Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 181 - Chapter 190

325 Chapters

180. Terharu

Setelah memberitahu Alyssa tentang siapa Alena, Bagas mengambil langkah lebih tegas lagi. Beliau mengajak Alena untuk tinggal bersamanya. Pria itu sudah merundingkan itu dengan Alyssa yang setuju-setuju saja dengan keputusan ayahnya itu. Walau sempat bersitegang dengan Rista yang marah karena Alyssa sudah mengetahui kebenaran rahasia itu. Rista juga tidak setuju dengan rencana Bagas yang hendak membawa Alena tinggal bersama mereka. Namun, Bagas tidak peduli. Dia tetap membawa Alena tinggal bersama mereka dan meminta agar Rista menerima Alena dengan baik. Alena juga sudah menceritakan ke Bagas bagaimana perjalanannya selama ini hingga bisa sesukses sekarang. Itu semua tak jauh dari bantuan Mbah Nani, juga mendiang Bu Ratih, temannya Mbah Nani. Karenanya Bagas juga ingin menemui Mbah Nani lagi untuk mengucapkan terima kasih. Dan hari minggu ini, Bagas meminta Alena untuk datang ke rumahnya, membahas masalah ini. "Iya, sebentar!" teriak Alyssa dari dalam sambil berlari kecil ke arah
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

181. Menyadari Kesalahan

"Jadi kedatangan saya ke sini mau mengucapkan terima kasih sama Mbah, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih," ujar Bagas tatkala telah berhadapan dengan Mbah Nani di ruang tamu. Untuk kedua kalinya, pria itu mendatangi Mbah Nani. Kali ini dengan tujuan yang berbeda. Ketika sampai di rumah orang tua itu, Mbah Nani agak terkejut melihat kedatangan mereka--Alena, Alyssa, dan Bagas. Pasalnya, Alena pun tak mengabari rencana kedatangannya itu terlebih dulu. Mbah Nani langsung menyuruh mereka masuk dan duduk di ruang tamu. Setelah bicara sepatah dua kata, Bagas langsung mengutarakan maksud kedatangannya ke mari. Dia juga mengatakan kalau Alena sudah dia anggap anak dan tinggal bersamanya. Alena bisa hidup layak sampai sejauh ini karena berkat bantuan Mbah Nani, karenanya Bagas mengucapkan terima kasih. "Alhamdulillah, kalau kamu akhirnya menyadari kesalahan kamu," balas Mbah Nani menatap Bagas yang duduk di kursi roda di hadapannya. Alena bisa melihat wajah Mbah Nani terlihat getir sa
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

182. Mengunjungi Makam

Setelah berbicara panjang lebar dan mengungkapkan penyesalannya pada Mbah Nani, Bagas dan anak-anaknya pun pulang. Dan setelah ini mereka akan mengunjungi makam Leyla sekaligus makam Bu Ratih yang juga berjasa dalam hidup Alena. Dalam perjalanan menuju ke makam, Alena bercerita mengenai anak jalanan yang dia tolong selama ini. Kini anak jalanan itu sudah dia belikan rumah yang layak untuk tinggal, dinding semen dan lantai full keramik, berukuran sedang, cukup untuk mereka tinggal beramai-ramai. Alena bahkan berniat menyekolahkan mereka juga. Dan Alena tak punya keinginan untuk menitipkan anak-anak itu ke panti asuhan. Alyssa dan Bagas senang dan takjub mendengar cerita Alena. "Papi sama Alyssa setuju 'kan dengan apa yang aku lakukan ini?" tanya Alena sambil menyetir. "Setuju, dong. Kenapa nggak?" sahut Bagas yang duduk di belakang lebih dulu. "Papi senang dengan tindakan mulia kamu itu, Nak. Iya 'kan, Sa?" Alyssa yang duduk di samping Alena mengangguk mantap. "Iya, Alena. Aku sam
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

183. Mengunjungi Anak Jalanan

Sesampainya di sana anak jalanan itu terheran-heran melihat tamu yang di bawa Alena. "Kenalkan ini papanya Kak Alena, namanya Pak Bagas dan ini adiknya Kak Alena, namanya Kak Alyssa," jelas Alena memperkenalkan kedua keluarganya pada anak jalanan itu. Mereka kini tengah duduk di kursi yang ada di ruang tamu. Anak-anak itu menatap Bagas dan Alyssa bergantian. "Hai." Alyssa tersenyum memandangi mereka satu-persatu. "Ayo salaman dulu," suruh Alena. "Iya, Kak," sahut salah satu anak lelaki itu. Mereka pun bergantian menyalami Bagas dan Alyssa satu persatu. "Halo, Om," sapa mereka saat menyalami Bagas di kursi roda. "Halo," jawab Bagas juga sambil tersenyum senang melihat mereka. Entah kenapa perasaannya tenang dan senang melihat anak-anak itu hormat padanya. "Kamu namanya siapa?" tanya Alyssa pada anak berambut panjang yang kini tengah menyalaminya. "Namaku Desi, Kak," jawab anak itu malu-malu. "Oh, Desi, kamu cantik sekali." Alyssa mencubit dagu anak bernama Desi. Desi yang mem
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

184. Pulang

"Eh, Papi tidur." Celetukan itu membuyarkan lamunan Alena seketika. Alena ikut menoleh ke belakang. Benar saja. Bagas terlelap di kursi belakang sambil menyandar. Alyssa terkekeh. "Papi pasti capek. Papi 'kan belum sehat betul. Kasihan Papi. Pantasan tadi kita ngomongin Kak Andrio, Papi nggak nyahut lagi." "Iya, biarin aja," sahut Alena. Sisa perjalanan menuju pulang itu didominasi oleh Alyssa yang lebih banyak menceritakan hubungannya dengan Andrio, dan Alena hanya menjawab sekenanya. Sampai tanpa terasa mobil yang mereka kendarai tiba di depan rumah mewah Bagaskara. Alena menyalakan klakson singkat yang terdengar nyaring, tak lama kemudian, pagar menjulang itu membuka--dibukakan oleh Pak Satpam yang berjaga. Mobil itu pun merayap pelan memasuki halaman sebelum akhirnya berhenti di depan garasi. Alena mematikan mesin mobilnya sebelum turun. Alyssa baru saja menoleh ke belakang ketika tiba-tiba Bagas bangun. Pria itu mengerjap-ngerjap. "Udah sampai, ya, Sa," lirihnya sambil
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

185. Mengaku

"Oh, iya, Pi. Kalau gitu aku ke dalam dulu, ya." Alyssa melirik maminya sekilas sebelum akhirnya masuk ke dalam. Bagas menatap Rista "Ada yang mau aku omongin sama kamu, Mi, ini tentang Alena." Rista melirik Alena sekilas sambil bersidekap dada. "Apa?" "Kita ngobrolnya di ruang tamu aja." "Oke," Alena pun berinisiatif mendorong kursi roda Bagas menuju ruang tamu. Dan Bagas membiarkannya. Sesampainya di sana, Rista duduk di sofa. "Ada apa, Pi?" "Duduk dulu, Alena," suruh Bagas pada Alena. Tanpa menjawab lagi, Alena pun duduk di kursi seberang Rista. "Aku mau bilang sama kamu sekali lagi. Alena bakal tinggal di sini bareng kita mulai besok." Raut wajah Rista langsung berubah seperti ingin membantah, namun Bagas cepat melanjutkan ucapannya. "Aku harap kamu menerima Alena dengan baik." Rista menghela napas dan menatap Alena sekilas. Wanita itu seperti ingin berbicara sesuatu, tapi dia tahan. Hingga akhirnya dia hanya diam. Bagas lalu berpaling ke Alena. "Alena, mulai besok kam
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

186. Makan Besar

Seminggu sudah berlalu. Seminggu pula Alena tinggal di rumah Bagaskara. Awal-awal Alena menginap di rumah ayahnya terasa cukup mendebarkan. Di hari pertamanya tidur di rumah Bagas, matanya sulit terpejam lantaran banyak hal yang dia pikirkan. Dia senang, tapi juga takut, khawatir kalau sewaktu-waktu Rista mengadukan kelakuannya pada Bagas yang telah meneror keluarganya selama ini. Walau besar kemungkinan itu hanya ketakutannya karena Rista menepati janjinya dengan tidak membongkar rahasia itu sampai detik ini. Di sini dia merasakan suasana baru. Ketika dia bangun di pagi hari selalu ada suara-suara orang yang menyambutnya. Dia juga punya teman bicara, Alyssa. Dia tidak merasa sendiri dan sepi lagi seperti ketika dia di apartemen. Sikap Rista padanya juga mulai berubah baik, cenderung perhatian meski agak dingin. Entahlah, wanita itu tulus atau hanya bersandiwara di hadapan Bagas seperti ibu tiri pada umumnya. Alena tak masalah dengan itu, yang penting dia bisa hidup tenang di sini,
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

187. Makan Besar (2)

Kini mereka telah berkumpul mengelilingi meja makan panjang itu, menghadap sajian lauk pauk dan sayuran yang menggugah selera. Mereka menikmati makanan itu di selingi percakapan-percakapan sesekali bersenda gurau sampai tertawa ringan. Menghabiskan makanan dalam piring yang seharusnya memakan waktu sebentar itu jadi terasa lama. Sampai tanpa terasa kegiatan makan-makan itu pun selesai. Satu persatu mereka mulai beranjak dari meja makan tersebut. Namun, ada pula yang masih stay ngobrol di sana seperti Bagaskara, Rista dan Rina. Alena, Alyssa, Andrio dan Farah memilih berkumpul di teras samping. Alyssa dan Andrio duduk di kursi ayunan seperti biasa, sedangkan Alena dan Farah duduk berhadapan di kursi yang ada di sana. "Gue ngerasa de javu, deh," ucap Farah tiba-tiba menginterupsi percakapan Alena dan Alyssa. Alena dan Alyssa langsung memandang ke arahnya. "Iya, dulu kita pernah gini juga 'kan, makan bareng sambil ngobrol, ada Andrio juga, cuma bedanya dulu nggak sama mami papinya Aly
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

188. Kenyataan Pahit (2)

Cukup lama mereka mengobrol, Farah memutuskan pulang lebih dulu, gadis itu berjanji kapan-kapan akan datang lebih sering mengunjungi Alena ke sini. Kini tinggallah mereka bertiga--Alena, Alyssa dan Andrio yang masih belum ingin pulang. Namun, saat ini Alyssa izin ke toilet, meninggalkan Alena dan Andrio berdua saja. Keduanya saling diam sampai hanya hening meliputi mereka. Dari sudut matanya, Alena bisa menangkap Andrio memperhatikannya sejak tadi. Sampai gadis itu membalas pandangan itu dan mereka bersitatap. "Ngapain lo liat-liat gue?" tanya Alena ketus. Wajahnya masam. "Kok gitu nanyanya? Ketus banget? Liat aja nggak boleh," sahut Andrio. "Emang nggak boleh," Andrio hanya menghela napas. "Alena," panggilnya kemudian. Alena kembali menatapnya. "Kenapa?" Andrio malah berdiri, berjalan mendekat ke Alena dan duduk di kursi yang tadi diduduki Farah. "Ngapain, sih?" Alena makin heran menatapnya. Sejak tahu Andrio mengetahui dia dan Alyssa kakak-beradik, Alena jadi minder tiap kal
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

189. Kejutan Tak Terduga

Lima tahun berlalu. Kedua gadis Bagaskara kian dewasa. Setelah melewati lika-liku proses kedokteran, mulai dari ujian, sumpah kedokteran, gelar dokter magang sampai akhirnya Alyssa berhasil mengantongi surat izin praktek. Begitu pula dengan Andrio. Andrio dan Alyssa telah resmi menjadi dokter sungguhan. Alyssa telah bekerja menjadi dokter umum di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Sementara Andrio, selain bekerja di rumah sakit, dia juga membuka praktek sendiri. Dan rencananya, Andrio akan mengambil dokter spesialis jantung lagi. Namun, sebelum itu, Andrio fokus pada hubungannya dengan Alyssa dulu. Mereka melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, yaitu pertunangan. Hari itu, pertunangan keduanya di gelar di rumah mewah Bagaskara. Meski hanya di rumah, pesta pertunangan itu dirancang semeriah mungkin, layaknya di gedung hotel. Waktu itu pukul setengah dua siang, dan acara pertunangan itu sudah berjalan sekitar lima belas menit lalu. Saat acara itu berlangsung, Alena ma
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status