Helenina sangat ingin mengatakan tidak pada ucapan Asher tersebut. Bicara dengannya? Bertemu dirinya saja Helenina tidak mau. Ada rasa jijik memualkan yang dia rasakan saat berdekatan dengan pria ini, Helenina tidak tahu apakah itu perasaan yang normal atau tidak.“Kau sudah makan?” tanya Helenina, alih-alih menjawab permintaan Asher. Dia mencoba untuk tetap tampil tenang, walau mungkin Asher menyadari kegugupannya.“....” Asher terdiam, menatapnya dengan sedikit geli.Helenina tahu bahwa tidak ada yang lucu dari ucapannya, tapi tampaknya Asher memiliki pikirannya sendiri.“Mari kita bicara sembari menuju ruang makan,” kata Helenina. Jantungnya berdetak sangat cepat sementara dia berusaha untuk tetap tegar.Asher menunduk, sebuah senyum bertengger di bibirnya. “Helene, yang semalam itu bukanlah apa-apa,” ucapnya tiba-tiba.Helenina tertegun. Jadi Asher sepenuhnya menyadari apa yang kemarin dia lakukan? Itu terdengar menjadi lebih mengerikan. Kedua tangan Helenina mengepal erat, tatapa
Read more