‘Tiga puluh tael emas, tidak lebih tidak kurang,’ jawab si penjual.‘Eh, kenapa mahal sekali? Apa kelebihannya?’ tanya si saudagar.‘Burung ini jika bernyanyi, suaranya merdu sekali.’ Sambil berkata begitu, si penjual membuat burungnya bernyanyi.”“Dan memang suaranya indah sekali. Ada beberapa lagu kicauannya yang terdengar sangat indah. Seluruh orang yang ada di pasar mengagumi kicauannya. Akhirnya si saudagar langsung membeli burung itu tanpa tawar menawar. Setelah puas, ia melangkah pulang. Ketika sampai di pintu keluar, ia melihat burung dagangan Siauw Jin kita.”“Karena merasa lucu ada orang menjual burung sejelek dan seburuk itu, si saudagar iseng-iseng bertanya, ‘Eh, burung ini dijual juga?’‘Benar,’ jawab Siauw Jin kita mantap.Sambil tertawa geli, si saudagar bertanya, ‘Memangnya mau kau jual berapa?’‘Seratus tael emas! Tidak kurang tidak lebih!’ jawabnya mantap.Si saudagar hampir pingsan karena kaget, ‘Mahal sekali… Memang apa kelebihannya? Apakah suaranya merdu dan bisa
Read more