Semua Bab ISTRI YANG TERGADAIKAN: Bab 71 - Bab 80

117 Bab

71. Rahasia Terbongkar

"Jangan ada yang pulang, aku dokter Levyn yang akan menggantikan dokter Bryan hari ini."Alice melebarkan mata saat sadar bahaya tengah mengintainya. Dia tidak menyangka jika akan ada orang yang menggantikan dokter Brayn. Sungguh ini di luar kendalinya. Alice duduk di samping Ken. Ingin menghubungi Maya akan tetapi Kenward memantau pergerakannya sejak tadi. "Kamu kenapa, Alice?" tanya Kenward saat menyadari sikap Alice yang terlampau cemas. "Aku tidak apa-apa, Ken."Keringat dingin mulai mengucue. Tangan Alice mulai gemetaran. Dia benar-benar srperti terjebak oleh permainannya sendiri. Hingga hal yang tidak diinginkan pun terjadi. "Nyonya Alice Agatha Guinandra!"Mata Alice melebar. Mulutnya mengnga. Kenward berdiri dan menunggu Alice melakukan hal yang sama. "Apa lagi yang kamu tunggu?"Alice gelagapan. Dia harus berani mengambil resiko. Dia kemudian berdiri. "Ayo!"Alice berjalan menuju ke ruang pemeriksaan disusul oleh Kenward. Seorang bidan menyambut di pintu masuk kemudi
Baca selengkapnya

72. Cucu yang Tak Diharapkan

"Jelaskan sama papa semua ini, Alice!"Alice menangis kemudian bersimpuh di bawah kaki Tuan Agatha. Dia menangis dan terus menangis menyesali apa yang sudah terjadi. "Maafkan aku, Pa. Aku salah ....""Lihat, Ken! Bahkan aku pun tidak tahu rencana dia."Kenward tersenyum miring. Baginya mereka tidak ada bedanya. Kenward berlalu mninggalkan mereka. Dia bergegas menuju kamarnya. Tuan Albern pun demikian. Tanpa sepatah katapun dia meninggalkan keluarga Agatha. Plak. Sebuah tamparan keras mengenai wajahnya. Tuan Agatha benar-benar dipermalukan oleh putrinya sendiri.Alice telah melakukan sesuatu yang baginya di luar batas. Tanpa sepengetahuannya putrinya trlah melakukan hal licik dan justru membahayakan dirinya. "Papa kecewa!"Tuan Agatha melengos pergi. Nyonya Sonia segera memeluk putrinya yang terus menangis. Raline dan Gio tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka cukup menjadi penonton. Di dalam kamar Kenward berusaha menguasai diri. Mengontrol amarah yang bisa saja meledak. Dia meras
Baca selengkapnya

73. Keano

Delapan tahun berlalu. Usia Keano sudah menginjak sepuluh tahun. Bayi yang mungil itu tumbuh besar dalam asuhan kasih sayang ibunya. Wajahnya semakin mirip dengan ayahnya-Kenward-. Hal itu membuat Shafira tidak mudah untuk melupakan cinta pertamanya. "Hati-hati, Keano! Di situ licin," teriak Shafira saat putranya asyik bermain di sungai bersama Vera dan Anita. "Di sini airnya sejuk, Ibu.""Iya, tapi, takutnya kamu malah jatuh."Keano tidak mengindahkan peringatan ibunya. Dianterus berjalan melewati batu-batuan yang besar. Shafira tidak ikut bermain bersama putranya. Dia lebih memilih duduk di pinggir sungai bersama Bu Sulis. "Ibu, lihat ini!"Keano mengangkat ikan yang berukuran tiga puluh sentimeter ke udara. Raut wajahnya bahagia. Anita dan Vera juga sama. Mereka sangat bahagia melihat Keano bisa menangkap ikan di sungai. "Bawa ke sini, Sayang!"Keano dengan cekatan melangkah menlompati satu per satu batu besar menuju ke ibunya. Senyum di wajahnya tidak pernah lepas. Keano d
Baca selengkapnya

74. Menjemput Shafira

"Ini adalah hasil pemeriksaanmu, kan? Nyonya Alice Agatha Guinandra dinyatakan mandul. Kondisi rahimnya tidak sehat. Itu artinya, sampai kapanpun, kamu tidak akan pernah bisa memberiku anak."Keluarga Agatha bungkam. Mereka tidak bisa lagi mengelak. Bukti sudah jelas di depan mata. Alice berlutut di kaki Kenward. Dia menangis dan terus memohon."Aku mohon, Ken. Beri aku kesempatan untuk membahagiakan kami, menjadi istri yang baik. Aku ....""Cukup, Alice! Aku sudah memberimu waktu sepuluh tahun. Sudah saatnya aku harus menjemput mereka."Tuan Agatha sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi terlebih Eliezer sudah memutuskan untuk memasukkan nama Keano sebagai calon pewaris setelah Kenward. Gio ikut bahagia mendengar keputusan itu. Kenward dan Gio kini bersiap untuk menjemput Shafira dan putranya. ***"Apa yang harus kita lakukan, Pa?" tanya Nyonya Sonia. "Tidak ada. Untuk saat ini papa tidak ingin diganggu. Kedua anakku tidak bisa diandalkan. Mereka mengecewakan!""Jadi, papa akan me
Baca selengkapnya

75. Bertemu Keano.

"Ini air dan obatnya!"Kenward masih menatap dalam mata anak kecil itu. Jantungnya berdetak lebih cepat. Ken kemudian membasuh dan merawat luka gores itu dengan penuh kasih sayang. Tangannya bergetar hebat. Air matanya jatuh begitu saja. Gio yang baru saja tersadar dengan sikap Kenward berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. "Maafkan kami sudah membuatmu terluka, Nak.""Iya, Paman. Kata Ibu, aku tidak boleh cengeng. Aku harus seperti ayah."Ucapan anak kecil itu semakin membuat Ken menangis terisak. "Kenapa Paman menangis?" tanya anak kecil itu. Kenward memilih diam. Dia terus berusaha menyelesaikan pekerjaannya. Setelah lukanya berhasil dibalut, Kenward kembali menatap mata anak kecil yang ada di depannya. "Katakan, Nak, siapa namamu?""Ibu menamaiku Keano."Gio dan Kenward saling menatap satu sama lain. "Keano Kenward Albern Guinandra."Hati Kenward semakin terluka. Ingin dia segera memeluk tubuh putranya. Dia semakin terisak. Tanpa sadar Kenward membawa tubuh kecil K
Baca selengkapnya

76. Luapan Rindu

"Shafira ....""Ibu ....."Shafira menghentikan sulamannya saat mendengar putranya berteriak. Keano berlari menuju ibunya. Shafira belum menyadari kehadiran Kenward dan Gio bersama dengan putranya.Tangannya membentang untuk menyambut Keano. Putranya berlari menuju pelukan hangat ibunya. Shafira mencium pipi Keano dengan sayang. Kenward terpaku melihat pemandangan yang sulit dia artikan. Dia merindukan keadaan seperti ini. "Kamu dari mana saja, Nak? Kenapa bajumu basah?" "Maafkan aku, Ibu. Tadi aku ke rumah Abah Fasial untuk setoran hafalan.""Lalu?"Keano terdiam. Dia tidak mampu untuk menjawab pertanyaan ibunya. Dia takut jika itu membuat ibunya bersedih. Mata Shafira kemudian menelisik bagian tubuh anaknya. Tiba-tiba pandangannya terpaku pada lutut yang telah dibalut oleh perban. "I-ini kenapa, Sayang?" tanya Shafira dengan suara bergetar. "Maafkan Keano, Ibu, tadi aku jatuh di ujung jalan sana. Lalu, paman menolongku.""Paman?" Keano mengangguk lalu menoleh ke belakang men
Baca selengkapnya

77. Perdebatan

"Maaf kalau aku terlambat.""Harusnya kamu lakukan itu sejak dulu saat test DNA itu keluar.""Iya, aku akui salah, Shafira. Saat itu memang aku—""Apa istrimu tahu?" potong Shafira. Kenward terdiam. Dia lupa bahwa Shafira tahu tentang pernikahannya. Shafira memang sangat merindukan Kenward, namun sesuatu kembali membawanya pada satu kenyataaan bahwa Kenward bukan hanya miliknya. Sudah ada wanita lain yang berhak atas suaminya. "Pulanglah! Jangan buat dia menunggu dan menangis karena sudah menemui wanita lain.""Kamu bukan wanita lain. Kamu istri sahku, Shafira."Shafira menoleh. Dia menatap mata suaminya. Kenward merasa sanhat bersalah saat Shafira menatapnya penuh luka. "Aku istrimu?" tanya Shafira dengan suara bergetar. "Kalau aku istrimu, kenapa kamu justru membiarkan aku diasingkan di tempat ini. Dulu, kamu bahkan tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskan semua. Kamu justru berpaling dariku, Ken.""Shafira ....""Kamu percaya pada fitnah murahan itu. Kamu jijik padak
Baca selengkapnya

78. Berusaha Membujuk

"Ken ....."Mata yang tadinya terpejam perlahan terbuka. Melihat siapa yang ada di depannya membuat Kenward tersenyum. "Kamu sudah bangun?" Shafira diam. "Bagaimana keadannya? Sudah mendingan kan?""Iya. Eum, terima kasih."Keduanya sama-sama diam. Suasana kembali hening. Shafira berinisiatif untuk ke dapur menyiapkan sarapan pagi. Tiba-tiba Kenward menahannya. Dipegangnya kuat tangan milik Shafira. "Kamu masih marah denganku?"Shafira memilih diam. Kenward perlahan mendekat. "Shafira—" "Aku ingin menyiapkan sarapan dulu.""Kamu belum menjawab pertanyaanku, Shafira."Shafira menoleh. Tatapan mereka bertemu. "Apa yang harus aku jawab? Aku rasa semuanya sudah jelas."Kenward mengembuskan napas kasar. "Baiklah."Shafira pergi meninggalkan Kenward sendiri. Dia berusaha mengatur degub jantungnya yang selalu berdetak cepat jika berada di sisi suaminya. "Ibu, ayah mana?"Keano yang sedang menonton film kartun dengan Gio menoleh ke belakang ibunya."Ayah masih tidur, Sayang.""Keano i
Baca selengkapnya

79. Berusaha Berdamai

"Sudah satu minggu kalian di sini. Sebaiknya kamu pulang. Istrimu pasti sudah menunggumu pulang. Aku tidak ingin kalian salah paham karena kami."Kenward yang sedang membakar ikan hasil tangkapan Gio, terdiam. Memang benar apa yang dikatakan oleh Shafira. Selama mereka di sini, Alice terus menghubunginya dan menyuruh mereka pulang. Sering terjadi perdebatan di antara mereka apalagi Kenward menolak keras keinginan Alice. Shafira tidak sengaja mendengar pertengkaran mereka hingga dia memutuskan untuk tetap tinggal di sini dan menyuruh suaminya kembali tanpa mereka."Aku tidak akan pernah kembali selama kalian tidak ikut denganku," tegas Kenward. "Biarkan kami di sini. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan kalian.""Kebahagiaanku? Aku tidak pernah bahagia selama menikah dengan Alice, Shafira. Lebih tepatnya setelah kamu pergi.""Jika tujuanmu menjemput kami karena warisan itu—""Warisan. Warisan. Warisan," potong Kenward. Napas Kenward memburu. Dia selalu kecewa dengan jalan pikiran Sha
Baca selengkapnya

80. Kebahagiaan Kenward

"Ken, bangun, shalat subuh."Kenwars yang tertidur pulas setelah melewati malam indah bersama Shafira tak menggubrisnya.Shafira menggoyangkan tubuh suaminya yang kelelahan. Adzan subuh telah berkumandang. Shafira sudah siap menghadap pada Tuhannya. "Sudah adzan.""Iya ...." jawabnya dengan suara parau dan mata yang masih terpejam. Shafira terus berusaha membangunkan suaminya hingga tubuh yang masih terkulai lemas itu akhirnya terbangun juga. Shafira menunggunya sambil berdzikir. Hingga Kenward datang dan mereka berdiri bersama menghadap Tuhannya untuk pertama kalinya. "Terima kasih, Shafira. Kamu selalu berusaha membuatku lebih baik. Maaf atas semua kesalahanku pada kalian."Shafira mencium punggung tangan suaminya. "Lupakan soal kita di masa itu, Mas. Aku sudah memaafkan kamu."Kenward tersenyum kemudian mencium kening istrinya. "Aku beruntung memiliki kamu. Kalian. Aku janji akan menjadi suami dan ayah yang baik. Aku akan meninggalkan semuanya kalau kamu meminta.""Jangan, Ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status