Beranda / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Bab 136. Membongkar Makam Layla

Share

Bab 136. Membongkar Makam Layla

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-21 05:53:13

Apa yang terjadi hari ini sangat mengejutkan semua orang. Dan yang paling dibuat bingung adalah tentunya anak-anak, Layla dan Arta.

Layla, antara bingung dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang selama ini dianggap sebagai ibunya, yaitu Rani.

"Tidak mungkin!" ucap Layla menggelengkan kepala, matanya mulai berkaca-kaca menatap Rani.

Rani pun terisak sedih, dia tahu ini semua pasti akan sangat mengejutkan.

"Ini kenyataannya, Nak, Ibu dulu membawamu pergi dari rumah ini demi keselamatanmu," ucapnya mengelus pipi Layla.

Arthur masih mencerna apa yang terjadi, dia menatap Layla dan Arta.

"Sebaiknya kita tenangkan diri kita masing-masing, apalagi anak-anak, mereka pasti butuh waktu untuk menerima semua ini," kata Arthur, tatapannya berakhir pada Arta.

Lintang mengangguk, begitu juga dengan Rani dan Mira.

"Papa harus tahu semua ini, atau bahkan Papa sebenarnya sudah tahu jika sebenarnya Layla tidak meninggal?" ucap Lintang.

"Tidak, Nona! Tuan Candra sama sekali tidak tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 137. Makan Malam Yang Kaku 

    Meski pada awalnya Lintang menyetujui untuk melakukan tes DNA terhadap Layla, tapi setelah melihat kedatangan dokter dan perawat ke rumah pemikirannya berubah. Dia takut jika kejadian masa lalu terulang lagi."Tidak bisa! Kita tidak perlu melakukan itu, aku yakin dia adalah anakku!" kata Lintang bersikeras.Arthur pun mengerti dengan perasaan Lintang yang mungkin merasa trauma pada masa lalunya, di mana Yasmin dengan kejam melakukan itu pada kedua anaknya."Tapi ini untuk kebaikan kita semua, Sayang!" bujuk Arthur.Lintang menggeleng, "Tidak! Jangan lakukan itu, aku tidak mau dia disakiti lagi!" sergahnya."Hanya itu satu-satunya jalan untuk membuktikan jika dia adalah putri kita!" kata Arthur lagi."Berapa tahun lalu mungkin terasa suram dan dia masih bayi merah, untuk kali ini kita melakukannya untuk kebaikan dia juga, Sayang!""Tapi aku tidak bisa ....""Aku mengerti dengan ketakutanmu, tapi kita harus melakukannya!" kata Arthur mengusap pipi Lintang dengan lembut."Mereka anak-ana

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 138. Arta Kabur

    Layla terkejut ketika Arta menepis tangannya dengan kasar, raut wajahnya terlihat penuh amarah."Ada apa? Kenapa kamu begini?" tanya Layla."Aku ini Raffa, bukan Arta!" teriak Arta lagi, wajahnya yang merah padam kemudian basah oleh air mata."Apa kamu tidak ingin mengakui mereka sebagai orang tua kamu?" kata Layla heran."Kamu sendiri bagaimana? Kamu mau melakukannya? Apa kamu percaya pada mereka?" sergah Arta dengan nafas memburu menahan emosi.Layla tertegun, "Sebagai seorang anak yang dari kecil hidup berdua dengan ibu, aku bersyukur karena akhirnya aku menemukan kedua orang tuaku dan aku sangat gembira karena ternyata mereka sangat baik hati," ungkapnya terus terang.Arta berdecih, "Tapi tidak denganku! Aku membenci dia yang mengaku sebagai ayahku!" ucapnya geram."Kamu nggak boleh begitu! Bukankah Tuan Arthur juga sangat baik, kenapa kamu membencinya?" Arta terdiam."Kamu tidak tahu apa yang sudah dia lakukan!" ungkapnya pelan, dia terlihat mengepalkan tangannya kemudian kembal

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 139. Roti Dari Pak Satpam

    Arta menyusuri jalanan sepi yang tampak gelap, hanya disinari cahaya lampu jalan seadanya dari pagar rumah warga atau dari lampu merkuri. Dia memperbaiki letak ranselnya sembari berjalan tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, dia merapatkan jaketnya demi menghalau udara dingin malam hari yang semakin menusuk tulang.Arta kemudian tertegun ketika hidungnya mencium aroma tanah menguar dengan kuat menyapa indra penciumannya."Kayaknya mau hujan," gumamnya seraya mendongak, langit tampak hitam pekat malam ini.Tak mau jika sampai kehujanan, Arta mempercepat langkahnya. Dia lalu mengeluarkan kartu nama yang diberikan Fala pada Lintang tempo hari, dan Arta dengan diam-diam mengambilnya. Ketika dia tengah membaca alamat di kartu nama itu, tetesan air jatuh di kartu itu. Arta pun mendongak dan melihat hujan mulai turun, gerimis pada awalnya namun kemudian semakin membesar hingga akhirnya menjadi besar dalam waktu sekejap."Astaga!" Arta pun berlari mencari tempat berteduh dan langkahnya samp

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-24
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 140. Mencari Arta (Lagi)

    Lintang dan Arthur terbangun dengan suara ketukan, tepatnya pukulan keras di pintu kamar mereka disertai suara teriakan keras Mira memanggil mereka."Nona! Tuan! Tuan Arta hilang!"Seketika kantuk pun lenyap karenanya, Arthur dan Lintang saling pandang dengan mata membelalak."Astaga! Apa yang terjadi?" Lintang cepat-cepat menyambar jubah tidurnya dan segera membuka pintu, begitu juga dengan Arthur.Ketika pintu dibuka, tampak Mira masih mengetuk pintu dengan panik dan terkejut ketika melihat pintunya terbuka. "Tuan Arta tidak ada di kamarnya!" serunya dengan wajah pucat dan panik."Apa maksudmu?" tanya Lintang sembari berlari menuju kamar Arta. Arthur sudah melesat terlebih dahulu ke sana.Dan ketika mereka tiba di kamar Arta, ketiganya mendapati Candra dan Wawan berdiri di depan jendela yang terbuka. Dengan jalinan kain sprei panjang terjuntai sampai ke bawah. Para pegawai berkumpul di bawah sana dengan ekspresi sama terkejutnya. Lintang terjajar ke belakang sambil memegangi dada

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 141. Arta Hilang

    Arthur dan Lintang menunggu dengan tidak sabar, mereka tegang seolah diburu waktu untuk segera menemukan keberadaan Arta. "Nah, itu dia!" kata Pak Satpam itu berdiri melihat ada seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka."Pagi, Her, ada apa?" tanya pria itu, yang wajahnya tampak masih terkantuk-kantuk, sesekali dia menghela nafas untuk mengalihkan rasa ingini menguap."Iya maaf mengganggu Pak Tom," kata Pak Satpam Heri, lalu menoleh pada Arthur dan Lintang yang menunggu sejak tadi."Ini ada yang mau ditanyakan sama Tuan Arthur," kata Heri.Tomi yang baru menyadari adanya Arthur dan Lintang di situ pun langsung memperbaiki sikapnya dengan lebih sopan. Siapa yang tidak tahu keluarga Adiwilaga dan kedua orang itu. "Oh, ya ampun! Maaf saya nggak sopan, Tuan, Nyonya!" kata Tomi tersenyum canggung.Arthur mengangguk, "Tak apa, Pak, kami ke sini mau menanyakan semalam Pak Tomi melihat ada anak kecil?" tanya Arthur langsung tanpa basa-basi. "Ini fotonya!" Lintang maju memperlihatkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 142. Menemui Rey

    Arthur dan Lintang bergegas pulang. Dan ketika mereka sampai di rumah, tampak Candra sudah menunggu mereka di depan. Dia menatap ke arah Lintang dengan ragu, lalu menoleh pada Arthur."Apa kalian mendapat sesuatu?" tanyanya seraya berjalan beriringan masuk ke rumah.Arthur mengangguk, "Ya, mereka bilang jika Arta naik taksi online menuju ke rumah Fala," terangnya."Apa kalian sudah memastikannya?"Arthur mengangguk lagi, "Fala bilang Arta tidak pernah sampai ke sana!" jawabnya pelan.Lintang sudah terduduk dengan lemas di kursi. Candra pun menarik nafas, berpikir jika apa yang dia katakan mungkin akan semakin memperkeruh suasana."Sebenarnya ada yang ingin aku katakan," kata Candra dengan ragu."Apa itu?" tanya Arthur.Candra kembali menghela nafas, "Ada orang yang menelpon, mereka mengatakan jika Arta ada bersama mereka!"Sontak Arthur dan Lintang saling pandang "Apa yang terjadi?" seru Lintang dengan wajah semakin cemas.Candra menggeleng, bagaimana pun dia harus mengatakannya sup

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 143. Jam Tangan GPS

    Arthur dan Fala menemui Rey di apartemennya. Fala tampak terheran-heran dengan kondisi apartemen Rey yang gelap dan berantakan, dengan bekas makanan bertumpuk di meja dapur dan kaleng soda berserakan di dekat tong sampah yang memang sudah penuh."Dia polisi?" tanya Fala menunjuk ke arah seorang laki-laki berambut gondrong yang tertidur di sofa, rambut panjangnya menutupi wajahnya.Arthur menghela nafas panjang dan mengangguk menjawabnya. Dia berjalan melewati beberapa barang yang berserakan di lantai, kemudian membuka tirai. Sontak saja sinar matahari dari luar pun menerobos masuk seolah membelah kegelapan di dalam ruangan itu. Terlebih ketika Arthur lalu membuka jendela, membiarkan udara dari luar menyeruak masuk memenuhi ruangan, menggantikan udara pengap yang mencekik mereka."Astaga! Apa-apaan ini?" keluh Rey sembari meringis menahan sinar matahari yang menyilaukan matanya. Dia menggeliat malas kemudian berbalik membelakangi cahaya dan menyusupkan wajahnya di atas bantal.Arthur b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 144. Gedung Terbengkalai

    Arthur memastikan posisi Arta sudah tepat berada di tempat yang ditunjuk Rey. Dia dan Fala segera menuju ke sana secepatnya."Apa perlu kita lapor polisi sekarang?" kata Fala ketika mereka sudah di dalam mobil."Aku juga polisi!" tukas Arthur sembari fokus mengemudi.Fala memutar bola matanya, "Aku serius!" ujarnya jengkel."Aku juga!" balas Arthur tanpa menoleh.Fala mendengus, "Menurutmu kita bisa mengatasi penculik itu? Bagaimana jika ternyata mereka ada banyak anak buah?!" katanya.Arthur menghela nafas, "Aku tahu, tapi kita tidak bisa gegabah membawa pasukan polisi sementara statusnya belum jelas," katanya. Salah satu kelemahan dari respon pihak kepolisian adalah satu hal itu.Fala menyandarkan punggungnya, membenarkan dalam ucapan Arthur."Itulah kelemahan kita, tidak seperti di luar negeri yang begitu responsif dengan adanya panggilan 911 dari warganya," hembusnya sedikit kesal.Arthur tertawa sinis mendengarnya. "Kamu sedang mengkritik kami?" ujarnya sembari menyunggingkan se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05

Bab terbaru

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 160. Pulang (Tamat)

    Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 159. Bertindak Tegas

    Dengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 158. Arthur Pulang

    Lintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 157. Candra Melemah

    Candra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 156. Lintang Pulang Tanpa Arta

    Bram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 155. Arta Pulang

    Arta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 154. Arthur Masih Lemah

    Pagi hari, Arthur sepenuhnya membuka mata. Kondisinya masih tampak lemah, namun setidaknya dia sudah bisa diajak bicara."Anda bisa menemaninya di sini, tapi tolong jangan mengajaknya mengobrol terlalu lama, beliau masih butuh istirahat!" kata Dokter memberi imbauan.Lintang pun mengangguk, dia mengerti kondisi Arthur saat ini. Meskipun begitu dia cukup lega karena suaminya sudah melewati masa kritis malam tadi.Dokter pun tersenyum kemudian berpamitan keluar dari ruangan.Alya dan Bram mengerti, mereka turut berpamitan dan memilih menunggu di luar dan membiarkan Lintang menemani Arthur sendirian saja."Selamat pagi!" sapa Lintang menyentuh tangan Arthur dengan lembut.Arthur yang saat itu masih terpejam pun perlahan membuka matanya, dia tersenyum melihat Lintang ada di sampingnya."Kamu di sini," ucapnya, suaranya setengah berbisik.Lintang menarik kursi dan duduk lebih dekat selagi memegangi tangan Arthur."Selamat datang kembali!" ucap Lintang seraya mencium tangan Arthur.Arthur t

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 153. Masa Kritis Berlalu

    Arthur mengalami lonjakan kondisi yang menegangkan, beberapa orang dokter berusaha untuk menolongnya hingga untuk beberapa lama ruangan itu pun tertutup dan tak terdengar apapun. Membuat Lintang yang menunggu di luar semakin tegang dan dipenuhi kecemasan tak terkira.Saat-saat yang menegangkan pun kemudian berlalu, dan suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang menunggu di luar seketika berdiri menyambut dokter yang keluar dari dalam sana."Bagaimana, Dok? Bagaimana suami saya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat?" Lintang langsung mengajukan beberapa pertanyaan, Alya berdiri di sampingnya dan mengusap bahu wanita itu untuk membuatnya tenang.Dokter tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia pun baru saja melalui saat-saat tegang mengurus pasiennya itu. Tapi kemudian raut wajahnya terlihat cerah."Tuan Arthur berhasil melalui masa kritisnya, dia baik-baik saja!" jawabnya.Lintang pun seketika meluruhkan bahunya dan menangis dengan penuh rasa syukur."Terima kasih, Ya Tuha

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 152. Kepanikan

    Arta tampak marah di kursi rodanya, dia menatap semua orang Lintang dan Alya dengan mata merah berair."Kenapa kalian menyembunyikannya dariku? Apa lagi hal yang kalian sembunyikan? APA?!" teriaknya histeris. Dia bangkit dari kursi rodanya, lalu dengan langkah hampir limbung berlari menjauh."Arta!" "Lepas!" sergah Arta pada Fala yang menangkapnya karena hampir terjatuh. Fala pun membiarkannya dan hanya bisa menatap anak itu berlari pergi ke arah lain."Mas, bagaimana ini?" kata Alya menghampiri Fala dengan wajah cemas.Fala memegang tangan istrinya itu, "Kita biarkan saja dulu, akan sangat kacau jika kita menahannya saat ini," katanya sendu.Lintang pun terdiam dalam tangis.Fala lalu menoleh pada Alya, "Kamu temani Lintang, biar aku yang mengawasi Arta," katanya, yang kemudian diangguki oleh Alya.Fala menatap Lintang sebentar sebelum akhirnya dia bergegas mengejar Arta. "Aku akan membantu mencarinya!" kata Bram, Lintang mengangguk setuju padanya.Bram pun berpamitan dan berlari

DMCA.com Protection Status