Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Chapter 81 - Chapter 90

160 Chapters

Raffa Anak Kuat Kok!

Arthur tegang menunggu jawaban Hazen, dia tak bisa melihat secara langsung keadaan Raffa karena Lintang mengawasi Hazen dari sisi lain parkiran itu."Hazen?" tanya Arthur tak sabar.[ Aku tak bisa bicara sekarang, nanti aku hubungi ] Arthur melotot mendapati Hazen menutup sambungan telepon mereka, maka jadilah ia hanya bisa mendengus menahan perasaan hatinya yang gelisah tak karuan. Dia melihat ke arah sana dimana Hazen berada, sedang bersama Alia dan juga Fala.Dan dia pun semakin tidak tenang manakala melihat Lintang berjalan menuju ke sana. Antara bingung dan panik, Arthur tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya yang bisa dia lakukan hanya menelepon Hazen, dan memintanya untuk segera kembali dan menghindari Lintang ke arah lain."Cepatlah, pergi dari situ!" ucap Arthur memekik tertahan di sambungan telepon.Hazen tak bertanya lagi, maka ia segera berpamitan untuk ke toilet yang ada di arah lain. Lalu bergegas meninggalkan tempat itu selagi Lintang masih berjalan menuju ke arah ruan
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Kecurigaan Lintang

Arthur tak sabar menunggu sore hari ini, karena Hazen mengatakan jika Raffa akan pulang dan anak itu memintanya untuk datang. Dirinya merasa tergelitik dan tersenyum tanpa sadar. Anak itu benar-benar sudah menyentuh hatinya. "Ada yang sedang gembira?" Lintang datang mendekat dengan bibir tersenyum, namun matanya menyiratkan hal lain. Arthur turut tersenyum dan menyambut Lintang dengan mesra. Tangannya meraih pinggang wanita itu dan menariknya merapat padanya. "Aku ingin seharian bersamamu, tapi aku masih ada tugas," ujarnya dengan wajah malas. Lintang mengalungkan kedua tangannya ke leher Arthur, "Aku ada di rumah dan akan selalu ada meski sejauh mana kamu pergi, Kapten," ucapnya dengan bibir tersenyum manis, "tergantung apa kamu bisa mengingat jalan pulang atau tidak!" Arthur tertegun, kata-kata Lintang sedikit pedas di telinganya. Seolah menyindir secara halus dengan situasi mereka sekarang ini. Namun ia berusaha bersikap biasa saja dengan kembali menarik sudut bibirnya. "It
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Lintang Kecelakaan

Lintang menjalankan mobilnya dengan air mata mengalir deras di pipinya. Ia mengemudi dengan penuh amarah dan kekecewaan, jalanan di hadapannya seolah kabur dalam pandangannya karena matanya terus dipenuhi air mata. Klakson dan teriakan marah pengemudi lain tak dihiraukannya. Dan ketika ia melewati belokan, ada sebuah genangan oli, membuat ban mobilnya tergelincir dan Lintang membanting stir ke kiri.Namun dari depan tiba-tiba ada sebuah kendaraan lain dengan lampu sorot yang tajam, membuat Lintang kaget dan kembali memutar kemudi ke kanan sekaligus. Dengan kecepatan tinggi dan kondisi medan yang licin membuat dia tak bisa mengendalikan mobilnya, dan akhirnya terperosok ke bawah jalanan dimana ada jajaran pohon oak."Ah!" teriak Lintang kaget, matanya membelalak ketika lampu mobilnya menyoroti sebuah pohon oak besar."No, no!" teriaknya namun ia tak bisa menghindar lagi dan akhirnya mobil menabrak pohon.BRAK!Lintang terdorong ke depan karena hentakan yang mengguncang mobilnya, sehin
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Pengakuan Arthur

Di ruangan itu, terdengar suara erangan dan desahan saling bersahutan. Dari kedua orang manusia yang tengah memadu kasih dan saling memeluk satu sama lain. Dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun, merapat tanpa jarak tak peduli dengan peluh yang membasahi setiap inci tubuh mereka.Arthur meraup tubuh Hazen, menciumi kulit mulus itu tanpa terlewat. Dan meninggalkan beberapa jejak merah keunguan di antaranya. "Kapten, Arthur ...!" Hazen mengerang seraya meremas rambut Arthur, merasakan gelombang gairah yang mulai memuncak.Arthur pun mengerti, ia semakin meningkatkan cumbuannya. Berciuman dengan panas meredam suara desahan Hazen yang semakin kencang seiring dengan hentakan yang diterima tubuhnya. Semakin cepat, dan nafas keduanya semakin memburu.Hingga akhirnya suara erangan panjang memenuhi ruangan, Arthur terhempas di atas tubuh Hazen dengan nafas terengah-engah, begitu juga dengan gadis itu."Kau yang terbaik!" puji Arthur lalu mengecup bibir yang tampak membengkak itu dengan l
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Lintang Ingin Cerai

Pagi menjelang, jam menunjukkan pukul 5 pagi. Suasana rumah sakit masih terlihat lengang dari keluarga pasien yang berkunjung. Hanya ada suster jaga dan para dokter yang berkeliling mengunjungi setiap kamar, memeriksa pasien sebelum jam kerja mereka selesai.Arthur tertidur di sisi sofa, setelah semalaman dia menjaga Lintang yang demam tinggi. Dia terlelap dengan dengkur halus karena kelelahan.Di atas ranjang, Lintang terbangun. Ia membuka matanya dan mengernyit, mengerjap merasakan pusing yang masih melanda. Mulutnya terasa kering dan ia ingin sekali minum, ia menoleh ke sisi kanan dimana ada teko berisi air putih. Dia ingin menjangkau gelas di sana tapi kondisinya masih lemas, selain semua luka akibat kecelakaan itu, demam semalam juga menguras energinya.Sedang ia mengulurkan tangannya, pintu kamarnya terbuka dan masuklah seorang dokter laki-laki memakai masker dan Anne, suster yang kemarin memeriksanya. Gadis itu tersenyum menyapanya. "Selamat pagi, Grace! Bagaimana kabarmu hari
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Dilema Besar

Arthur membuka mulutnya tanpa mampu berkata satu kata pun. Kata-kata Lintang barusan seolah menjadi peluru panas yang menembus jantungnya, membuatnya merasa sesak dan air mata sontak mengalir begitu saja."Apa yang kamu katakan, Sayang?" tanya Arthur masih berusaha menganggap semuanya hanya candaan semata."Apa kepalamu sakit? Bagian mana? Biar aku panggil Dokter Fahrian kemari!" kata Arthur memegang bahu Lintang.Lintang menggeleng keras, ia menepis kedua tangan Arthur. "Aku hanya ingin berpisah! Biar kucari Arta sendiri, aku bisa walaupun tanpa kamu!" kata Lintang mengeratkan giginya menahan semua teriakan yang mendesak di tenggorokan.Arthur meluruhkan bahunya dengan lemas. Apa yang ia takutkan kini seolah menjadi kenyataan, Lintang mungkin sudah mengetahui hubungannya dengan Hazen. Sekarang yang ada hanyalah penyesalan, dan ia merasa tidak berguna. "Sayang, tolong jangan berkata seperti itu!" ucap Arthur sambil menangis pedih, "aku akan memperbaiki semuanya! Aku akan meninggalka
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Penyesalan Terbesar Arthur

Alia menggeleng dengan tangannya yang membekap mulutnya sendiri menahan tangis. "Nggak! Nggak! Tidak boleh! Raffa-ku nggak boleh diambil!" gumamnya dengan mata nanar dan berair.Fala terkesiap, Alia mengalami serangan panik dan ia shock berat. Maka ia segera mendekat dan memeluknya dengan erat. Wanita itu menangis tertahan di dalam pelukannya."Tenanglah, Sayang! Raffa akan selalu bersama kita!"bisik Fala menenangkan Alia.Untuk beberapa saat mereka hanya diam saling berpelukan dengan suara isak tangis Alia mengisi suasana.Alia mengurai pelukannya dan menghapus air mata, ia mendongak pada Fala. "Siapa mereka?" tanyanya.Fala menarik nafas berat, "Mereka adalah suami istri yang pernah aku tolong sewaktu kecelakaan itu, dan ..." "Dan apa?" sambung Alia karena Fala malah terdiam melanjutkan kalimatnya.Fala menggeleng pelan, "Aku harus memastikan sesuatu, karena ada satu hal yang aku pikir bisa saja itu berhubungan satu sama lain!" ucapnya.Alia mengerutkan kening tak mengerti dengan
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more

Bab 88. Lintang Terguncang

Lintang duduk terdiam di atas ranjang rumah sakit, menatap kosong ke ujung kakinya. Beberapa saat kemudian ia memejamkan mata seraya menarik nafas panjang. Dan kembali membuka matanya dan melempar pandangan ke arah jendela kaca. Salju mulai menipis seiring dengan musim dingin yang sebentar lagi berakhir. Ranting-ranting pohon yang beku mulai mencair, menggeliat kembali menyambut musim semi yang akan datang. Bunga-bunga akan kembali bersemi dan cuaca tidak akan sedingin kemarin.Tapi hatinya yang kini membeku, perasaan cinta yang dulu pernah mekar nan indah kini layu. Tak ada lagi perasaan hangat dan bahagia di sana, hanya rasa sakit karena dikhianati oleh orang yang selama ini menjadi tempat ia menggantungkan seluruh hidupnya.Lintang menarik nafas yang kembali terasa berat, ketika ia mengerjap, air matanya lolos dan meleleh membasahi pipinya."Ini terlalu menyakitkan, Arthur," bisiknya perih, "apa salahku padamu? Sampai hati kamu melakukan ini semua sementara aku tengah berjuang men
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

Bab 89. Klub Malam

Arthur pulang bersama Hazen, ia tak bisa kembali ke rumah Lintang untuk saat ini. Dia terlalu kalut dan tak bisa berpikir dengan jernih. Hazen pun hanya diam tak berkomentar apa-apa, dan membiarkan pria itu duduk termenung sendiri di sofa. Sebenarnya bukan ini yang dia inginkan, entah kenapa rasanya sakit dan ada ketakutan yang melanda ketika tahu Lintang ingin berpisah dari Arthur. "Aku tak ingin membuatmu hancur, Arthur! Ini bukan keinginanku!" ucap Hazen di ambang pintu. "Aku tak tahu harus bagaimana, Hazen! Aku ... buntu!" desah Arthur menunduk dalam. Hening. Hingga akhirnya Arthur kembali mengangkat wajahnya, dia lalu menoleh pada Hazen seraya mengulurkan tangannya. "Kemarilah!" pintanya dengan mata menyorot sedih. Hazen tergerak, ia pun menghampiri, menerima uluran tangan Arthur lalu duduk di sampingnya. "Maafkan aku hanya membuatmu terluka, ini semua salahku dan kamu sama sekali tak bersalah," kata Arthur menatap Hazen, "aku tidak akan memintamu untuk tinggal bersama
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

Bab 90. Pergi Dari Rumah

Penjaga melempar Arthur ke trotoar begitu saja, pria itu mabuk berat dan sudah hampir tak sadarkan diri. Meski demikian, mulutnya masih meracau dan mengeluh kesakitan karena badannya jatuh dengan keras di atas jalanan. "Bartender goblok! Dia menjebakku!" umpatnya seraya berusaha untuk mengangkat tubuhnya dan bangun.Walau nyatanya susah payah karena dia sudah terlalu mabuk, dan kembali terjatuh terlentang. Kepalanya terbentur aspal sehingga ia pun meringis kesakitan.Arthur membuka matanya, hanya pemandangan langit yang terlihat berputar-putar di atasnya. Semua bintang-bintang itu seolah berlarian dan berkumpul tak ada habisnya di tengah. Dia tak bisa bangun dan hanya bertahan memejamkan mata menahan rasa pusing luar biasa, membuat perutnya terasa diaduk-aduk dan mual. Tapi dia tak bisa muntah sama sekali, dan itu membuat rasa pusing dan mual semakin menjadi.Hingga kemudian Arthur merasa ada seseorang yang menarik tangannya, dan mengangkat tubuhnya untuk bangun dan terduduk. Arthur
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status