan? Harusnya kamu sadar jika kedatanganmu hanya merusak suasana, awas aja jika ada yang tau kalau kamu juga istrinya Danu!"Mama benar, harusnya aku tak perlu sok kuat dan memaksakan diri untuk menyaksikan akad kedua yang terucap dari bibir suamiku.Sekuat apapun aku mencoba meredam gejolak didada nyatanya sia-sia. Aku tak rela melihat pesta megah antara suami dan istri barunya.Mereka tersenyum manis didepan ratusan tamu undangan tak peduli disini ada hati yang tersayat."Nih makan dulu biar kuat menghadapi kenyataan!"Seorang pria muda menyodorkan sepiring penuh nasi dengan daging rendang, acar timun serta kerupuk diatasnya."Buruan nih ambil, tangan gue pegel tau!"Dengan ragu aku menerima piring tersebut, aku masih memandang pria tersebut rasanya wajahnya tidak asing seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya."Ngapain sih ngeliatin gue sampe segitunya, jangan-ja
Baca selengkapnya

Part 6

"Kenapa sih tu muka lecek amat? Katanya mau curhat, buruan deh cerita kupingku udah siap nih dengerin keluh kesah sahabat tercintaku ini!"Menjadi wanita rumah tangga seutuhnya membuatku bosan. Berulangkali aku meminta izin kepada suamiku untuk bekerja, tapi selalu penolakan yang aku dapat."Mencari nafkah itu tugas suami jadi kamu nggak usah mikir cari uang. Kalau jatah bulanan habis tinggal bilang, nanti aku tambah. Aku mau punya istri penurut yang mengurus rumah dan suami seutuhnya.""Tapi aku bosan di rumah terus Mas!""Kamu bisa refreshing dengan jalan-jalan sebentar ke mall atau kumpul bareng teman. Dengan syarat kamu harus selalu ada saat aku di rumah!"Dan benar saja, aku menjadi wanita rumahan yang hanya keluar saat kebutuhan rumah telah habis dan juga bertemu dengan sahabatku saat aku jenuh.Seperti saat ini, aku tidak mau stress sendiri memikirkan kisah rumah tanggaku. Oleh sebab itu aku ingin berbagi sedikit kisah dengan sahabatku Safira."Mas Danu nikah lagi Fir," ucapku
Baca selengkapnya

Part 7

"Mbak kok baru sampai, kita udah nunggu lama banget lho. Mbak sengaja ya pergi lama biar aku sama Mas Danu kecapekan nunggu diteras?"Baru saja aku turun dan menginjakkan kaki dari taxi, suara Viola sudah merepet seperti petasan yang terus-menerus meledak.Aku hanya menatapnya malas sambil mengambil anak kunci dari tas selempangku dan memutarnya di tempat lubang kunci pintu masuk.Aku melenggang masuk dengan santai disusul Viola yang berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Mungkin dia kesal karena aku abaikan."Dek kamu masak apa, aku lapar dari pagi belum makan?" tanya mas Danu."Maaf mas aku nggak tau kalau kamu mau pulang hari ini jadi aku belum masak. Aku juga tadi udah makan diluar sama Fira. Kalau kamu lapar suruh aja istri baru kamu yang masak!"Viola langsung membelalakkan matanya menatapku dan hanya aku tanggapi dengan senyuman."Nggak bisa gitu dong Mbak! Aku ini capek habis honeymoon sama Mas Danu, pengen istirahat. Jadi tolong mbak aja ya yang masak buat kita!"Entah
Baca selengkapnya

Kegaduhan di Pagi Hari

"Mas Danu... Mas Danu?"Suara cempreng Viola disertai suara ketukan pintu yang bertubi-tubi benar-benar memekakkan telinga."Buruan deh temuin istri mudamu, berisik tau mas!"Viola langsung nyelonong masuk ke kamarku setelah pintu dibuka oleh mas Danu."Mbak Nilam gimana sih, hari inikan masih jatah mas Danu tidur sama aku. Kenapa mas Danu malah disuruh tidur sama mbak?""Siapa juga yang nyuruh mas Danu tidur sama aku, tuh mas Danu sendiri yang pengen disini!" ucapku sambil melirik kearah suamiku tersebut."Aku nggak percaya sama mbak, mana mungkin mas Danu memilih tidur sama mbak Nilam? Secara mbak kan udah nggak menarik, masih cantikkan aku kemana-mana. Jadi sudah dipastikan mas Danu lebih betah sama aku ketimbang sama istri tuanya.""Terserah mau ngomong apa tentang aku, lebih baik kamu tanya sendiri sama suamiku itu kenapa sekarang bisa ada di kamar ini!""Mas Danu juga suami aku, bukan cuma suami mbak aja." Viola beralih menatap suaminya."Pasti mbak Nilam bohong kan mas? Pasti s
Baca selengkapnya

Nafkah yang Terpotong

"Mbak Nilam ini jatah bulanan buat Mbak!"Viola berucap sambil mengulurkan sebuah amplop berwarna coklat muda kearahku. Biasanya nafkah dari Mas Danu selalu ditransfer langsung ke rekeningku.Tapi kini berbeda, jatah nafkah yang dulu hanya untukku kini harus terbagi. Seperti halnya aku berbagi suami, aku juga harus rela berbagi jatah nafkah.Aku meraba amplop tersebut sebelum membukanya. Tak bisa diterka berapa uang yang terdapat di dalamnya, tapi bisa dipastikan kalau isinya tak lebih dari separuh yang biasanya aku terima.Biasanya diawal bulan seperti ini ada notifikasi di layar hp ku yang mengatakan ada transferan masuk senilai 10 juta.Dengan uang itu aku bisa memenuhi kebutuhan rumah, mengirim sedikit kepada orang tuaku juga ada sisa untuk ditabung.Meskipun aku tak tau berapa kisaran gaji yang diterima Mas Danu sebagai seorang direktur di perusahaan yang diwariskan ayahnya sebelum meninggal.Yang pasti aku sudah merasa cukup dengan nafkah yang selalu diberikan Mas Danu hingga sa
Baca selengkapnya

Kedatangan Orang Tua Nilam

"Bapak sama ibu datang kesini kok ngga bilang-bilang?" Ucapku kaget menatap sepasang malaikatku tengah berdiri di depan pintu."Iya kami sengaja mau memberi kejutan buat kamu," jawab ibu sembari tersenyum manis.Aku merindukan dua sosok ini. Dua malaikat yang tak pernah berhenti menyayangiku. Juga doa mustajabnya tak pernah putus mereka lantunkan untukku."Kejutan dari ibu dan bapak sukses bikin aku shok saking senangnya. Yaudah ayo masuk pak, buk pasti kalian lelah menempuh perjalanan jauh!"Aku menyuguhkan dua cangkir teh manis untuk orang tuaku beserta stoples kue kering."Ayo diminum tehnya biar badannya enakkan!""Iya terimakasih nduk."Entah mengapa ada perasaan senang bercampur was-was pada kunjungan orang tuaku saat ini.Terlebih lagi aku belum mengirim uang untuk kedua mereka, ah bagaimana mau mengirim untuk orang tua, untuk mencukupi kebutuhan rumah saja aku harus berfikir keras. Beruntung aku masih punya tabungan meski entah bisa menutup kebutuhan rumah sampai kapan."Ndu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status