Share

Bab 118. Pendekatan

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2023-04-02 06:30:43

Pagi ini Fala dan Alia berencana untuk mulai membiasakan Arta sepenuhnya dengan Arthur dan Lintang. Mereka sama sekali tak datang berkunjung bahkan sejak kemarin.

"Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Arthur ketika berbicara dengan Alia dan Fala di luar kamar Arta. Mereka memperhatikan Arta yang sedang ditemani oleh Lintang di dalam.

Fala tahu perasaan Arthur, wajahnya yang selalu keras dan penuh percaya diri saat ini terlihat seperti anak kecil yang panik hendak naik ke panggung.

"Jangan khawatir, dia akan terbiasa," ucapnya Fala menepuk bahu Arthur, "kita pun harus mengekang perasaan agar semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana," lanjutnya dengan suara melemah. Alia mengusap bahunya dengan lembut.

Arthur yang tengah fokus memandangi Arta pun menoleh pada Fala.

Mereka berdua sama-sama pria dan seorang ayah. Fala sangat menyayangi Arta dan tentu tidak mudah melepaskan anak yang sudah dirawat sejak bayi. Bahkan bisa dilihat sejak waktu itu, Fala-lah yang yang bersikeras mempertah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 119. Melindungi Arta

    Beberapa hari berlalu, Arta terlihat mengalami perubahan sikap terhadap Arthur. Meski belum sepenuhnya terbuka, tapi dia sudah tak lagi menolak keberadaan pria yang sebenarnya adalah ayahnya itu ada di sisinya. Karena dia terus kalah dalam permainan apa saja yang mereka jadikan taruhan. "Hari ini kalian mau main apa lagi?" kata Lintang berkacak pinggang, sudah beberapa hari pula dia ditugaskan membeli berbagai permainan untuk kedua 'ayah-anak' itu. Arthur tersenyum, dia lalu melirik Arta. "Menurutmu apa?" tanyanya.Arta mendengus, dia selalu kalah dalam permainan apapun. Padahal dia sendiri yang memilihnya. "Nanti saja kalau aku sudah sembuh!" ujarnya ketus.Arthur merapatkan bibirnya menahan tawa geli, begitu juga Lintang."Baik, sepertinya untuk sekarang dan seterusnya sampai kamu menang, mau tidak mau kamu harus ikut bersama kami!" kata Lintang mengerling.Arta mengerjap, "Apa maksudnya?" tanyanya cemberut.Lintang mencondongkan tubuhnya ke arah Arta, dan tersenyum. "Kamu akan

    Last Updated : 2023-04-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 120. Perpisahan

    Arthur pergi sebentar untuk membeli makanan untuk mereka, sementara Lintang sedang berada di toilet. Alia dan Arta terlelap di ranjang. Ketika itu pintu kamar terbuka perlahan, dan seseorang masuk dengan langkah pelan. Kakinya yang memakai sepatu boots menapaki lantai tanpa suara. Dia menutup pintu dengan hati-hati dan kemudian melangkah mendekati ranjang. Tangan itu mengeluarkan sesuatu dari balik jaket jeans-nya yang kumal. Sebuah pisau. Lintang yang keluar dari toilet, menangkap bayangan dari balik tirai. Matanya melotot kaget melihat Alia dan Arta masih terlelap di sana, lalu siapa itu?Dan matanya semakin terbelalak ketika melihat bayangan itu mengacungkan tangannya dengan siluet sebuah benda. Pisau?!"Siapa kau?" Lintang memberanikan diri bersuara meski dengan gemetar ketakutan.Bayangan itu terhenti seperti kaget, dia menoleh ke arah Lintang yang masih terhalang oleh tirai. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lintang lagi selagi dia mendekat dan mencoba menjangkau tasnya,

    Last Updated : 2023-04-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 121. Kamar Untuk Arta

    *Flashback On* - Indonesia, Seminggu sebelum kepulangan Lintang, Arthur dan Arta.Candra baru saja memeriksa kemajuan pekerjaan para pegawai yang sedang mengerjakan kamar untuk Arta. Kata Lintang, mereka akan datang dalam seminggu mendatang, oleh karena itu Candra pun meminta agar kamar itu selesai H-3 sebelum anak-cucu dan menantunya datang."Tuan, mau teh hangat?" Mira muncul membawa nampan berisi teh saffron kesukaan Candra dan satu toples kue kering untuk kudapan sore itu."Ya, letakkan saja disitu," kata Candra seraya duduk dengan lega di kursi istimewanya. Mira meletakkan nampan itu di atas meja di dekatnya, menuangkan teh itu ke dalam satu cangkir dan menyerahkannya ke tangan Candra."Terimakasih," ucap Candra, matanya menyipit melihat warna teh yang terlihat cantik coklat keemasan dengan helaian saffron di dalamnya. Aromanya begitu menenangkan dan dia suka menghirupnya lama-lama.Mira tersenyum dan hanya diam memperhatikannya. Pria tua yang usianya hampir memasuki masa-masa

    Last Updated : 2023-04-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 122. Layla

    Mira terkejut begitu melihat siapa wanita itu, tak lain adalah temannya dulu sesama pelayan di rumah Adiwilaga. Hanya saja sekarang dia berubah, kelihatan sedikit lebih tua dengan pakaian yang lusuh dan seadanya."Mira!" ucap Rani tak kalah terkejut dan dia terlihat gugup dan menarik anaknya untuk mendekat padanya. Seolah melindunginya dari pandangan Mira. Mira memperhatikan temannya itu, sepertinya dia sudah menikah dan punya anak. "Dia anak kamu?" tanya Mira, sedikit canggung. Padahal dia ingin sekali memeluk temannya itu melepas rindu karena sejak 5 tahun lalu Rani tiba-tiba saja menghilang dari rumah Adiwilaga.Rani mengangguk tanpa berani melihat ke arah Mira, dia terlihat tidak tenang. "Dia siapa, Ibu?" tanya anak itu mengintip dari balik tubuh Rani.Mira menunduk dan melihatnya, dia mencondongkan tubuhnya dan tersenyum."Halo, aku teman lama ibu kamu, namanya siapa?" tanya ramah. Namun dia tertegun ketika melihat mata anak itu."Aku-""Namanya Tari!" potong Rani cepat, anak

    Last Updated : 2023-04-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 123. Layla Pulang

    Mira kembali pada Candra yang menunggunya di dalam mobil, lelaki tua itu tampak sumringah begitu melihat Mira datang."Sudah kamu kasih?" tanyanya terlihat tak sabar, ketika gadis itu masuk ke dalam mobil.Mira mengangguk, "Sudah, Tuan, dia mengucapkan terimakasih!" jawabnya tersenyum.Candra terlihat lega mendengarnya, "Syukurlah! Aku terbayang terus wajah sedih anak itu," kekehnya pelan.Mira sendiri tertegun, dia juga merasakan hal yang sama. Dia bisa saja berspekulasi sembarangan, tapi masa sih?!Sudah jelas-jelas jika Layla dimakamkan di halaman belakang rumah Adiwilaga, bukan?Candra pun memerintahkan sopir untuk membawa mereka pergi dari situ dan pulang ke rumah. Wajahnya terlihat bersemangat sekali, tak peduli berapa uang yang dia habiskan barusan hanya untuk membeli keperluan Arta dan mainan saja. Dia benar-benar ingin menyambut cucunya itu dengan sebaik-baiknya, bahkan seandainya Arta menginginkan mainan lain, sepertinya dia tidak akan segan memborong semua isi toko tadi."K

    Last Updated : 2023-04-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 124. Tari alias Layla

    Rani merasa dia tengah bermimpi saat ini, bisa kembali ke rumah Adiwilaga. Dipeluknya Layla dengan penuh haru tapi dia tidak boleh menangis dan membuat semua orang curiga."Ini kamar kalian, aku sudah menyiapkan semuanya termasuk kasur untuk Tari," kata Mira tersenyum, tak sabar menunggu reaksi Rani dan juga Tari.Dan benar saja ketika dia membuka pintu kamar itu, Tari memekik gembira melihat kamar yang akan dia tempati dengan ibunya, bernuansa lembut dengan warna cat pink dan biru muda favoritnya."Lihat! Itu Putri Sofia!" teriaknya gembira menunjuk lemari pakaian khusus untuk dia sendiri.Tari melepaskan diri dari Rani dan berlari memasuki kamar dengan riang. Anak itu melompat-lompat dengan gembira di atas tempat tidur.Rani tersenyum sendu melihatnya, merasa miris dan juga hatinya terasa sakit karena seharusnya Layla mendapatkan semua fasilitas yang lebih mewah itu dari kakeknya."Hati-hati, Tari, nanti kamu jatuh!" tegur Rani.Tari terkekeh, dia lalu menjatuhkan diri dan berbaring

    Last Updated : 2023-04-10
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 125. Mata Indah Layla

    Candra terlihat gelisah menerima kabar dari Lintang jika mereka mendapat teror dari Wira. Dan mereka secepatnya akan pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan."Ada apa, Tuan?" tanya Mira melihat Candra begitu tidak tenang."Mereka akan pulang secepatnya, ada kejadian teror dari Wira!" jawab Candra dengan dahi berkerut dalam.Saat itu Rani yang sedang melakukan tugasnya di dekat mereka, seketika tertegun dan menoleh cepat ke arah Candra."Maksud Anda, Tuan Wira?" tanya Mira terlihat sekali jika temannya itu pun memasang wajah penuh kekhawatiran.Candra mengangguk, "Ya, aku harus menyiapkan semuanya dan memastikan semuanya aman begitu mereka tiba di sini!"Mira pun mengangguk lalu mengikuti Candra secepatnya menuju ke ruang kerjanya.Sementara itu, Rani yang mendengar pembicaraan itu pucat seketika. Jantungnya serasa berhenti dan tubuhnya terasa lemas."Apa dia benar-benar masih mengincar kami? Bahkan dia mengejar Nona Lintang ke luar negeri!" Rani pun teringat pada Layla, d

    Last Updated : 2023-04-10
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 126. Tanda Lahir

    Oleh karena memikirkan Arta, Candra tidak bisa tenang selagi menunggu kedatangan cucunya itu. Dia mengerahkan semua anak buahnya demi keamanan mereka sejak dari bandara nanti sampai ke rumah. Dan semua kesibukan itu membuatnya abai akan kesehatan dan jam istirahatnya.Seperti sore itu, Candra hendak berdiri dari kursinya namun mendadak kepalanya pusing serta dadanya terasa sakit. Dia pun limbung dan kembali jatuh terduduk di kursinya."Tuan Candra!" seru Layla yang kaget melihat pria tua itu tampak menahan sakit.Candra yang tengah mengatur nafas sembari memegangi dadanya membuka mata dan mendapati Layla berdiri di hadapannya dengan wajah khawatir."Tari," ucap Candra dengan nafas terengah."Tuan kenapa? Apa Tuan sakit? Apa perlu aku panggilkan Ibu?" tanya Layla.Antara menahan sakit dan juga merasa lucu melihat wajah Layla, Candra pun tersenyum."Ya, tolong panggilkan entah itu ibumu ataupun pelayan yang lain," pinta Candra.Layla pun mengangguk, dia melesat ke ruangan belakang menca

    Last Updated : 2023-04-10

Latest chapter

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 160. Pulang (Tamat)

    Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 159. Bertindak Tegas

    Dengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 158. Arthur Pulang

    Lintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 157. Candra Melemah

    Candra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 156. Lintang Pulang Tanpa Arta

    Bram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 155. Arta Pulang

    Arta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 154. Arthur Masih Lemah

    Pagi hari, Arthur sepenuhnya membuka mata. Kondisinya masih tampak lemah, namun setidaknya dia sudah bisa diajak bicara."Anda bisa menemaninya di sini, tapi tolong jangan mengajaknya mengobrol terlalu lama, beliau masih butuh istirahat!" kata Dokter memberi imbauan.Lintang pun mengangguk, dia mengerti kondisi Arthur saat ini. Meskipun begitu dia cukup lega karena suaminya sudah melewati masa kritis malam tadi.Dokter pun tersenyum kemudian berpamitan keluar dari ruangan.Alya dan Bram mengerti, mereka turut berpamitan dan memilih menunggu di luar dan membiarkan Lintang menemani Arthur sendirian saja."Selamat pagi!" sapa Lintang menyentuh tangan Arthur dengan lembut.Arthur yang saat itu masih terpejam pun perlahan membuka matanya, dia tersenyum melihat Lintang ada di sampingnya."Kamu di sini," ucapnya, suaranya setengah berbisik.Lintang menarik kursi dan duduk lebih dekat selagi memegangi tangan Arthur."Selamat datang kembali!" ucap Lintang seraya mencium tangan Arthur.Arthur t

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 153. Masa Kritis Berlalu

    Arthur mengalami lonjakan kondisi yang menegangkan, beberapa orang dokter berusaha untuk menolongnya hingga untuk beberapa lama ruangan itu pun tertutup dan tak terdengar apapun. Membuat Lintang yang menunggu di luar semakin tegang dan dipenuhi kecemasan tak terkira.Saat-saat yang menegangkan pun kemudian berlalu, dan suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang menunggu di luar seketika berdiri menyambut dokter yang keluar dari dalam sana."Bagaimana, Dok? Bagaimana suami saya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat?" Lintang langsung mengajukan beberapa pertanyaan, Alya berdiri di sampingnya dan mengusap bahu wanita itu untuk membuatnya tenang.Dokter tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia pun baru saja melalui saat-saat tegang mengurus pasiennya itu. Tapi kemudian raut wajahnya terlihat cerah."Tuan Arthur berhasil melalui masa kritisnya, dia baik-baik saja!" jawabnya.Lintang pun seketika meluruhkan bahunya dan menangis dengan penuh rasa syukur."Terima kasih, Ya Tuha

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 152. Kepanikan

    Arta tampak marah di kursi rodanya, dia menatap semua orang Lintang dan Alya dengan mata merah berair."Kenapa kalian menyembunyikannya dariku? Apa lagi hal yang kalian sembunyikan? APA?!" teriaknya histeris. Dia bangkit dari kursi rodanya, lalu dengan langkah hampir limbung berlari menjauh."Arta!" "Lepas!" sergah Arta pada Fala yang menangkapnya karena hampir terjatuh. Fala pun membiarkannya dan hanya bisa menatap anak itu berlari pergi ke arah lain."Mas, bagaimana ini?" kata Alya menghampiri Fala dengan wajah cemas.Fala memegang tangan istrinya itu, "Kita biarkan saja dulu, akan sangat kacau jika kita menahannya saat ini," katanya sendu.Lintang pun terdiam dalam tangis.Fala lalu menoleh pada Alya, "Kamu temani Lintang, biar aku yang mengawasi Arta," katanya, yang kemudian diangguki oleh Alya.Fala menatap Lintang sebentar sebelum akhirnya dia bergegas mengejar Arta. "Aku akan membantu mencarinya!" kata Bram, Lintang mengangguk setuju padanya.Bram pun berpamitan dan berlari

DMCA.com Protection Status