Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Chapter 111 - Chapter 120

160 Chapters

Bab 111. Raffa mau jadi Arta

Apa yang menjadi kebahagiaan terbesar Lintang adalah kembali bertemu dengan anak semata wayangnya. Dan setelah melewati serangkaian peristiwa buruk dan penuh air mata, akhirnya itu terjadi. Kembali penuh dengan tangisan, hanya saja kali ini adalah tangis bahagia."A-Arta ...," bisik Lintang menutup mulutnya ketika dia melihat Raffa yang terbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, matanya terpejam dengan selang oksigen di hidungnya dan jarum infus di tangan kecilnya. Ingin sekali dia masuk ke sana dan memeluknya erat melepas kerinduan yang selama 5 tahun ini menghantui setiap tidur malamnya. Namun itu tidak bisa dia lakukan sekarang ini, mereka harus cukup puas melihatnya dari balik kaca. Satu hal yang membuat Lintang semakin tergugu, mengingat dia pernah membenci sosok anak itu, karena mengira dia adalah anak Arthur dan Hazen. Nyatanya ..."Sayang ...." Arthur datang mendekat, Lintang langsung berbalik dan menabrak dada suaminya dan meredam tangisnya di sana. Arthur pun memeluk
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Bab 112. Shock Terapi

Lintang melepaskan pelukannya sambil mengusap air mata di wajahnya. Dia tertawa kecil ketika Arta turut membantunya. "Permisi," Seorang suster datang dan masuk ke dalam ruangan.Lintang pun mengerti, dia mundur sejenak memberi ruang pada suster itu untuk memeriksa Arta. Anak itu pun tampak tenang dan menurut saja. "Bagaimana kondisinya, Suster?" tanya Lintang.Suster itu tersenyum, "Masa pemulihan Raffa lebih cepat dari yang kami bayangkan, jika terus seperti ini, mungkin dokter akan mengizinkan pulang selama beberapa hari ke depan."Syukurlah!" desah Lintang lega. Suster itu lalu permisi dan keluar dari kamar. Lintang kembali duduk di kursi di dekat Arta."Aku nggak sabar untuk pulang ke rumah!" kata Arta senang. Lintang mengangguk, "Ya, kamu akan segera pulang!" sambungnya dengan senyum sendu di wajahnya. Ketika itu Alia datang dan menghampiri mereka. "Ada kabar baik?" tanyanya begitu melihat wajah kedua orang ibu-anak itu tampak gembira.Lintang pun tersenyum, seraya menatap
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 113. Peninggalan Hazen

Arthur membuka mulutnya tanpa tahu harus mengatakan apa. Apa yang didengar dari Bram membuat jantungnya benar-benar berhenti dan seolah ada balok besar yang memukul dadanya. Arthur tak mampu lagi mendengarnya, tangannya seolah tak bertenaga dan terkulai jatuh begitu saja, tak mempedulikan ponselnya yang jatuh ke lantai dengan keadaan masih menyala dengan sambungan telepon dari Bram."Hazen ...," bisiknya dengan dada penuh dengan perasaan sakit dan sesak. Air matanya pun tak mampu dibendungnya. Hingga akhirnya Arthur menangis dengan tangan menyangga kepalanya. "Maafkan aku, Hazen! Maafkan aku!" bisiknya lirih.Hazen menembak dirinya sendiri, karyawannya di bengkel menemukannya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Sebelumnya dia mengalami keguguran beberapa minggu lalu, diduga dia depresi dan akhirnya memilih mengakhiri hidupnya.Itulah yang dikatakan oleh Bram tadi. Keguguran? Apa itu artinya dia hamil olehnya?Arthur merasa terpukul dan dipenuhi perasaan bersalah. Kenapa dia tak men
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 114. Janji

Arthur pulang ke rumah hari ini, kondisinya terlihat lebih baik meski masih memakai kursi roda untuk berjalan agak jauh. "Bagaimana kondisimu?" tanya Candra menepuk bahu menantunya itu. Saat ini mereka sedang berada di teras belakang yang langsung berhadapan dengan danau.Arthur tersenyum, "Lebih baik, Tuan," jawabnya.Candra terkekeh seraya menggelengkan kepalanya. "Kenapa kamu masih memanggilku 'tuan'?" ujarnya heran di samping merasa geli mendengarnya.Arthur mengedikkan bahu, "Rasanya aneh jika aku memanggil 'ayah'," balasnya.Candra terbahak, "Ya, terserah saja lah!" tukasnya. Mereka kemudian terdiam menatap permukaan danau sore itu, yang terlihat cantik karena sinar matahari jatuh di atasnya. "Kapan kalian akan kembali?" tanya Candra memecah kesunyian.Arthur menghela nafas, "Segera, tapi Arta masih harus rutin memeriksakan kesehatannya," jawabnya, "kami lebih memilih membiarkan dia pulih sepenuhnya!" tambahnya.Candra mengangguk mengerti. Kehilangan Arta dulu membuat mereka
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 115. Mengumpat Author

Candra berniat menjenguk Arta untuk terakhir kali sebelum dia kembali ke Indonesia sore harinya. Maka, ditemani oleh Arthur dan Lintang, lelaki tua itu pun menuju rumah sakit. "Kalian datang!" sambut Alia saat membuka pintu ruang perawatan Arta. "Ya, Ayahku akan kembali sore ini, jadi dia meminta untuk kemari terlebih dahulu," kata Lintang seraya memeluk Alia sebentar."Wah, benarkah? Kenapa cepat sekali, Tuan?" tanya Alia sambil tak lupa menyalami tangan pria tua itu.Candra terkekeh, "Ya, ada banyak pekerjaan menyebalkan yang masih harus kuurusi di sana!" ujarnya dengan nada lelah, "anak menantuku masih di negeri orang!" tambahnya yang sontak membuat Alia tergelak, sementara Lintang hanya menggeleng sambil menatap datar pada ayahnya itu."Kakek!" seru Arta gembira begitu melihat Candra muncul. Candea terkekeh, "Apa kabar cucuku?" katanya sambil merangkul Arta dan memeluknya erat. Lintang dan Alia tersenyum melihatnya."Aku sehat, Kek!" sahut Arta dengan wajah berseri-seri. "Ya,
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 116. Awal Kebencian Arta

Candra berangkat sore ini, Arthur dan Lintang mengantarnya ke bandara. "Jangan terlalu lama, pulanglah secepatnya!" kata Candra memeluk Lintang.Mira yang berdiri di samping Candra pun mengangguk, "Iya, Nona, Tuan, aku pasti akan merindukan kalian dan juga Tuan Arta," timpalnya.Lintang mengangguk, "Akan kami usahakan," ucapnya tersenyum, "Arta masih harus menyelesaikan rawat jalan dan juga sekolahnya sebentar lagi selesai untuk Kindergarten-nya musim ini, jadi mungkin kami akan kembali 2 atau 3 bulan lagi," jelasnya menahan tawa. Candra membelalak, "Itu terlalu lama!" protesnya tidak senang.Arthur tersenyum melihat Lintang yang sengaja menggoda ayahnya itu. Mira pun menahan tawa melihat wajah Candra yang mengkerut karena cemberut."Tidak selama itu, Tuan, kami akan pulang bulan depan!" ralatnya menggeleng seraya merangkul bahu Lintang.Candra mendengus, "Aku tak sabar untuk kembali berkumpul dengan kalian, andai saja Arta tidak sakit, alasan sekolah itu tidak masuk akal buatku!"
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 117. Hidup tanpa Raffa

Arthur berlutut di depan batu nisan Hazen, melihat foto gadis itu yang tersenyum lebar dan ceria, dan rambutnya yang keriting mengembang alami membingkai wajahnya yang mungil. Teringat pertemuan pertamanya ketika Hazen menjemputnya di bandara, Arthur tak menyangka sama sekali gadis bertubuh ramping dan mungil itu adalah seorang agen."Kau ingat pertemuan pertama kita?" ucap Arthur tersenyum, "sikapmu menyebalkan sekali, aku hampir tidak mau memiliki partner sepertimu!" Arthur mengenang semua kebersamaan mereka berdua, termasuk saat bermain bertiga dengan Raffa. Air matanya pun jatuh berlinang."Dia membenciku, Hazen, dia berpikir aku sudah mengkhianatimu dengan Lintang saat ini, dan aku merasa semakin jauh menjangkau kepercayaannya padaku!" ungkapnya terisak lirih."Tolong bantu aku, Hazen, tolong beri pengertian pada Arta kalau aku ini ayahnya!" Arthur menempelkan kepalanya pada nisan Hazen. Dia putus asa, untuk pertama kalinya dia merasa rendah diri dan takut, itu karena Arta.Seb
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

Bab 118. Pendekatan

Pagi ini Fala dan Alia berencana untuk mulai membiasakan Arta sepenuhnya dengan Arthur dan Lintang. Mereka sama sekali tak datang berkunjung bahkan sejak kemarin."Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Arthur ketika berbicara dengan Alia dan Fala di luar kamar Arta. Mereka memperhatikan Arta yang sedang ditemani oleh Lintang di dalam. Fala tahu perasaan Arthur, wajahnya yang selalu keras dan penuh percaya diri saat ini terlihat seperti anak kecil yang panik hendak naik ke panggung."Jangan khawatir, dia akan terbiasa," ucapnya Fala menepuk bahu Arthur, "kita pun harus mengekang perasaan agar semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana," lanjutnya dengan suara melemah. Alia mengusap bahunya dengan lembut.Arthur yang tengah fokus memandangi Arta pun menoleh pada Fala. Mereka berdua sama-sama pria dan seorang ayah. Fala sangat menyayangi Arta dan tentu tidak mudah melepaskan anak yang sudah dirawat sejak bayi. Bahkan bisa dilihat sejak waktu itu, Fala-lah yang yang bersikeras mempertah
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

Bab 119. Melindungi Arta

Beberapa hari berlalu, Arta terlihat mengalami perubahan sikap terhadap Arthur. Meski belum sepenuhnya terbuka, tapi dia sudah tak lagi menolak keberadaan pria yang sebenarnya adalah ayahnya itu ada di sisinya. Karena dia terus kalah dalam permainan apa saja yang mereka jadikan taruhan. "Hari ini kalian mau main apa lagi?" kata Lintang berkacak pinggang, sudah beberapa hari pula dia ditugaskan membeli berbagai permainan untuk kedua 'ayah-anak' itu. Arthur tersenyum, dia lalu melirik Arta. "Menurutmu apa?" tanyanya.Arta mendengus, dia selalu kalah dalam permainan apapun. Padahal dia sendiri yang memilihnya. "Nanti saja kalau aku sudah sembuh!" ujarnya ketus.Arthur merapatkan bibirnya menahan tawa geli, begitu juga Lintang."Baik, sepertinya untuk sekarang dan seterusnya sampai kamu menang, mau tidak mau kamu harus ikut bersama kami!" kata Lintang mengerling.Arta mengerjap, "Apa maksudnya?" tanyanya cemberut.Lintang mencondongkan tubuhnya ke arah Arta, dan tersenyum. "Kamu akan
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

Bab 120. Perpisahan

Arthur pergi sebentar untuk membeli makanan untuk mereka, sementara Lintang sedang berada di toilet. Alia dan Arta terlelap di ranjang. Ketika itu pintu kamar terbuka perlahan, dan seseorang masuk dengan langkah pelan. Kakinya yang memakai sepatu boots menapaki lantai tanpa suara. Dia menutup pintu dengan hati-hati dan kemudian melangkah mendekati ranjang. Tangan itu mengeluarkan sesuatu dari balik jaket jeans-nya yang kumal. Sebuah pisau. Lintang yang keluar dari toilet, menangkap bayangan dari balik tirai. Matanya melotot kaget melihat Alia dan Arta masih terlelap di sana, lalu siapa itu?Dan matanya semakin terbelalak ketika melihat bayangan itu mengacungkan tangannya dengan siluet sebuah benda. Pisau?!"Siapa kau?" Lintang memberanikan diri bersuara meski dengan gemetar ketakutan.Bayangan itu terhenti seperti kaget, dia menoleh ke arah Lintang yang masih terhalang oleh tirai. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lintang lagi selagi dia mendekat dan mencoba menjangkau tasnya,
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status