Home / Romansa / Istri Sementara Tuan Adam / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Sementara Tuan Adam: Chapter 31 - Chapter 40

98 Chapters

27. Keputusan yang Sulit

Setelah Tuan Adam berangkat ke kantor, Sovia mulai sibuk dengan ponselnya. Ia kemudian terlihat menelepon seseorang. Dirinya sudah tidak sabar untuk mendapatkan kabar baik.[Assalamualaikum …,] ucap Sovia ketika panggilannya terhubung.[Waalaikumsalam …,] balas Sari dari seberang sana.[Bagaimana Ibu Puspa, apakah anda sudah memutuskannya?] tanya Sovia langsung pada pokok pembicaraan.Suasana tampak hening sejenak hingga Sari menjawab dengan suara yang berat, [Iya, Bu. tolong biayai operasi Yusuf.][Baiklah, kalau begitu saya akan menyiapkan berkas-berkas yang harus ibu tanda tangani!] ujar Sovia dengan senangnya.[Akan tetapi, bolehkan saya bertemu dengan Yusuf setelah dioperasi nanti?] tanya Sari dengan suara yang bergetar.[Tentu saja, lagi pula Yusuf juga perlu penyesuaian diri. Supaya ia bisa dekat dan menerima kami sebagai orang tua angkatnya,] jawab Sovia sambil menjelaskan.[Jadi kapan operasi Yusuf dilaksanakan?] tanya Sari ingin tahu.Setelah berpikir sejenak Sovia kemudia
Read more

28. Akan Aku Jaga Dengan Jiwa Raga

Sari masih menatap kertas itu kembali dengan mengucapkan, “Bismillahirrahmanirrahim ...."ia kemudian meletakkan pulpen itu lalu menatap Sovia dan berkata, "Saya akan tanda tangani surat persetujuan ini, jika Yusuf sudah selesai dioperasi."Sovia tampak terkejut mendengarnya lalu ia pun bertanya, "Apakah ibu tidak percaya saya akan membiayai semua operasi Yusuf?""Bukan begitu Bu, sebagai seorang ibu tentu ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya. Namun, saya butuh waktu untuk menyerahkan Yusuf kepada Ibu."Sovia tampak berpikir sesaat dan akhirnya menyetujui keinginan Sari, "Baiklah, begitu Yusuf pulang dari Singapura. Ibu harus segera menandatangani surat persetujuan itu.""Iya, terima kasih atas pengertian Ibu," ucap Sari sambil mengangguk."Oke, sekarang saya akan pergi dengan Yusuf. Nanti saya kabari lagi jika kami sudah pulang," ujar Sovia dan berlalu keluar yang diikuti oleh Sari, Bayu dan Yusuf.Sebenarnya Sari ingin ikut menemani putranya, tetapi ia tidak mau menjadi beban
Read more

29. Keputusan Final Sari

Tiba-tiba sebuah Pajero hitam berhenti di halaman rumah Sari. Tidak lama kemudian seorang wanita cantik turun dari mobil itu sambil membawa dua paper bag yang cukup besar.Sovia tampak berjalan ke arah Sari yang berdiri seolah menyambut kedatangannya seraya berucap, “Assalamualaikum ...,” “Waalaikumsalam …,” sahut Sari dan Bayu bersamaan. "Yusuf," panggil Sovia sehingga bocah itu berdiri lalu menghampiri dan langsung menyalim tangan wanita itu.Sovia segera mengelus kepala Yusuf seraya bertanya, “Apa kabar ganteng?”“Alhamdulillah …Yusuf baik, Tante bawa apa?” jawab bocah itu sambil bertanya ketika melihat Sovia menenteng buah tangan.“Ini semua buat Yusuf, ada makanan dan mainan juga loh,” jawab Sovia sambil menyerahkan bawaannya ke tangan bocah itu.“Terima kasih Tante,” ucap Yusuf dengan senangnya.“Ya ampun Ibu Sovia kok repot-repot, silahkan masuk!” sapa Sari dengan ramah.“Tidak merepotkan sama sekali, cuma makanan kecil saja,” sahut Sovia sambil melangkah masuk dan duduk di r
Read more

Risalah Hati

"Al Razi, biasa dipanggil Al," jawab Sovia memberitahu. "Salam untuk Pak Al ya Bu!" ujar Sari kemudian. "Nanti saya sampaikan, sekarang saya pulang dulu ya!" sahut Sovia kemudian.Sovia segera berlalu dari rumah Sari menuju ke mobil yang terparkir. Perlahan kendaraan itu melaju, terlihat tangan Sovia melambai ke arah Sari dan Yusuf yang memandangi kepergiannya.Setelah Sovia pergi, Bayu segera menghampiri Sari dan bertanya, "Kalian bicara apa, kenapa lama sekali?" "Ibu Sovia ingin menjadi orang tua asuh Yusuf. Dia berjanji akan membiayai operasi tanpa harus mengadopsi," jawab Sari terlihat bimbang. Ia kemudian menceritakan rumah tangga Sovia yang belum punya anak."Pantas kemarin dia bilang Yusuf harus di serahkan, sekarang jadi orang tua asuh. Kok aku jadi curiga ya Sar?" ujar Bayu yang berpikir Sovia punya niat terselubung. "Entahlah Kang, sepertinya kita harus menyelidiki siapa Ibu Sovia sebenarnya," sahut Sari yang ingin mengetahui latar belakang Sovia.Bayu tampak mengangguk
Read more

30. Haruskah Kamu Tahu

"Aku beli di--"“Jangan beli di sana lagi!” potong Tuan Adam yang segera beranjak dan pergi meninggalkan meja makan.“Kenapa, bukankah masakannya enak?” tanya Sovia tidak mengerti akan larangan suaminya.Tuan Adam tidak menjawab dan terus berlalu seolah tidak ingin membahasnya lagi. Sovia tampak heran melihat suaminya bersikap seperti itu. Jika masakan Sari tidak enak kenapa piring suaminya terlihat bersih, tidak tersisa nasi sebutir pun. Wanita itu jadi tidak mood lagi untuk melanjutkan makannya. Ia segera menyusul suaminya yang berada di bangku taman.“Al, kita tidak mungkin untuk mengadopsi Yusuf, tetapi kamu setuju kan kalau kita jadi orang tua asuh untuk membantunya membiayai operasi anak itu?” tanya Sovia sambil menatap suaminya.“terserah,” jawab Tuan Adam singkat.“Aku sedang minta pendapatmu Al,” ujar Sovia yang tidak suka dengan jawaban suaminya.Tuan Adam kemudian menoleh ke arah Sovia dan menatapnya dengan tajam seraya bertanya, “Jika aku bilang jangan apa kamu mau nurut?”
Read more

31. Aku Mencintainya

“Aku memang mencintai seseorang, dia adalah Yusuf.” Tuan Adam memberikan pengakuan yang membuat Sovia tercengang.Sovia tidak menyangka jika suaminya menyukai Yusuf juga. Ia senang sekali mengetahui hal itu karena Sovia bisa meminta dukungan kepada Suaminya untuk mendapatkan bocah itu. Lalu ia bertanya untuk meminta kepastian, “Benarkah Al, kamu suka sama Yusuf?” Tuan Adam tampak mengangguk untuk menjawabnya, “Kalau begitu bantu aku untuk memiliki anak itu!”“Bukankah kamu bilang keluarganya tidak mau Yusuf kita adopsi?” tanya Tuan Adam dengan bingung bagaimana caranya membantu Sovia untuk memiliki Yusuf.“Itu urusanku, kamu hanya perlu membantuku untuk memikat hati anak itu,” ujar Sovia menjelaskan.“Baiklah, asal kita tidak memaksa.” Tuan Adam terpaksa menyetujui rencana Sovia karena ia belum siap masa lalunya diketahui wanita itu.“Oke,” ucap Sovia senang sambil memeluk suaminya dengan erat [Maafkan aku Sovia, terpaksa aku berbohong karena belum waktunya kamu tahu siapa Sari. Su
Read more

Rasa Sayang

“Yusuf tidak suka bola ini, Om,” ujar bocah itu sambil memegang sebuah bola basket.“Memangnya Yusuf mau bola apa?” tanya Tuan Adam dengan serius.“Itu bola yang bisa ditendang,” jawab Yusuf dengan polosnya.“Oh … bola kaki?” tanya Tuan Adam sambil mengangguk mengerti, “Ya sudah, nanti om akan belikan buat kamu,” janji Tuan Adam yang membuat Yusuf terlihat senang sekali.“Terus sekarang Yusuf mau main apa?” tanya bocah itu sambil celingukkan mencari mainan. “Kita lihat ikan saja di kolam, yuk!” ajak Tuan Adam yang dijawab anggukkan oleh Yusuf.Tuan Adam mengajak Yusuf ke taman di mana terdapat sebuah kolam yang jernih. Terlihat berbagai ikan mas dengan warna dan ukuran yang sangat cantik.“Waow … ikannya banyak sekali!” seru Yusuf dengan girangnya.Tuan Adam hanya tersenyum melihat kecerian Yusuf. Ia tampak memegangi tubuh mungil itu agar tidak jatuh ke kolam. Lelaki itu kemudian memangku Yusuf, sambil sesekali tangan mereka melempar makanan ke atas air kolam.Sementara itu Sovia
Read more

32. Mirip

Mentari mulai terlihat dari balik awan. Sinarnya tampak membias tetes-tetes air hujan yang masih tersisa di setiap kelopak bunga dan helaian dedaunan. Tanah pun masih basah dengan beberapa genangan air.Sari tampak menunggu dengan resah. Wanita berkerudung itu terlihat berdiri di depan rumahnya sambil terus menatap ke ujung jalan. Hatinya gelisah dan khawatir karena semalaman Yusuf dan Bayu tidak pulang. Ia takut terjadi apa-apa dengan dua lelaki terpenting dalam hidupnya itu.Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Sari memutuskan masuk ke rumah untuk mengambil ponselnya yang sedang dicharger. Semoga ada pesan atau panggilan telepon dari Bayu atau Sovia. Baru saja kakinya melangkah sampai di depan pintu, tiba-tiba ia dikejutkan oleh bunyi klakson. Seketika wanita itu pun segera menoleh.Tin …! Tin …!Senyum Sari tampak mengembang ketika melihat mobil Sovia datang. Dengan segera ia menghampiri kendaraan itu yang berhenti di halaman rumahnya.“Ibu ..,” panggil Yusuf yang sedang digendong
Read more

33. Ulang Tahun Yusuf

Hari ulang tahun Yusuf pun tiba, Sari sengaja tidak berjualan. Ia akan membuat nasi kuning untuk putra kesayangan. Hanya itu yang dapat Sari berikan untuk anaknya dengan serangkain doa yang terbaik.“Ya Allah terima kasih, atas karunia-Mu yang begitu besar. Hari ini Yusuf genap berumur lima tahun. Berikanlah anakku kesehatan dan lindungilah ia di manapun berada. Aaminn ….” Sari tampak mengusap mukanya setelah memanjatkan doa untuk Yusuf.Keluarga Sari tampak bahagia menyambut hari kelahiran Yusuf. Mereka terlihat berkumpul sambil makan tumpeng nasi kuning, meskipun hanya dengan lauk tempe orek, telur dadar, dan kerupuk sudah membuat menu itu menjadi sangat istimewa."Selamat ulang tahun, cucu nini yang paling ganteng," ucap Bu Asih sambil mencium kedua pipi Yusuf secara bergantian."Ni, bibi kasih kado," ujar Ningsih sambil memberikan sebuah bungkusan."Paman juga bawa hadiah buat ucup." Kini giliran Jaka yang memberikan sebuah kotak bersampul lucu."Terima kasih Nini, Bibi dan Pama
Read more

34. Pertemuan yanng Tidak Terduga

Yusuf langsung menoleh begitu mendengar namanya disebut. Ia segera melepas tangan Sari dan berlari ke arah pemilik suara itu seraya memanggil, "Om ganteng."Tuan Adam segera membungkuk dan melapangkan satu tangannya. Yusuf seperti memiliki magnet dengan Tuan Adam. Ia langsung memeluk dan bergelayut manja di leher lelaki itu. "Selamat ulang tahun sayang, semoga jadi anak yang soleh," ucap Tuan Adam disertai sebuah doa. Lalu ia mendaratkan kecupan di kening Yusuf, "Ini untuk kamu," ujarnya sambil memberi sebuah kado berukuran sedang."Terima kasih, Om," ucap Yusuf segera menerima hadiah itu dengan senangnya.Semua mata yang melihatnya tampak tersenyum manis dan terharu karena menduga jika Yusuf dan Tuan Adam adalah ayah dan anak yang sudah lama tidak berjumpa. Bahkan Sovia segera mengabadikan dengan ponselnya. Namun, tidak bagi Sari. Tiba-tiba ia merada jantungnya berdetak sangat cepat. Melihat sosok yang selama ini dipanggil om ganteng oleh Yusuf.Wajah Sari berubah jadi pucat deng
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status