Beranda / Romansa / Dendam Anak Tiri / Bab 201 - Bab 210

Semua Bab Dendam Anak Tiri: Bab 201 - Bab 210

325 Bab

Alena & Andrio: Bab 8

"Penting aku nemuin foto itu di mana?" Andrio bertanya balik. "Aku tanya maksudnya apa? Dan tulisan ini ...." Andrio mengeluarkan kertas bertulis lain dari saku celananya dan meletakkannya di meja pula. "Ini apa?!" Alena kian membelalak melihatnya. Itu tulisan tangannya. "Jadi kamu yang melakukan teror di rumah keluarga ayahmu selama ini? Iya 'kan?" "Aku bisa jelasin." Andrio masih menggeleng. "Apa pun alasannya, yang kamu lakukan itu salah!" Intonasi Andrio meninggi membuat Alena sedikit terkejut. Pandangan wanita itu mulai berkaca-kaca. "Aku nggak nyangka, perempuan yang aku pikir baik hati, ternyata ...." Andrio menggeleng lagi. "Pendendam ... Jahat kamu, Alena. Dan bodohnya aku baru tahu itu sekarang!" Air mata yang sejak tadi menggenangi matanya, meluruh ke pipi seketika. Sakit sekali hatinya mendengar kalimat-kalimat itu. Kalimat yang dilontarkan dari mulut pria yang dia cintai. "Aku tahu aku salah, tapi aku mohon dengerin penjelasan aku dulu." Alena sudah menangis sekaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-04
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 9

Entah berapa jam lamanya Alena mengurung diri di kamar. Wanita itu hanya terduduk di lantai, bersandar pada pinggir tempat tidur sambil menangis sesegukan, sesekali memandangi foto mendiang ibunya. Sungguh, sakit sekali hatinya mendapati sikap suaminya yang demikian. "Aku seharian khawatirin kamu, Mas. Aku takut kamu kenapa-kenapa. Tapi ternyata kamu marah sama aku ... Kamu bersikap kayak gini sama aku. Tega kamu. Aku bener-bener nggak nyangka." Selama pernikahan mereka, ini pertama kalinya mereka bertengkar hebat. Alena tak menyangka rahasia yang dia sembunyikan mampu membuat Andrio semarah ini padanya. Alena menatap langit-langit kamar dengan mata berlinang sambil membayangkan perlakuan suaminya terakhir kali. Alena menunduk memandangi foto mendiang ibunya yang dia pegang sejak tadi. "Ibu, suami aku jahat sama aku, Bu. Aku nggak tahu lagi siapa yang harus aku percaya. Ibu udah nggak ada." Alena terus meracau sambil menangis. Berbagai kemungkinan buruk berkelabat di kepalanya. Ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-04
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 10

Alena mengeratkan pelukannya di pinggang sang suami. Inilah salah satu sifat Andrio yang dia suka. Suaminya itu pemurah dan pemaaf. Harusnya dia tak berpikir sejauh tadi. Alena mendongak. "Aku juga minta maaf, ya, Mas. Aku nggak cerita sama kamu dari awal. Aku cuman takut kamu marah. Aku emang salah, aku nggak seharusnya ngelakuin itu, aku jahat, tapi itu dulu, Mas. Sekarang aku udah lupain semuanya, aku--" "Iya ... Iya ...." Andrio mengusap kepala Alena lembut. "Aku ngerti. Kamu nggak jahat, kok. Nggak ada yang sempurna di dunia ini, Sayang. Semua pasti pernah berbuat salah 'kan?" "Kamu nggak marah lagi 'kan sama aku, Mas?" "Enggak, Sayang. Aku nggak bisa marah lama-lama sama kamu. Maaf aku bikin kamu sedih." "Oh, iya, Mas. Mami sama Alyssa udah tahu, kok, tentang itu ...." "Oh, iya?" "Iya, awalnya mereka kecewa sama aku, tapi sekarang udah nggak lagi, kok, semuanya udah baik-baik aja." Andrio mengangguk. "Iya, seharusnya aku nggak perlu semarah itu sama kamu hanya karena mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 11

Alena mengerjap-ngerjap sambil meliukkan badannya kala dia membuka mata di pagi hari. Wanita itu mengedar pandang di kamarnya. Dia mengernyit kala tak menemukan suaminya di sisinya. Itu artinya suaminya bangun lebih dulu daripadanya. "Jam berapa, sih?" Alena menoleh ke jam weker di atas nakas. "Oh, baru jam tujuh?" Suara engsel pintu yang berderit tiba-tiba membuat Alena menoleh ke arah pintu. Andrio muncul membawa sebuah nampan di tangan. "Hei, istriku udah bangun rupanya." Andrio kembali menutup pintu dengan sebelah tangan. "Selamat pagi, Sayang." Andrio tersenyum ke Alena lalu meletakkan nampan berisi mangkok-mangkok dan segelas air putih itu di nakas. Meski bertanya-tanya ada apa dengan suaminya itu, tak urung Alena tersenyum juga. "Selamat pagi juga, Mas," balasnya. "Kamu kok tumben bangun lebih dulu dari aku, apalagi 'kan hari ini hari libur." Alena yang masih duduk di atas kasur mengungkapkan kebingungannya. "Hari ini aku dapat jadwal jaga di IGD, pulang sore kayak biasa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 12

Alena sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer di depan cermin rias. Dia baru saja selesai mandi. Wajah wanita itu terlihat berseri-seri. Bagaimana tidak? Begitu bangun tidur, dia sudah diberi kejutan manis oleh suaminya. Andrio memperlakukannya bagai putri pagi ini. Dia tidak bisa berhenti membayangi momen itu. Jika seperti ini terus, Alena tidak akan takut lagi jika bertengkar dengan Andrio. Dia juga jadi yakin apa yang dikatakan maminya tentang Andrio tidaklah benar. Karena sejatinya suaminya itu sangat baik dan setia padanya. Setelah selesai mengeringkan rambut, Alena menyisir rambut panjangnya hingga rapi tergerai di pinggang. Lalu memakai bedak bayi serta lipstik warna natural. Alena bersiap-siap keluar, niat hati ingin melihat siapa tamu yang datang. Pasalnya, Andrio cukup lama di luar. Ketika langkahnya telah mencapai ambang ruang tamu, dia bisa mendengar sayup-sayup orang bercakap-cakap. Alena mengenal suara itu. Suara Marissa, ibu mertuanya. "Seandainya kalian uda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 13

Berhari-hari sejak kedatangan Marissa ke rumah Alena, berlalu. Sejak itu Alena terus kepikiran dengan pembicaraan mama mertuanya yang menginginkan dirinya dan Andrio segera punya anak. Saran Mami Rista yang menyuruhnya berhenti kerja pun dia pertimbangkan. Setelah berpikir seribu kali akhirnya Alena membulatkan tekad untuk resign menjadi CEO di perusahaan mendiang Bu Ratih itu. Hingga malam ini dia menuliskan surat resign-nya. "Kamu lagi apa, Sayang?" Andrio tiba-tiba masuk ke ruang kerjanya. Alena yang menatap layar komputer sejak tadi menoleh. Rupanya suaminya itu membawakannya secangkir teh hangat. "Lagi sibuk ngerjain apa?" tanya suaminya lagi yang kini meletakkan cangkir ditangannya itu ke meja kerja Alena. "Hmm aku nulis surat resign, Mas." Alena mendongak menatap suaminya. Andrio memperhatikan layar laptop Alena. Dahinya berkernyit. "Kamu beneran mau resign?" "Iyalah, Mas. Ini demi masa depan kita. Aku akan berusaha melakukan apa pun supaya aku bisa hamil. Dan demi nge
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 14

Melalui rapat umum pemegang saham, Alena resmi keluar dari jabatan direktur utama. Kini Alena tidak lagi menjadi wanita karir, melainkan hanya wanita rumahan. Berbulan-bulan sejak Alena resign terlewati. Dan selama itu Alena juga tak kunjung mendapati tanda-tanda kehamilan. Meski dia sudah menjadi wanita rumahan dan melakukan hubungan suami-istri dengan Andrio secara teratur. Keadaan itu membuat Alena kian cemas. Dia sungguh takut dugaannya bahwa dia memang sulit hamil karena mandul, benar adanya. Tapi dia hanya menyimpan rasa takutnya itu sendiri. Sampai suatu hari Alena mengajak suaminya cek ke dokter kandungan untuk mengetahui siapa di antara mereka yang sebenarnya bermasalah. Andrio sendiri sebenarnya tak ingin melakukan itu. Dia tidak mau meragukan istrinya. Namun, demi menghargai usul Alena, dia turuti juga keinginan istrinya itu. Maka hari itu pergilah mereka ke rumah sakit menemui dokter kandungan. Sebelumnya mereka dilempar beberapa pertanyaan oleh dokter. Seperti apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 15

Pagi itu, Alena berkunjung ke rumah Bagaskara seorang diri. Menjadi perempuan rumahan membuatnya memiliki banyak waktu luang. Sudah lama pula dia tidak mengunjungi orang tuanya itu. Kalau tidak ada papinya--yang mungkin sibuk di kantor--setidaknya dia bisa ketemu Rista yang sudah dia anggap seperti ibu sendiri. Alena langsung menuju taman belakang rumah melalui halaman samping. Dan Alena mendapati Bagas duduk di kursi taman belakang sambil menghadap laptop di atas meja. Di samping laptop terdapat koran yang berlipat. Senyum Alena mencekah. "Assalamu'alaikum, Pi." Namun, agaknya pria yang sudah memasuki usia lanjut itu tidak mendengarnya karena beliau tak bereaksi apa-apa. Karenanya Alena memanggil lagi seraya berjalan mendekat. "Papi!" Pria berkacamata itu pun serta-merta menatapnya. Sedetik kemudian, senyumnya merekah. "Hei, Nak." Bagas melepas kacamata minusnya. Lalu meletakkannya di atas meja samping laptop. "Papi ada di rumah? Nggak ke kantor?" tanya Alena seraya duduk di kur
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 16

"Ma-mandul?" Bagas menatapnya tak percaya. "Iya, Pi." Alena bisa merasakan kekecewaan yang terlihat dari wajah kedua orang tuanya mendengar kabar itu. Dan itu membuatnya makin merasa bersalah. "Kamu mandul, Alena?" ulang Rista, intonasinya meninggi. Alena hanya diam. Jawaban diamnya itu pertanda iya. Rista lalu menghela napas yang sarat kekecewaan. Sementara Bagas sendiri memasang wajah tenang saja. Dia mengerti perasaan Alena saat ini. Dia mengusap bahu anaknya itu. "Sabar, ya, Nak. Papi yakin pasti ada jalan keluarnya. Ini ujian buat pernikahan kalian." "Lalu apa rencana kamu dan Andrio mengatasi masalah ini?" tanya Rista kemudian. "Mas Andrio bilang sebaiknya kita melakukan program bayi tabung." "Nah, iya. Bagus itu," sahut Bagas. "Bayi tabung? Apa itu nggak berbahaya?" Rista punya pendapat lain. "Paling nggak kita usaha, Mi," jawab Alena. "Masih banyak cara lain buat hamil, Alena, yang lebih aman dari bayi tabung. Kenapa harus bayi tabung? Bayi tabung itu risikonya besar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 17

Alena bersandar di balik pintu sambil duduk menekuk lutut. Matanya memejam. Dia tidak bisa berhenti mengingat momen tadi juga kata-kata mertuanya yang begitu menyakitkan. Setiap kali di ingat, sakit pula hatinya memicu air matanya keluar. "Kalau memang kamu nggak bisa memberi Andrio keturunan, kamu harus siap jika Andrio menikah lagi dengan perempuan lain." Percakapannya dengan ibu mertuanya kembali terngiang. "Itu nggak mungkin, Ma! Aku nggak mau." "Kamu jangan egois, Alena. Kamu nggak bisa menjadi perempuan sempurna. Kamu juga harus memikirkan kami yang ingin mendapatkan cucu dari Andrio. Jadi kamu harus bisa merelakan Andrio menikah lagi." "Aku yakin Mas Andrio juga nggak mau menduakan aku." "Justru itu makanya kamu sebagai istri harus meyakinkan dia untuk bisa menikah lagi. Biar Mama nanti yang carikan istri buat Andrio. Mama pastikan dia bisa hamil. Tugas kamu hanya meyakinkannya." Begitu mudahnya ibu mertuanya itu berkata demikian seolah dirinya tak memiliki perasaan. Alen
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
33
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status