Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 171 - Chapter 180

325 Chapters

170. Perlawanan

Setelah berusaha melepas ikatan di tangannya yang berakhir dengan kegagalan terus menerus dan menangis meratapi nasibnya, Alena akhirnya jatuh tertidur di lantai ubin yang dingin itu. Kini, gadis itu tersadar. Dan dia masih berada di ruangan dan posisi yang sama. Alena meringis kala perutnya berbunyi. Cacing-cacing di perutnya sudah kelaparan, minta diisi. Terakhir, dia makan tadi pagi sebelum berangkat ke rumah sakit. Dia tidak bisa begini terus, dia harus keluar dari tempat ini. Alena mengubah posisi baringnya menjadi agak telentang, tubuh belakangnya tersangga oleh tangannya yang terikat. Kakinya juga diikat. Dia mengedar pandang ke langit-langit ruangan itu. Plafonnya berwarna putih, kokoh, tapi dipenuhi debu membuat plafon putih itu terlihat menguning dan hitam-hitam di bagian tertentu. Di sudut plafon tersebut terdapat sarang laba-laba. Gadis itu mendongakan kepalanya, mengedar pandang lagi. Di belakangnya kini ada jendela kaca setengah badan yang tidak terbuka. Sinar yang nam
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

171. Mencoba Melarikan Diri

Hari sudah menjelang magrib. Alena tak menyentuh nasi di piring itu sama sekali. Dia sibuk berpikir keras bagaimana cara dia keluar dari tempat ini. Ikatan di kakinya sudah dia lepaskan dengan tangannya. Alena tertawa sendiri memikirkan pereman itu yang ternyata bodoh juga. Mereka tidak melepaskan ikatan kakinya, sementara mereka sudah melepas ikatan tangannya. Bukankah dia bisa membuka ikatan di kakinya sendiri? Alena tak tahu harus keluar dari mana? Pintunya dikunci, jendelanya dikepung dengan kayu dari luar. Yang dia harapkan sekarang hanyalah jalan terakhirnya. Yaitu menunggu pereman itu kembali mengambil piring lalu dia akan beralasan ingin buang air agar diberi kesempatan untuk keluar. Tapi itu masih cukup lama. Hingga dia mau tak mau harus menunggu, duduk di sudut tembok dengan kaki ditekuk. Sambil menunggu kedatangan pereman itu, pikiran Alena ke mana-mana. Dia juga kepikiran ayahnya. Dia sangat ingin bertemu ayahnya. Selama kurang lebih satu jam Alena merenung, memikirkan
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

172. Gagal

Di tengah langit-langit toilet ini terdapat lubang berbentuk segi empat, berukuran sedang. Alena bermaksud untuk keluar melalui lubang plafon itu. Alena memperhatikan keadaan toilet itu. Dindingnya berwarna putih, ada bak air terbuat dari semen, ukurannya setinggi pinggang orang dewasa. Dia pikir dia bisa naik di pinggir bak itu untuk mencapai plafon tersebut yang arahnya sejajar dengan pinggir bak mandi. Lalu ada ember yang terletak di bawah keran air. Alena menghidupkan keran air tersebut untuk mengecoh pereman itu. Agar mereka tak curiga kalau Alena justru nekat kabur. Alena mulai mengangkat kakinya, berpijak di pinggir bak itu. Dress ketat selutut yang dia kenakan membuatnya agak susah bergerak. Pelan, Alena berdiri di atas pinggir bak itu, perasaannya berdebar, takut jatuh, tangannya terulur menggapai dinding toilet. Pelan dia berjalan mendekatkan tubuhnya ke dinding. Kepalanya sedikit tertunduk menghindari atap langit-langit. Ternyata posisi kepalanya saat ini belum mencapai l
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

173. Apakah Gagal Lagi?

Dua hari berlalu sejak Bagas siuman. Selama dua hari ini Bagas hanya berbaring di tempat tidur melewati masa pemulihan. Dia sudah boleh makan makanan yang berat dan bergizi tinggi, disuapi oleh anak atau istrinya. Pria itu menunggu kedatangan Alena yang tak kunjung datang juga. Ke mana gadis itu? Kenapa tak kunjung menjenguknya? Batinnya bertanya-tanya. "Pi, makannya satu sendok lagi, nih," ucap Alyssa yang sejak tadi menyuapinya makan. Gadis itu sedang menyendok nasi, sayur, dan daging ikan yang tinggal sedikit lagi. Alyssa mengulurkan sendok di mulut Bagas yang membuka. "Oke, udah abis." Alyssa tersenyum meletakkan piring kosong itu ke atas nakas. "Abis itu minum, nih." Alyssa mengambil botol air yang telah disediakan, lalu mengarahkan pipit yang ada di dalam botol itu ke mulut Bagas. "Papi udah kenyang 'kan, Pi?" tanya Alyssa sambil memutar botol kembali dan meletakkannya di atas nakas. Bagas mengangguk. Pria itu lalu terdiam merenung. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Alena.
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

174. Berhasil

Alena menggeleng dan terus mundur dengan perasaan berdebar. Kali ini dia harus berhasil. Dia tidak boleh gagal lagi. Tidak ada pilihan lain. Terpaksa dia berbalik dan memanjati pagar tinggi itu. Alena berbalik bersamaan dengan bahunya disambar oleh pereman itu. Alena terkejut. Namun, secepat kilat dia berbalik lagi, menggenggam tangan pereman itu dan menggigit jari pereman itu kencang-kencang. Pereman itu seketika berteriak kesakitan. Alena mendorong tubuh pereman itu lagi. Lalu dia kembali ke pagar tadi. Gadis itu melepas sepatu tingginya dan membuangkannya keluar pagar. Kakinya yang tak mengenakan apa-apa memijaki terali bagian tengah pagar itu dan mulai memanjatinya perlahan. Saat dia sudah duduk di puncak pagar yang datar tiba-tiba kakinya berhasil ditangkap pereman itu. Alena sontak menjerit dan mengayun-ayunkan kakinya sampai pegangan pereman itu terlepas dari betisnya. Lalu menendang wajah lelaki itu telak. Lelaki itu terhuyung sambil berteriak-teriak tak terima. Secepat ki
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

175. Hukum Menafkahi Anak Di Luar Nikah

"Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i, bahwa nasab anak yang lahir di luar perkawinan ada pada ibunya. Yang artinya nafkah anak tersebut diwajibkan pada ibunya. Sedangkan ayahnya tidak betkewajiban untuk memberikan nafkah pada anak tersebut. Bahkan anak di luar pernikahan dianggap tidak memiliki pertalian darah dengan ayah biologisnya. Sehingga ayahnya ini boleh menikahi anaknya tersebut." Suara ustadzah itu terdengar menggema dalam ruangan masjid yang cukup besar. Alena terperangah mendengarnya. Anak di luar nikah tidak berhak mendapat nafkah dari ayahnya? Itu tidak adil. "Akan tetapi, mayoritas ulama mengatakan bahwa, meskipun ayah biologis tidak memiliki pertalian dengan anak yang lahir di luar pernikahan, ayah tersebut tidak diperbolehkan menikahi anaknya," lanjut ustadzah tersebut. "Selain itu, ayah juga tidak berkewajiban memberikan nafkah dan warisan terhadap anak tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan pandangan hukum di negara kita." "Dalam pertimbangannya, tidak adil jika hu
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

176. Proses Pemulihan

Mobil keluarga Bagas telah sampai di depan gerbang rumahnya yang menjulang. Alyssa yang menyetir mobil itu. Sedangkan di belakangnya, Rista duduk menemani suaminya yang juga duduk di belakang. Alyssa menghidupkan klakson sampai gerbang tinggi itu membuka, termundur ke belakang, dibukakan oleh satpamnya yang berjaga. Alyssa pun kembali menjalankan mobilnya sampai ke halaman. "Oke, udah sampai," ucap Alyssa tersenyum saat menoleh ke belakang. "Udah sampai, Pi," ujar Rista pada suaminya. Alyssa turun dari mobil lebih dulu. Lalu membukakan pintu mobil bagian penumpang, tempat mami dan papinya duduk. Rista membantu suaminya turun dari mobil. Sedangkan Alyssa beralih membuka bagasi mobil, menurunkan kursi roda yang sudah mereka siapkan. Selama di rumah, Bagas menggunakan kursi roda saja untuk memudahkannya berjalan. Mereka masuk melalui pintu garasi. Rista membuka kunci pintu yang terhubung dengan garasi, sebelum akhirnya mendorong kursi roda Bagas masuk ke ruang keluarga yang luas, dii
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

177. Kedatangan Alena

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin Bagas tanyakan mengenai keadaan gadis itu selama ini yang bisa mengalami perubahan sejauh ini. Namun akhirnya dia hanya bertanya. "Katanya kamu yang sudah mendonorkan darahmu buat Kakek?" Pertanyaan Bagas menyadarkan Alena dari keterkejutannya. "Eng ... Iya, Kek," jawab Alena kemudian. "Aku seneng Kakek udah sembuh dan boleh pulang. Alhamdulillah." Gadis itu tersenyum. "Terima kasih, ya, Alena," ucap Bagas kemudian. "Sama-sama, Kek." Bagas lalu teringat sesuatu. "Oh iya, masuk dulu, yuk." "Ada Alena?" Bagas dan Alena langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat Rista berdiri di depan pintu, sambil bersidekap dada. Dia menatap Alena dengan pandangan tak suka. Alena bisa menangkap itu. "Iya, Mi," jawab Bagas. "Suruh Alena masuk, Mi." Rista masih terdiam memperhatikan Alena. Alena tahu wanita itu terkejut melihat kehadirannya. "Silakan masuk," ucap wanita itu akhirnya disertai membuka pintu lebar-lebar. Alena hanya mengangguk dan tersenyum kak
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

178. Harapan yang Terwujud

"Aku ... kangen sama Ayah," lirih Alena kemudian, seiring dengan bulir yang tertahan sejak tadi meluruh di pipinya. Serta raut terkejut yang dia tangkap dari wajah Bagas. "Iya, Ayah. Aku udah tahu semuanya ... Aku udah tahu kalau sebenarnya Kakek Bagas adalah Ayah aku ...," tambah Alena lagi memperjelas kalimatnya. Alena menangkap mata Bagas sedikit membelalak. Namun, kembali netral secepat kemunculannya. "Aku tahu semuanya dari Ibu." Lagi ucapan Alena membuat Bagas terkejut. Alena lalu terdiam sambil mengusap air matanya. Entahlah, apa yang dilakukan Bagas setelah ini. Apakah pria itu akan mengakuinya? Namun, yang pasti perasaannya cukup lega sudah mengungkapkan semuanya. Dia sudah berhasil mengalahkan ketakutannya selama ini. Belum sempat Bagas berucap, Alena yang semula duduk di kursi lalu berubah berjongkok sampai lututnya menyentuh lantai, berlutut di hadapan Bagas yang duduk di kursi roda. "Aku kangen sama Ayah." Alena mendongak menatap Bagas dengan cucuran air mata. Kedua
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

179. Mengungkapkan Rahasia

"Apa, Pi? Jadi Alena itu sebenarnya saudara tiri aku?" Alyssa menatap papinya tak percaya. Gadis itu bahkan mengubah posisi duduknya. "Pa-Papi serius?" Bagas yang duduk di kursi roda, mengangguk. "Papi serius." "Gi-gimana ceritanya, Pi?" Anak dan ayah itu kini sedang berada di taman yang ada di belakang rumah mereka. Sengaja Bagas mengajak anaknya itu untuk bicara empat mata mengenai masalah itu di sini. Kebetulan saat ini Rista sedang keluar belanja bulanan. Dan Bagas memanfaatkan waktu itu untuk mengajak Alyssa--yang saat itu sedang sibuk mengisi lembar follow up pasien-nya di ruang keluarga--bicara empat mata. Bagas merasa ini adalah waktu yang tepat untuk Alyssa mengetahui semuanya. Terlebih mengingat sikap Rista tempo hari yang memarahi Alena dan mengusir gadis itu. Dia harap Alena tidak jera datang ke sini dan bisa memaklumi sikap Rista. Pria itu menghela napas sambil mengusap wajahnya. "Ceritanya panjang, Nak ...." Bagas pun pelan-pelan mengisahkan masa lalunya dengan Leyla
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status