"Apa maksudnya, Pak? Saya kok tidak paham." "Sebentar. Akan kujelaskan sebentar lagi. Kamu lantai berapa?" Tangan besar pria itu bersiap menekan salah satu angka di tombol lift. "Tujuh, Pak." Percakapan mereka hanya berlangsung beberapa menit, dan itu tidak cukup bagi keduanya memberi dan menerima informasi. Sepertinya, Dewa lupa jika Rara adalah orang pusat, yang tidak lain kaki tangan Widjanarko, yang sedang melakukan audit di perusahaan tempatnya bekerja. "Kamu ikut aku ke ruanganku dulu, nanti aku jelaskan di sana," ucap Dewa setelah pintu lift terbuka di lantai lima. Karena didorong rasa penasaran, Rara akhirnya mengikuti Dewa dari belakang. Langkah Dewa sedikit tergesa karena waktu sudah begitu mendesak menurutnya. Ia belum membuat desain produk baru untuk rapat besok, sesuai permintaan atasan mereka. Raut wajah Rara berubah-ubah selama mendengar penjelasan dari Dewa. Ia tidak mengira jika pria di depannya itu memiliki ide seperti ini. "Pak, apakah itu tidak melanggar k
Last Updated : 2024-10-29 Read more