Semua Bab Kontrasepsi di Kamar Adikku : Bab 121 - Bab 130

232 Bab

Part 120

Aku memperlambat laju kendaraanku dan menepi sebentar di rest area untuk menjalankan salat Zuhur, juga menenangkan hati yang kian dilanda gelisah.Berkali-kali aku menghubungi Ummi dan juga Abi, tetapi tidak ada seorang pun yang menjawab. Pun dengan nomor Salman dan juga Ayah. Ingin menghubungi Bunda Efita rasanya tidak mungkin. Aku belum siap kembali mendengar suara indahnya.‘Lindungi semua keluargaku dari mara bahaya ya Allah. Lindu aku juga yang sedang dalam perjalanan menuju pulang,’ batinku seraya kembali memacu mobil membelah kemacetan jalan tol.Jantungku semakin mengentak kuat ketika mulai memasuki komplek perumahan dimana keluargaku tinggal. Banyak sekali orang lalau lalang di halaman rumah Nenek dan ada bendera kuning juga di depan rumah yang ditinggali kedua orang tuaku. Siapa yang meninggal?Aku memarkirkan mobilku jauh dari pekarangan rumah dan menerobos masuk ke dalam. Semua orang menatapku, tidak terkecuali Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-12
Baca selengkapnya

Part 121

Bunda Fita langsung menyuntikkan insulin di perut Ayah, menghubungi dokter langganan dan terus menyeka air mata yang berlomba-lomba lolos dari netra wanita itu.Terkadang aku merasa iri sendiri jika melihat dia memperlakukan Ayah seperti itu. Ayah sakit. Memberi nafkah batin secara sempurna pun mungkin tidak mampu karena memang kata dokter Ayah sudah tidak bisa memuaskan Bunda di atas ranjang. Tapi, Bunda Fita itu selalu menerima Ayah apa adanya dan terlihat begitu menyayangi Ayah. Cinta sejati itu memang selalu melengkapi. Tidak peduli dengan kekurangan pasangannya, karena mereka selalu melihat dari segi kelebihan yang dimiliki si pasangan.Perlahan-lahan mata Ayah terbuka. Dia tersenyum kepada Bunda dan mengusap lembut pipi istrinya.“Maaf ya, Sayang. Lagi-lagi aku merepotkan kamu,” ucap ayah pelan, hampir tidak terdengar.“Nggak, Yah. Ayah tidak pernah merepotkan Bunda.” Wanita berhijab biru itu mengusap lembut kepala Ayah.S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-13
Baca selengkapnya

Part 122

“Salman, kenapa kamu malah menangis?” Mengguncang tubuh adik lelakiku.“Baca Yasin, Kak!” jawabnya sambil tergugu.Seketika lulutku lemas tidak mampu menopang tubuh. Dengan sisa-sisa tenaga yang aku punya, aku mengambil kain panjang yang ada di dalam lemari dan menutup tubuh lelaki yang paling aku sayangi itu dengan kain tersebut hingga ke wajahnya.“Apa-apaan ini, Salim. Kenapa kamu tutup wajah Ayah kamu. Nanti dia tidak bisa bernafas bagaimana?” Bunda Fita kembali membuka kain yang menutupi wajah Ayah, sambil menangis meraung memeluk tubuh sang suami.“Ikhlaskan Abang, Mbak. Abang sudah nggak ada.” Ummi mencoba menenangkan Bunda Fita, walaupun dia sendiri sangat terlihat syok dengan kepergian Ayah.Mengusap pipi Ayah yang sudah sedingin es, menatap lekat wajahnya yang terlihat sangat damai serta dihiasi indahnya senyuman di bibirnya.Ya Allah, Ayah. Kenapa Ayah tega meninggalkan kami semua. Kasihan Syabil masih terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-14
Baca selengkapnya

Part 123

Aku menelan saliva yang terasa getir, sekaligus malu karena ternyata Bunda Efita malah menolakku.“Maaf ya, Salim. Aku tidak bisa menjadi istri kamu. Kamu itu masih muda, masih bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku, dan aku yakin banyak perempuan di luaran sana yang mau menjadi pendamping hidup kamu.”“Tapi aku maunya sama Bunda. Bunda tahu kan, Sejak dulu aku memang sudah menyimpan rasa kepada Bunda, bahkan jauh sebelum Bunda menikah dengan Ayah.” “Aku sudah tidak mau mencari pendamping hidup lagi, Salim. Karena aku sangat mencintai Ayah kamu. Aku sudah pernah gagal menjalani biduk rumah tangga dengan Mas Akmal. Dan ketika aku sedang terpuruk, Ayah kamu datang menjadi penawar luka di hatiku. Dia mau menerimaku walaupun saat itu aku belum bisa move on dari mantan suamiku. Dia begitu sabar menghadapi sikapku, dia sabar menunggu hingga akhirnya aku benar-benar bisa jatuh cinta kepadanya. Ayahmu itu laki-laki paling baik. Dia ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Part 124

Menggenggam hendel pintu, memutarnya perlahan sambil mengucap salam pelan. Abi dan Ummi sedang duduk di ruang tengah sambil bercengkerama. Hatiku mencelos melihat kebahagiaan mereka berdua saat ini. Jika aku nekat menikahi Bunda Fita, aku yakin senyum yang terkembang di bibir manis Ummi akan berubah menjadi air mata.Ya, aku tidak boleh egois. Aku tidak boleh memikirkan kebahagiaanku sendiri dengan menukar kebahagiaan orang lain. Sudah lebih dari dua puluh tahun Ummi menahan luka, kini ketika dia sudah merasa bahagia, aku tidak mungkin dengan tega mematahkan kebahagiaannya.“Ada apa, Salim?” tanya Ummi seraya tersenyum menatapku.“Aku mau bicara penting sama Abi dan Ummi,” sahutku sembari duduk di samping dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu.“Kamu mau bicara apa, Lim? Apa kamu akan menikah?” Ledek Abi.Aku tersenyum samar menanggapinya.“Iya, Abi. Aku berniat melamar Safina temanku di Semarang. Jika Abi dan Ummi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Part 125

“Kenapa kamu berkata seperti itu, Salman?” Mengusap pipinya yang mulai ditumbuhi jambang tipis seraya tersenyum.“Karena Bunda masih muda, cantik, pasti masih banyak laki-laki yang ingin mempersunting Bunda setelah ini!” ungkapnya lagi.“Bunda janji tidak akan meninggalkan kalian, apalagi menikah lagi. Kalian semua amanah Bunda, harta paling berharga yang akan Bunda jaga selamanya.”“Terima kasih, Bun!” Salman menghambur ke dalam pelukanku, sambil menangis tersedu dalam rengkuhan.“Pak dokter masa nangis?” ledekku sambil mengusap lembut punggungnya.Saquina yang baru saja pulang dari mengaji, ikut bergabung dan memelukku. Bahagia rasanya memiliki anak-anak sebaik mereka.Andai saja dulu aku menolak menikah dengan Mas Kenzo, mungkin saat ini aku sedang merana juga kesepian. Dengan adanya putra-putri mendiang suamiku, aku merasa seperti memiliki kekuatan untuk menghadapi hidup.“Adek mana, Man?” tanyaku sambi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Part 126

“Salim, dulu, sebelum Bunda menikah dengan ayah kamu, Bunda pernah memiliki cita-cita membuka usaha catering di rumah. Cuma setelah menikah dengan almarhum Ayah kamu, dia tidak mengizinkan karena katanya beliau masih mampu memenuhi semua kebutuhan Bunda. Sekarang, Ayah sudah tidak ada. Rencananya Bunda mau melanjutkan cita-cita Bunda yang tertunda, Lim, ucapku kepada Salim, saat kami sudah berada di dalam mobil.“Sepertinya tidak perlu, Bun. Insya Allah aku dan Salman masih bisa memenuhi kebutuhan Bunda serta adik-adik!” jawab Salim tidak setuju.Aku menghela nafas panjang mendengarnya. Bukannya tidak percaya kalau kedua anak tiriku bisa menghidupi kami. Tapi, mereka sudah dewasa dan sebentar lagi memiliki kehidupan baru bersama pasangan mereka masing-masing. Aku tidak mau terus merepotkan. Tidak mau mengganggu kehidupan rumah tangga mereka berdua kelak.“Bunda tahu. Lim. Tapi, Bunda harus mandiri. Sebentar lagi kamu akan menikah. Kamu akan memiliki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Part 127

“Bun, temen di rumah sakit butuh catering buat acara sunatan anaknya. Karena kata Bunda ingin melanjutkan cita-cita Bunda buat buka usaha catering, Salman rekomendasikan Bunda ke teman Salman. Dan Alhamdulillah teman Salman setuju. Besok, dia minta tester masakan Bunda, sekaligus Salman mau promosi ke temen-temen yang lain, Bun,” ucap putraku saat kami selesai santap malam.“Oh ya, Buat tanggal berapa, Kak? Alhamdulillah ....” Rasanya bahagia sekali mendengar kabar tersebut. Akhirnya, jalan usahaku mulai terbuka. Walaupun Salim tidak menyetujuinya, akan tetapi Salman begitu mendukung dan bahkan membantuku membeli perabot serta alat-alat di pasar.“Aku mau Bunda ada kegiatan, supaya tidak terus-menerus melamunkan Ayah. Badan Bunda sudah terlihat sangat kurus karena terus saja memikirkan Ayah. Jika Bunda ada kegiatan di rumah, mungkin Bunda bisa sedikit melupakan duka yang melanda!” kata Salman ketika aku meminta izin membuka usaha catering.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

Part 128

“Assalamualaikum!” Mas Akmal mengucap salam seraya menangkup tangan di depan dada.Kami semua menjawab salam Mas Akmal serempak, tidak terkecuali Dewi yang sudah terlihat moveon dari cintanya kepada mantan suamiku itu.“Kamu sekarang bercadar, Fit?” tanya Mas Akmal seraya menatap wajahku sekilas lalu kembali menundukkan pandangan.“Iya, Mas.” Aku mengangguk.Salim dan Salman duduk di sebelah kami, menemani kami berdua ngobrol untuk menghindari fitnah.“Fit, Sebelumnya Mas minta maaf sama kamu. Kedatangan Mas kali ini ke sini, Mas berniat ingin kembali menjalin hubungan dengan kamu, Efita. Mas ingin jadi ayah dari putra-putri kamu!” Mataku membeliak kaget mendengarnya. Apa Mas Akmal tidak salah bicara? Bagaimana dengan Hafizah jika dia menikah denganku. Apa dia sama sekali tidak memikirkan perasaan istrinya.Andai saja hanya ada satu laki-laki di dunia ini. Aku tetap akan menolak jika harus bersanding kemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Part 129

“Jangan kecewakan Safina ya, Lim. Dia itu wanita. Sama seperti Bunda. Hati wanita itu rapuh. Doa seorang wanita yang tersakiti juga mudah didengar dan dikabulkan oleh Allah. Jika dia meminta kamu untuk segera menikahinya. Menikahlah. Witing tresno jalaran soko kulino!” nasihatku panjang lebar.Salim mengangguk pelan, mencoba mengulas senyum meski wajahnya terlihat muram. Pria berperawakan persis seperti suamiku itu bangkit dari duduknya, berjalan menuju kasir membayar semua makanan yang sudah kami santap.“Habis berapa, Lim?” tanyaku seraya mengekor di belakang lelaki itu.“Dua ratus ribu, Bun,” sahutnya tanpa menoleh.“Ini uangnya. Hari ini kan Bunda yang traktir. Jadi Bunda yang bayar. Bukan kamu!” Menyodorkan dua lembar pecahan seratus ribu.Salim mengambil uang tersebut tanpa ekspresi, membuat diri ini semakin tidak enak hati.Sepanjang perjalanan menuju pulang, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut pemuda itu. Dia lebih banyak murung, bahkan mobil yang kami tumpangi h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status