Setelah mengalami kejadian yang cukup menyebalkan tadi, akhirnya Delicia sudah tiba di tempat tinggalnya. Dia memasuki unit apartemennya, akan tetapi tidak menemukan siapa-siapa di sana, Diego dan Jose. Padahal biasanya mereka berdua sudah ada di rumah sebelum dirinya pulang.“Diego! Jose!” panggil Delicia. Dia menyalakan lampu apartemen. Dan terlihat bahwa baik Diego maupun Jose belum kembali sejak tadi pagi.“Mereka ke mana sih,” gumam Delicia. Dia mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, lalu melihat ternyata ponselnya sudah mati karena kehabisan batrei. Tanpa menunggu lama, dia langsung menyambungkan daya. Hingga setelah beberapa menit kemudian ponselnya menyala, panggilan dari Diego mengejutkannya.“Kakak di mana! Kenapa tidak bisa dihubungi!” tanya Diego dengan nada yang panik.“Ada apa sih, aku baru pulang dan ponselku mati.”“Jose.. Jose tidak menemui kakak ke kantor kan?”Delicia diam untuk sesaat.“Kak!”“Aku tidak bertemu dengan Jose hari ini!”Keduanya pun diam.“Jose… w
Delicia pulang tanpa hasil, di apartemen dia menunggu Lucio dengan gusar. Kini, Delicia telah mengatakan semuanya pada Lucio, rahasia terbesarnya yang selama ini dia simpan rapat-rapat, akhirnya dia bongkar sendiri setelah Jose tiba-tiba menghilang.Suara pintu terdengar dibuka, Delicia seketika menoleh berharap jika Lucio yang datang. Akan tetapi adiknya Diego yang muncul dengan wajah yang lesu.“Bagaimana?” tanya Delicia. “Apa kamu menemukan Jose?”Diego menggeleng. “Aku sudah melihat CCTV di sekitar sekolah. Jose berjalan sendirian. Jadi, dia tidak mungkin diculik, kan?”“Bukan masalah diculik atau tidak. Tapi dia masih kecil, Diego!”“Aku tahu Kak!”Keduanya kemudian diam.“Lucio mau membantuku mencari Jose.” Delicia berkata begitu pelan hingga hampir tidak terdengar.“Benarkah? Kakak bilang apa mengenai Jose?”“Aku bilang apa adanya pada Lucio. Barangkali, dia akan mengusahakannya dengan maksimal jika aku mengatakan kalau Jose adalah anaknya.”“Keputusan yang bagus,” desah Diego d
Setelah mengetahui jika Jose ternyata berada di rumahnya selama semalaman. Lucio akhirnya memberikan kabar itu kepada Delicia. Segera setelah mendengar hal itu, Delicia segera bergegas ke rumah Lucio.Pagi itu, Jose terlihat sedang sarapan bersama dengan anak Lucio. Jose tidak berani melihat ke arah Delicia terlalu lama. Dia hanya melihatnya sekilas, terkejut kemudian menunduk lagi.Lucio yang tau bahwa Jose ketakutan mencoba menengankan Delicia.“Kita bicara dulu sebentar. Berdua,” ajak Lucio, membawa Delicia ke ruang tamu.Delicia masih memandang Jose sampai dia berada di ruang tamu.“Jangan marah pada Jose,” kata Lucio. “Mungkin kemarin dia hanya ingin main ke sini.”“Tapi setidaknya beritahu aku kan bisa, Lucio?!”“Bagaimana caranya memberitahumu? Memberitahu padamu kalau sebenarnya dia sedang sedih karena teman-temannya mengatai dirinya tidak punya ayah? Jose mengatakan pada Martin kalau dia tidak mau membuatmu bersedih. Setidaknya dengan alasan seperti itu, kamu bisa memahaminya
“Kamu sudah tidak bisa menolakku lagi Delicia,” bisik Lucio dengan wajah yang serius. “Aku akan memberitahu Martin dan kamu harus memberitahu Jose.”Delicia menelan ludahnya sendiri. Dia merasakan debaran jantungnya seakan tidak normal. Apakah beninh cinta itu mulai tumbuh kembali? Apakah seharusnya dia menerima Lucio setelah semua yang telah mereka alami?Lima tahun lebih terpisah karena kesalahpahaman, bukankah saat ini sudah waktunya dia dan Lucio untuk bahagia?“Bagaimana?” desak Lucio tak sabar.“Kamu yakin akan menikahiku?”Mendengar pertanyaan itu membuat mata Lucio membulat. Seperti ada harapan untuk lamarannya barusan.“Tentu saja! Aku sangat yakin!”“Baiklah kalau begitu,” kata Delicia. “Aku mau menikah denganmu. Tapi tunggu aku mengatakan yang sebenarnya pada Jose.”Tangan Delicia diraih oleh Lucio. Dia genggam begitu erat seakan tak ingin melepaskannya lagi. “Kamu sudah berjanji, dan kamu tidak bisa mengingkarinya, oke.”Delicia mengangguk. “Iya, aku sudah berjanji jadi a
Kabar pernikahan antara Delicia dan Lucio pun akhirnya menyebar. Semua orang terdekat Lucio tahu termasuk Lordes yang juga menerima undangan pernikahan dari lelaki yang sudah menjadi incarannya.“Sial! Dia benar benar melakukannya!” umpat Lordes dengan kesal. Baru pertama kali ini dia ditolak dengan mentah-mentah oleh seorang lelaki/“Memangnya siapa calon pengantinnya?” tanya ibunya yang saat itu menyadari kegusaran anaknya.“Aku juga tidak tahu. Dia sepertinya bukan dari keluarga yang berada. Aku harus bagaimana Bu.”“Lupakan Lucio. Lagi pula dia adalah lelaki yang sudah memiliki satu anak tanpa ikatan pernikahan. Waktu pertama kali mendengar berita itu sebenarnya ibu sudah tidak menyukainya, Lordes.”“Bu! Apa ibu tidak tahu apa artinya cinta?” Mata Lordes melebar karena sebal ibunya malah menjelekkan Lucio.“Ibu tahu apa itu cinta, karena jika tidak mana mungkin ibu menikah dengan ayahmu. Tapi ini beda Lordes. Dia memiliki anak kecil. Apa kamu bisa mengatasi anak Lucio?”“Lordes ak
Hari H pernikahan Lucio dan Delicia akhirnya tiba. Lordes dengan gusar berjalan ke sana ke sini di dalam kamarnya. Pasalnya sejak tadi malam ayahnya sudah memberitahu agar anaknya itu tidak usah datang ke acara pernikahan Lucio daripada membuat masalah keluarganya.Tapi tentu saja Lordes menolaknya. Dia sudah merencanakan hal besar untuk membatalkan pernikahan Lucio dan Delicia.Suara pintu diketuk, Lordes menoleh dan segera menghampiri pintu kamarnya. Akan tetapi, pembantu yang muncul dengan dua pengawal di belakangnya.“Kenapa kalian ke sini?” Lordes bertanya pada kedua pengawal itu.“Kalian ingin mencegahku kan? Jangan harap itu terjadi!” Lordes melangkah maju tapi dihalangi oleh kedua lelaki tersebut.“Nona, saya diminta untuk mengantar sarapan untuk Anda.”“Sarapan?” Lordes melirik segelas jus dan roti panggang di nampan yang dibawa oleh pembantu.“Aku tidak akan memakannya.”“Tapi kata Tuan, nona bisa pergi setelah sarapan.”Lordes terkejut dengan pikiran ayahnya yang tiba-tiba
Sudah berhari hari sejak kejadian saat itu, Lordes mengurung dirinya di dalam kamar. Dia enggan makan membuat tubuhnya yang kecil semakin kurus. Dia tidak mau berbicara pada siapapun dan bertingkah seolah dunianya sudah berakhir sejak kejadian pernikahan Lucio.“Lordes, makanlah sesuatu. Kalau kamu sampai sakit bagaimana?” tanya ibunya saat masuk membawa makanan untuk anaknya.Lordes diam saja.“Ibu akan mengenalkan pria yang setara dengan Lucio, bagaimana?”Lordes hanya bergerak sedikit kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.“Mau sampai kapan kamu begini? Sementara Lucio sudah bahagia dengan keluarga barunya!” Karena tidak tahan ibunya pun membentak Lordes.Lordes bangkit, dengan mata yang cekung menatap ibunya dengan sinis.“Harusnya ibu membantuku, bukan memihak ayah waktu itu.”“Lordes… ““Ibu sama saja dengan ayah. Ibu menyuruhku untuk berkenalan dengan pria baru. Lalu bagaimana jika laki laki itu menolakku seperti Lucio?”Ibunya tidak dapat berkata apa apa.“Makanlah kalau b
“Di rumah sakit mana dia sekarang!” Lucio bergegas meninggalkan rumah setelah Khaleed memberitahu kabar buruk tersebut.“Rumah sakit Y. Dia sudah ada di sana satu jam lalu.”Khaleed mengatakan bahwa yang mengalami kecelakaan tak hanya Delicia tapi juga Lordes. Dari rekaman CCTV terlihat jika Lordes yang membuat masalah dan menghalangi jalan Delicia.Akan tetapi sebuah truk muncul dari arah berlawanan dan menabrak pembatas jalan lalu menghantam mobil Lordes dengan keras.“Apa? Jadi, maksudmu Lordes terlibat dalam kecelakaan ini?”Khaleed mengangguk.Selama di perjalanan pikiran Lucio menjadi tidak tenang. Ia khawatir jika terjadi sesuatu pada wanitanya itu. Karena dia berpikir semua itu terjadi karena dirinya belum menyelesaikan masalahnya dengan Lordes.“Tapi Lucio, sepertinya kamu tidak perlu khawatir,” kata Khaleed memecahkan keheningan.“Mana mungkin aku tidak khawatir.”“Lordes yang lebih parah, dan kondisinya saat ini kritis.”“Lalu Delicia?”“Delicia tidak begitu parah. Mungkin