Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 121 - Chapter 130

325 Chapters

120. Dijemput

Sore itu Alyssa sedang berjaga di IGD dengan teman koasnya, Santi. Karena memang sore itu IGD sedang sepi, terakhir kali pasien masuk tadi siang. Alyssa dan temannya yang sedang gabut, memilih belajar membaca buku-buku kedokteran, sesekali mereka mengobrol dan bercanda hingga tertawa. Dan tiba-tiba Alyssa kepikiran dengan maminya di rumah. Sampai sekarang mami atau bibi belum ada meneleponnya. Apakah keadaan rumah memang baik-baik saja? Atau mereka tidak sempat menelepon karena sedang dalam bahaya? Tak mau berpikir terlalu jauh dan agar perasaannya tenang, Alyssa pun menelepon maminya. "Gue nelepon mami gue dulu, deh," gumam Alyssa lebih pada dirinya sendiri, tapi bisa didengar oleh Santi yang duduk di sebelahnya. Santi menoleh ke Alyssa yang sudah mendekatkan ponsel pipih itu ke telinga. "Lagi sibuk kerja neleponin mami muluk. Dasar anak mami," Tuduhan itu sungguh membuat Alyssa jengkel hingga gadis itu melirik tajam temannya. Namun, dia tak membantah. Dia merasa tak perlu mencer
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

121. Rencana Mengecek CCTV

Andrio dan Alyssa pun pulang bersama dalam satu mobil yang dibawa Andrio. Sedangkan motor Alyssa disimpan di bagasi mobil Andrio. Dalam perjalanan kedua sejoli itu tidak bicara hingga menyisakan keheningan di udara yang dingin karena AC. Sampai akhirnya Alyssa membuka percakapan lebih dulu. "Kakak kenapa tiba-tiba mau jemput aku?" Itu bukan pertanyaan basa-basi. Pasalnya selama mereka koas Andrio tidak pernah berinisiatif mengantar jemputnya. Dan Alyssa pun tak pernah meminta antar-jemput seperti ketika mereka masih kuliah. Karena dia tahu masing-masing sibuk dengan kegiatannya apalagi mereka koas di rumah sakit yang berbeda. Karenanya tak heran Alyssa bertanya demikian. "Kakak pengin aja, sekalian memperbaiki hubungan kita. Kakak nggak mau kamu ngambek terus hanya karena masalah sepele," jawab Andrio sambil fokus menyetir. "Jadi sekarang nggak marah lagi 'kan?" Andrio menoleh sekilas. Alyssa tersenyum simpul. Inilah salah satu sikap Andrio yang dia sukai. Lelaki itu selalu bersika
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

122. Dendam yang Membara

Alena duduk merenung di meja kerjanya dalam apartemen mewahnya. Suasana hatinya masih sedih atas perginya Bu Ratih. Meski Bu Ratih mengidap penyakit jantung sejak lama tapi bagi Alena kepergian Bu Ratih begitu cepat dan mendadak. Dia bahkan belum terlalu lama mengenal wanita itu. Alena menutup kedua wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan kedua siku menjejak di atas meja. Berusaha menahan rasa sedihnya. Perlahan orang-orang yang baik dan yang dia sayangi pergi. Sekarang yang dia punya hanyalah Mbah Nani. Saat Alena sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ponselnya di atas meja kerja berbunyi. Alena langsung tersadar dan mengangkat kepalanya. Melirik layar ponsel, siapa yang menelepon. Gadis itu pun langsung mengangkat teleponnya kala melihat nomor yang dia kenali. "Halo, ya, ada kabar apa?" "..." Alena mendengarkan laporan dari lelaki di seberang sana baik-baik sambil sesekali menyugar rambut hitamnya dan menyandar di kursi "Hmmm lalu?" "..." "Pacarnya?" Tubuh Alena meneg
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

123. Mengecek CCTV

"Mami!" Alyssa memanggil maminya begitu dia membuka pintu yang tidak dikunci dan masuk ke rumah. Gadis itu tampak celingukan mencari maminya. Tak lama kemudian, seorang wanita keluar. "Hai, Sayang, kamu udah pulang rupanya?" Lalu wanita itu menatap lelaki yang berdiri di samping anaknya. "Kamu pulang sama Andrio?" "Iya, Mi." Alyssa tersenyum. "Hai, Tante." Andrio mengulurkan tangan menyalami wanita itu. Setelah peristiwa itu berlalu bertahun-tahun lamanya, sikap Rista padanya perlahan berubah baik seperti sedia kala dan Andrio pun tak takut lagi dengan wanita itu. Rista menatap keduanya heran. Bagaimana bisa dua sejoli ini pulang bersama, tidak seperti biasanya. Alyssa yang mengerti pun langsung menjelaskan. "Kak Andrio tadi inisiatif jemput aku, Mi, di rumah sakit," jelasnya. Mendengar itu Rista langsung ber 'oh' ria. "Motor kamu kemana?" "Motor aku masih di bagasi Kak Andrio." "Nanti aku keluarin," ucap Andrio pada Alyssa. Alyssa mengangguk. "Oh, iya, Mi. Kak Andrio ke sini
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

124. Pertemuan yang Tak Terduga

Belakangan ini sejak Alena tak lagi tinggal bersamanya, Mbah Nani sering sakit-sakitan, sakit pinggang, sakit lutut. Alena takut sakit Mbah kian parah jika tak diobati. Karenanya Alena menyarankan agar orang tua itu rutin periksa ke rumah sakit agar diberi resep obat juga sama dokter. Hari ini jadwal Mbah Nani chek-up ke rumah sakit, ditemani oleh Alena. Dan ketika nama lengkap Mbah Nani dipanggil, orang tua itu memandang ke Alena yang duduk di sampingnya. "Alena, kamu tunggu sini saja, yo. Mbah mau cek dulu." "Mbah bisa sendiri?" "Bisalah, cuma ke situ sebentar, kamu jangan ke mana-mana," "Iya, Mbah." Orang tua itu berdiri, masuk ke ruang dokter yang memanggilnya barusan. Alena di tempat duduknya merenung. Dia tiba-tiba mengingat suara dokter yang memanggil Mbah tadi, suaranya laki-laki. Tapi Alena merasa tak asing dengan suara itu. "Apa cuman perasaan gue aja, ya," gumamnya. Lalu gadis itu kembali bermain ponsel. Sekitar setengah jam Alena menunggu, akhirnya Mbah Nani kelu
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

125. Pengungkapan

Andrio memeluk tubuh Alena dari belakang. Tangannya yang berbungkus jas kedokteran melingkar di pinggang gadis itu, erat. Matanya terpejam menghidu aroma harum rambut Alena yang dia rindukan. "Gue kangen banget sama lo, Al," bisik pemuda itu. "Andrio, apa-apaan! Lepasin!" Alena berdesis sambil berusaha melepas lingkaran lengan Andrio di perutnya. Gadis itu melirik ke orang-orang yang berlalu-lalang di halaman itu. Dia sungguh malu dengan apa yang Andrio lakukan terhadapnya. "Ini tempat umum, Andrio!" Alena sedikit bersyukur karena Mbah Nani tidak melihat interaksi mereka. "Oh, jadi kalau nggak di tempat umum, mau, ya, dipeluk kayak gini." Mendengar itu, Alena makin geram dan mencubit lengan Andrio tapi agaknya lelaki itu tak kesakitan sama sekali. Lelaki itu malah makin memperkuat pelukannya. "Apa lo nggak kangen sama gue? Ke mana aja lo selama ini? Apa lo nggak capek menghindar dari gue?" "Gue nggak kangen sama lo," "Masak, sih?" Alena lalu teringat sesuatu. Andrio masih pacar
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

126. Perasaan Lega

Alena menatap Andrio. Lalu mengangguk. "Sekarang lo percaya 'kan, Al, kalau gue tuh sayang sama lo, bukan Alyssa. Gue sendiri nggak ngerti kenapa jalan hidup gue begini? Kenapa takdir gue kayak gini, gue seolah dituntut untuk melakukan apa yang orang-orang sekitar gue inginkan. Gue kadang merasa hidup ini nggak adil, Al." Alena masih terdiam. Tapi dia sangat mengerti apa yang Andrio rasakan. Apa yang Andrio pikirkan sama dengan yang pernah dia pikirkan. Hidup kadang memang tidak adil. Andrio meraih lengan Alena dan menggenggamnya. "Al, kadang gue merasa nggak sanggup menjalani ini semua. Tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa." "Kenapa lo nggak bisa cinta sama Alyssa?" tanya Alena kemudian. "Gue nggak tahu," jawab Andrio. "Terlebih lo muncul lagi di kehidupan gue kayak gini, gue merasakan kalau perasaan gue ke elo kian besar, Al. Gue pengin bisa memilih lo, bukan Alyssa. Tolong jangan paksa gue untuk mencintai dia." Alena sendiri juga tak mengerti kenapa dirinya, Alyssa dan Andrio b
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

127. Rencana Baru (3)

Alena berjalan kembali menuju mobil. Dia masih tak habis pikir apa yang telah dia alami barusan. Dia benar-benar tidak menyangka kalau selama ini Andrio masih punya perasaan terhadapnya, padahal mereka sudah lama tak berkomunikasi. Alena juga tak menyangka, Andrio menjalin hubungan dengan Alyssa karena gadis manja itu mengancam bunuh diri. Sebenarnya, Alena juga tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis itu. Sesampainya di depan mobilnya, Alena membuka pintu bagian kemudi. Dia tersenyum menemukan Mbah Nani duduk di kursi sebelahnya sambil bersandar. "Maaf, Mbah. Lama, ya, nungguin aku?" Alena masuk ke mobil dan menutup pintu. Mbah Nani mengangkat kepalanya, lalu tersenyum dan menggeleng. Alena yang duduk di samping Mbah Nani tersenyum tipis menatap orang tua itu. "Oh, iya, obat Mbah tadi udah sama Mbah, 'kan?" Alena celingukan membongkar isi tasnya. "Iya," sahut Mbah Nani. "Mbah simpan di dalam tas Mbah." "Oke." Lalu Alena menghidupkan mesin mobilnya hingga menimbulkan suara.
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

128. Rencana Pertemuan

Alena sedang menghadap laptop, mengetik laporan ketika ruangannya di ketuk dari luar.Alena menoleh ke arah pintu. "Masuk!"Tak lama kemudian pintu ruangan itu dibuka disusul suara seorang perempuan. "Permisi, Bu!""Iya?"Perempuan berpenampilan modis itu mendekat ke meja Alena seraya memegangi beberapa map. "Ini ada beberapa berkas yang harus Ibu tandatangani,"Alena melirik beberapa map itu sekilas. "Iya, letakan saja di situ.""Harus ditandatangani sekarang, Bu.""Oh, oke." Alena pun mengambil pena, membuka lembaran kertas dalam map itu. Dan menandatanganinya. Juga pada berkas-berkas lainnya. Setelah dirasa semua berkas ditandatangani Alena menutup map-map itu. "Sudah."Perempuan itu mengambil map-map itu. "Terima kasih, Bu.""Sama-sama.""Permisi." Perempuan itu berlalu dari sana.Alena menghela napas. Dia melirik jam branded yang melingkar di tangannya. "Bentar lagi istirahat." Alena tampak berpikir. "Akhir-akhir ini gue sering makan di luar sendirian, bosan," keluh gadis itu. Se
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

129. Bertemu di Restoran

Beberapa hari terlewati. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Andrio dan Alyssa menjalani koas seperti biasa dan Alena menjalani rutinitasnya bekerja di perusahaan seperti biasa pula. Setelah cukup sabar menanti, akhirnya Andrio punya waktu luang untuk ketemu dengan Alena. Bahkan lelaki itu yang mengajak Alena ketemu lebih dulu di hari minggu siang. Andrio juga menjemput Alena di apartemen gadis itu. Dan sekarang di sinilah mereka. Mereka makan di sebuah restoran. "Gue nggak nyangka akhirnya kita bisa ketemuan juga," ucap Alena sambil membersihkan sisa makanan di tepi bibirnya dengan tisu. "Gue kira lo sengaja emang nggak mau ketemu sama gue." Andrio yang baru menyelesaikan makannya pun langsung menyeruput sisa jus apelnya. Sebelum kemudian menjawab. "Nggak mungkin gue nggak mau ketemu sama lo. Tapi emang waktu gue padat banget." Andrio menautkan jari-jari kedua tangannya dan fokus menghadap Alena. "Oh, iya? Sepadat apa, sih?" Alena pura-pura tertarik mendengarkan. Dan selagi
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status