"Makan dulu yuk? Toh, selama ini resto baik-baik saja, kan? Itu yang Mas lihat laporan dua tahun lalu." Andhira menggigit telinga Tibra pelan. Tangannya bergerak memijat bahu suaminya. Sejak dulu, Tibra selalu memuji kelihaiannya memijat.Lelaki itu tertawa kegelian. Dia akhirnya berdiri dan memutuskan menutup laporan keuangan yang dari siang tadi membuatnya pusing. Benar kata Andhira, toh selama ini resto baik-baik saja. Lebih baik dia menikmati waktu dengan keluarganya dulu sebelum kembali terjun mengurus resto secara langsung.Dia menatap Andhira lama sebelum melangkah keluar ruangan. Sekejap, Tibra mengikis jarak di antara mereka. Kerinduan itu membuncah di antara keduanya."Mas!" Andhira menahan dada Tibra. Dengan napas terengah dia menggeleng pelan. Belum sempat dia bicara, Tibra kembali membungkamnya.Lima menit berlalu, Tibra melepaskan Andhira dengan senyuman menggoda. "Manis!" Lelaki itu menoel dagu Andhira. "Ayo kita makan dulu, anak-anak pasti sudah menunggu. Setelah itu .
Baca selengkapnya