Sepanjang hari ini, Raka mengomel tidak jelas. Panasnya sudah berangsur turun, tapi tubuhnya masih terasa lemas. Ia ingin berbaring di kasur empuknya."Difa. Apa kamu bisa menyetir mobil?" Raka melirik Rara yang sedang membereskan meja kerjanya."Bisa, Pak tapi tidak begitu lancar. Bapak ingin pulang? Saya telpon Pak Doni saja, ya? Biar Pak Doni mengantarkan Bapak pulang sekarang.""Kalau aku pulang dengan Doni, terus kamu kemana?""Saya ya masih di sini, Pak. Kan jam kantor baru selesai jam empat sore?""Kamu itu bagaiamana sih? Kamu sekarang adalah asisten pribadiku, jadi, kemana pun aku pergi, kamu harus ikut!"Aduh. Rara mengumpat lagi dalam hati. Mengapa harus sampai ke apartemen pria itu lagi?"Baik, Pak. Saya akan ikut kemana pun Bapak pergi." Rara akhirnya pasrah. Ia harus membuang jauh-jauh mimpi untuk menikmati cuti yang diberikan oleh bos besarnya.Tak berselang lama, Doni datang dan memapah Raka. "Mengapa tidak pulang sejak tadi, Bos?""Aku baru saja minum obat dari dokter
Last Updated : 2024-10-29 Read more