Home / Romansa / Istri Sementara Tuan Adam / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Istri Sementara Tuan Adam: Chapter 51 - Chapter 60

98 Chapters

Kepulangan Sovia

"Anak saya dan Kang Bayu,” jawab Sari sambil membalas tatatpan Sovia dengan tajam.“Kalau dia anak Bayu kenapa Yusuf mirip dengan suami saya dan golongan darah mereka sama?” Sovia mulai memberikan pertanyaan yang menghujam jantung Sari.“Entahlah, mungkin karena saya sangat membenci Tuan Adam dan soal darah Kang Bayu juga bergolongan darah sama dengan Yusuf,” jawab Sari dengan serius. “ Ada lagi yang ingin ibu ketahui?” tanya Sari kemudian.Sovia kemudian berdiri dan menjawab, “Tidak ada, sekali saya minta maaf karena sudah menuduh anda sebagai pelakor, permisi,” ucapnya pamit untuk pergi.“Sama-sama, Oh ya satu hal lagi. Jika Ibu mencintai Tuan Adam seharusnya percaya dengan suami sendiri dan lebih mengenalnya lebih dari siapa pun,” ujar Sari yang membuat Sovia serasa ditampar.Wanita itu tidak menjawab dan berlalu pergi dari hadapan Sari. Sovia memang melihat sebuah kejujuran dari sorot mata Sari ketika bercerita tadi, tetapi ia bukan wanita bodoh yang mudah percaya begitu saja. Me
Read more

42. Rencana Sovia

Seminggu sudah Sovia dan suaminya berlibur ke tempat-tempat wisata di Jawa Barat dan kini mereka harus kembali ke Turki. Tuan Adam telah berubah pikiran, untuk saat ini ia akan pulang dulu dan nanti datang lagi untuk menemui Sari secara khusus.Lelaki itu takut selama Sovia masih ada di sini maka rencananya bertemu dengan Sari akan kacau lagi. Lebih baik ia menunda agar semua berjalan sesuai dengan harapannya. “Kamu habis dari mana?” tanya Tuan Adam yang melihat Sovia sehabis pergi padahal mereka baru saja pulang dari liburan.Sovia tidak menjawab dan segera membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah amplop. Kemudian ia menyodorkan ke arah suaminya seraya berseru, “Bacalah!”Tuan Adam menerima amplop itu dan membukanya lalu ia tampak terkejut melihat hasil tes DNA dua nama yang tertera di sana. Dengan gemetar ia pun bertanya kembali, “Apa maksud semua ini Sov dan kamu dapatkan dari mana hasil ini?”“Dari rumah sakit tempat Yusuf dirawat dulu. Hasil itu membuktikan jika Yusuf adalah anak
Read more

43. Jangan Ambil Anakku

Tuan Adam tidak bisa mencegah keinginan Sovia datang ke rumah Sari untuk mengambil Yusuf. Lelaki itu terlihat sangat kalut sekali memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Namun, sebaiknya dia harus tetap tenang agar dapat membaca situasi. Paling tidak melindungi Yusuf dari ambisi istrinya.Sesampai di rumah Bu Asih, Sovia melihat Sari sedang menyapu di teras. Ia tersenyum karena mengira Sari tidak tahu kedatangannya dan Tuan Adam yang tiba-tiba. Wanita itu berpikir pasti kali ini semua berjalan sesuai dengan rencananya.“Assalamualaikum …,” ucap Sovia sambil tersenyum ramah.“Waalaikumsalam … silakan masuk Bu, Pak!” sahut Sari menyambut tamunya. Jujur wanita itu terkejut melihat Tuan Adam dengan jantung yang berdebar. Ia mengira Sovia hanya datang sendiri.Tuan Adam tampak tertegun melihat rumah Sari yang sangat sederhana dengan sebuah warung makan. Ia berpikir pasti berat sekali bagi wanita itu menjalani hari-harinya sebagai singel parent. Entah mengapa pria itu merasa semakin bersal
Read more

44. Penculikan Yusuf

“Aku takut mereka nekat menculik Yusuf,” jawab Bayu yang membuat Sari tampak tercengang.Sari yang merasa takut segera kembali bertanya, “Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang, Kang?”“Kita harus lebih ketat lagi menjaga Yusuf,” jawab Bayu sambil memberikan saran.“Apa kita pindah rumah saja Kang?” saran Sari kemudian.“Entahlah, aku juga bingung,” sahut Bayu yang terus bepikir.“Menurutku kita pindah rumah saja dan bilang kepada tetangga, jika kita pergi jauh keluar pulau kalau perlu.” Sari kembali memberikan sarannya.“Sebenarnya idemu itu bagus juga, tetapi tidak bisa menjamin karena mereka bisa menyuruh orang untuk mencari. Selain itu di tempat baru kita perlu beradaptasi lagi untuk bersosialisasi. Jika kita tetap berada di rumah, akan banyak yang mengawasi Yusuf termasuk para tetangga. Sehingga banyak orang yang memberitahu gerak-gerik orang asing disekitar rumah,” tutur Bayu yang membuat Sari mengangguk tanda mengerti.“Aku tidak mengira Sovia bisa tahu semuanya, wanita itu s
Read more

Kembalikan Anakku

"Yusuf!" teriak wanita itu kembali dengan sekencang-kencangnya.Setelah cukup lama Sari meraung dijalan sambil berteriak minta tolong dan memanggil-manggil nama Yusuf, akhirnya para tetangga berdatangan. Kebetulan hujan juga mulai mereda.“Ada apa Teh?” tanya seorang ibu-ibu yang melihat Sari menangis.“Anak saya diculik Bu, hu ... hu ...,” jawab Sari sambil terisak.“Ya Allah, siapa orang yang menculik Bu?” tanya lelaki paruh baya dengan terkejut.Sambil menggeleng Sari pun menjawab, “Saya tidak tahu.”“Ya sudah, sebaiknya kita lapor ke Pak Rt!” saran dari warga lainnya.“Ayo!” sahut yang lainnya dengan berantusias.Kemudian Sari segera dibantu berdiri untuk dipapah pulang ke rumah.“Apa Yusuf diculik?” tanya Bayu ketika baru datang ke rumah Sari.“Iya Kang tadi ….” Sari kemudian menceritakan kedatangan seorang laki-laki yang ingin membeli kopi sampai dirinya melihat anak itu berada di dalam sebuah mobil.“Kurang ajar! Pasti ini perbuatan Tuan Adam dan istrinya. Aku akan ke rumahnya
Read more

45. Tebusan Yusuf

Tuan Adam terlihat menemani Sari di dalam kamar dengan pikiran yang terbagi. Antara anaknya yang diculik, siapa pelakunya dan kondisi Sari yang drop memikirkan buah hati mereka. Entah siapa yang telah menculik Yusuf yang pasti orang itu sudah merencanakan semuanya dengan matang.Kini Tuan Adam hanya berharap pada Sovia yang belum pulang. Jika istrinya adalah dalang dari penculikan Yusuf, maka ia tidak akan pernah memaafkan wanita itu. Apalagi sampai terjadi apa-apa dengan Yusuf. Maka Tuan Adam tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri karena secara tidak langsung semua terjadi berkaitan dengannya.“Yusuf,” lirih Sari dengan lemah sambil membuka matanya dengan perlahan.Sari merasakan kepalanya yang masih terasa pusing. Ia terus memanggil putranya dengan pilu, “Yusuf kamu di mana Nak?” Wanita itu kemudian memaksakan diri untuk bangun, tetapi tubuhnya terasa lemas sekali.Melihat itu Tuan Adam segera mendekat dan meraih tubuh Sari yang terlihat gontai ke dalam pelukannya. Ia tampak m
Read more

46. Ikhtiar dan Doa

[Kurang ajar, aku akan buat perhitungan dengan kalian!] bentak Tuan Adam hingga suaranya terdengar menggelegar.[Dari dulu anda tidak pernah berubah selalu membuat orang takut. Ingat jangan lapor polisi dan siapkan uang itu segera. Besok aku akan beritahu di mana tempat kita bertemu untuk melakukan penebusan,] pesan lelaki itu kemudian.[Baiklah, tetapi aku ingin dengar suara anakku dulu!] Akhirnya Tuan Adam menyetujui keinginan penculik itu.[Ibu, Om ganteng, Yusuf mau pulang,] pinta Yusuf dengan suara yang ketakutan.“Yusuf,” panggil Sari dengan cemas. Ia terlihat menangis lagi, takut terjadi apa-apa dengan putranya tersebut.Tut …tut …!"Halo, halo ..," ucap Tuan Adam dan panggilan itu pun terputus.“Apa yang inginkan penculik itu Al?” tanya Sovia ingin tahu.“Mereka meminta uang tebusan satu milyar,” jawab Tuan Adam yang terlihat sangat khawatir sekali.Semua tampak terbelalak mendengar nominal yang disebutkan oleh Tuan Adam."Apa, satu milyar?!" tanya Sovia dengan terkejutnya, "j
Read more

Doa dan Harapan

Bu Asih juga tampak tersedu dan sangat memahami perasaan Sari yang akan berpisah dengan anaknya. Wanita itu terus mengelus kepala putrinya seraya berkata, “Ambu mengerti perasaanmu Nak, tetapi kamu harus ikhlas dan pasrahkan semuanya kepada Allah!”“Iya Bu, saya akan coba belajar hidup tanpa Yusuf,” sahut Sari sambil menyeka air matanya.Sari bangga pernah mengandung dan melahirkan seorang anak yang tidak pernah diharapkan kehadirannya. Namun, kini menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatan di dalam hidupnya. “Sekarang tidurlah barang sejenak karena besok kamu kamu harus bertemu dengan Yusuf mungkin untuk yang terakhir kali!” saran Bu Asih yang dijawab anggukkan oleh Sari.Sari mencoba untuk memejamkan mata, tetapi berkali-kali terjaga hingga azan subuh berkumandang. Tidak ada seorang ibu yang dapat terlelap tidur dengan pulas, jika selalu memikirkan keadaan anaknya di luar sana.Pagi pun menjelang, Sari terlihat mondar-mandir di depan pintu menunggu Bayu datang. Ia sudah tidak sabar in
Read more

47. Penculik itu Ternyata

Mobil yang dikemudikan Tuan Adam terus meluncur ke tempat yang dituju. Kendaraan itu berkelok-kelok mengikuti arah jalan yang berliku. Terlihat pepeohonan seolah saling berkejaran, seperti akan menggapai apapun yang melewatinya.Akhirnya mobil itu memasuki sebuah perkampungan yang masih jarang penduduknya. Terlihat pemandangan begitu asri dengan pepohonan yang tampak menjulang tinggi. Kendaraan itu terus mendekati tempat lokasi sesuai alamat yang dikirim oleh penculik Yusuf. Bayu terus memberikan Tuan Adam arahan hingga mereka sampai di sebuah jembatan yang sepi. “Kamu yakin ini tempatnya?” tanya Tuan Adam sambil melihat ke sekeliling tempat itu.“Iya, inilah jembatan cikasih. Sepertinya penculik itu penduduk asli kota Bogor karena orang luar belum banyak yang tahu lokasi ini,” jawab Bayu sambil menjelaskan.Tuan Adam tampak mengangguk seraya berkata, “tidak masalah.” Terlihat seulas senyum sinis dari bibir lelaki itu. Di dalam hati ia pun bergumam, [Siapa pun orang itu harus mendapa
Read more

Kembalinya Yusuf

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya mobil yang dikemudikan Tuan Adam sampai di vilanya. Sari tampak tersenyum ketika melihat Tuan Adam, Bayu dan Yusuf kembali dengan selamat.”“Alhamdulillah … ya Allah,” ucap Sari dengan penuh syukur.“Ibu …,” panggil Yusuf sambil terlihat senang bercampur dengan kesedihan.“Iya sayang,” jawab Sari yang kemudian mengambil putranya dari gendongan Bayu. Lalu ia memeluk Yusuf dengan erat sambil terisak bahagia.“Sudah tidak usah mellow!” seru Sovia yang tidak suka melihat pertemuan ibu dan anak yang mengharukan itu.“Biarkan mereka Sovia!” seru Tuan Adam serius, lalu ia menatap Sari dengan dingin dan berseru, “Bawa Yusuf ke kamarmu dan Istirahatlah!” Kemudian pria itu segera masuk ke vila.Bayu tampak mengangguk ke arah Sari, menandakan ia setuju dengan saran Tuan Adam. Lelaki itu kemudian berkata, “Yusuf perlu tidur agar tenang karena ia sepertinya sangat terguncang sekali.”“Iya Kang,” jawab Sari sambil berlalu ke kamar yang dulu pernah ditempatiny
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status