Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 161 - Chapter 170

325 Chapters

160. Kedatangan Alena

"Alena?" Alyssa menatap sosok itu tak percaya. "Ngapain kamu di sini?" Rista menatap sosok itu yang tak lain adalah Alena dengan pandangan tak suka. Rupanya Rista masih membenci Alena. Tapi Alena tak memedulikan reaksi mereka dan masih terus bertanya tentang keadaan Bagas. Ya, setelah mendengar kabar dari Dani yang mengabarkan bahwa Bagas masuk ke rumah sakit, Alena nekat ke rumah sakit. Dia bahkan sudah tak peduli dengan reaksi Alyssa dan Rista. "Lo tahu dari mana Papi masuk ke rumah sakit?" Alyssa malah bertanya balik. Alena terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Gu-gue tadi emang kebetulan ke rumah sakit. Gue mau konsul sama dokter dan gue nggak sengaja liat kalian di sini juga dan dengar percakapan kalian bahwa Kakek Bagas sakit," jelas Alena. Tentu saja itu bohong. Dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya, bukan? "Tolong jelasin ke gue, Kakek Bagas kenapa?" Alena menurunkan egonya untuk tahu keadaan ayahnya itu. Dia telah bersumpah jika ayahnya tak bisa diselamatkan,
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

161. Mengecek Golongan Darah

Menjelang jam dua siang, para perawat masuk ke ruangan Bagas, hendak membawa ranjang Bagas ke ruangan operasi. Alyssa yang melihat pemandangan itu jadi tegang dan cemas luar biasa. Jantungnya seketika terasa berdebar. Alyssa berharap operasi papinya berjalan lancar dan semua akan baik-baik saja. Alena pun demikian. Dia tentu berharap ayahnya bisa melewati proses operasi dengan baik dan segera sembuh. Alena sempat takut kalau operasi ayahnya gagal dan akan membuat keadaan pria itu makin memburuk. Terlebih ketika ranjang Bagas yang di bawa oleh dua perawat berhenti di depan mereka. Bagas terlihat terbaring tak sadarkan diri dengan sisa luka-luka di wajahnya yang masih terlihat. Salah satu perawat itu lalu menatap ketiganya yang berdiri di situ. "Siapkan darah golongan AB resus negatif satu kantong, buat jaga-jaga seandainya Pak Bagas kekurangan darah pasca operasi," ucap perawat itu. Mendengar itu Rista dan Alyssa saling pandang. Golongan darah AB resus negatif? Golongan darah Baga
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

162. Kejanggalan

Alena sudah melakukan pengecekan darah, ditemani Rista. Golongan darah Alena ternyata sama dengan golongan darah Bagas, yakni AB resus negatif. Pada saat mengetahui itu, Alena senang tak terkira. Dia juga sudah mengajukan ke perawat kalau dia bersedia melakukan transfusi darah untuk Bagas yang baru saja selesai operasi. Dia sangat bersyukur golongan darahnya sama dengan golongan darah Bagas. Karenanya dia bisa mendonorkan darahnya untuk ayahnya yang memang membutuhkan tambahan darah sebanyak dua kantong. Dan saat ini Alena sedang melakukan transfusi darah dalam ruangan. Sementara di luar ruangan, Alyssa dan Rista menunggunya sambil bercakap-cakap. "Tapi aku masih nggak habis pikir, deh, Mi. Kok bisa darahnya Alena sama dengan darah Papi? Apa karena kita keluarga? Tapi 'kan Alena keluarga sebelah Mami bukan sebelah Papi. Iya 'kan?" Alyssa tak berhenti mengoceh sejak tadi. Sejak mengetahui golongan darah Alena dan papinya sama, gadis itu sedikit syok, tapi dia juga bersyukur. Mereka j
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

163. Melupakan Dendam

Pengoperasian Bagas telah selesai, semua berjalan lancar. Dan kini tinggal menunggu Bagas siuman di ruangannya. "Pi, Papi cepat sembuh, ya." Alyssa sejak tadi menemani papinya dan terus berceloteh. Gadis itu duduk di kursi pada sisi ranjang Bagas. Membelai tangan papinya yang terpasang jarum infus. Pada kedua tangan Bagas, terpasang jarum. Tangan sebelah kirinya terpasang jarum infus, sedangkan tangan kanannya terpasang jarum transfusi darah. Dan tali-tali peralatan medis terpasang di tubuhnya. "Papi, maafin aku. Gara-gara aku Papi kayak gini. Aku sering nyusahin Papi selama ini. Aku belum bisa jadi anak yang mandiri dan membanggakan buat Papi dan Mami. Aku janji, Pi, nanti kalau Papi sembuh aku nggak akan nyusahin Papi lagi. Aku akan jadi anak yang mandiri dan dewasa. Semoga Papi cepat sadar, ya, pulang ke rumah, kumpul sama kita lagi ...." Sementara di luar ruangan, Alena hanya bisa memandang Bagas yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang melalui kaca yang tembus pandang.
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

164. Membongkar Rahasia

Mendengar Alena bertanya demikian, Rista lalu menyeret Alena menjauh dari ruangan Bagas. Dia takut suara Alena terdengar oleh Alyssa yang ada di dalam ruangan. Ketika mereka telah berada di tempat yang cukup sepi, Rista menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Alena. "Ngomong apa kamu, Alena?" "Aku anak dari hasil perselingkuhan Kakek Bagas dengan Ibu," ulang Alena yang membuat Rista kian membelalak. "Makanya Nenek benci sama aku dan Ibu 'kan? Iya, aku udah tahu semuanya." "Apa yang kamu tahu?" tanya Rista kemudian sambil berusaha menahan gejolak di dada. "Aku tahu kalau Kakek Bagas sebenarnya adalah ayah kandung aku," aku Alena. "Aku tahu semuanya dari Ibu." Rista tak menyangka kalau Leyla justru membocorkan rahasia itu pada anaknya. Namun, dia berusaha tenang. Sebelum kemudian berkata. "Lalu kamu percaya?" "Aku percaya karena Ibu sendiri yang mengatakannya sebelum Ibu meninggal," "Kamu berharap Kakek Bagas menjadi ayahmu? Kamu pengin jadi anak orang kaya karena bosan jadi
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

165. Menemukan Kepingan Puzzle

"Penderitaan Ibu harus terbayarkan. Nenek harus merasakan apa yang Ibu rasakan dulu. Dan aku akan memberitahu ayah kalau aku sudah tahu semuanya, Alyssa juga." "Enak saja kamu." Rista menggeleng. "Saya nggak akan biarkan kamu memberitahu Bagas apalagi Alyssa. Alyssa nggak boleh tahu tentang masa lalu itu. Jangan macam-macam kamu, ya!" "Kenapa Alyssa nggak boleh tahu, Nek?" "Apa kamu nggak mikir gimana perasaan Alyssa kalau dia tahu kamu adalah anak papinya juga? Bagaimana perasaannya kalau tahu papi kesayangannya pernah selingkuh dengan ibumu? Saya nggak mau ya kalau sampai Alyssa tak menerima kenyataan itu dan nekat bunuh diri lagi. Selama ini mati-matian saya menyembunyikan rahasia ini dari anak saya dan kamu mau membongkarnya begitu saja? Nggak akan saya biarkan." "Tapi Alyssa udah dewasa, Nek. Dia harus tahu ya--" "Sini kamu." Rista serta-merta menarik lengan Alena, membawa gadis itu keluar dari area itu. "Pergi kamu dari sini. Saya nggak akan biarkan kamu merusak keluarga say
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

166. Menemukan Kepingan Puzzle (2)

"A-Alena, Mi?" Alyssa menatap maminya tak percaya. Rista mengangguk mantap. "Mami tahu dari mana? Masak Alena, sih, Mi?" "Kamu harus percaya sama Mami, memang Alena pelakunya. Kamu juga merasa ada yang janggal 'kan? Kamu merasa aneh kenapa tiba-tiba dia ada di sini di saat Papi kamu sakit? Itu karena dia yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia tahu kalau Papi kamu celaka makanya dia ke sini. Alena itu benci sama Mami, dia ingin menghancurkan Mami dan buat Mami celaka tapi mungkin dia nggak nyangka kalau justru Papi kamu yang jadi korbannya. Makanya dia terlihat begitu sedih sampai mau mendonorkan darahnya. Dia pasti merasa bersalah. Masuk akal 'kan asumsi Mami, Alyssa?" Alyssa termangap mendengar penjelasan panjang lebar itu. "Iya 'kan, Sa?" Alyssa mengerjap-ngerjap. "Tunggu, Mi. Mami bilang Alena benci sama Mami? Kenapa? Apa alasan Alena melakukan itu semua?" Rista terdiam. Dia tak mungkin memberitahu rahasia yang sebenarnya pada Alyssa. "Dan masak, sih, Alena sejahat itu, M
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

167. Disekap

Seperti rencana sebelumnya, keesokan harinya, Alena pergi ke rumah sakit lagi untuk menjenguk Bagas sekaligus mencari kesempatan barangkali dia bisa berbicara empat mata dengan ayahnya jika pria itu sudah siuman. Hari itu masih pagi, sekitar pukul delapan. Keadaan rumah sakit pun masih sepi, hanya ada beberapa perawat yang hendak pulang dari berjaga malam, belum ada pengunjung seperti dirinya. Alena sengaja datang pagi-pagi agar tak bertemu Rista atau Alyssa. Dia juga tidak menyamar hingga dia berpenampilan seperti biasa--mengenakan dress selutut yang ditimpa jas kerja berwarna hitam--tidak memakai tudung kepala dan kacamata. Dia memakai tas bincing. Rambut panjangnya terurai seperti biasa Namun, ternyata perkiraannya salah. Baru saja mencapai depan ruang ICU, langkahnya terhenti. Dia melihat Alyssa yang baru saja keluar dari ruangan, menghampiri Andrio yang duduk di kursi. Rupanya Andrio datang menjenguk Bagas. "Hai, Kak," sapa Alyssa yang duduk di samping lelaki itu. "Sa, aku
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

168. Siuman

"Papi udah sadar?" Alyssa baru saja balik dari toilet--yang ada di ruangan itu juga--ketika dia mendapati papinya membuka mata di atas ranjang. Gadis itu tersenyum lebar menghampiri papinya, dia senang papinya akhirnya sadar. "Papi, Alhamdulillah, Papi udah sadar." Alyssa kembali duduk di kursi sisi papinya. Mata hitam Bagas melirik Alyssa. Mimik wajah pria itu terlihat bergerak-gerak seperti ingin mengatakan sesuatu. "Kenapa, Pi?" "Mami kamu ... mana?" tanya Bagas dengan susah payah, suaranya terdengar amat lemah, bola matanya melirik penjuru ruangan itu, dia tak melihat Rista di ruangannya. Alyssa tersenyum. "Papi nyariin Mami? Mami lagi makan di kantin." "Kamu ... yang jagain ... Papi?" "Iya, Pi, aku yang setia jagain Papi dari kemarin. Aku nunggu Papi sadar. Alhamdulillah, sekarang Papi sadar juga." Alyssa ingin menangis rasanya. Sedih hatinya melihat papinya yang selama ini tampak gagah perkasa melindunginya dari marabahaya apa pun kini terbaring lemah antara hidup dan mati
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

169. Penyekapan

"Alena mana? Aku mau ketemu dia." Rista tertegun mendengar pertanyaan tak terduga itu. Wanita itu mendongak menatap anaknya yang berdiri di belakangnya sejak tadi. Dia bingung, kenapa bangun-bangun, Bagas malah mencari Alena? Tahu dari mana dia Alena pernah ke sini? Tapi Alyssa diam saja. Rista kembali menatap suaminya. "Kok kamu nanyain Alena, sih, Mas?" "Kata Alyssa ... Alena yang sudah donorkan darah buat aku. Aku cuman ... mau mengucapkan terima kasih pada anak itu." "Alena nggak ada di sini, Mas," jawab Rista akhirnya. "Kalau nanti dia ke sini ... kasih tahu aku. Aku mau bicara sama dia." "Iya, Mas. Kamu jangan pikirkan itu dulu. Kamu juga jangan banyak bicara dulu. Istirahat aja." Rista berusaha mengalihkan perhatian suaminya. Dalam hatinya sungguh panik karena Bagas malah mencari Alena. Sedangkan Alena tadi sudah dia tangkap dan dia amankan ke tempat tersembunyi. Ya, dialah yang sudah menyekap gadis itu. Dia tak mau gadis itu sampai bertemu Bagas. Apalagi sekarang Bagas s
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status