Semua Bab Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Bab 101 - Bab 110

160 Bab

Bab.101 Rencana Mira

Lintang merasa langkahnya melayang tanpa tenaga, pikirannya terasa kosong. Hanya wajah Arta yang ada di dalam kepalanya. Sekian lama berpisah, bertahun-tahun pencarian, dan hanya tinggal sejengkal saja untuk bisa memeluk kembali putranya. Namun Tuhan masih menghalangi jalannya dengan membuat Fala berdiri tegak di antara dia dan Arta.Pria itu menolak untuk memberikan akses pada Lintang bahkan untuk sekedar melihatnya."Nona ...." Mira terisak lirih melihat Lintang, dia bisa merasakan hancurnya hati wanita itu setelah apa yang terjadi barusan."Sekarang apa yang harus aku lakukan, Mira? Hidupku sia-sia jika tak bisa memeluk Arta lagi," ucap Lintang, matanya menatap kosong entah kemana, sementara wajahnya sudah dingin dengan air mata yang mengering sejak tadi."Jangan putus asa, Nona! Kita harus terus meyakinkan Tuan Fala agar memberi kesempatan padamu bertemu Tuan Arta!" kata Mira mengusap air matanya, dan memegangi Lintang yang seolah berjalan tanpa nyawa.Mira lalu membimbing Lintang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab. 102 Putus Asa

Hazen membantu Arthur merapikan bekas makan malamnya, dan menyingkirkannya ke dekat pintu agar petugas lebih gampang mengambilnya. "Bagaimana sekarang?" tanya Hazen memperhatikan Arthur."Sedikit lebih baik, hanya saja masih terlalu buram untuk melihat di waktu malam seperti ini," jawab Arthur mengerjapkan matanya. "Serpihan itu menyebabkan retinanya terluka, jadi kau butuh waktu untuk pemulihan," kata Hazen.Arthur terdiam seraya merebahkan kepalanya di bantal, matanya menatap kosong entah kemana. Hazen menghela nafas panjang, ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu. "Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Hazen seraya duduk di samping Arthur, mengusap lengan lelaki itu dengan lembut.Kembali Arthur menarik nafas berat, "Aku akan mencari Arta, setelah kejadian ini mungkin akan lebih mudah bagiku keluar dari pekerjaan," jawabnya setengah melamun, "sepertinya doaku dikabulkan, Tuhan memberiku luka ini agar aku punya alasan bagus untuk atasan," lanjutnya seraya tertaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab. 103 Hazen Yang Rapuh

"Hazen!"Langkah Hazen terhenti dan ia berbalik ke belakang. Tampak Bram tengah berjalan ke arahnya, dan berhenti hanya beberapa langkah sehingga mereka pun berdiri berhadapan. "Boleh aku bicara sebentar?" ucap Bram.Hazen terpaku, tapi lalu dia mengangguk mengiyakan. Maka Bram pun mempersilahkan Hazen untuk melangkah terlebih dahulu dan dia mengikuti satu langkah di belakangnya.Kantin rumah sakit tampak lengang malam ini, hanya terlihat beberapa orang suster jaga dan staff yang masih ada menghabiskan jam kerja mereka. Bram dan Hazen menuju ke sudut kantin yang sedikit tenang dari lalu lalang orang-orang."Silahkan!" kata Bram seraya membantu menarik salah satu kursi untuk Hazen.Hazen seharusnya bersikap dingin dan angkuh seperti biasa, hanya saja saat ini hatinya sedang rapuh, maka perhatian sedikit saja terasa sangat berarti baginya. Membuatnya kembali tergugu dan menangis dalam diam. Bram sebentar berbalik, berjalan menuju kasir dan meminta minuman untuknya dan Hazen. Dan dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab 104. Tekad Arthur

Lintang baru saja terbangun ketika Mira muncul memasuki kamarnya, dia meringis merasakan denyut sakit di kepalanya. "Selamat pagi, Nona," sapa Mira dengan riang, tangannya membawa nampan berisi roti panggang coklat dan segelas susu hangat."Aku baru bangun, Mira, masa iya langsung makan!" ujar Lintang terkekeh pelan, matanya bahkan belum sepenuhnya terbuka.Mira tertawa kecil menanggapinya, "Tak apa, hari ini Nona harus bangun dan berdandan cantik!" katanya menusuk pipinya sendiri dengan telunjuk dan bertingkah menggemaskan seperti gadis di film Korea.Lintang tertawa gemas melihatnya, "Mau ada acara apa memangnya? Apa Bram melamar kamu?" katanya.Mira malah mendengus pelan, "Ah, Nona, malah kesitu larinya!" gerutunya dengan wajah merah padam.Lintang tergelak, "Kenapa? Bukankah kalian memang sudah lama pacaran? Jangan kira aku nggak tahu, lho!" kekehnya seraya menyibak selimut dan menurunkan kedua kakinya dari tempat tidur.Langsung saja wajah Mira semakin merona bak udang rebus. "N
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab. 105 Rujuk

Arthur mengantar Lintang ke kamarnya untuk beristirahat, namun mereka sedikit gugup karena Candra memperhatikan mereka dari kejauhan."Mungkin sebaiknya kamu ikut masuk saja, aku tak mau Ayah curiga kalau kita tidur pisah kamar!" ucap Lintang ketika Arthur hendak berbalik begitu mencapai ambang pintu. Arthur terhenti, dia menatap Lintang dengan gamang. "Aku tidak mau mengganggu, tak apa jika kamu keberatan, aku bisa tidur di depan perapian nanti!" kata Arthur keki.Lintang memperhatikannya, laki-laki itu terlihat canggung dan tak berani menatap meski saat ini mereka berdiri berhadapan. Lintang melihat melalui bahu Arthur, dilihatnya Candra hanya tersenyum-senyum ke arah mereka sambil mengobrol dengan Bram dan Mira."Ayah masih memperhatikan kita," ucap Lintang mendongak menatap Arthur, membuat mata mereka bertemu pandang hanya dengan jarak beberapa jengkal.Arthur terdiam, dia menelan saliva dengan gugup. "Apa kamu tidak mau melakukan sesuatu?" kata Lintang merendahkan suaranya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab. 106 Mengejar Arta

Alia menatap suaminya dengan tak percaya, ketika dia mengatakan akan membawa Raffa jauh dan pergi dari kota itu. Untuk menghindari Arthur dan Lintang."Apa ini benar?" tanyanya dengan gamang.Fala mengeraskan rahangnya, "Mereka tidak akan bisa mengambil Raffa dari kita, Alia! Tidak akan pernah!" sergah meninggikan suaranya.Alia terkejut dengan sikap Fala yang biasanya selalu tenang, tapi kali ini laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama 8 tahun itu terlihat bingung dan berapi-api. Alia mengira hanya dirinya saja yang berpikir sejauh itu, tapi ternyata Fala jauh lebih nekad."Tapi bagaimana dengan kondisi Raffa?" ucap Alia lirih, "kamu bilang jika Raffa memang membutuhkan donor, maka hanya ayah kandungnya saja yang bisa menolongnya," lanjutnya pedih.Fala terdiam. Tangannya mengepal menahan gejolak emosi yang bergejolak di dadanya. "Aku akan mencari pengobatan lain bagaimanapun caranya, walaupun itu harus membuatku jatuh miskin, akan kuberikan semuanya agar Raffa bisa sembuh!" te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Bab. 107 Alia Ibunya Raffa

"Siapa kalian?" tanya Arthur pada sepasang pria dan wanita berwajah bule yang muncul dari balik pintu.Kedua orang yang tampaknya suami istri itu saling pandang sejenak. "Kami keluarga Stone, apa ada yang bisa kami bantu?" jawab si pria.Ganti Lintang dan Arthur yang menoleh satu sama lain. "Bukankah ini rumah keluarga Fahrian?" tanya Lintang tak percaya.Si wanita dengan mata biru itu menggeleng, "No! Kami sudah tinggal disini sejak 3 tahun lalu, apa ada masalah dengan itu?" jawabnya langsung bertanya.Arthur mengerutkan kening, tidak mungkin jika Rey salah memberikan informasi. Pemuda itu juga tidak akan berani main-main dengannya. Matanya lalu memperhatikan gerak-gerik pasangan muda yang ada di hadapannya dengan jeli."Bagaimana ini?" ucap Lintang sedih, dia tampak putus asa.Arthur merangkul bahunya untuk menenangkannya. Dia lalu tersenyum lebar pada kedua orang itu."Ah ya, maaf! Sepertinya kami salah alamat, permisi!" katanya sambil menarik bahu Lintang untuk pergi meninggalkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Bab. 108 Rencana Fala

Arthur menepikan mobilnya untuk menghindari kecelakaan. Ditatapnya Hazen dengan sorot mata tak percaya dengan apa yang dikatakan gadis itu."Tolong jangan bercanda, Hazen! Jangan berbohong hanya untuk membuatku senang!" sergah Arthur. Hazen terisak lirih, "Raffa itu Arta! Dia anakmu dan Lintang yang selama ini kalian cari!" Arthur membeku dengan mulut ternganga seolah lupa untuk bernafas."Ap-apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya tertawa di sela tangisannya.Arthur meremas rambutnya dengan geram, berteriak kencang sambil memukul kemudi melampiaskan perasaan yang entah harus bagaimana mengatakannya.Bayangan Raffa yang selalu tersenyum tertawa riang menyambut kedatangannya, bagaimana celotehan lucunya ketika bercengkrama, hangat tubuh mungilnya ketika dalam pelukannya seolah menjadi magnet yang menghisap habis semua lelah dan kegundahan hatinya selama ini. Dan mengetahui apa yang terjadi pada Raffa sekarang ini, dimana kini tubuh sekecil itu harus menjalani prosedur berat untuk men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Bab. 109 Lintang Tegas pada Hazen

Arthur dan Hazen kembali dengan membawa Alia bersama mereka. Lintang yang terkejut ketika melihat Hazen kali ini tak ambil pusing lagi, karena perhatiannya jatuh pada wanita yang dibawa oleh mereka."Siapa dia?" tanyanya ketika Arthur mendekat dan memeluknya. Arthur melihat sejenak ke arah Alia yang tertunduk dalam duduk di kursi."Dia ibu angkat Arta," jawabnya lirih.Lintang seketika membeku, dengan wajah memerah menahan tangis, dia berjalan menghampiri Alia dan berlutut di hadapannya."Apa yang kau lakukan? Tolong jangan seperti ini!" tepis Alia sambil ia sendiri menjatuhkan diri dan terduduk di lantai menghadapi Lintang.Arthur dan Hazen terdiam melihat pemandangan itu. Candra dan Mira yang baru saja masuk pun turut bungkam melihatnya.Lintang mengatupkan kedua tangannya sambil berurai air mata, memohon pada Alia. "Aku tahu kamu juga orang baik, kita juga sebagai sesama ibu bisa saling merasakan satu sama lain," ucapnya seraya menangis, "aku mohon, kembalikan anakku!" ratap Lint
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya

Bab. 110 Menjemput Arta

Arthur memperhatikan kedua wanita yang memiliki andil besar dalam hidupnya itu dari dalam. Hazen dan Lintang tampak tengah berbicara satu sama lain. Mira bahkan menoleh ke arah Arthur dengan tatapan antara bingung dan penuh tanya. Arthur menghela nafas, dia lega karena Candra tidak tahu masalah mereka bertiga. Seandainya saja Lintang mengadu pada Candra, mungkin akan beda cerita dan dia tidak akan bisa kembali pulang ke rumah seperti ini. Sedang mereka sibuk memperhatikan Hazen dan Lintang, Alia tampak menerima telepon. Wanita itu tampak tegang dan membelalakkan matanya kaget."Apa? Mas kamu dimana?" teriaknya panik yang membuat perhatian semua orang pun tertuju padanya. Mereka langsung mengelilingi Alia dan menyimak dengan tegang.Arthur memberi isyarat agar Alia menekan pengeras suara, sehingga mereka bisa mendengar percakapan itu. Alia pun menurut.[ Sayang, Raffa drop! Aku membawanya ke rumah sakit! ]Sontak saja semua orang terbelalak kaget mendengarnya. Arthur membekap mulut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status