Home / Romansa / Kontrak Cinta Seribu Hari / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kontrak Cinta Seribu Hari: Chapter 101 - Chapter 110

121 Chapters

101. Jangan panggil aku Tante

Delicia menurunkan sedikit maskernya ketika resepsionis perusahaan Lucio seakan tidak dapat mendengar ucapannya.“Saya ingin menitipkan barang ini untuk bapak Lucio Valeega,” kata Delicia untuk ketiga kalinya.“Maaf, tapi bisa informasikan siapa nama Anda?” tanya resepsionis itu.“Delicia.”“Oh kalau begitu silakan naik. Bapak Lucio sudah menunggu Anda.”“Apa?!” Delicia hampir berteriak tapi untung saja dapat dia kontrol. Rencananya dia tidak akan menemui Lucio. Tetapi menitipkannya saja pada resepsionis. Akan tetapi, Lucio sepertinya sudah berpesan pada karyawannya agar membuat Delicia naik ke atas.“Mari saya antar,” katanya lagi.“Oh.. itu tidak perlu.”“Bapak meminta saya untuk mengantar Anda.”“Pasti dia tau kalau aku akan kabur,” gumam Delicia.Setelah naik lift dan berjalan di koridor perusahaan. Delicia hampir sampai di ruangan Lucio yang berada di ujung sana. Ruangan dengan pintu paling besar dan ada resepsionis yang berdiri menyambutnya.“Silakan,” kata respsionis tersebut.
Read more

102. Lamaran?

“Besok aku ke sini lagi pokoknya! Sampai kamu mau makan siang denganku!” decak Lordes. Dia kemudian meninggalkan ruangan Lucio.Setelah Lordes sudah benar-benar pergi. Delicia melepaskan tangannya, kemudian kembali duduk dan menyantap makanan seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.“Kamu pasti cemburu,” kata Lucio dengan nada mengejek. “dilihat dari matamu itu, aku bisa melihatnya.” Lucio lantas duduk dan ikut makan dengan Delicia.“Dia masih kecil, untuk apa aku cemburu dengan gadis itu?”“Lalu barusan untuk apa kamu memegang bahuku? Kupikir karena kamu ingin menunjukkan kalau aku milikmu.”“Memangnya kamu menyukainya?”“Tidak, tentu saja tidak.”“Kalau begitu itu sudah cukup.”Kemudian hening, hanya terdengar bunyi sendok yang beradu dengan piring. Sesekali Lucio melirik Delicia yang sepertinya nafsu makannya sejak dulu tidak pernah berubah.Wajahnya masih mungil dan cantik seperti dulu, meski ada beberapa hal yang berubah darinya. Yaitu lebih berani dan galak padanya tidak seperti
Read more

Bab 103. Jose Hilang

Setelah mengalami kejadian yang cukup menyebalkan tadi, akhirnya Delicia sudah tiba di tempat tinggalnya. Dia memasuki unit apartemennya, akan tetapi tidak menemukan siapa-siapa di sana, Diego dan Jose. Padahal biasanya mereka berdua sudah ada di rumah sebelum dirinya pulang.“Diego! Jose!” panggil Delicia. Dia menyalakan lampu apartemen. Dan terlihat bahwa baik Diego maupun Jose belum kembali sejak tadi pagi.“Mereka ke mana sih,” gumam Delicia. Dia mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, lalu melihat ternyata ponselnya sudah mati karena kehabisan batrei. Tanpa menunggu lama, dia langsung menyambungkan daya. Hingga setelah beberapa menit kemudian ponselnya menyala, panggilan dari Diego mengejutkannya.“Kakak di mana! Kenapa tidak bisa dihubungi!” tanya Diego dengan nada yang panik.“Ada apa sih, aku baru pulang dan ponselku mati.”“Jose.. Jose tidak menemui kakak ke kantor kan?”Delicia diam untuk sesaat.“Kak!”“Aku tidak bertemu dengan Jose hari ini!”Keduanya pun diam.“Jose… w
Read more

Bab 104. Pertemuan yang mendebarkan

Delicia pulang tanpa hasil, di apartemen dia menunggu Lucio dengan gusar. Kini, Delicia telah mengatakan semuanya pada Lucio, rahasia terbesarnya yang selama ini dia simpan rapat-rapat, akhirnya dia bongkar sendiri setelah Jose tiba-tiba menghilang.Suara pintu terdengar dibuka, Delicia seketika menoleh berharap jika Lucio yang datang. Akan tetapi adiknya Diego yang muncul dengan wajah yang lesu.“Bagaimana?” tanya Delicia. “Apa kamu menemukan Jose?”Diego menggeleng. “Aku sudah melihat CCTV di sekitar sekolah. Jose berjalan sendirian. Jadi, dia tidak mungkin diculik, kan?”“Bukan masalah diculik atau tidak. Tapi dia masih kecil, Diego!”“Aku tahu Kak!”Keduanya kemudian diam.“Lucio mau membantuku mencari Jose.” Delicia berkata begitu pelan hingga hampir tidak terdengar.“Benarkah? Kakak bilang apa mengenai Jose?”“Aku bilang apa adanya pada Lucio. Barangkali, dia akan mengusahakannya dengan maksimal jika aku mengatakan kalau Jose adalah anaknya.”“Keputusan yang bagus,” desah Diego d
Read more

Bab 105. Reaksi Delicia

Setelah mengetahui jika Jose ternyata berada di rumahnya selama semalaman. Lucio akhirnya memberikan kabar itu kepada Delicia. Segera setelah mendengar hal itu, Delicia segera bergegas ke rumah Lucio.Pagi itu, Jose terlihat sedang sarapan bersama dengan anak Lucio. Jose tidak berani melihat ke arah Delicia terlalu lama. Dia hanya melihatnya sekilas, terkejut kemudian menunduk lagi.Lucio yang tau bahwa Jose ketakutan mencoba menengankan Delicia.“Kita bicara dulu sebentar. Berdua,” ajak Lucio, membawa Delicia ke ruang tamu.Delicia masih memandang Jose sampai dia berada di ruang tamu.“Jangan marah pada Jose,” kata Lucio. “Mungkin kemarin dia hanya ingin main ke sini.”“Tapi setidaknya beritahu aku kan bisa, Lucio?!”“Bagaimana caranya memberitahumu? Memberitahu padamu kalau sebenarnya dia sedang sedih karena teman-temannya mengatai dirinya tidak punya ayah? Jose mengatakan pada Martin kalau dia tidak mau membuatmu bersedih. Setidaknya dengan alasan seperti itu, kamu bisa memahaminya
Read more

Bab 106. Menemukan Cinta yang pernah Hilang

“Kamu sudah tidak bisa menolakku lagi Delicia,” bisik Lucio dengan wajah yang serius. “Aku akan memberitahu Martin dan kamu harus memberitahu Jose.”Delicia menelan ludahnya sendiri. Dia merasakan debaran jantungnya seakan tidak normal. Apakah beninh cinta itu mulai tumbuh kembali? Apakah seharusnya dia menerima Lucio setelah semua yang telah mereka alami?Lima tahun lebih terpisah karena kesalahpahaman, bukankah saat ini sudah waktunya dia dan Lucio untuk bahagia?“Bagaimana?” desak Lucio tak sabar.“Kamu yakin akan menikahiku?”Mendengar pertanyaan itu membuat mata Lucio membulat. Seperti ada harapan untuk lamarannya barusan.“Tentu saja! Aku sangat yakin!”“Baiklah kalau begitu,” kata Delicia. “Aku mau menikah denganmu. Tapi tunggu aku mengatakan yang sebenarnya pada Jose.”Tangan Delicia diraih oleh Lucio. Dia genggam begitu erat seakan tak ingin melepaskannya lagi. “Kamu sudah berjanji, dan kamu tidak bisa mengingkarinya, oke.”Delicia mengangguk. “Iya, aku sudah berjanji jadi a
Read more

Bab 107. Wanita Gila

Kabar pernikahan antara Delicia dan Lucio pun akhirnya menyebar. Semua orang terdekat Lucio tahu termasuk Lordes yang juga menerima undangan pernikahan dari lelaki yang sudah menjadi incarannya.“Sial! Dia benar benar melakukannya!” umpat Lordes dengan kesal. Baru pertama kali ini dia ditolak dengan mentah-mentah oleh seorang lelaki/“Memangnya siapa calon pengantinnya?” tanya ibunya yang saat itu menyadari kegusaran anaknya.“Aku juga tidak tahu. Dia sepertinya bukan dari keluarga yang berada. Aku harus bagaimana Bu.”“Lupakan Lucio. Lagi pula dia adalah lelaki yang sudah memiliki satu anak tanpa ikatan pernikahan. Waktu pertama kali mendengar berita itu sebenarnya ibu sudah tidak menyukainya, Lordes.”“Bu! Apa ibu tidak tahu apa artinya cinta?” Mata Lordes melebar karena sebal ibunya malah menjelekkan Lucio.“Ibu tahu apa itu cinta, karena jika tidak mana mungkin ibu menikah dengan ayahmu. Tapi ini beda Lordes. Dia memiliki anak kecil. Apa kamu bisa mengatasi anak Lucio?”“Lordes ak
Read more

Bab 108. Pertarungan antara Harapan dan kenyataan

Hari H pernikahan Lucio dan Delicia akhirnya tiba. Lordes dengan gusar berjalan ke sana ke sini di dalam kamarnya. Pasalnya sejak tadi malam ayahnya sudah memberitahu agar anaknya itu tidak usah datang ke acara pernikahan Lucio daripada membuat masalah keluarganya.Tapi tentu saja Lordes menolaknya. Dia sudah merencanakan hal besar untuk membatalkan pernikahan Lucio dan Delicia.Suara pintu diketuk, Lordes menoleh dan segera menghampiri pintu kamarnya. Akan tetapi, pembantu yang muncul dengan dua pengawal di belakangnya.“Kenapa kalian ke sini?” Lordes bertanya pada kedua pengawal itu.“Kalian ingin mencegahku kan? Jangan harap itu terjadi!” Lordes melangkah maju tapi dihalangi oleh kedua lelaki tersebut.“Nona, saya diminta untuk mengantar sarapan untuk Anda.”“Sarapan?” Lordes melirik segelas jus dan roti panggang di nampan yang dibawa oleh pembantu.“Aku tidak akan memakannya.”“Tapi kata Tuan, nona bisa pergi setelah sarapan.”Lordes terkejut dengan pikiran ayahnya yang tiba-tiba
Read more

Bab 109. Tragedi

Sudah berhari hari sejak kejadian saat itu, Lordes mengurung dirinya di dalam kamar. Dia enggan makan membuat tubuhnya yang kecil semakin kurus. Dia tidak mau berbicara pada siapapun dan bertingkah seolah dunianya sudah berakhir sejak kejadian pernikahan Lucio.“Lordes, makanlah sesuatu. Kalau kamu sampai sakit bagaimana?” tanya ibunya saat masuk membawa makanan untuk anaknya.Lordes diam saja.“Ibu akan mengenalkan pria yang setara dengan Lucio, bagaimana?”Lordes hanya bergerak sedikit kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.“Mau sampai kapan kamu begini? Sementara Lucio sudah bahagia dengan keluarga barunya!” Karena tidak tahan ibunya pun membentak Lordes.Lordes bangkit, dengan mata yang cekung menatap ibunya dengan sinis.“Harusnya ibu membantuku, bukan memihak ayah waktu itu.”“Lordes… ““Ibu sama saja dengan ayah. Ibu menyuruhku untuk berkenalan dengan pria baru. Lalu bagaimana jika laki laki itu menolakku seperti Lucio?”Ibunya tidak dapat berkata apa apa.“Makanlah kalau b
Read more

Bab 110. KEADAAN Delicia

“Di rumah sakit mana dia sekarang!” Lucio bergegas meninggalkan rumah setelah Khaleed memberitahu kabar buruk tersebut.“Rumah sakit Y. Dia sudah ada di sana satu jam lalu.”Khaleed mengatakan bahwa yang mengalami kecelakaan tak hanya Delicia tapi juga Lordes. Dari rekaman CCTV terlihat jika Lordes yang membuat masalah dan menghalangi jalan Delicia.Akan tetapi sebuah truk muncul dari arah berlawanan dan menabrak pembatas jalan lalu menghantam mobil Lordes dengan keras.“Apa? Jadi, maksudmu Lordes terlibat dalam kecelakaan ini?”Khaleed mengangguk.Selama di perjalanan pikiran Lucio menjadi tidak tenang. Ia khawatir jika terjadi sesuatu pada wanitanya itu. Karena dia berpikir semua itu terjadi karena dirinya belum menyelesaikan masalahnya dengan Lordes.“Tapi Lucio, sepertinya kamu tidak perlu khawatir,” kata Khaleed memecahkan keheningan.“Mana mungkin aku tidak khawatir.”“Lordes yang lebih parah, dan kondisinya saat ini kritis.”“Lalu Delicia?”“Delicia tidak begitu parah. Mungkin
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status