Semua Bab Istri Sementara Tuan Adam: Bab 61 - Bab 70

98 Bab

48. Tindakan Sovia

“Mau ke mana kalian?” tanya Sovia sambil menatap Sari dengan tajam, “Jangan bilang kamu akan membawa Yusuf dari rumah ini!” tebaknya dengan tersenyum sinis.Sari tampak mundur beberapa langkah dan menaruh anaknya kembali di atas kasur. Lalu ia membalas tatapan Sovia seraya berkata, “Kamu dan Tuan Adam telah merencanakan penculikkan Yusuf.”“Jangan asal menuduh kalau tidak punya bukti?!” jawab Sovia, “Ingat Sari kamu sudah menanda tangani surat penyerahan hak asuh Yusuf.” Wanita itu memberikan peringatan.“Kalian sungguh jahat, aku akan laporkan perbuatanmu ke polisi!” ancam Sari dengan serius.“Lakukan saja! Kamu punya apa bisa melawan kami?” seru Sovia sambil menantang Sari. "Jangan lupa siapa yang telah membayar uang tebusan Yusuf!" Ia kembali mengingatkan."Dasar wanita licik, aku tidak akan tinggal diam!" sahut Sari yang merasa dibodohi.Sari yang sedang emosi dan merasa terjebak segera mendorong tubuh Sovia. Kemudian ia menuju ke kamar Tuan Adam. Sesampai di depan pintu wanita it
Baca selengkapnya

Pencarian Sovia

Bayu mencoba pintu untuk mendobrak pintu itu, tetapi pintu itu sangat kokoh sekali. Sementara itu Tuan Adam segera berlari kesamping mencari jalan lain, tetapi pintu besi itu juga tergembok.Akhirnya dua orang security dan Kang Asep datang. Tuan Adam segera memerintahkan mereka untuk membantu. Lima orang laki-laki itu kemudian mengambil ancang-ancang dan melakukan pendobrakan secara bersamaan. Akhirnya pintu yang kokoh itu berhasil terbuka.Mereka semua segera menghambur masuk ke dalam dan langsung menuju ke landasan helikopter. Namun, kendaraan udara itu sudah terbang tinggi dan terlihat menjauh."Yusufffff ...!" teriak Sari sambil memangil anaknya yang sudah pergi bersama Sovia. Wanita itu kemudian bersimpuh di atas rerumputan sambil menangis tersedu. Baru saja ia bertemu dengan putranya kini harus berpisah lagi.Tuan Adam segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Sovia, tetapi tidak aktif begitupun dengan pilot helikopter itu."Sovia kenapa kamu lakukan itu?" tanya Tuan Adam y
Baca selengkapnya

49. Usaha Tuan Adam

Sementara itu di dalam sebuah apartemen Mewah. Sovia dan Yusuf sedang berbincang santai. Ternyata wanita itu berhasil menyakinkan Yusuf, kalau mereka akan jalan-jalan."Jadi kita mau naik pesawat lagi, Tante?" tanya Yusuf dengan senangnya.Sambil tersenyum Sovia menjawab, "Iya sayang.""Yusuf mau ibu dan ayah ikut Tante," pinta anak itu dengan manja.Sovia kemudian mengelus kepala Yusuf dan berjanji, "Iya nanti ibu akan menyusul bersama dengan ayah dan om ganteng. Sekarang Yusuf tidur dulu biar besok pagi kita langsung berangkat naik pesawat terbang!" Sambil mengangguk Yusuf kemudian menjawab, "Baik Tante, Yusuf mau tidur sekarang." Bocah itu segera membaringkan tubuhnya dan tidak lama kemudian sudah terlelap, meski terkadang suka gelisah.Ting ... Nong ...!Sovia tampak mengernyitkan dahinya. Ia heran siapakah yang telah mencet bel malam-malam di apartemennya. Sovia berusaha untuk menenangkan diri sambil melangkah ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Sovia mengecek kemera
Baca selengkapnya

50. Tiada Kata Berpisah

Hari ini langit Jakarta terlihat mendung. Mentari tampak mengintip di balik awan kelabu yang seolah selalu memeluknya kembali. Setelah mendapatkan perawatan medis, Sari merasa jauh lebih baik. Ia dan Bayu segera menuju ke apartemen. Pada saat yang bersamaan Tuan Adam, Sovia, dan Yusuf juga keluar dari tempat itu dan mereka bertemu di tempat yang lapang. Sovia sedikit terkejut melihat ada Sari di hadapannya, tetapi wanita itu segera terlihat tenang seolah tidak melakukan kesalahan."Ibu," panggil Yusuf yang sedang digendong oleh Tuan Adam.Wajah Sari yang masih terlihat pucat segera tersenyum ketika melihat anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Ia kemudian dan membalas, "Yusuf."Tuan Adam segera berjongkok dan melepaskan Yusuf. Bocah itu segera berlari ke arah Sari yang langsung memeluknya dengan erat."Ibu pasti mau ikut aku terbang naik pesawat ya?" tanya Yusuf sambil menatap wajah ibunya.Sari hanya tersenyum getir menjawabnya. Entah apa maksud Yusuf bertanya demikian yang jelas ia
Baca selengkapnya

Selamat Tinggal Kekasih

"Jika kamu pilih Yusuf, maka aku akan kembali kepada Sari karena dia masih istriku, begitupun sebaliknya," jelas Tuan Adam yang membuat Sovia dan Sari tampak tercengang mendengarnya."Jangan membodohiku Al, kamu sudah menjatuhkan talak kepada Sari malam itu!" sergah Sovia yang sudah tahu semuanya. Tuan Adam mengangguk seraya berkata, "Memang benar, tetapi tidak sah karena aku mengatakannya dalam keadaan marah."Malam itu memang Tuan Adam sangat marah karena dipaksa pulang ke Turki untuk dijodohkan dengan Sovia. Ditambah lagi mengetahui Sari hamil, sehingga membuatnya gelap mata dan menyuruh menggugurkan Yusuf. Hal itu dikarenakan Adam tidak mau anak yang dikandung Sari bernasib sama dengannya. Sementara itu Bayu tampak tersenyum karena sudah mengerti jalan pikiran Tuan Adam untuk menghentikan rencana Sovia merebut Yusuf dari tangan Sari. Ia mengakui pria itu memang pintar mengatasi masalah ini.Sovia terlihat menggeleng, tentu dia tidak mau Tuan Adam kembali ke pelukan Sari lagi kar
Baca selengkapnya

51. Kehidupan Baru Sari

Mentari selalu datang di setiap pagi hari dan pergi di kala magrib tiba. Seperti itulah kehidupan manusia harus tetap berjalan dengan segala suka dukanya. Begitupun aku mengikhlaskan apa yang telah terjadi di dalam hidupku ini.Semangat, cinta dan air mata bagaikan pelangi mewarnai hari-hariku. Aku kini sudah siap untuk memulai hidup baru bersama Bayu. Rencana untuk mengikat janji suci sudah kami bicarakan dengan serius. Namun, tiba-tiba sebuah musibah menimpa keluargaku, ambu jatuh sakit."Ambu kenapa Jaka, Ningsih?" tanyaku ketika baru pulang dari pasar kepada kedua adikku yang sedang panik di sebelah ambu. "Tidak tahu Teh, tadi tiba-tiba ambu jatuh di depan kamar," jawab Ningsih sambil menangis."Ya sudah ayo cepat bawa Ambu ke rumah sakit!" seruku dengan cemasnya."Baik Teh," sahut Jaka sambil membopong tubuh ambu.Tanpa membuang waktu lagi, kami segera melarikan ambu ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Aku sangat terkejut ketika dokter mengatakan jika ambu ter
Baca selengkapnya

52. Kebahagiaan Berujung Luka

Setelah ke pulangannya ke Turki, Tuan Adam menjalani hidupnya dengan tenang bersama Sovia. Ia tidak perlu mengkomsumsi obat untuk bisa tidur lagi, meskipun terkadang dirinya masih rindu kepada Sari dan Yusuf. Namun, ketika Sovia dinyatakan oleh dokter positif hamil rasa itu seolah tergantikan. Al merasa hidupnya bahagia sekali. Akhirnya mereka punya momongan juga setelah hampir tujuh tahun penantian.“Terima kasih ya Allah atas karunia-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku,” ucap Al dengan penuh syukur.Kini perhatian dan kasih sayang Tuan Adam hanya tercurah kepada Sovia. Ia mulai belajar untuk mencintai istrinya dengan sepenuh hati. Hari demi hari berlalu dan mereka sangat bahagia menjalaninya. Apalagi ketika usia kandungan Sovia menginjak tujuh bulan dan di USG Ternyata mereka akan mendapatkan anak berjenis kelamin laki-laki. Kebahagian Al dan Sovia jadi lebih sempurna karena itulah yang diharapkan untuk menjadi pewaris keluarga Al Razi.“Aku sangat bahagia sekali Al,” ungkap Sov
Baca selengkapnya

53. Hati yang Terluka

Tuan Adam kembali lagi ke Indonesia. Di mana tertinggal sepenggal hati dan cintanya di negri ini. Tentu kedatangan Al bukan untuk mengharapkan kisah asmara masa lalunya kembali lagi. Akan tetapi, hanya ingin menenangkan diri dari semua masalah pribadinya dengan Sovia. Al langsung menuju ke kantornya yang berada di Jakarta. Tanpa expresi dan senyum pria itu memasuki sebuah ruangan yang mempunyai kepentingan di sana. Tuan Adam membuka pintu ruang kerja Zein tanpa mengetuk terlebih dahulu. “Al, kapan kamu datang?” tanya Zein sambil berdiri menyambut kedatangan Tuan Adam yang tiba-tiba. Tuan Adam tidak membalas sapaan Zein. Pria itu menatap dengan sorot mata yang tajam seolah ingin menerkam mangsanya. Al tampak mengepalkan tangannya dengan keras sambil terus mendekat ke arah Zein."Oh ya, kudengar Sovia sudah melahirkan seorang bayi laki-laki selamat ya,” ucap Zein dengan seulas senyum sambil mengulurkan tangannya.Tanpa banyak bicara Tuan Adam melayangkan sebuah pukulan yang tepat men
Baca selengkapnya

54. Hanya Rindu

Tuan Adam kemudian turun dari mobil dan memanggil orang itu, “Bayu.” “Apa kabar, kapan kamu datang?” tanya Bayu sambil menyodorkan tangannya.“Alhamdulillah aku baik, sudah beberapa minggu yang lalu,” jawab Tuan Adam yang segera menjabat tangan Bayu.“Ayo kita ke rumah!” ajak Bayu kemudian.“A-aku hanya—““Kamu ingin bertemu dengan Yusuf bukan?” tebak Bayu yang dijawab anggukan oleh Tuan Adam.“Ayolah,” paksa Bayu yang membuat Tuan Adam tidak dapat menolaknya.Mereka kemudian berjalan menuju ke rumah Sari sambil jalan beriringan."Setiap kali Yusuf bertanya kapan kamu akan datang, aku selalu menjawab suatu hari nanti dan inilah saatnya," ujar Bayu memberitahu."Aku hanya rindu kepada Yusuf," sahut Adam yang takut Bayu salah paham akan kedatanganya.“Sari, ada tamu jauh,” ujar Bayu ketika mereka sudah sampai di depan pintu.“Iya, siapa Kang?” tanya Sari yang segera keluar untuk menemui tamunya.Sari tampak tertegun begitupun dengan Tuan Adam, keduanya saling memandang satu sama lain.
Baca selengkapnya

55. Hari Pernikahan

Hari ini rumah Sari terlihat ramai karena sebenatar lagi wanita itu akan melepas status jandanya dengan menempuh hidup baru. Para tetangga dan kerabat dari pihak Sari sudah bersiap untuk menunggu kedatangan Bayu dan keluarganya.Sementara itu di dalam kamar pengantin, Sari terlihat sudah bersiap. Wanita itu terlihat cantik dengan balutan kebaya muslim berwarna putih. Terlihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya. Memang ini bukanlah pernikahannya yang pertama, tetapi dia belum pernah menjadi pengantin seperti ini sebelumnya. Sehingga membuatnya jadi grogi.Pernikahan itu digelar secara sederhana, hanya akan dihadiri oleh kerabat kedua mempelai dan para tetangga setempat. Tidak ada pelaminan yang mewah dan panggung hiburan. Hanya terlihat prasmanan dan alunan musik sunda yang diputar. Bagi Sari dan Bayu itu semua sudah cukup yang penting ijab qabul harus dengan niat dan cinta yang tulus.“Kang Bayu dan keluarganya sudah datang Ning?” tanya Sari sambil melirik ke arah jam dind
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status