Home / Romansa / Istri Sementara Tuan Adam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Sementara Tuan Adam: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

64. Tragedi

Setelah isya Sari baru sampai di vila bersama Kang Asep. Tiba-tiba wanita itu merasakan jantungnya kembali berdetak sangat cepat. Seolah seperti sebuah pertanda, entah apa yang akan terjadi nanti. Sari tampak heran melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Ia berpikir mungkin acaranya belum selesai. Dengan perlahan Sari melangkah masuk ke vila sambil berucap, “Assalamualaikum ....” Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Sari. Ia melihat Tuan Ibrahim, Sovia menatap tajam kepadanya dan beberapa orang yang entah siapa.Sovia yang sedang duduk di sofa dan masih mengenakan kebaya pengantin segera berdiri. Lalu ia menghampiri Sari dengan penuh kemarahan seraya bertanya dengan ketus, “Mana Al?” Sari yang tidak mengerti maksud dari pertanyaan Sovia menjawab dengan jujur, “Al sudah pulang ke vila sejak tadi siang.” “Bohong! Dia pasti bersembunyi karena tidak mau rujuk denganku lagi kan? Sekarang cepat katakan di mana Al atau aku akan suruh penjaga untuk membuka mulutmu!” bentak Sovia ya
Read more

65. Kabar Duka

Sudah hampir seminggu, Sari dan Bayu masih bolak-balik dan menunggu kabar di posko penyelamatan. Namun, tim SAR belum juga menemukan jasad Tuan Adam. Mereka hanya mendapatkan sebuah jas yang sudah terkoyak.Sari segera mengenali jika pakaian itu milik suaminya yang terkahir dikenakan. Ia masih berharap orang yang dicintainya itu selamat atau jazadnya ditemukan. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada titik terang mengenai keberadaan Al."Ya Allah, semoga suami hamba selamat, tetapi jika tidak tolong tunjukkan di mana jasadnya berada," pinta Sari dengan penuh harap.Sementara itu, Bayu dan Kang Asep terus mencari keberadaan Al yang telah menjadi korban kecelakaan. Namun, mereka tidak menemukannya juga. Padahal aliran sungai sudah disisir berkali-kali.“Apakah jenazah saudara Adam sudah ditemukan Pak?” tanya Bayu ingin tahu kepada Tim SAR.“Sepertinya kami pesimis untuk dapat menemukan jasad korban yang hilang karena sungai itu dihuni oleh buaya,” jawab Pak Polisi yang membuat Bayu jadi
Read more

Kesedihan Sari

Pagi harinya Sari tampak terkejut dan menyadari telah bangun kesiangan. Ia mencari suaminya yang semalam pulang. Akan tetapi, kenyataan segera menyadarkannya, ternyata semua hanyalah mimpi. Sari bergegas untuk menunaikan kewajibannya. Setelah selesai, sayup-sayup wanita itu mendengar percakapan dari luar rumah.Sari melihat dari jendela dua orang polisi meninggalkan vila. Ia kemudian bergegas keluar kamar untuk mencari tahu kabar apa yang sampai dengan setitik harapan.Bayu dan Ningsih sengaja merahasiakan berita ini dari Sari agar wanita itu tidak semakin terpuruk. Mereka berencana memberitahunya jika Sari sudah terlihat lebih kuat dan tegar."Katakan kepadaku! Ada kabar terbaru apa tentang Kang Adam?" seru Sari sambil yang tiba-tiba datang sambil menatap Ningsih dan Bayu secara bergantian."Belum ada kabar lagi teh, Kang Adam masih terus dicari," sahut Ningsih sambil melirik ke arah suaminya."Nanti kalau ada berita terbaru pasti aku akan kasih tahu," timpal Bayu kembali."Kalian bo
Read more

66. Anugerah Terindah

Tidak terasa satu purnama telah berlalu, Adam meninggalkan Sari seorang diri. Wanita itu menatap nanar malam yang tampak gelap tanpa bulan dan bintang yang menerangi, sekelam kehidupannya saat ini. Kini mata itu tidak lagi terlihat indah, hanya memancarkan kesedihan dan kehilangan yang begitu dalam. Sari menjalani hari dengan sangat berat, tanpa kehadiran orang-orang yang dicintainya. Ia mencoba untuk bangkit dengan memegang segumpal hati yang masih selalu menyimpan asa. Berusaha dengan ikhlas menerima takdir yang telah merenggut kebahagian dari hidupnya.Namun, Sari selalu jatuh dan terjatuh lagi dalam kesedihan yang tiada bertepi. Ia rapuh dan terpuruk dalam nestapa yang entah kapan berakhirnya. Sari selalu berdoa dan berzikir di setiap malam, dengan terus menyebut Asma Allah tanpa lelah. Hanya dengan melakukan itu dirinya mampu bertahan hingga kini. Sari yakin pasti ada hikmah di balik semua cobaan dan ujian di dalam hidupnya.Semakin hari kondisi Sari kian memprihatinkan. Ia sema
Read more

67. Hidayah

Tuan Ibrahim tampak terkejut ketika mendengar perusahaan miliknya yang berada di Indonesia diambang kebangkrutan. Sehingga membuat keluarga Al Razi yang lain datang untuk mengganti kedudukannya sebagai ahli waris."Kami akan mengambil alih kekuasaan. Kakak telah gagal menjalani perusahaan dengan baik," ujar Fatimah adik Tun Ibrahim dengan serius."Tidak akan! Kamu tidak berhak atas warisan itu," tolak Tuan Ibrahim dengan tegas."Lalu siapa yang lebih berhak? Adam sudah tidak ada. Jadi penerus keluarga Al Razi jatuh ke tanganku," sahut Fatimah dengan yakinnya."Aku masih berhak karena istri Adam sedang mengandung," bantah Tuan Ibrahim kembali yang tidak mau menyerahkan posisinya sebagai ahli waris."Siapa yang kakak maksud, Sovia? Itu bukan putra Adam atau dari istri Adam yang baru, mana anaknya?" tanya Fatimah yang seolah sudah merasa di atas angin."Pokoknya keturunanmu tidak berhak mewarisi apa pun dan cepat pergi dari kantorku!" usir Tuan Ibrahim dengan kasar."Aku tidak akan pergi
Read more

68. Kerinduan

Di kala rindu itu datang, Sari hanya bisa memandangi foto Yusuf dan pernikahannya dengan Adam. Selain itu gambar diri kedua orang tuanya. Ia tampak tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca sambil mengelus lembaran kenangan itu.Ketika air matanya akan tumpah, seketika bayi dalam kandungannya menendang. Seolah anak itu memberitahu jika masih ada dia yang akan selalu menemani. Sari tampak mengelus perutnya dan mendapat kekuatan serta semangat hidup lagi.Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, Sari segera menutup foto kenangan itu dan segera keluar dari kamar untuk melihat siapa gerangan yang datang.Ternyata Ibu Nilam datang lagi ke rumah Sari, setelah beberapa minggu yang lalu. Wanita itu terlihat membawa sebuah kantong plastik sebagai buah tangan. Sari segera mempersilahkan perempuan paruh baya itu untuk masuk ke ruang tamu."Silakan masuk Bu," ucap Sari kepada Bu Nilam.“Terima kasih,” ucap Ibu Nilam sambil duduk berhadapan dengan Sari, “Ini buatmu, hasil petik dari kebun sendiri,”
Read more

69. Arti Hadirmu

Sovia divonis oleh dokter lumpuh permanen dari pinggul ke bawah akibat kecelakaan yang menimpa dirinya. Wanita itu tampak histeris ketika mengetahui tidak akan bisa berjalan untuk selamanya. Sovia sangat menyesal, andai saja malam itu mengikuti nasehat Zein untuk tidak pergi, pasti kejadian itu tidak akan terjadi. Namun, semua sudah terjadi dan sesal pun tiada lagi berarti.“Tidak …!” pekik Sovia sambil memukul-mukul kakinya yang tidak bisa digerakan lagi.“Sovia tenang lah!” seru Zein sambil memeluk istrinya dengan erat.“Aku tidak bisa berjalan lagi Zein, hu … hu ...,” ratap Sovia sambil menangis dengan pilu.“Kamu harus sabar dan ikhlas menerima takdir ini!” pesan Zein dengan pilunya melihat kondisi Sovia sekarang.“Ini karma buatku Zein yang telah menelantarkanmu dan anak kita?” ujar Sovia yang mulai menyadari kesalahannya.“Kamu jangan bicara seperti itu! Allah tidak pernah menghukum hamba-Nya. Semua yang terjadi adalah takdir agar kita semakin bertaqwa.” Zein kembali memberikan
Read more

70. Tegar

Ketika semua tampak gelap, tiba-tiba seberkas cahaya terlihat menerangi. Terdengar sayup-sayup orang bercakap, tetapi entah apa yang diperbincangkan. Dengan perlahan Sari membuka matanya dan melihat semua tampak mulai jelas.“Di mana aku?” tanya Sari dengan penuh kebingungan.“Kang Bayu, Jaka, Teh Sari sudah bangun,” ujar Ningsih memberitahu sambil berdiri di samping kakaknya dengan seulas senyum.“Alhamdulillah … selamat ya, Teteh, melahirkan seorang bayi laki-laki,” ucap Jaka sambil menghampiri.Sari tersenyum melihat keluarganya datang, tetapi mata wanita itu terlihat mencari seseorang.“Teteh cari siapa?” tanya Bayu dengan heran.“Anakku mana?” Sari balik bertannya.“Di kamar bayi Teh, sedang tidur. Baru saja tadi kami melihatnya,” jawab Jaka memberitahu yang membuat Sari terlihat tenang.Sebenarnya Sari mencari Adam, ketika sedang melahirkan tadi ia merasakan kehadiran suaminya. Ternyata itu semua hanya mimpi, tetapi kenapa terasa seperti nyata. Wanita itu berpikir mungkin arwah
Read more

71. Kejutan

“Apa Sus, bayi saya sudah dibawa pulang?” tanya Sari dengan heran.“Iya, sama kerabat Ibu Sari setelah mengurus administrasi,” jawab suster memberitahu.Sari dan adik iparnya saling berpandangan, mereka jadi semakin tidak mengerti kenapa Tegar bisa dibawa pulang terlebih dahulu tanpa izin dari ibunya.“Lis cepat kamu telepon Jaka dan Bayu! Apakah benar mereka telah membawa pulang tegar,” seru Sari yang mulai merasa ada yang janggal.“Baik Teh,” sahut Lis sambil mengeluarkan ponselnya.“Tidak usah! Sebaiknya Teh Sari bersiap-siap untuk pulang!” saran Kang Asep yang tiba-tiba datang.“Jadi benar mereka yang sudah membawa Tegar pulang Kang? Kenapa tidak bilang sama saya dulu?” tanya Sari dengan sedikit kesal karena sudah membuatnya jadi cemas.Kang Asep hanya mengangguk tanpa menjelaskan alasannya. Sari dan adik iparnya segera bersiap untuk pulang. Tidak lama kemudian mereka terlihat meninggalkan rumah sakit.Di sepanjang perjalanan, entah mengapa perasaannya jadi berdebar tidak karuan.
Read more

POV IBU NILAM (Doa yang Terkabul)

Malam itu hujan turun dengan lebat. Udara pun jadi dingin seolah menggigit tulang. Aku segera menyelimuti tubuh ini rapat-rapat dan mencoba memejamkan mata, tetapi entah mengapa selalu gagal. Tiba-tiba jantungku berdetak sangat cepat. Aku segera menyibak tirai dan melihat hujan masih turun deras.Entah mengapa pikiranku tertuju ke sungai yang berada di bawah sana. Perasaan ini kian gelisah dan berpikir mungkin akan terjadi banjir bandang. Akan tetapi, itu tidak mungkin karena rumahku berada di atas tebing. Untuk menghilangkan kegelisahan hati aku melakukan zikir sampai pagi menjelang.Aku segera membuka pintu, ketika hujan masih turun gerimis. Diriku kemudian berjalan ke halaman rumah untuk melihat aliran sungai. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada sesosok tubuh yang tersangkut di bebatuan. Naluriku untuk menolong pun muncul dan dengan hati-hati menuruni anak tangga menuju ke tepian sungai.Ketika sampai di tempat tujuan, aku segera menarik tubuh itu dengan sekuat tenaga. Lalu memeri
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status