Home / Pernikahan / STATUS WA ADIK IPARKU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of STATUS WA ADIK IPARKU: Chapter 11 - Chapter 20

66 Chapters

Bab 11

STATUS WA ADIK IPARKU 11Tanpa kuduga, Riris langsung berlutut di hadapanku. Aku mundur sebelum dia sempat memegang lututku. Seperti biasa, air matanya mulai mengalir. Tapi kali ini aku tahu bahwa air mata itu asli, bukan lagi air mata buaya seperti biasanya. Dia menangis karena takut dan bingung."Mbak Andin. Tolong jangan katakan pada Mas Radit. Bagaimana aku nanti? Mbak tahu keluargaku miskin dan mereka kejam. Mereka nggak akan terima aku pulang. Bagaimana Kayla?""Harusnya kau pikirkan itu sebelum bermain api.""Aku… aku cuma ingin tahu seperti apa diskotik itu.""Dan kau juga ingin tahu bagaimana Mas Reno jika kau menyodorkan perempuan lain padanya?"Dia menggeleng-gelengkan kepala, bingung hendak mengatakan apa."Ampuni aku, Mbak. Aku janji nggak akan melakukan hal itu lagi. Jangan bilang Mas Radit.""Apa kau tidur dengan lelaki itu?"Dia diam sejenak."Aku nggak tahu, Mbak. Aku kan mabuk."Ugh, ingin sekali aku menamparnya biar dia sadar. Minum sampai mabuk saja sudah dosa bes
Read more

Bab 12

STATUS WA IPARKU 12"Radit…"Dia diam saja. Padahal biasanya, dia akan langsung meraih tanganku, menciumnya lalu mencari Ibu untuk menghambur dalam pelukan Ibu beberapa saat lamanya, sekedar menuntaskan rindu akan aroma Ibu yang lekat dalam hidup kami selama lebih dari dua puluh tahun. Tapi kini dia diam saja, tatapannya tajam menatapku, dan aku sekarang dapat melihat api yang berkobar disana. Aku mendesah dalam hati, tahu bahwa Riris telah melakukan sesuatu. Tidak, bukan aku kalah langkah karena ini bukanlah suatu pertandingan. Aku hanya menjaga hati adikku. Dia baru saja tiba dari perjalanan jauh, wajah lelah dan keringat yang menitik di dahinya saja masih terlihat jelas. Juga ransel besar di punggungnya itu, yang membuatku terenyuh. Aku ingat dengan jelas pesan Ibu padaku beberapa tahun yang lalu, ketika aku mulai beranjak dewasa dan mulai mengenal lawan jenis."Kelak, jika kau menikah, ingat pesan Ibu baik-baik. Jika suamimu baru pulang kerja, apalagi dia baru datang dari perjala
Read more

Bab 13

STATUS WA ADIK IPARKU 13Aku sama sekali tak mampu memejamkan mata, setiap kalimat yang dia ucapkan seakan kembali terngiang di telinga. Apalagi menatap foto-foto bulan madu kami di Pelabuhan Ratu yang ku pajang di atas meja rias. Tawa riang, canda tawa dan setiap sentuhan mesranya membelengguku pada rindu yang dalam. Aku merindukannya, tapi juga membenci sikapnya. Dan kenapa aroma kamar ini justru membawaku pada kenangan indah tentang dirinya? Cintalah yang dulu menyatukan kami, dan bagaimana bisa semua berakhir seperti ini?Hingga pagi dan suara adzan subuh terdengar, aku tak juga tidur. Usai sholat subuh, kuputuskan untuk bangun dan mulai menyapu seisi rumah, memeriksa isi kulkas, siapa tahu ada yang bisa ku masak untuk sarapan. Meski aku tak yakin aku dan Ibu akan makan dengan tenang. Di dalam freezer, daging yang kubeli minggu lalu telah beku, sayuran yang telah kusiapkan dalam kotak-kotak ternyata masih bisa dimasak. Sebaris telur juga tampak masih utuh. Mas Reno tak menyentuh i
Read more

Bab 14

STATUS WA ADIK IPARKU 14PoV TIGADua minggu yang lalu. Gadis muda itu menatap lagi wajahnya, merapikan rambut sebahunya, memoles ulang lipstik berwarna merah yang memoles bibirnya yang sensual. Sekali lagi, dia memastikan penampilannya sempurna. Riris akan datang sesaat lagi, membawa seseorang yang mungkin bisa merubah hidupnya yang malang selama ini.Malang. Kosakata itu sebenarnya berlebihan. Dia tidak malang, hidupnya baik-baik saja. Dia hanya kekurangan uang karena semakin lama, hidup menuntutnya mengikuti setiap perkembangan zaman. Dia bukan lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi setiap hari, sejak pagi hingga petang, dikejar oleh gaya hidup. "Abang ipar gue itu kesepian, istrinya sibuk urus butik, belum punya anak, dan tajir. Bonusnya, dia juga ganteng. Kalau lo bisa merebut dia dari istrinya, dijamin hidup lo aman.""Gila lo, Ris? Istrinya Kakak kandung Radit?"Riris mengangguk. Lidya, gadis berambut sebahu itu geleng-geleng kepala."Sadis. Lo segitu teganya sama
Read more

Bab 15

STATUS WA ADIK IPARKU 15(Ah, bahagianya hidup ini, ketika si pengganggu tak ada lagi di dekatku. Satu pengganggu lagi, tinggal menunggu waktu)Foto Riris dan Radit lewat di status WA-ku. Riris tersenyum sumringah, sementara Radit hanya tampak punggung. Sepertinya adikku tak pernah membaca status WA maupun Facebook yang dibuat Riris. Radit memang menggunakan ponselnya hanya untuk komunikasi. Jika di rumah, benda itu bahkan hanya diletakkan begitu saja, kadang untuk mainan Kayla. Dia mungkin sudah terlalu lelah, hingga ketika ada waktu luang, lebih memilih beristirahat daripada main hape.Berbeda dengan Mas Reno, dia selalu memantau aktifitasku di sosial media, karena katanya, apapun yang kulakukan adalah tanggung jawabnya. Padahal kegiatanku di FB hanya mencari resep, membagikannya supaya tersimpan. Jadi ketika aku tidak di butik, resep itu bisa ku praktekkan. Sementara status WA-ku kebanyakan promosi pakaian dari butik. Selain offline, aku juga menjual baju-baju kualitas premium seca
Read more

Bab 16

STATUS WA ADIK IPARKU 16"Riris!"Aku dan Radit serempak menghentikan langkah. Di ambang pintu, Riris tampak berdiri di atas kursi. Sebuah jarik menjulur dari atas ventilasi, membentuk jerat yang siap mencekik lehernya. Dia menangis terisak-isak sambil mengalungkan kain jarik yang biasa digunakan Ibu untuk menggendong Kayla."Apa-apaan kamu?!" Bentak Radit.Riris menatap Radit dengan wajah nelangsa. Dia mungkin tak mengira bahwa kebusukannya terbongkar secepat ini."Kalau Mas nggak mau memaafkan aku, lebih baik aku mati saja. Biar hidup Mas nggak tenang karena terbayang-bayang kematianku."Riris berkata begitu sambil menangis terisak-isak. Air mata dan ingus berlomba turun membasahi wajahnya. Aku menatapnya, tersenyum sinis. Dalam keadaan seperti itu, dia malah mengancam Radit. Oke drama queen, kita lihat sampai dimana keberanianmu menggertak adikku."Aku nggak bisa, istri yang sudah berzina dengan lelaki lain, sah untuk diceraikan. Bahkan membunuh kalian berdua pun halal bagiku."Sua
Read more

Bab 17

STATUS WA ADIK IPARKU 17"Usia kehamilan dua belas minggu, janin dan ibunya sehat ya. Selamat Pak Radit."Dokter sp-OG yang memeriksa Riris tersenyum, namun wajahnya kemudian berubah setelah melihat lelaki di depannya, bukannya senang, malah tampak kaku. Sang dokter mungkin mengira bahwa adikku tak menginginkan kehamilan kedua istrinya. Dia tentu saja tak tahu.Setelah hasil pemeriksaan darah di klinik yang dilakukan oleh Dokter Nayla ternyata positif, dia meminta kami membawa Riris ke dokter kandungan untuk mengetahui usia kehamilannya secara pasti karena kliniknya adalah klinik umum, tak ada alat USG. Maka, setelah Riris siuman, tanpa menunggu lagi, malam ini juga kami membawa Riris ke praktek dokter sp-OG tempatku dan Mas Reno periksa. Dokternya hampir tutup karena sudah jam sepuluh malam, tapi Radit memaksa, bahkan memohon-mohon. Dan kini, reaksinya membuat sangat dokter emosi."Anda tidak menyukai kehamilan istri anda?"Radit masih diam, sementara Riris yang duduk sambil menunduk
Read more

Bab 18

STATUS WA ADIK IPARKU 18PoV RIRISAku memandangi mobil itu pergi dengan hati hancur. Musnah sudah harapanku mendapat maaf dari Mas Radit, kata talak telah terucap, dan dengan semua kesalahan yang telah kulakuan, aku tahu tak akan ada lagi celah bagiku untuk kembali.Semua ini karena Mbak Andin. Seandainya dia tak terlalu kepo dengan hidupku, ini semua tak akan terjadi."Masuk!"Aku tersentak, membalik tubuh dan mendapati wajah murka Mama, yang kutakutkan selama ini. Wajah yang membuatku nyaris tak pernah pulang.Aku masuk kembali ke dalam rumah dengan langkah gemetar. Mama langsung membanting pintu dengan keras, membuat kaca-kaca rumah terasa bergetar. Sama seperti hatiku yang mulai gentar."Dasar anak setan! Kau mau membuatku malu? Sejak dulu, kau hanya menyusahkan. Aku sudah senang kau menikahi orang kaya, pergi dari rumah ini dan tak perlu lagi berhubungan dengan kami. Tapi kau dipulangkan suami karena hamil anak orang. Sungguh memalukan. Kau melempar kotoran ke mukaku!"Aku menja
Read more

Bab 19

STATUS WA ADIK IPARKU 19PoV RIRISAku terbangun dengan linglung, merasakan cahaya lampu dari teras luar kamar menembus ke dalam. Aku berguling lagi, dan memejamkan mata kembali. Sesaat, aku masih merasa bahwa ini rumahku, rumah Ibu. Kuraba sisi kanan kasur, mencari Mas Radit. Bukankah dia kemarin masih di rumah? Tapi kosong. Aku justru terkejut mendapati rasa yang berbeda di tempat yang kutiduri. Seketika, aku melompat bangun, mengabaikan sedikit rasa tak nyaman di perut. Lalu menyadari, bahwa aku ada di tempat asing."Tidurlah, kau kelihatan sangat lelah. Nanti malam aku akan memanggil penghulu untuk menikahkan kita."Suara itu terngiang di telinga. Kalimat terakhir yang kudengar sebelum terlelap dan berakhir di alam mimpi. Rasanya, aku mendengarnya sudah sangat lama, tadi pagi, saat matahari baru saja akan naik. Dan ini sudah malam. Bagaimana aku bisa tidur selama ini?Aku berdiri, dan terhuyung-huyung karena pusing yang tiba-tiba menyergap. Dadaku berdegup kencang menyadari aku be
Read more

Bab 20

STATUS WA ADIK IPARKU 20PoV ANDIN"Katakan pada Kayla, bahwa Ibunya sudah mati."Suara itu penuh dendam. Aku tercekat sesaat, dan ketika tersadar, aku berlari mengejarnya. Dia baru saja masuk ke dalam sebuah mobil Alphard putih yang mulus. Entah apa yang terjadi padanya, dan siapa lelaki itu, yang jelas aku tahu bahwa Riris terpaksa pergi. Dia tadi berlari menghindari kejaran si lelaki, lalu kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran?Apapun itu, aku harus mencegah dia pergi. Sejahat-jahatnya dia, dia masih punya Kayla."Riris… Riris, buka pintunya."Mobil itu siap melaju. Sekilas, dari kaca jendela yang terbuka, seorang wanita setengah baya dengan penampilan elegan memeluknya. Wajah Riris yang kaku tanpa ekspresi itu lalu menghilang dibalik kaca jendela yang gelap. Namun di dalam ingatan, aku menyimpannya, menyimpan dua wajah terakhir yang kulihat.Apa yang terjadi denganmu, Ris? Bukankah seharusnya kau ada di rumahmu?Aku pulang dengan hati galau, setelah mengantarkan Ema dan Astrid kemb
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status