Tepat dua minggu setelah kunjungan Lunar ke pabrik yang di handle Satria, kini dia sudah berada di Bali bersama atasannya, Bumi. Untuk urusan kantor dan lainnya jelas dipegang oleh Septian, termasuk yang berhubungan dengan pabrik itu. "Selamat datang, di kamar kita, Lunar," ucap Bumi saat sampai di kamar hotel paling mewah. "Ka-kamar kita? Bu-bukannya kita pisah kamar, Mas?" Lelaki itu tidak menjawab, justru membawa masuk Lunar ke dalam kamar dengan nuansa putih. Kamar tersebut sangat luas dan saat dibuka gordennya, nampaklah pemandangan indah lautan di depannya. "Bagus 'kan?" tanya Bumi yang sudah membawa Lunar ke depan balkon untuk melihat secara langsung pemandangan di depannya. "Sangat bagus. Aku belum pernah ke sini dan melihat pemandangan seperti ini," seru Lunar memandang kagum ke arah depan. Tanpa dia duga, seseorang memeluknya dari belakang seraya menumpu dagu pada bahunya. "Aku senang jika kamu menyukainya. Di sini kita akan mulai semuanya, Lunar. Aku mau kita mencipta
Read more