Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Chapter 131 - Chapter 140

160 Chapters

Bab 131. Arta Mendengarnya

Sore hari, Lintang dan Arthur tiba-tiba mendapat kunjungan dari Alya dan Fala, yang baru saja datang dari Amerika."Apa kabar kalian?" tanya Alya sambil memeluk Lintang sebentar.Lintang pun membalasnya, "Kami baik-baik saja, bagaimana perjalanan kalian?" "Semuanya bagus, maaf kami sedikit terlambat, ada sedikit kendala dalam izin perpindahan Mas Fala," jawab Alya yang diangguki oleh Fala."Ada masalah? Bagaimana sekarang?" tanya Arthur.Fala menggeleng, "Tidak apa-apa, semuanya sudah selesai, aku dipindahtugaskan ke salah satu rumah sakit besar yang ada di Jakarta," katanya."Tadinya mereka akan memindahkannya ke rumah sakit di Singapura, tapi karena satu dan lain hal kami meminta untuk dipindahkan ke Jakarta saja," kata Alya menambahkan.Arthur mengangguk paham."Kalau begitu, silakan duduk dulu!" kata Lintang mempersilahkan mereka.Segera Alya dan Fala pun duduk. Alya terlihat menebar pandangannya ke dalam rumah."Bagaimana keadaan Raffa, ah! Maksudku Arta?" tanyanya dengan suara
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Bab 132. Arta Menerima Semuanya

Arthur berhasil mendobrak pintu kamar Arta dan mereka pun terkejut melihat kondisi kamar yang sudah porak-poranda dan Arta terduduk dan menangis di sudut kamar.Lintang segera maju dan memeluknya."Raffa, Sayang!" panggilnya."Aku bukan Raffa! Jangan panggil aku dengan nama itu!" sergah Arta dengan kasar menepis tangan Lintang."Arta, tolong, Nak! Tenang dulu, Sayang!" bujuk Alya."Dan aku juga bukan Arta! Kalian sebaiknya pergi dari sini!" teriaknya memberontak.Arta kemudian memberontak marah, dia memukuli siapa saja yang berusaha mendekatinya dan melempar apa saja."Pergi! Aku hanya sendiri! Kalian tidak boleh ada di sini! Kalian pergi saja!" teriak Arta, tangannya meraih sebuah vas bunga dan melemparkannya.Lintang yang hendak maju membujuk Arta pun terkena lemparan vas bunga itu namun dia mengabaikannya dan berhasil memeluk Arta dengan erat."Ini Mama, Sayang! Tolong jangan begini, kami semua menyayangimu! Kamu adalah putra berharga bagi kami semua!" "Lepas! Lepaskan aku! Kalian
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

Bab 133. Penolakan Arta

Lintang melihat kepergian Arthur sekilas, dia ingin bertanya namun kepalanya masih terasa pusing dan rasanya lemas untuk bicara banyak."Sepertinya kami harus pergi," kata Fala seraya merangkul bahu Aliya."Mama sama papa mau pergi ke mana?" tanya Arta mendongak, menatap keduanya dengan pandangan cemas.Alya segera menghampirinya."Tidak kemana-mana, Sayang, kami hanya pulang ke rumah. Kamu bisa main kapan pun kamu mau karena kami pun mulai sekarang aku tinggal di Indonesia," tuturnya tersenyum.Arta terlihat senang mendengarnya, dia pun mengangguk selagi Aliya mengusap kepalanya."Terima kasih untuk semuanya!" ucap Lintang dengan suara pelan.Alya pun mendekat dan memegang tangannya."Kita disatukan oleh Arta, aku harap ini akan terjalin selamanya!" ucapnya."Tentu saja! Ini momen yang sangat membahagiakan buatku!" balas Lintang."Rasanya tidak cukup terima kasih pada kalian berdua!" kata Candra menatap Fala dan Aliya dengan mata berkaca-kaca.Semua orang yang ada di situ mengerti de
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

Bab 134. Rahasia Yang Terbongkar

Sejak kejadian kemarin, Rani membatasi Layla agar tidak muncul dulu menemani Arta. Situasinya masih rancu karena Arta sepertinya menolak Arthur sebagai ayahnya."Jadi bagaimana mereka sekarang? Apa Nona Lintang baik-baik saja?" tanya Rani pada Mira, ketika menemani Layla belajar di teras belakang."Dia terluka tapi sepertinya tidak parah, dan Tuan Arta sendiri sudah menerimanya sebagai ibunya," jelas Mira dengan kening berkerut."Kenapa? Apa ada sesuatu yang lain?" tanya Rani melihat gelagat temannya itu."Tuan Arthur kemarin keluar terlebih dahulu dengan wajah sedih, rupanya Tuan Arta masih belum bisa menerima kenyataan jika dia adalah ayahnya," tuturnya seraya menarik nafas panjang. Dia sendiri tahu kisah mereka sewaktu di New York waktu itu, dimana ada wanita lain yang dekat dengan Arthur yang juga bertemu dengan Arta. Mungkin itu penyebabnya, gumamnya dalam hati. Arta mengira Arthur mengkhianati salah satu dari wanita yang dia sayangi."Ada cerita lain sebelum ini?" tanya Rani me
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

Bab 135. Si kembar Layla dan Arta 

Lintang seolah lupa untuk bernafas ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Rani. Matanya nanar menatap entah ke mana, pijakannya mulai goyah dan dia terjajar ke belakang."Nona!" seru Mira seraya cepat memburu ke arah Lintang dan memeganginya.Lintang seperti baru sadar dari lamunan, dia menoleh ke arah Mira yang menatapnya dengan sedih, lalu dia berbalik pada Rani yang berdiri di hadapannya dan sudah berlinang air mata."Apa yang kamu katakan, Rani? Jangan main-main dengan ucapanmu!" kata Lintang dengan suara bergetar.Rani tak menjawab, dia hanya tertunduk seraya menangis.Lintang melepas pegangan Mira dari lengannya dan berjalan mendekati Rani, lalu mencengkram bahu wanita itu."Katakan padaku! Apa yang kamu katakan barusan?" bentaknya pada Rani."Katakan sekali lagi dengan jelas! Aku ingin mendengarnya!" teriak Lintang seraya mengguncang bahu Rani.Rani menggeleng dan menangis tersedu-sedu."Tolong maafkan aku, Nona! Aku hanya berusaha menyelamatkannya, aku tidak bermaksud sama s
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

Bab 136. Membongkar Makam Layla

Apa yang terjadi hari ini sangat mengejutkan semua orang. Dan yang paling dibuat bingung adalah tentunya anak-anak, Layla dan Arta.Layla, antara bingung dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang selama ini dianggap sebagai ibunya, yaitu Rani."Tidak mungkin!" ucap Layla menggelengkan kepala, matanya mulai berkaca-kaca menatap Rani.Rani pun terisak sedih, dia tahu ini semua pasti akan sangat mengejutkan."Ini kenyataannya, Nak, Ibu dulu membawamu pergi dari rumah ini demi keselamatanmu," ucapnya mengelus pipi Layla.Arthur masih mencerna apa yang terjadi, dia menatap Layla dan Arta."Sebaiknya kita tenangkan diri kita masing-masing, apalagi anak-anak, mereka pasti butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Arthur, tatapannya berakhir pada Arta.Lintang mengangguk, begitu juga dengan Rani dan Mira."Papa harus tahu semua ini, atau bahkan Papa sebenarnya sudah tahu jika sebenarnya Layla tidak meninggal?" ucap Lintang."Tidak, Nona! Tuan Candra sama sekali tidak tahu
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

Bab 137. Makan Malam Yang Kaku 

Meski pada awalnya Lintang menyetujui untuk melakukan tes DNA terhadap Layla, tapi setelah melihat kedatangan dokter dan perawat ke rumah pemikirannya berubah. Dia takut jika kejadian masa lalu terulang lagi."Tidak bisa! Kita tidak perlu melakukan itu, aku yakin dia adalah anakku!" kata Lintang bersikeras.Arthur pun mengerti dengan perasaan Lintang yang mungkin merasa trauma pada masa lalunya, di mana Yasmin dengan kejam melakukan itu pada kedua anaknya."Tapi ini untuk kebaikan kita semua, Sayang!" bujuk Arthur.Lintang menggeleng, "Tidak! Jangan lakukan itu, aku tidak mau dia disakiti lagi!" sergahnya."Hanya itu satu-satunya jalan untuk membuktikan jika dia adalah putri kita!" kata Arthur lagi."Berapa tahun lalu mungkin terasa suram dan dia masih bayi merah, untuk kali ini kita melakukannya untuk kebaikan dia juga, Sayang!""Tapi aku tidak bisa ....""Aku mengerti dengan ketakutanmu, tapi kita harus melakukannya!" kata Arthur mengusap pipi Lintang dengan lembut."Mereka anak-ana
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

Bab 138. Arta Kabur

Layla terkejut ketika Arta menepis tangannya dengan kasar, raut wajahnya terlihat penuh amarah."Ada apa? Kenapa kamu begini?" tanya Layla."Aku ini Raffa, bukan Arta!" teriak Arta lagi, wajahnya yang merah padam kemudian basah oleh air mata."Apa kamu tidak ingin mengakui mereka sebagai orang tua kamu?" kata Layla heran."Kamu sendiri bagaimana? Kamu mau melakukannya? Apa kamu percaya pada mereka?" sergah Arta dengan nafas memburu menahan emosi.Layla tertegun, "Sebagai seorang anak yang dari kecil hidup berdua dengan ibu, aku bersyukur karena akhirnya aku menemukan kedua orang tuaku dan aku sangat gembira karena ternyata mereka sangat baik hati," ungkapnya terus terang.Arta berdecih, "Tapi tidak denganku! Aku membenci dia yang mengaku sebagai ayahku!" ucapnya geram."Kamu nggak boleh begitu! Bukankah Tuan Arthur juga sangat baik, kenapa kamu membencinya?" Arta terdiam."Kamu tidak tahu apa yang sudah dia lakukan!" ungkapnya pelan, dia terlihat mengepalkan tangannya kemudian kembal
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

Bab 139. Roti Dari Pak Satpam

Arta menyusuri jalanan sepi yang tampak gelap, hanya disinari cahaya lampu jalan seadanya dari pagar rumah warga atau dari lampu merkuri. Dia memperbaiki letak ranselnya sembari berjalan tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, dia merapatkan jaketnya demi menghalau udara dingin malam hari yang semakin menusuk tulang.Arta kemudian tertegun ketika hidungnya mencium aroma tanah menguar dengan kuat menyapa indra penciumannya."Kayaknya mau hujan," gumamnya seraya mendongak, langit tampak hitam pekat malam ini.Tak mau jika sampai kehujanan, Arta mempercepat langkahnya. Dia lalu mengeluarkan kartu nama yang diberikan Fala pada Lintang tempo hari, dan Arta dengan diam-diam mengambilnya. Ketika dia tengah membaca alamat di kartu nama itu, tetesan air jatuh di kartu itu. Arta pun mendongak dan melihat hujan mulai turun, gerimis pada awalnya namun kemudian semakin membesar hingga akhirnya menjadi besar dalam waktu sekejap."Astaga!" Arta pun berlari mencari tempat berteduh dan langkahnya samp
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

Bab 140. Mencari Arta (Lagi)

Lintang dan Arthur terbangun dengan suara ketukan, tepatnya pukulan keras di pintu kamar mereka disertai suara teriakan keras Mira memanggil mereka."Nona! Tuan! Tuan Arta hilang!"Seketika kantuk pun lenyap karenanya, Arthur dan Lintang saling pandang dengan mata membelalak."Astaga! Apa yang terjadi?" Lintang cepat-cepat menyambar jubah tidurnya dan segera membuka pintu, begitu juga dengan Arthur.Ketika pintu dibuka, tampak Mira masih mengetuk pintu dengan panik dan terkejut ketika melihat pintunya terbuka. "Tuan Arta tidak ada di kamarnya!" serunya dengan wajah pucat dan panik."Apa maksudmu?" tanya Lintang sembari berlari menuju kamar Arta. Arthur sudah melesat terlebih dahulu ke sana.Dan ketika mereka tiba di kamar Arta, ketiganya mendapati Candra dan Wawan berdiri di depan jendela yang terbuka. Dengan jalinan kain sprei panjang terjuntai sampai ke bawah. Para pegawai berkumpul di bawah sana dengan ekspresi sama terkejutnya. Lintang terjajar ke belakang sambil memegangi dada
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status