Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Chapter 121 - Chapter 130

160 Chapters

Bab 121. Kamar Untuk Arta

*Flashback On* - Indonesia, Seminggu sebelum kepulangan Lintang, Arthur dan Arta.Candra baru saja memeriksa kemajuan pekerjaan para pegawai yang sedang mengerjakan kamar untuk Arta. Kata Lintang, mereka akan datang dalam seminggu mendatang, oleh karena itu Candra pun meminta agar kamar itu selesai H-3 sebelum anak-cucu dan menantunya datang."Tuan, mau teh hangat?" Mira muncul membawa nampan berisi teh saffron kesukaan Candra dan satu toples kue kering untuk kudapan sore itu."Ya, letakkan saja disitu," kata Candra seraya duduk dengan lega di kursi istimewanya. Mira meletakkan nampan itu di atas meja di dekatnya, menuangkan teh itu ke dalam satu cangkir dan menyerahkannya ke tangan Candra."Terimakasih," ucap Candra, matanya menyipit melihat warna teh yang terlihat cantik coklat keemasan dengan helaian saffron di dalamnya. Aromanya begitu menenangkan dan dia suka menghirupnya lama-lama.Mira tersenyum dan hanya diam memperhatikannya. Pria tua yang usianya hampir memasuki masa-masa
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

Bab 122. Layla

Mira terkejut begitu melihat siapa wanita itu, tak lain adalah temannya dulu sesama pelayan di rumah Adiwilaga. Hanya saja sekarang dia berubah, kelihatan sedikit lebih tua dengan pakaian yang lusuh dan seadanya."Mira!" ucap Rani tak kalah terkejut dan dia terlihat gugup dan menarik anaknya untuk mendekat padanya. Seolah melindunginya dari pandangan Mira. Mira memperhatikan temannya itu, sepertinya dia sudah menikah dan punya anak. "Dia anak kamu?" tanya Mira, sedikit canggung. Padahal dia ingin sekali memeluk temannya itu melepas rindu karena sejak 5 tahun lalu Rani tiba-tiba saja menghilang dari rumah Adiwilaga.Rani mengangguk tanpa berani melihat ke arah Mira, dia terlihat tidak tenang. "Dia siapa, Ibu?" tanya anak itu mengintip dari balik tubuh Rani.Mira menunduk dan melihatnya, dia mencondongkan tubuhnya dan tersenyum."Halo, aku teman lama ibu kamu, namanya siapa?" tanya ramah. Namun dia tertegun ketika melihat mata anak itu."Aku-""Namanya Tari!" potong Rani cepat, anak
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

Bab 123. Layla Pulang

Mira kembali pada Candra yang menunggunya di dalam mobil, lelaki tua itu tampak sumringah begitu melihat Mira datang."Sudah kamu kasih?" tanyanya terlihat tak sabar, ketika gadis itu masuk ke dalam mobil.Mira mengangguk, "Sudah, Tuan, dia mengucapkan terimakasih!" jawabnya tersenyum.Candra terlihat lega mendengarnya, "Syukurlah! Aku terbayang terus wajah sedih anak itu," kekehnya pelan.Mira sendiri tertegun, dia juga merasakan hal yang sama. Dia bisa saja berspekulasi sembarangan, tapi masa sih?!Sudah jelas-jelas jika Layla dimakamkan di halaman belakang rumah Adiwilaga, bukan?Candra pun memerintahkan sopir untuk membawa mereka pergi dari situ dan pulang ke rumah. Wajahnya terlihat bersemangat sekali, tak peduli berapa uang yang dia habiskan barusan hanya untuk membeli keperluan Arta dan mainan saja. Dia benar-benar ingin menyambut cucunya itu dengan sebaik-baiknya, bahkan seandainya Arta menginginkan mainan lain, sepertinya dia tidak akan segan memborong semua isi toko tadi."K
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

Bab 124. Tari alias Layla

Rani merasa dia tengah bermimpi saat ini, bisa kembali ke rumah Adiwilaga. Dipeluknya Layla dengan penuh haru tapi dia tidak boleh menangis dan membuat semua orang curiga."Ini kamar kalian, aku sudah menyiapkan semuanya termasuk kasur untuk Tari," kata Mira tersenyum, tak sabar menunggu reaksi Rani dan juga Tari.Dan benar saja ketika dia membuka pintu kamar itu, Tari memekik gembira melihat kamar yang akan dia tempati dengan ibunya, bernuansa lembut dengan warna cat pink dan biru muda favoritnya."Lihat! Itu Putri Sofia!" teriaknya gembira menunjuk lemari pakaian khusus untuk dia sendiri.Tari melepaskan diri dari Rani dan berlari memasuki kamar dengan riang. Anak itu melompat-lompat dengan gembira di atas tempat tidur.Rani tersenyum sendu melihatnya, merasa miris dan juga hatinya terasa sakit karena seharusnya Layla mendapatkan semua fasilitas yang lebih mewah itu dari kakeknya."Hati-hati, Tari, nanti kamu jatuh!" tegur Rani.Tari terkekeh, dia lalu menjatuhkan diri dan berbaring
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Bab 125. Mata Indah Layla

Candra terlihat gelisah menerima kabar dari Lintang jika mereka mendapat teror dari Wira. Dan mereka secepatnya akan pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan."Ada apa, Tuan?" tanya Mira melihat Candra begitu tidak tenang."Mereka akan pulang secepatnya, ada kejadian teror dari Wira!" jawab Candra dengan dahi berkerut dalam.Saat itu Rani yang sedang melakukan tugasnya di dekat mereka, seketika tertegun dan menoleh cepat ke arah Candra."Maksud Anda, Tuan Wira?" tanya Mira terlihat sekali jika temannya itu pun memasang wajah penuh kekhawatiran.Candra mengangguk, "Ya, aku harus menyiapkan semuanya dan memastikan semuanya aman begitu mereka tiba di sini!"Mira pun mengangguk lalu mengikuti Candra secepatnya menuju ke ruang kerjanya.Sementara itu, Rani yang mendengar pembicaraan itu pucat seketika. Jantungnya serasa berhenti dan tubuhnya terasa lemas."Apa dia benar-benar masih mengincar kami? Bahkan dia mengejar Nona Lintang ke luar negeri!" Rani pun teringat pada Layla, d
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Bab 126. Tanda Lahir

Oleh karena memikirkan Arta, Candra tidak bisa tenang selagi menunggu kedatangan cucunya itu. Dia mengerahkan semua anak buahnya demi keamanan mereka sejak dari bandara nanti sampai ke rumah. Dan semua kesibukan itu membuatnya abai akan kesehatan dan jam istirahatnya.Seperti sore itu, Candra hendak berdiri dari kursinya namun mendadak kepalanya pusing serta dadanya terasa sakit. Dia pun limbung dan kembali jatuh terduduk di kursinya."Tuan Candra!" seru Layla yang kaget melihat pria tua itu tampak menahan sakit.Candra yang tengah mengatur nafas sembari memegangi dadanya membuka mata dan mendapati Layla berdiri di hadapannya dengan wajah khawatir."Tari," ucap Candra dengan nafas terengah."Tuan kenapa? Apa Tuan sakit? Apa perlu aku panggilkan Ibu?" tanya Layla.Antara menahan sakit dan juga merasa lucu melihat wajah Layla, Candra pun tersenyum."Ya, tolong panggilkan entah itu ibumu ataupun pelayan yang lain," pinta Candra.Layla pun mengangguk, dia melesat ke ruangan belakang menca
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Bab 127. Lintang Bertemu Layla

Hari ini adalah kedatangan Arthur dan Lintang, Candra pun terlihat sibuk dan bersiap untuk menyambut anak cucu dan menantunya itu."Aku akan ke bandara menjemput mereka, kalian bersiaplah di sini!" perintah Candra pada Rani dan juga pelayan yang lainnya."Baik, Tuan!" sahut mereka semua.Candra pun segera pergi, Mira sejenak menoleh pada Rani sebelum kemudian mengikuti majikannya itu.Rani terdiam menatap kepergian mereka, dia lalu menoleh pada Layla yang berdiri di sampingnya.Orang tuamu akan segera datang, ucap Rani dalam hati.Hatinya terasa sedih mengingat jika Layla akan bertemu dengan Arthur dan Lintang dan dia memikirkan apa mereka akan mengenali putrinya itu atau tidak."Ibu kenapa sedih?" tanya Layla mengguncang tangan Rani.Rani lalu merendahkan tubuhnya sejajar dengan Layla."Tidak, Sayang. Sekarang mari kita siap-siap, sebentar lagi Tuan Arta kecil akan datang!" katanya.Mata Layla pun membulat sempurna, membuat Rani tertegun melihatnya. Dia pernah melihat foto masa kecil
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Bab 128. Layla Dan Arta

Lintang tidak bisa memalingkan pandangannya dari wajah Layla, ada sesuatu yang tidak bisa dia mengerti yang bergumul dan menyesakkan dada.Layla mendongak menatap mereka."Selamat datang Tuan dan Nyonya," ucap Layla sambil mengangguk hormat pada Lintang dan juga Arthur.Semua yang ada di situ sejenak terdiam seolah terpukau dengan kesopanan Layla. "Ya, terima kasih, Nak. Kamu sangat sopan!" kata Arthur tersenyum sembari mengusap kepala Layla yang tersenyum membalasnya.Layla kemudian menoleh ke arah Lintang dan wanita itu seolah tersadar dari lamunan lalu tersenyum dengan gugup."Kamu manis sekali, Sayang!" puji Lintang."Terima kasih banyak, Nyonya!" balas Layla."Baiklah, mungkin sebaiknya kalian berkenalan," kata Candra melambai ke arah Arta."Arg--ah! Maksudku Raffa!" Candra hampir kelepasan bicara memanggil Raffa dengan nama aslinya.Lintang dan Arthur pun menelan saliva mendengarnya."Ini Tari, kalian mungkin bisa menjadi teman bermain selama di sini!" kata Candra tersenyum.Ar
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Bab 129. Nona Layla

Mira menatap Rani lekat-lekat, berharap dia mendapatkan jawaban sesuai keinginannya."Apa yang kamu mau dengar, Mira? Tari adalah anakku!" kata Rani."Kamu pikir aku tuli, Ran?" geram Mira."Aku dengar dengan jelas Tari menyebut namanya sendiri dengan nama Layla!" katanya mengguncang bahu Rani."Bukankah ini tidak kebetulan jika usia Tari pun bahkan sama dengan Tuan Arta, sementara saat kelahiran mereka, kamu bahkan masih bersamaku dan memegang mereka saat bayi!" tegas Mira menekan suaranya."Tolong jangan menyangkal, Rani! Ini semua menyangkut masa depan Layla juga, dia harus tahu orang tuanya Tuan Arthur dan Nona Lintang, juga tuan Candra harus tahu jika Layla masih hidup!"Mendengar itu Rani pun tergugu dia membekap mulutnya menahan tangis."Aku menyayangi dia, Mira, dia sudah seperti anakku sendiri!" ungkapnya menangis.Mira pun terjajar ke belakang, jantungnya seolah berhenti mendengar pengakuan Rani, dia menatap temannya itu dengan rasa tak percaya."Jadi benar dia adalah Layla
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Bab 130. Sekolah

Pertemuan Arta dan Layla di meja makan terlihat sedikit kaku, Arta menatap Layla dengan kesal sementara anak perempuan itu sendiri mengacuhkannya.Pemandangan itu membuat para orang dewasa merasa geli dan lucu melihatnya."Hei, apa yang terjadi di sini?" kata Arthur."Mungkin dia masih kesal karena kemarin aku bisa memanjat pohon sementara dia tidak!" kata Layla sambil memegang gelas susunya."Sayang, jangan begitu!" tegur Rani."Kenapa, Ibu? Aku bicara sebenarnya!" jawab Layla.Rani tersenyum canggung mendengarnya."Kamu 'kan sudah belajar naik pohon, kenapa masih tidak bisa? Sekarang kamu malah marah padaku!" kata Layla menatap datar ke arah Arta."Aku tidak marah!" ujar Arta ketus, terlihat wajahnya merah padam."Sudah! Kalian akan berangkat sekolah bersama, jadi jangan bertengkar!" sela Lintang tersenyum gemas."Iya, Nona!" sahut kedua anak itu.Rani tertegun mendengarnya, merasa miris mendengar jawaban Arta dan Layla, mereka sama-sama tidak tahu jika Lintang adalah ibu kandung me
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status