หน้าหลัก / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / บทที่ 91 - บทที่ 100

บททั้งหมดของ Skandal Pengawal Dan Nona Muda: บทที่ 91 - บทที่ 100

160

Dilema Semua Orang

Alia memandangi wajah Raffa yang tengah tertidur, matanya tak berhenti meneteskan air mata sejak tadi. Mengingat apa yang menimpa putranya itu. Pagi tadi Raffa demam tinggi, kondisinya sangat lemah hingga mereka terpaksa membawanya kembali ke rumah sakit. Tadinya Fala berpikir dia akan merawat Raffa di rumah saja, hanya saja situasi mengharuskan dia mendapat penanganan medis lain dengan peralatan yang lebih lengkap. Fala muncul memasuki ruangan, tangannya membawa kantong kertas berisi makan siang untuk Alia. Istrinya itu bahkan belum makan sesuap pun sejak semalam. "Kamu makan dulu, Sayang! Biar aku yang jaga Raffa!" kata Fala seraya menyentuh bahu Alia dengan lembut.Alia menoleh seraya mengulas senyum tipis, "Ya, terima kasih sudah membawakan makanan!" ucapnya mencium tangan Fala di bahunya.Fala mengangguk, sejenak ia mencium kening Alia ketika wanita itu beranjak berdiri. "Jangan buru-buru, makan saja pelan-pelan! Aku juga sedang kosong siang ini!" kata Fala lagi.Alia mengang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-07
อ่านเพิ่มเติม

Doa Raffa

Fala menghela napas pelan dengan wajah gelisah tak menentu. Saat ini dia sedang berada dalam sebuah rapat mendadak dengan staf dokter ahli bedah lainnya, dimana mereka harus berunding untuk tindakan operasi salah satu pasien yang kecelakaan. Dengan kondisi yang genting dan dikejar waktu, antara hidup dan mati karena pasien itu tertancap sebuah besi di tubuhnya.Sementara sebentar lagi Kapten Arthur yang selalu dibicarakan oleh Raffa akan datang. Dia harus meyakinkan dugaannya, tentang ayah kandung Raffa dan sosok idola anaknya itu adalah satu orang karena memiliki nama yang sama."Apa yang harus kulakukan?" desah Fala. Dia merasa tidak tenang selama rapat. Sampai akhirnya rapat berakhir dan mereka berlanjut menindak pasien dengan segera membawanya ke meja operasi.Sebelum itu, Fala bergegas ke ruang perawatan Raffa. "Mas? Bukannya kamu ada jadwal?" tanya Alia heran ketika melihat suaminya muncul dari pintu."Hai, Papa!" sapa Raffa riang.Fala pun tersenyum seraya mendekat. "Papa ada
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-08
อ่านเพิ่มเติม

Bab 93. Lintang dan Hazen

Lintang berjalan bolak-balik di depan perapian, dengan wajah bingung seolah sedang berpikir keras dan sesekali mendesah dengan gusar. Mira yang memperhatikannya sedari tadi hanya bisa terdiam, ikut panik namun dia tak tahu harus berbuat apa.Candra akan datang ke sini, dia dalam perjalanan di dalam pesawat komersial dan diperkirakan akan sampai nanti esok pagi. Lintang tak ingin papanya tahu tentang keretakan rumah tangganya bersama Arthur, apalagi sampai melihat anak dan menantunya itu sudah tak lagi tinggal bersama. Apa katanya nanti, dan Lintang tak mau membuat papanya kecewa dan kembali membenci Arthur. Dia tak mau kejadian buruk bertahun-tahun lalu terulang kembali."Apa yang akan Nona lakukan?" tanya Mira tak bisa berdiam diri lagi.Lintang berhenti dengan wajah kalut, ia tak segera menjawab. Tapi lalu matanya melebar."Tak ada jalan lain, Mira, aku harus meminta Arthur kembali kesini," putusnya.Mira mengerutkan kening heran, sepertinya itu terdengar riskan sementara kedua s
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-09
อ่านเพิ่มเติม

Bab 94. Apartement Arthur

Lintang yang baru saja keluar dari bengkel Hazen, kembali menghentikan langkahnya saat melihat Arthur berdiri di hadapannya. Menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan."Kamu?" ucapnya terkejut.Arthur maju mendekat. "Apa yang kamu lakukan disini?" tanyanya.Terdengar sedikit tajam di telinga Lintang, seolah Arthur terkejut dan marah dengan tindakannya yang mendatangi kediaman Hazen."Kamu khawatir aku melabrak wanita itu?" sindir Lintang seraya tersenyum sinis."Apa itu yang kamu lakukan?!" ucap Arthur balik bertanya.Lintang tertawa hambar, "Sepertinya kalian punya satu kesamaan soal balik bertanya!" cibirnya. "Tidak! Bukan begitu maksudku!" ralat Arthur, "aku mengkhawatirkanmu!" Lintang kembali tertawa karenanya."Tentu saja! Dibandingkan dengan dia, aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang tidak punya kemampuan apa-apa, jadi kamu tidak usah cemas dia akan terluka hanya karena aku mendatanginya malam-malam begini!"Arthur menghela nafas, "Aku tahu kamu tidak akan mela
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 95. Malam Panas (++)

"Aku merindukanmu, Nona Lintang ...."Tubuh Lintang seketika menegang, kala telinganya mendengar bisikan itu. Ia mendongak dan mendapati kedua iris coklat itu tengah menatapnya. Sorot mata lembut itu seolah menghipnotisnya"Kapten ... Arthur ...." Arthur merendahkan tubuhnya, berlutut di lantai hingga akhirnya dialah yang mendongak memandangi wajah Lintang. Bersikap layaknya budak di hadapan tuannya. Lintang menahan nafas. Mengingat saat malam pertemuan pertama setelah kepulangan Arthur ke Indonesia, setelah mereka berpisah 5 tahun lamanya dan Lintang kehilangan kedua anak mereka. Bagaimana Arthur menyentuhnya, tak mempedulikan setiap bekas luka dan keloid yang melintang di perutnya. "Lintang ....""Arthur ... tidak ...."Lintang merintih lirih saat Arthur mendorongnya dengan lembut, hingga punggungnya menempel ke dinding dan Arthur menyatukan kedua tangannya dalam satu genggaman, menahannya di atas kepala. "Aku rindu aroma tubuhmu ...," bisik Arthur di leher Lintang. Memberikan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 96. Rencana Besar Arthur

Mira hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa berkata apa-apa, ketika dia membukakan pintu. "Eh, Tu-Tuan ...!" Arthur masuk sambil membawa tubuh Lintang di kedua tangannya. Wanita itu masih tertidur pulas sejak dari mobil, dan ia tidak tega membangunkannya. Mira yang sempat melongo, menggelengkan kepala dan menepis rasa terkejutnya tadi. Lalu secepatnya bergerak melewati Arthur, menuju kamar Lintang untuk menyiapkan tempat tidur."Mari masuk saja, Tuan!" ucapnya mempersilahkan Arthur untuk masuk. Sedetik lalu ia menggumam mengutuk dirinya sendiri, sedikit menggigit lidah mengingat, bukankah kedua orang itu masih suami istri?! Arthur pun masuk ke kamar tersebut, berjalan pelan seolah setengah melayang di atas permukaan lantai, saking takut jika gerakannya membuat Lintang terbangun. Lalu dengan lembut dan hati-hati menurunkan tubuh Lintang ke atas kasur. Saat itulah, wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter saja di atas Lintang, bahkan bisa dirasakannya hembus hangat nafas wanita
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-13
อ่านเพิ่มเติม

Bab.97 Kericuhan di Panti Asuhan

Arthur keluar dari ruangan pimpinan dengan wajah muram. Permintaannya untuk berhenti dari tugas tak disetujui. Karena sejauh ini dia termasuk sebagai agen terbaik sejajar dengan Hazen, selaku partner."Apa yang membuatmu rendah diri seperti itu, Kapten? Kau adalah agen terbaik yang kami miliki, tidak ada alasan bagi kami untuk mengizinkan permintaan pengunduran diri darimu! Kenaikan pangkatmu sebentar lagi."Begitulah kira-kira jawaban atasannya itu. "Apa aku harus memotong kakiku dulu baru aku bisa pensiun?!" gumamnya setengah menggerutu. Belum selesai kalimatnya, Hazen muncul dari arah lain dengan wajah tegang. Melangkah lebar-lebar menghampiri Arthur."Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" sembur Hazen, mengeratkan rahang menekan suaranya. Dia mendapat kabar jika Arthur mengajukan pengunduran diri.Arthur menghela nafas panjang, "Aku hanya ingin fokus mencari Arta!" hembusnya pelan. Hazen yang ingin marah pun akhirnya hanya bisa menutup kembali mulutnya, ia tampak ingin mengat
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab.98 Penyerangan di Rumah Sakit

Suasana meriah yang sesaat lalu terlihat, berubah menjadi kepanikan, ketika mereka menyadari adanya ancaman bom dari seorang remaja. Yang kini tengah dihadapi oleh Arthur, mencoba bernegosiasi membujuknya memberikan ransel yang diduga berisi peledak di dalamnya."Come here, Kid! Berikan itu padaku!" pinta Arthur seraya perlahan melangkah maju mendekat.Justru remaja yang tampak putus asa itu melangkah mundur. "Mundur! Atau aku tekan!" teriaknya mengacungkan tangannya yang memegang semacam remot kontrol satu tombol, benda itu terhubung dengan kabel ke dalam ransel yang dipeluknya.Melihat itu Arthur semakin waspada, otaknya berpikir cepat. Mencari cara agar bisa melepaskan peledak itu tanpa melukai remaja itu."Oke, aku mundur!" kata Arthur mengacungkan senjatanya dan kemudian meletakkannya ke tanah. Dia lalu mundur dua langkah sembari mengangkat kedua tangannya ke udara."Namaku Arthur, kau bisa berbicara padaku! Siapa namamu?" tanya Arthur."Ri-Riley ...," jawab remaja itu, matanya m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab.99 Kesempatan Kedua

Hazen mendobrak pintu ketika mendengar suara ribut dari kamar mandi. Dia baru saja masuk dan mendapati Arthur tak ada di ranjangnya. Ia berpikir pria itu mungkin sedang berada di kamar mandi, dan memang benar meski kedengarannya sedikit aneh. Maka ia tak berpikir lama saat mendengar suara umpatan dari dalam sana, dan segera menendang pintu itu dengan keras. Pintu terbuka sampai terlepas dari engselnya, dan pemandangan selanjutnya membuat ia melotot kaget. "Arthur!" Pria itu tengah terpojok dengan pisau menghunus lurus ke wajahnya.Gadis yang menyerang itu terkejut ketika pintu di belakangnya terlempar dengan keras. Merasa tenaga gadis itu berkurang, Arthur segera mendorongnya sampai terjengkang.Melihat situasi yang tidak menguntungkan lagi, gadis itu segera bangkit dan berlari secepatnya keluar dari ruangan itu. Hazen yang marah segera bergegas mengejarnya. Dan tanpa sengaja ia bertabrakan dengan Lintang di lorong rumah sakit, sepertinya wanita itu bermaksud menjenguk Arthur."Kau
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Bab. 100 Lintang Memohon Pada Fala

Arthur meringis menahan silau ketika dokter membuka perban matanya. "Jangan terlalu dipaksakan dulu, Tuan!" kata dokternya memberi saran.Arthur mengangguk, matanya juga masih terasa perih dan sakit. Hanya saja sedikit berkurang karena serpihan besi itu sudah bersih."Coba buka mata pelan-pelan," kata dokter, "lalu katakan apa yang Anda lihat."Arthur mengerjap perlahan, membuka kelopak mata, membiarkan cahaya masuk dan retinanya beradaptasi.Sampai akhirnya matanya terbuka sepenuhnya. Arthur mengedarkan pandangan, melihat ke sekeliling. "Apa Anda bisa melihat objek di sana?" tanya dokter menunjuk ke lukisan bunga di dinding.Arthur mengikuti arah telunjuk dokter itu, tapi tatapannya jatuh pada Lintang. Dia bisa melihat wanita itu di sana, memandang memperhatikannya juga. Hanya saja ..."Sedikit berkabut ...," ungkap Arthur pelan.Semua saling pandang, dokter pun tanggap dengan keadaan Arthur."Sepertinya ada sedikit gangguan penglihatan, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanju
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-18
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
89101112
...
16
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status