Share

Pengakuan Arthur

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-18 11:01:04

Di ruangan itu, terdengar suara erangan dan desahan saling bersahutan. Dari kedua orang manusia yang tengah memadu kasih dan saling memeluk satu sama lain. Dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun, merapat tanpa jarak tak peduli dengan peluh yang membasahi setiap inci tubuh mereka.

Arthur meraup tubuh Hazen, menciumi kulit mulus itu tanpa terlewat. Dan meninggalkan beberapa jejak merah keunguan di antaranya.

"Kapten, Arthur ...!" Hazen mengerang seraya meremas rambut Arthur, merasakan gelombang gairah yang mulai memuncak.

Arthur pun mengerti, ia semakin meningkatkan cumbuannya. Berciuman dengan panas meredam suara desahan Hazen yang semakin kencang seiring dengan hentakan yang diterima tubuhnya. Semakin cepat, dan nafas keduanya semakin memburu.

Hingga akhirnya suara erangan panjang memenuhi ruangan, Arthur terhempas di atas tubuh Hazen dengan nafas terengah-engah, begitu juga dengan gadis itu.

"Kau yang terbaik!" puji Arthur lalu mengecup bibir yang tampak membengkak itu dengan l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Lintang Ingin Cerai

    Pagi menjelang, jam menunjukkan pukul 5 pagi. Suasana rumah sakit masih terlihat lengang dari keluarga pasien yang berkunjung. Hanya ada suster jaga dan para dokter yang berkeliling mengunjungi setiap kamar, memeriksa pasien sebelum jam kerja mereka selesai.Arthur tertidur di sisi sofa, setelah semalaman dia menjaga Lintang yang demam tinggi. Dia terlelap dengan dengkur halus karena kelelahan.Di atas ranjang, Lintang terbangun. Ia membuka matanya dan mengernyit, mengerjap merasakan pusing yang masih melanda. Mulutnya terasa kering dan ia ingin sekali minum, ia menoleh ke sisi kanan dimana ada teko berisi air putih. Dia ingin menjangkau gelas di sana tapi kondisinya masih lemas, selain semua luka akibat kecelakaan itu, demam semalam juga menguras energinya.Sedang ia mengulurkan tangannya, pintu kamarnya terbuka dan masuklah seorang dokter laki-laki memakai masker dan Anne, suster yang kemarin memeriksanya. Gadis itu tersenyum menyapanya. "Selamat pagi, Grace! Bagaimana kabarmu hari

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Dilema Besar

    Arthur membuka mulutnya tanpa mampu berkata satu kata pun. Kata-kata Lintang barusan seolah menjadi peluru panas yang menembus jantungnya, membuatnya merasa sesak dan air mata sontak mengalir begitu saja."Apa yang kamu katakan, Sayang?" tanya Arthur masih berusaha menganggap semuanya hanya candaan semata."Apa kepalamu sakit? Bagian mana? Biar aku panggil Dokter Fahrian kemari!" kata Arthur memegang bahu Lintang.Lintang menggeleng keras, ia menepis kedua tangan Arthur. "Aku hanya ingin berpisah! Biar kucari Arta sendiri, aku bisa walaupun tanpa kamu!" kata Lintang mengeratkan giginya menahan semua teriakan yang mendesak di tenggorokan.Arthur meluruhkan bahunya dengan lemas. Apa yang ia takutkan kini seolah menjadi kenyataan, Lintang mungkin sudah mengetahui hubungannya dengan Hazen. Sekarang yang ada hanyalah penyesalan, dan ia merasa tidak berguna. "Sayang, tolong jangan berkata seperti itu!" ucap Arthur sambil menangis pedih, "aku akan memperbaiki semuanya! Aku akan meninggalka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Penyesalan Terbesar Arthur

    Alia menggeleng dengan tangannya yang membekap mulutnya sendiri menahan tangis. "Nggak! Nggak! Tidak boleh! Raffa-ku nggak boleh diambil!" gumamnya dengan mata nanar dan berair.Fala terkesiap, Alia mengalami serangan panik dan ia shock berat. Maka ia segera mendekat dan memeluknya dengan erat. Wanita itu menangis tertahan di dalam pelukannya."Tenanglah, Sayang! Raffa akan selalu bersama kita!"bisik Fala menenangkan Alia.Untuk beberapa saat mereka hanya diam saling berpelukan dengan suara isak tangis Alia mengisi suasana.Alia mengurai pelukannya dan menghapus air mata, ia mendongak pada Fala. "Siapa mereka?" tanyanya.Fala menarik nafas berat, "Mereka adalah suami istri yang pernah aku tolong sewaktu kecelakaan itu, dan ..." "Dan apa?" sambung Alia karena Fala malah terdiam melanjutkan kalimatnya.Fala menggeleng pelan, "Aku harus memastikan sesuatu, karena ada satu hal yang aku pikir bisa saja itu berhubungan satu sama lain!" ucapnya.Alia mengerutkan kening tak mengerti dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 88. Lintang Terguncang

    Lintang duduk terdiam di atas ranjang rumah sakit, menatap kosong ke ujung kakinya. Beberapa saat kemudian ia memejamkan mata seraya menarik nafas panjang. Dan kembali membuka matanya dan melempar pandangan ke arah jendela kaca. Salju mulai menipis seiring dengan musim dingin yang sebentar lagi berakhir. Ranting-ranting pohon yang beku mulai mencair, menggeliat kembali menyambut musim semi yang akan datang. Bunga-bunga akan kembali bersemi dan cuaca tidak akan sedingin kemarin.Tapi hatinya yang kini membeku, perasaan cinta yang dulu pernah mekar nan indah kini layu. Tak ada lagi perasaan hangat dan bahagia di sana, hanya rasa sakit karena dikhianati oleh orang yang selama ini menjadi tempat ia menggantungkan seluruh hidupnya.Lintang menarik nafas yang kembali terasa berat, ketika ia mengerjap, air matanya lolos dan meleleh membasahi pipinya."Ini terlalu menyakitkan, Arthur," bisiknya perih, "apa salahku padamu? Sampai hati kamu melakukan ini semua sementara aku tengah berjuang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 89. Klub Malam

    Arthur pulang bersama Hazen, ia tak bisa kembali ke rumah Lintang untuk saat ini. Dia terlalu kalut dan tak bisa berpikir dengan jernih. Hazen pun hanya diam tak berkomentar apa-apa, dan membiarkan pria itu duduk termenung sendiri di sofa. Sebenarnya bukan ini yang dia inginkan, entah kenapa rasanya sakit dan ada ketakutan yang melanda ketika tahu Lintang ingin berpisah dari Arthur. "Aku tak ingin membuatmu hancur, Arthur! Ini bukan keinginanku!" ucap Hazen di ambang pintu. "Aku tak tahu harus bagaimana, Hazen! Aku ... buntu!" desah Arthur menunduk dalam. Hening. Hingga akhirnya Arthur kembali mengangkat wajahnya, dia lalu menoleh pada Hazen seraya mengulurkan tangannya. "Kemarilah!" pintanya dengan mata menyorot sedih. Hazen tergerak, ia pun menghampiri, menerima uluran tangan Arthur lalu duduk di sampingnya. "Maafkan aku hanya membuatmu terluka, ini semua salahku dan kamu sama sekali tak bersalah," kata Arthur menatap Hazen, "aku tidak akan memintamu untuk tinggal bersama

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 90. Pergi Dari Rumah

    Penjaga melempar Arthur ke trotoar begitu saja, pria itu mabuk berat dan sudah hampir tak sadarkan diri. Meski demikian, mulutnya masih meracau dan mengeluh kesakitan karena badannya jatuh dengan keras di atas jalanan. "Bartender goblok! Dia menjebakku!" umpatnya seraya berusaha untuk mengangkat tubuhnya dan bangun.Walau nyatanya susah payah karena dia sudah terlalu mabuk, dan kembali terjatuh terlentang. Kepalanya terbentur aspal sehingga ia pun meringis kesakitan.Arthur membuka matanya, hanya pemandangan langit yang terlihat berputar-putar di atasnya. Semua bintang-bintang itu seolah berlarian dan berkumpul tak ada habisnya di tengah. Dia tak bisa bangun dan hanya bertahan memejamkan mata menahan rasa pusing luar biasa, membuat perutnya terasa diaduk-aduk dan mual. Tapi dia tak bisa muntah sama sekali, dan itu membuat rasa pusing dan mual semakin menjadi.Hingga kemudian Arthur merasa ada seseorang yang menarik tangannya, dan mengangkat tubuhnya untuk bangun dan terduduk. Arthur

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Dilema Semua Orang

    Alia memandangi wajah Raffa yang tengah tertidur, matanya tak berhenti meneteskan air mata sejak tadi. Mengingat apa yang menimpa putranya itu. Pagi tadi Raffa demam tinggi, kondisinya sangat lemah hingga mereka terpaksa membawanya kembali ke rumah sakit. Tadinya Fala berpikir dia akan merawat Raffa di rumah saja, hanya saja situasi mengharuskan dia mendapat penanganan medis lain dengan peralatan yang lebih lengkap. Fala muncul memasuki ruangan, tangannya membawa kantong kertas berisi makan siang untuk Alia. Istrinya itu bahkan belum makan sesuap pun sejak semalam. "Kamu makan dulu, Sayang! Biar aku yang jaga Raffa!" kata Fala seraya menyentuh bahu Alia dengan lembut.Alia menoleh seraya mengulas senyum tipis, "Ya, terima kasih sudah membawakan makanan!" ucapnya mencium tangan Fala di bahunya.Fala mengangguk, sejenak ia mencium kening Alia ketika wanita itu beranjak berdiri. "Jangan buru-buru, makan saja pelan-pelan! Aku juga sedang kosong siang ini!" kata Fala lagi.Alia mengang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Doa Raffa

    Fala menghela napas pelan dengan wajah gelisah tak menentu. Saat ini dia sedang berada dalam sebuah rapat mendadak dengan staf dokter ahli bedah lainnya, dimana mereka harus berunding untuk tindakan operasi salah satu pasien yang kecelakaan. Dengan kondisi yang genting dan dikejar waktu, antara hidup dan mati karena pasien itu tertancap sebuah besi di tubuhnya.Sementara sebentar lagi Kapten Arthur yang selalu dibicarakan oleh Raffa akan datang. Dia harus meyakinkan dugaannya, tentang ayah kandung Raffa dan sosok idola anaknya itu adalah satu orang karena memiliki nama yang sama."Apa yang harus kulakukan?" desah Fala. Dia merasa tidak tenang selama rapat. Sampai akhirnya rapat berakhir dan mereka berlanjut menindak pasien dengan segera membawanya ke meja operasi.Sebelum itu, Fala bergegas ke ruang perawatan Raffa. "Mas? Bukannya kamu ada jadwal?" tanya Alia heran ketika melihat suaminya muncul dari pintu."Hai, Papa!" sapa Raffa riang.Fala pun tersenyum seraya mendekat. "Papa ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08

Bab terbaru

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 160. Pulang (Tamat)

    Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 159. Bertindak Tegas

    Dengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 158. Arthur Pulang

    Lintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 157. Candra Melemah

    Candra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 156. Lintang Pulang Tanpa Arta

    Bram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 155. Arta Pulang

    Arta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 154. Arthur Masih Lemah

    Pagi hari, Arthur sepenuhnya membuka mata. Kondisinya masih tampak lemah, namun setidaknya dia sudah bisa diajak bicara."Anda bisa menemaninya di sini, tapi tolong jangan mengajaknya mengobrol terlalu lama, beliau masih butuh istirahat!" kata Dokter memberi imbauan.Lintang pun mengangguk, dia mengerti kondisi Arthur saat ini. Meskipun begitu dia cukup lega karena suaminya sudah melewati masa kritis malam tadi.Dokter pun tersenyum kemudian berpamitan keluar dari ruangan.Alya dan Bram mengerti, mereka turut berpamitan dan memilih menunggu di luar dan membiarkan Lintang menemani Arthur sendirian saja."Selamat pagi!" sapa Lintang menyentuh tangan Arthur dengan lembut.Arthur yang saat itu masih terpejam pun perlahan membuka matanya, dia tersenyum melihat Lintang ada di sampingnya."Kamu di sini," ucapnya, suaranya setengah berbisik.Lintang menarik kursi dan duduk lebih dekat selagi memegangi tangan Arthur."Selamat datang kembali!" ucap Lintang seraya mencium tangan Arthur.Arthur t

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 153. Masa Kritis Berlalu

    Arthur mengalami lonjakan kondisi yang menegangkan, beberapa orang dokter berusaha untuk menolongnya hingga untuk beberapa lama ruangan itu pun tertutup dan tak terdengar apapun. Membuat Lintang yang menunggu di luar semakin tegang dan dipenuhi kecemasan tak terkira.Saat-saat yang menegangkan pun kemudian berlalu, dan suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang menunggu di luar seketika berdiri menyambut dokter yang keluar dari dalam sana."Bagaimana, Dok? Bagaimana suami saya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat?" Lintang langsung mengajukan beberapa pertanyaan, Alya berdiri di sampingnya dan mengusap bahu wanita itu untuk membuatnya tenang.Dokter tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia pun baru saja melalui saat-saat tegang mengurus pasiennya itu. Tapi kemudian raut wajahnya terlihat cerah."Tuan Arthur berhasil melalui masa kritisnya, dia baik-baik saja!" jawabnya.Lintang pun seketika meluruhkan bahunya dan menangis dengan penuh rasa syukur."Terima kasih, Ya Tuha

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 152. Kepanikan

    Arta tampak marah di kursi rodanya, dia menatap semua orang Lintang dan Alya dengan mata merah berair."Kenapa kalian menyembunyikannya dariku? Apa lagi hal yang kalian sembunyikan? APA?!" teriaknya histeris. Dia bangkit dari kursi rodanya, lalu dengan langkah hampir limbung berlari menjauh."Arta!" "Lepas!" sergah Arta pada Fala yang menangkapnya karena hampir terjatuh. Fala pun membiarkannya dan hanya bisa menatap anak itu berlari pergi ke arah lain."Mas, bagaimana ini?" kata Alya menghampiri Fala dengan wajah cemas.Fala memegang tangan istrinya itu, "Kita biarkan saja dulu, akan sangat kacau jika kita menahannya saat ini," katanya sendu.Lintang pun terdiam dalam tangis.Fala lalu menoleh pada Alya, "Kamu temani Lintang, biar aku yang mengawasi Arta," katanya, yang kemudian diangguki oleh Alya.Fala menatap Lintang sebentar sebelum akhirnya dia bergegas mengejar Arta. "Aku akan membantu mencarinya!" kata Bram, Lintang mengangguk setuju padanya.Bram pun berpamitan dan berlari

DMCA.com Protection Status