All Chapters of MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN: Chapter 81 - Chapter 90

126 Chapters

Makan Malam Panas

Tepat jam tujuh malam mobil Devan memasuki salah satu kafe. Sebelum turun dia memastikan lagi itu adalah tempat yang dia tuju dengan mengecek kembali alamat yang tadi dikirim Tibra.Lelaki itu tersenyum saat melihat meja dengan nomor yang dituju sudah terisi. Sepasang suami istri terlihat duduk membelakanginya. Dia merapikan kerah kemeja abu-abunya, dengan langkah yakin Devan berjalan mantap ke arah Tibra dan Andhira yang sudah menunggunya.“Selamat malam, Pak Tibra.” Devan sengaja berdiri tepat di samping Andhira. Devan menghirup napas dalam-dalam. Dari tempatnya berdiri, dia bisa mencium aroma manis dari minyak wangi yang dipakai Andhira. Aroma yang sangat dia kenal sekaligus sangat dia rindukan.Lelaki itu dapat melihat badan Andhira menegang. Ah … Andhira selalu terlihat lebih menarik dalam keadaan gugup seperti ini. Mantan istrinya itu mengenakan gaun warna hijau daun yang elegan. Perutnya yang membuncit justru membuat penampilan Andhira semakin menarik di mata Devan. “Pak Devan
Read more

Gerbang Keruntuhan

Devan tersenyum sinis mendengar ucapan Andhira. Matanya menatap tajam pada wanita yang sangat ingin dia miliki kembali.Andai bukan di tempat umum, dia sudah menyeret Andhira pergi dari sana. Menculik dan menyekap Andhira bisa saja dia lakukan. Malah itu akan menimbulkan kesenangan tersendiri baginya melihat kepanikan di wajah wanita hamil itu.Namun, itu semua hanya ada dalam bayangan. Tibra masih terlalu kuat walau sedang goyang. Dia tidak bisa bertindak gegabah kalau tidak ingin salah langkah. Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan saat ini adalah dengan membujuk Andhira.“Ayo kita kembali lagi, Dhir. Aku sudah bukan Devan yang kau kenal dulu. Kini aku pengusaha sukses yang sangat disegani. Aku berjuang mendapatkan semua ini agar bisa meraih hatimu lagi. Tibra bukan apa-apa. Sebentar lagi bisnisnya habis.” Devan bicara pelan sambil sesekali melirik Tibra yang serius entah membicarakan apa di ponselnya. Lelaki itu membalas lambaian tangan Tibra dengan acungan jempol. Santai saja ma
Read more

Kehangatan Keluarga

Tepuk tangan ramai terdengar saat Aruna selesai menebarkan plastik bening berisi benur (benih udang) sebagai tanda resmi dibukanya areal budidaya udang vaname. Aruna tertawa renyah saat Zahir dan Zafar mencipratkan air padanya. Wanita itu berusaha menghindar dibalik tubuh beberapa karyawannya. Sejenak, tempat itu menjadi ramai dengan gelak tawa.Beberapa orang yang ada disana ikut mencipratkan air pada Aruna hingga membuat suasana semakin meriah. Mereka tertawa-tawa saat rasa kekeluargaan menyeruak dengan kental di antara mereka."Zahir! Zafar! Sudah." Aruna hampir kewalahan saat kedua anaknya belum berhenti. Dia semakin bersembunyi di belakang agar tidak terkenan cipratan air.Aruna mengenakan atasan panjang hingga lutut dipadukan dengan celana jeans berwarna senada. Dia membenarkan jilbab dan topi lebar yang melindungi wajah putih mulus bak porselennya dari cahaya matahari. Dia mengelap kacamata hitam lebarnya karena sedikit basah kena percikan air tadi.Setelah dirasa siap, Aruna
Read more

Konferensi Pers

“Alhamdulillah, betul, betul sekali. Bulan ini total saya membuka usaha tambak udang di tiga wilayah. Minggu pertama di Kawungetan, Cilacap. Minggu kedua di Kalianda, Lampung. Hari ini di sini, Jembrana, Bali.” Aruna menjawab pertanyaan salah satu awak media.Bulan ini Aruna membuat gebrakan dengan meresmikan pembukaan tempat budidaya udangnya yang baru. Serentak di tiga wilayah sehingga menyedot perhatian masyarakat luas. Aruna menjadi idola. Wanita itu merupakan gambaran wanita kuat yang mampu bangkit kembali setelah terpuruk karena kehancuran rumah tangganya.“Tepat sekali. Saya memutuskan mengembangkan usaha ke wilayah lain untuk memenuhi permintaan ekspor yang semakin meningkat. Seperti yang sudah teman-teman ketahui dan liput juga, minggu lalu saya sudah melakukan penandatanganan untuk kerjasama ekspor dengan salah satu pengusaha dari Turki.” Aruna melepas topi lebarnya sehingga wajahnya yang sumringah terlihat dengan jelas.“Khusus untuk di Jembrana ini, saya menerapkan sistem
Read more

Kesialan Tibra

Dia memang menjadi sedikit tertutup dengan media sejak perceraiannya dengan Tibra. Sejujurnya dia lelah dengan semua sorotan ini. Namun, tidak bisa dipungkiri media juga banyak membantunya dalam mengembangkan usaha. Dari pemberitaan-pemberitaan yang beredar, para investor dan pelanggan berdatangan. Sehingga, sesekali dia masih bersedia diwawancara kalau terkait usahanya.“Belum ada niat mencari pengganti, Aruna? Atau belum move on? Apakah tidak merasa ketinggalan karena dalam waktu dekat Tibra akan menyambut kelahiran anak pertama dari istri barunya,”Aruna tertawa menanggapi pertanyaan salah satu awak media. Inilah kenapa dia malas jika wawancara diluar usaha. Namanya masih saja terus dikait-kaitkan dengan sang mantan. Sesuai dengan dugaannya sejak awal.“Saat ini saya sedang fokus meengembangkan usaha dulu. Kenapa harus terburu-buru menikah? Pernikahan bukan perlombaan.”Aruna menanggapi santai.“Jodoh, maut, rezeki sudah ada yang mengatur. Kita hanya perlu berusaha dan berdoa. Nam
Read more

Zahir, Zafar dan Anna

“Astaghfirullahaladziim! Mas Zahir!” Riri berteriak kencang karena terkejut. Wanita itu langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang merapikan sesuatu. Dia berkali-kali mengembuskan napas dan mengurut dada.Zahir menutup pintu dengan membantingnya kencang hingga menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Anak lelaki itu berjalan sambil menghentakkan kaki hingga sepatu yang dia gunakan terpental kemana-mana.Riri menarik napas panjang melihat kelakuan Zahir. Pasti ada hal yang membuatnya sangat marah hingga seperti itu. Zahir biasanya lebih memilih diam kalau sedang ada yang membuatnya kesal. Kalau sampai dia lampiaskan, itu artinya sudah tidak bisa ditahan.Riri memperhatikan dengan ekor mata saat Zahir naik ke atas menuju kamarnya. Gadis itu bergegas mengambil sepatu Zahir yang terlempar kemana-mana. Sebelum dia sempat meletakkan sepatu pada tempatnya, Zafar dan Anna membuka pintu.“Mas Zahir kenapa, Mas?” Riri menyambut Zafar dengan pertanyaan. Dia bisa melihat ada ketegangan anta
Read more

Menyentuh Hati Tibra

“Jangan hina ibuku!” Tangan Zahir terkepal kencang. Dia tidak akan pernah rela malaikat tak bersayapnya itu direndahkan. Wanita hebat yang sangat dia kagumi, tak akan pernah dia biarkan seorang pun menghakimi.“Ada yang salah? Kata ibuku ….”“Ibumu pengangguran?” Zahir bertanya cepat.Riko menautkan alis mendengar pertanyaan Zahir yang tiba-tiba dan di luar konteks pembicaraan mereka.“Kalau pengangguran, wajarlah punya waktu mengurusi hidup orang lain. Kau membuktikan ucapanmu barusan ada benarnya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Seperti dirimu yang persis dengan ibumu. Nyinyir!” Zahir tersenyum puas menatap wajah Riko yang memerah.“Aduh!” Zahir memegang pipinya.Secara tiba-tiba Riko memukulnya dengan kencang. Anak itu tidak terima dengan perkataan Zahir. Zahir yang merasa Riko yang memulai semuanya membalas hingga terjadi perkelahian yang membuat ramai gerbang sekolah.Hari itu, untuk pertama kalinya Zahir dipanggil ke ruang BK. Sebenarnya hari ini merupakan akumulasi pera
Read more

Pertemuan Tak Sengaja

Sementara di sini, Andhira sedang sibuk membeli perlengkapan bayi untuk menyambut kelahiran buah hatinya. Wanita itu terlihat manis dengan dress baby pink yang dia gunakan. Andhira awalnya ingin ditemani Tibra. Namun, dia tahu suaminya sedang pusing dengan resto. Jadi, dia memutuskan ke mall sendiri dengan diantar supir.Walau usaha Tibra sedang menurun, namun mereka tidak pernah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Usaha kos-kosan Tibra yang terletak di dekat dua kampus ternama lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan mereka.Tambahan lagi, Aruna tidak pernah sedikitpun mengusik masalah bagian. Jadi, mereka aman. Menurut Andhira, wajar saja kalau mantan istri suaminya itu tidak pernah meributkan masalah pembagian uang. Toh, dua anak mereka yang kini dalam pengasuhan Tibra juga banyak kebutuhan.Andhira baru saja akan menentukan makan dimana saat dia tanpa sengaja melihat sosok Aruna di tempat makan. Wanita itu terlihat menyalami beberapa orang yang kemudian saling berp
Read more

Andhira Selingkuh?

“B*jingan!” Tibra memukul meja kerjanya dengan kencang. Napasnya memburu dengan kencang. Emosi Tibra sedang berada pada puncaknya. Hal itu terlihat jelas dari matanya yang memerah seolah menyimpan bara yang menyala.“Argh!” Lelaki itu berteriak dan melemparkan gelas minumannya ke arah dinding hingga membuat gelas itu hancur berkeping-keping. Dia tidak peduli kalau hal itu akan terdengar keluar. Saat ini, Tibra butuh pelampiasan.Beberapa karyawan Arapi yang mendengar suara berkelontangan seperti benda pecah dari dalam ruangan Tibra saling memandang. Setelah beberapa saat, mereka memutuskan melanjutkan pekerjaan masing-masing. Para karyawan itu hanya bisa berharap dan berdoa agar usaha Tibra baik-baik saja sehingga mereka tidak harus dirumahkan seperti karyawan cabang lain.Tibra menatap nanar pada beling yang berserakan di lantai. Di dinding ruangannya tercetak warna merah bekas minumannya yang tadi membentur dinding sebelum jatuh membasahi lantai.Lelaki itu menarik napas panjang. D
Read more

Amukan Tibra

“MAS! Jangan, Mas. Istighfar.” Andhira berusaha memeluk Tibra dari belakang. Dia sedikit kesusahan karena terhalang perutnya yang membuncit.Tibra mendengs kencang saat merasa gerakannya tertahan. Hampir saja Tibra mendorong kencang Andhira kalau dia tidak ingat wanita itu sedang hamil besar.Dendra memanfaatkan momen itu untuk berdiri dan memperkuat pertahanan. Setidaknya dia harus meminta penjelasan kenapa Tibra tiba-tiba menghajarnya.“Bela saja terus pasangan selingkuhmu itu!” Tibra melepaskan pelukan Andhira.“Hah?” Andhira dan Dendra saling bertatapan.“Apa maksudnya, Mas?” Dendra maju perlahan. Lelaki itu mengumpat dalam hati, masalah apa lagi ini pikirnya. Belum juga terang benderang masalah kemarin, sudah muncul masalah baru yang tidak kalah peliknya. Sepertinya dugaannya benar kalau ada yang berusaha mengadu domba dia dan Tibra.“Jelaskan apa ini!” Tibra melemparkan amplop coklat yang dari tadi dia bawa.Foto-foto dari dalam amplop berceceran keluar dari amplop saat dilempar
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status