Home / Romansa / Istri Sementara Tuan Adam / 30. Haruskah Kamu Tahu

Share

30. Haruskah Kamu Tahu

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku beli di--"

“Jangan beli di sana lagi!” potong Tuan Adam yang segera beranjak dan pergi meninggalkan meja makan.

“Kenapa, bukankah masakannya enak?” tanya Sovia tidak mengerti akan larangan suaminya.

Tuan Adam tidak menjawab dan terus berlalu seolah tidak ingin membahasnya lagi. Sovia tampak heran melihat suaminya bersikap seperti itu. Jika masakan Sari tidak enak kenapa piring suaminya terlihat bersih, tidak tersisa nasi sebutir pun. Wanita itu jadi tidak mood lagi untuk melanjutkan makannya. Ia segera menyusul suaminya yang berada di bangku taman.

“Al, kita tidak mungkin untuk mengadopsi Yusuf, tetapi kamu setuju kan kalau kita jadi orang tua asuh untuk membantunya membiayai operasi anak itu?” tanya Sovia sambil menatap suaminya.

“terserah,” jawab Tuan Adam singkat.

“Aku sedang minta pendapatmu Al,” ujar Sovia yang tidak suka dengan jawaban suaminya.

Tuan Adam kemudian menoleh ke arah Sovia dan menatapnya dengan tajam seraya bertanya, “Jika aku bilang jangan apa kamu mau nurut?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sementara Tuan Adam   31. Aku Mencintainya

    “Aku memang mencintai seseorang, dia adalah Yusuf.” Tuan Adam memberikan pengakuan yang membuat Sovia tercengang.Sovia tidak menyangka jika suaminya menyukai Yusuf juga. Ia senang sekali mengetahui hal itu karena Sovia bisa meminta dukungan kepada Suaminya untuk mendapatkan bocah itu. Lalu ia bertanya untuk meminta kepastian, “Benarkah Al, kamu suka sama Yusuf?” Tuan Adam tampak mengangguk untuk menjawabnya, “Kalau begitu bantu aku untuk memiliki anak itu!”“Bukankah kamu bilang keluarganya tidak mau Yusuf kita adopsi?” tanya Tuan Adam dengan bingung bagaimana caranya membantu Sovia untuk memiliki Yusuf.“Itu urusanku, kamu hanya perlu membantuku untuk memikat hati anak itu,” ujar Sovia menjelaskan.“Baiklah, asal kita tidak memaksa.” Tuan Adam terpaksa menyetujui rencana Sovia karena ia belum siap masa lalunya diketahui wanita itu.“Oke,” ucap Sovia senang sambil memeluk suaminya dengan erat [Maafkan aku Sovia, terpaksa aku berbohong karena belum waktunya kamu tahu siapa Sari. Su

  • Istri Sementara Tuan Adam   Rasa Sayang

    “Yusuf tidak suka bola ini, Om,” ujar bocah itu sambil memegang sebuah bola basket.“Memangnya Yusuf mau bola apa?” tanya Tuan Adam dengan serius.“Itu bola yang bisa ditendang,” jawab Yusuf dengan polosnya.“Oh … bola kaki?” tanya Tuan Adam sambil mengangguk mengerti, “Ya sudah, nanti om akan belikan buat kamu,” janji Tuan Adam yang membuat Yusuf terlihat senang sekali.“Terus sekarang Yusuf mau main apa?” tanya bocah itu sambil celingukkan mencari mainan. “Kita lihat ikan saja di kolam, yuk!” ajak Tuan Adam yang dijawab anggukkan oleh Yusuf.Tuan Adam mengajak Yusuf ke taman di mana terdapat sebuah kolam yang jernih. Terlihat berbagai ikan mas dengan warna dan ukuran yang sangat cantik.“Waow … ikannya banyak sekali!” seru Yusuf dengan girangnya.Tuan Adam hanya tersenyum melihat kecerian Yusuf. Ia tampak memegangi tubuh mungil itu agar tidak jatuh ke kolam. Lelaki itu kemudian memangku Yusuf, sambil sesekali tangan mereka melempar makanan ke atas air kolam.Sementara itu Sovia

  • Istri Sementara Tuan Adam   32. Mirip

    Mentari mulai terlihat dari balik awan. Sinarnya tampak membias tetes-tetes air hujan yang masih tersisa di setiap kelopak bunga dan helaian dedaunan. Tanah pun masih basah dengan beberapa genangan air.Sari tampak menunggu dengan resah. Wanita berkerudung itu terlihat berdiri di depan rumahnya sambil terus menatap ke ujung jalan. Hatinya gelisah dan khawatir karena semalaman Yusuf dan Bayu tidak pulang. Ia takut terjadi apa-apa dengan dua lelaki terpenting dalam hidupnya itu.Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Sari memutuskan masuk ke rumah untuk mengambil ponselnya yang sedang dicharger. Semoga ada pesan atau panggilan telepon dari Bayu atau Sovia. Baru saja kakinya melangkah sampai di depan pintu, tiba-tiba ia dikejutkan oleh bunyi klakson. Seketika wanita itu pun segera menoleh.Tin …! Tin …!Senyum Sari tampak mengembang ketika melihat mobil Sovia datang. Dengan segera ia menghampiri kendaraan itu yang berhenti di halaman rumahnya.“Ibu ..,” panggil Yusuf yang sedang digendong

  • Istri Sementara Tuan Adam   33. Ulang Tahun Yusuf

    Hari ulang tahun Yusuf pun tiba, Sari sengaja tidak berjualan. Ia akan membuat nasi kuning untuk putra kesayangan. Hanya itu yang dapat Sari berikan untuk anaknya dengan serangkain doa yang terbaik.“Ya Allah terima kasih, atas karunia-Mu yang begitu besar. Hari ini Yusuf genap berumur lima tahun. Berikanlah anakku kesehatan dan lindungilah ia di manapun berada. Aaminn ….” Sari tampak mengusap mukanya setelah memanjatkan doa untuk Yusuf.Keluarga Sari tampak bahagia menyambut hari kelahiran Yusuf. Mereka terlihat berkumpul sambil makan tumpeng nasi kuning, meskipun hanya dengan lauk tempe orek, telur dadar, dan kerupuk sudah membuat menu itu menjadi sangat istimewa."Selamat ulang tahun, cucu nini yang paling ganteng," ucap Bu Asih sambil mencium kedua pipi Yusuf secara bergantian."Ni, bibi kasih kado," ujar Ningsih sambil memberikan sebuah bungkusan."Paman juga bawa hadiah buat ucup." Kini giliran Jaka yang memberikan sebuah kotak bersampul lucu."Terima kasih Nini, Bibi dan Pama

  • Istri Sementara Tuan Adam   34. Pertemuan yanng Tidak Terduga

    Yusuf langsung menoleh begitu mendengar namanya disebut. Ia segera melepas tangan Sari dan berlari ke arah pemilik suara itu seraya memanggil, "Om ganteng."Tuan Adam segera membungkuk dan melapangkan satu tangannya. Yusuf seperti memiliki magnet dengan Tuan Adam. Ia langsung memeluk dan bergelayut manja di leher lelaki itu. "Selamat ulang tahun sayang, semoga jadi anak yang soleh," ucap Tuan Adam disertai sebuah doa. Lalu ia mendaratkan kecupan di kening Yusuf, "Ini untuk kamu," ujarnya sambil memberi sebuah kado berukuran sedang."Terima kasih, Om," ucap Yusuf segera menerima hadiah itu dengan senangnya.Semua mata yang melihatnya tampak tersenyum manis dan terharu karena menduga jika Yusuf dan Tuan Adam adalah ayah dan anak yang sudah lama tidak berjumpa. Bahkan Sovia segera mengabadikan dengan ponselnya. Namun, tidak bagi Sari. Tiba-tiba ia merada jantungnya berdetak sangat cepat. Melihat sosok yang selama ini dipanggil om ganteng oleh Yusuf.Wajah Sari berubah jadi pucat deng

  • Istri Sementara Tuan Adam   Rahasia yang Terungkap

    "Tidak apa-apa, ayo kita pulang!" jawab Tuan Adam sambil berlalu dari tempat itu.Melihat Tuan Adam yang meninggalkannya membuat Sovia jadi meradang. Lalu ia segera menyusul dan ketika berada di dalam mobil mereka kembali berbicara lagi."Kenapa kamu datangnya lama sekali Al?" tanya Sovia dengan kesalnya."Aku kena macet," jawab Tuan Adam singkat."Kamu kenapa diam saja tadi di depan orang tua Yusuf? Seharusnya kamu--""Please Sovia jangan dibahas lagi! Aku lelah hari ini," potong Tuan Adam dengan tegas. Ia sedang tidak ingin berdebat dengan istrinya. Pikirannya sungguh kacau karena kenyataan yang tidak pernah diduga.***"Hadiah dari om ganteng paling bagus, dari semua kado yang Yusuf dapat," ujar bocah itu sambil memeluk bolanya dengan erat ketika berada di dalam sebuah taksi online."Yusuf dengarkan ibu! Mulai sekarang kamu tidak boleh menerima atau meminta mainan dan hadiah lagi dari tante cantik atau om ganteng! Mengerti?" seru Sari yang membuat Yusuf terlihat bingung."Kenapa, i

  • Istri Sementara Tuan Adam   35. Dia Anakku

    Tuan Adam segera keluar dari kamar dan menemui security yang menjaga rumahnya."Selamat malam, Tuan?" ucap seorang security ketika melihat majikannya datang ke pos penjagaan."Malam, siapa kemarin yang mengantarkan Yusuf dan ayahnya pulang?" tanya Tuan Adam dengan serius."Saya, ada apa, Tuan?" jawab security itu sambil balik bertanya."Sebentar!" seru Tuan Adam sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.[Hallo Kang Asep, saya sudah tahu di mana Sari tinggal. Tolong dengarkan baik-baik lokasinya!] ujar Tuan Adam kepada orang suruhannya itu.[Baik Tuan,] sahut Kang Asep dari seberang sana.Tuan Adam segera memberikan ponselnya kepada security itu seraya berseru, "Beritahu dengan jelas di mana lokasi rumah Yusuf!" Security itu tampak mengangguk dan menerima ponsel Tuan Adam. Tidak lama kemudian ia tampak berbincang dengan serius. Setelah selesai, lelaki itu mengembalikan handphone itu ke majikannya.[Bagaimana Kang?] tanya Tuan Adam.[Saya tahu daerah itu Tuan. Apa yang h

  • Istri Sementara Tuan Adam   36. Aku Akan Terus Mencari

    "Maaf." Hanya satu kata yang terucap dari bibir Tuan Adam sambil menatap Sovia ketika mereka sarapan pagi."Iya, itu sudah biasa bukan?" sahut Sovia seolah menyindir suaminya, tanpa membalas tatapan lelaki itu.Tuan Adam hanya menatap Sovia dengan tajam ketika mendengar hal itu dan selanjutnya suasana tampak hening."Kamu mau ke mana?" tanya Tuan Adam ketika melihat istrinya sudah terlihat rapi sepagi ini."Ke rumah Yusuf," jawab Sovia singkat.Tuan Adam seketika menyudahi sarapannya. Lelaki itu terlihat mulai gusar mendengar Sovia ingin ke rumah Sari. Ia harus mencari cara agar istrinya tidak pergi ke sana. Dirinya takut Sovia akan bertemu dengan Kang Asep."Baru kemarin kamu ketemu Yusuf, apa tidak bisa lain hari saja?" ujar Tuan Adam menyarankan agar Sovia mengurungkan niatnya. "Di sana aku bisa terhibur dan tidak kesepian." Sovia memberikan pernyataan agar Tuan Adam lebih peka akan keinginannya.Tuan Adam tidak menjawab karena sedang memikirkan cara agar Sovia tidak jadi pergi. S

Latest chapter

  • Istri Sementara Tuan Adam   End 79. Kucintai Kamu Dalam Doaku

    "Memakai hijab itu adalah salah satu kewajiban muslimah demi menjaga auratnya. Tapi mengenakan kerudung itu harus berdasarkan keimanan bukan karena sesuatu hal. Misalnya untuk menarik perhatian orang agar terlihat lebih baik," ujar Azza menjelaskan setelah mendengar keinginan Jelita yang mau memakai hijab. Jelita kemudian menegaskan,"Oh seperti itu, jadi kalau hati kita belum mantap sebaiknya jangan berhijab dulu?" "Boleh-boleh saja untuk belajar. Tapi amat disayangkan, kalau kita sudah memakai hijab karena alasan tertentu lalu melepasnya kembali, miris melihatnya," ujar Azza yang juga memberitahu bagaimana sikap seorang muslimah terutama dalam menjaga aurat dan pandangannya. "Ya sudah kalau begitu aku mau belajar sekarang," ujar Jelita dengan antusiasnya. Mendengar itu Azza tampak senang sekali dan mengajak, "Boleh, ayo sini aku ajarkan memakai hijab!" Azza kemudian memilah koleksi hijabnya dan mulai mengajarkan Jelita cara memakainya. "Masya Allah, kamu cantik sekal

  • Istri Sementara Tuan Adam   78. Mencarimu

    "Jelita mana Tante?" tanya Fatih sambil mencari gadis itu dengan kedua mata elangnya. Dengan tetap tenang Tante Windi menjawab, "Ada di kamar sedang istirahat. Duduklah Fatih, sepertinya kita harus bicara!" Fatih segera duduk di sofa berhadapan dengan Tante Windi."Menurut Tante, kamu fokus saja urus perusahaan. Soal Jelita biar Tante yang tangani. Dia sudah dewasa Fatih, jadi sudah berani membangkang dan bisa melakukan perbuatan lebih nekat lagi, kalau terlalu dikekang!" ujar Tante Windi memberikan masukan ketika Fatih datang untuk menjemput Jelita.Fatih tampak berpikir sesaat dan menurut saran dari Tante Windi ada benarnya juga. Dengan tinggal di rumah ini, ia bisa bekerja dengan tenang dan tidak perlu khawatir lagi. "Baiklah, aku setuju Jelita tinggal bersama Tante. Tapi aku akan menambah beberapa orang keamanan lagi," ujar Fatih menyetujui."Oke, demi Jelita kamu boleh memperketat keamanan untuknya!" ujar Tante Windi sambil mengangguk kecil. "Sebelum pulang, aku mau bicara e

  • Istri Sementara Tuan Adam   77. Aku Tidak Mau Pulang

    "Kamu harus pulang Nak, agar keluarga Jelita tidak cemas!" saran Sari setelah mendengar cerita Jelita.Jelita langsung terlihat sedih dan memohon, "Tolong Bu, izinkan aku menginap beberapa hari lagi!"Sari segera membelai kepala Jelita seraya berkata, "Maaf Nak, ibu dan abi bukan tidak suka kamu menginap di rumah kami. Tapi tanpa izin dari orang tua, kamu akan dianggap hilang. Jadi sebelum mereka lapor polisi sebaiknya kamu pulang dulu. Nanti boleh menginap lagi di sini kapan pun."Jelita tampak menghela napas panjang. Ia mana mungkin diizinkan menginap di rumah orang lain. Keluar dari pintu gerbang rumah saja dilarang. Gadis itu terus berpikir agar bisa tinggal lebih lama lagi di rumah ini. "Ya sudah, boleh aku pinjam telepon, untuk menghubungi mami di rumah?" pinta Jelita yang dijawab anggukan oleh Sari. Setelah dipinjami telepon, Jelita segera menjauh untuk menghubungi keluarganya. Jelita tentu tidak mau merepotkan Yusuf dan keluarganya yang begitu baik. Ia akan pulang dan kemba

  • Istri Sementara Tuan Adam   76. Mengenalmu

    Mentari tampak bersinar di ufuk timur. Bunga dan dedaunan terlihat segar dibalur sisa air hujan. Jelita sudah bangun dengan tubuh yang lebih bugar, meskipun kakinya masih terasa pegal akibat lari kemarin. Ia segera membasuh tubuhnya yang terasa lengket, meskipun air cukup dingin. Setelah itu segera memakai celana panjang dan sweater yang dibawakan Azza semalam. Setelah selesai, Azza datang lagi menemui Jelita. Tidak lama kemudian kedua gadis itu segera ke luar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Di mana keluarga Tuan Adam terlihat sedang sarapan bersama. "Jelita kenalkan ini, Ibu, Abi dan Kang Yusuf," ujar Azza memperkenalkan keluarganya. Jelita segera menyalami Sari, sedangkan Tuan Adam dan Yusuf hanya mengatupkan tangan. "Nama yang cantik sesuai dengan orangnya. Bagaimana keadaan kamu Nak?" tanya Sari sambil tersenyum ramah. "Aku baik-baik saja Bu. Terima kasih, sudah memberikan izin untuk menginap di sini," ucap Jelita yang merasa disambut dengan hangat, padahal mereka baru

  • Istri Sementara Tuan Adam   75. Kabur (Season 2)

    Hujan masih mengguyur kawasan puncak. Ketika sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di jalan yang tampak macet. Seorang gadis cantik terlihat ke luar dari kendaraan itu dan berlari ke arah belakang. Tidak lama kemudian disusul oleh pria berbadan besar dan berpakaian rapi. "Tunggu, jangan pergi Non!" seru pria itu sambil mengejar.Gadis itu tampak ketakutan dan terus berlari sekencangnya. Sesekali ia berhenti di belakang kendaraan lain, sambil mengatur nafas dan berharap pria itu tidak mengejarnya lagi. Akan tetapi, doanya tidak terkabul. lelaki itu justru semakin dekat ke arahnya. Sehingga membuat gadis itu jadi kian panik."Pokoknya aku tidak mau kembali ke rumah," lirih gadis itu yang segera kembali berlari dengan nafas yang terengah. Namun, ketika di belakang mobil box Ia sudah tidak kuat lagi untuk melarikan diri. Kini dirinya hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi. Alunan musik terdengar mengalun syahdu dari salah satu mobil sayur. Seorang pria bermata teduh tampak menikmati l

  • Istri Sementara Tuan Adam   74. POV Adam, Bu Nilam dan Sari.

    Lelaki sejati.Waktu terus bergulir, tidak terasa usiaku kian menua, raga ini juga mulai sakit-sakitan. Untung aku mempunyai seorang istri yang sangat perhatian sekali. Ia Seorang perempuan hebat yang Allah jodohkan dengan diriku ini yang jauh dari kata sempurna.Selama pernikahan kami tidak pernah sekalipun Sari mengeluh, ia selalu sabar dan ikhlas dalam mengurus dan merawatku anak-anak, dan ibuku. Sungguh aku sangat bersyukur karena semenjak kecelakaan 20 tahun yang lalu, seolah Allah memberikan aku kehidupan kedua untuk memperbaiki diri untuk menjadi lelaki sejati.Kini perkebunan sudah dipegang oleh Yusuf, sedangkan aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan hanya sesekali ke kebun jika Yusuf sedang keteter atau pergi. Aku menjalani sisa hidupku dengan banyak beribadah dan sering ke masjid.Alhamdulillah … aku di percaya menjadi salah satu pengurus. Rasanya begitu damai hati ini banyak melakukan kegiatan di rumah Allah. Sungguh aku tidak pernah merasa hati ini begitu bahagia

  • Istri Sementara Tuan Adam   73. Cinta Abadi

    Roda kehidupan telah berputar, kini Bayu semakin sukses sebagai pengusaha di bidang otomotif yang memiliki beberapa bengkel di kota tempat tinggalnya. Jika Allah telah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Apalagi Bayu adalah sosok yang sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup ini.“Aku turut senang Ning, jika sekarang Bayu sudah sukses sebagai pengusaha,” ucap Sari atas keberhasilan adik iparnya itu.“Iya Teh, Alhamdulillah ….” Ningsih bersyukur atas keberhasilan suaminya.“Bayu memang pantas mendapatkan semuanya karena ia adalah lelaki yang baik,” puji Sari sambil mengingat kebaikan Bayu yang tiada terkira kepadanya.Ningsih tampak mengangguk seolah sependapat dengan kakaknya. Lalu ia pun bertanya, “Teteh sendiri bagaimana? Pasti senang sekali ternyata Kang Adam masih hidup dan bisa berkumpul lagi dengan Yusuf.”“Teteh sangat bahagai Ning, ternyata Alllah banyak memberikan rahmat-Nya yang melimpah,” ujar Sari akan karunia yang didapatkannya selama ini.Sementara itu, Ada

  • Istri Sementara Tuan Adam   72. Aku Pulang

    Dari kabar yang terdengar, ternyata mobil yang dikemudikan oleh Saba masuk ke jurang ketika dikejar oleh polisi dan suster gadungan itu juga sudah ditangkap. Sementara itu keluarga Al Razi seperti Fatimah dan putranya segera kembali ke Turki setelah menjual semua saham serta aset perusahaan yang berada di Indonesia, kecuali vila.Sebenarnya Adam bisa saja merebut harta warisannya kembali, tetapi tidak mau. Ia ingin hidup sederhana dan bahagia bersama dengan keluarga kecilnya. Setelah situasi sudah aman, Adam kemudian menjemput Yusuf untuk tinggal bersama kembali. “Ibu!” panggil Yusuf sambil berlari kecil ketika melihat Sari di depan teras yang sudah menunggu kepulangan putranya.“Yusuf,” balas Sari sambil melapangkan satu tangan memeluk putra sulungnya itu.“Yusuf kangen sama Ibu,” ungkap bocah itu sambil memeluk Sari dengan erat.Sari segera membalas pelukan Yusuf dan mencium kepala anak itu seraya berkata, “Ibu juga kangen sama kamu sayang.” “Ibu, ini adik siapa?” tanya Yusuf sa

  • Istri Sementara Tuan Adam   POV IBU NILAM (Doa yang Terkabul)

    Malam itu hujan turun dengan lebat. Udara pun jadi dingin seolah menggigit tulang. Aku segera menyelimuti tubuh ini rapat-rapat dan mencoba memejamkan mata, tetapi entah mengapa selalu gagal. Tiba-tiba jantungku berdetak sangat cepat. Aku segera menyibak tirai dan melihat hujan masih turun deras.Entah mengapa pikiranku tertuju ke sungai yang berada di bawah sana. Perasaan ini kian gelisah dan berpikir mungkin akan terjadi banjir bandang. Akan tetapi, itu tidak mungkin karena rumahku berada di atas tebing. Untuk menghilangkan kegelisahan hati aku melakukan zikir sampai pagi menjelang.Aku segera membuka pintu, ketika hujan masih turun gerimis. Diriku kemudian berjalan ke halaman rumah untuk melihat aliran sungai. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada sesosok tubuh yang tersangkut di bebatuan. Naluriku untuk menolong pun muncul dan dengan hati-hati menuruni anak tangga menuju ke tepian sungai.Ketika sampai di tempat tujuan, aku segera menarik tubuh itu dengan sekuat tenaga. Lalu memeri

DMCA.com Protection Status