Home / CEO / Tuan Muda Konglomerat / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Tuan Muda Konglomerat: Chapter 71 - Chapter 80

257 Chapters

Bab 71

“Tidak mungkin, dia jelas tidak memiliki uang dan dia masih hutang ratusan juta kepada orang lain, aku tidak mempercayainya,” Raut wajah Fikri tidak begitu baik, dengan segera mengikutinya. Beberapa Sales senior sedikit tidak bisa berkata-kata melihat penampilan Fikri. Mereka tidak meragukan kekayaan Fikri, mereka hanya sedikit tidak senang dengan Fikri yang begitu menyombongkan diri. “Sean, darimana kamu mendapatkan uang untuk membeli BMW 320i sport?” Fikri berjalan ke samping Sean lalu bertanya. Sean berbalik badan melihat Fikri dengan tatapan yang aneh. Apa urusannya dia bertanya tentang uang yang Sean punya. “Siapa kamu, apakah kita kenal?” Sean bertanya dengan bercanda. Dilihat dengan tatapan aneh oleh Sean, Fikri juga baru tersadar, raut wajahnya dengan langsung berubah menjadi jelek. “Sean, aku akan memberimu 1.5 M untuk melakukan kesepakatan itu, bagaimana?” Fikri mengambil nafas dalam-dalam lalu berkata. Sudut mulut Sean tersenyum dingi
Read more

Bab 72

Sean tertawa, lalu berkata, “Bisa dikatakan begitu aku membeli mobil model baru BMW 320i sport.” “BMW 320i sport model baru seharga sekitar 1 M kan, sebenarnya berapa banyak yang kamu menangkan?” Mega bertanya dengan terkejut. “Intinya sangat banyak,” Sean berkata dengan misterius. Mega menatap mata Sean selama beberapa detik, lalu berkata, “Bawa aku pergi melihat mobil yang baru kamu beli.” “Baik,” Sean menganggukan kepala. Ketika sampai di tempat parkir di kawasan, tidak ada banyak orang kaya di kawasan mereka. Hanya ada puluhan mobil yang senilai 500 an juta, Mega dari jauh dapat melihat mobil model baru BMW 320i sport yang dibeli Sean. “Mobil ini biarkan aku mengendarainya terlebih dahulu, ketika gaji bulan depan telah keluar, aku membeli sebuah mobil baru lagi untukmu,” Mega jalan ke hadapan BMW 320i sport lalu melihat mobilnya sambil berkata. Bulan ini dia mendapatkan 2 proyek besar, jika ditambahkan ada sekitar 1 M. Dia berencana membeli
Read more

Bab 73

“Mengapa aku tidak mempercayaimu, selain itu, siapa yang mengatakan aku hanya seorang satpam,” Sean belum selesai berbicara sudah dipotong pembicaraannya oleh Mega. “Baiklah, kamu tidak usah mengatakannya lagi. Jika kamu mempercayaiku, maka kamu mengundurkan diri dari pekerjaan seorang satpam dan pergi mencari pekerjaan lain. Selain itu, bukannya kamu memenangkan lotre, kamu juga bisa menggunakan uang itu untuk melakukan bisnis. Jika uangnya tidak cukup, aku akan memberimu tambahan untuk modal setelah gaji bulan depanku cair,” Mega benar-benar tidak ingin mendengar orang lain menggosipkannya lagi. “Baik, besok aku akan pergi mengundurkan diri,” Sean berkata dengan senyum masam.— Keesokan harinya, setelah Mega pergi mengantar Andin ke sekolah, dia menelepon Khair dan mengatakan bahwa dia tidak enak badan hari ini, dan meminta izin sehari. Khair dengan langsung menyetujuinya. Meskipun hatinya sedikit enggan, tetapi Mega memilih untuk percaya kepada Sean, percaya bah
Read more

Bab 74

Ketika mereka tiba di ruangan hotel, Kevin belum tiba. “Pak Khair, menurutmu, apa Manajer Kevin tidak keberatan kita tiba-tiba mengubah orang yang bertanggung jawab? Aku takut malah dia tidak ingin bekerja sama lagi dengan kita” Dewi tiba-tiba berkata. Sebagai Sales yang bekerja lebih lama, Dewi mengetahui bahwa banyak pelanggan bersedia menandatangani kontrak dengan Sales. Terutama karena mereka memiliki sedikit gagasan terhadap Sales, meskipun Khair membawanya datang, tetapi dia tahu bahwa setidaknya dibidang kecantikan dia tidak sebanding dengan Mega. Terhadap poin ini, dia juga harus mengakuinya. Mega benar-benar sangat cantik. Meskipun dia sudah menikah dan punya anak, wajah dan badannya itu juga hanya ada beberapa wanita cantik saja yang bisa banding dengannya. “Seharusnya tidak akan, kontrak telah ditandatangani, uang muka juga telah dikirim. Jika Kevin ingin membatalkan kontrak, bukannya dia kehilangan 1M dengan sia-sia,”Khair berkata dengan percaya d
Read more

Bab 75

Ketika Khair sangat bersemangat, Kevin tiba-tiba berkata, “Dimana supervisor Mega?” Khair tertegun, tetapi dia mengira bahwa Kevin hanya berkata dengan asal, dia dengan cepat tersenyum dan berkata, “Mega hari ini meminta cuti sakit, sekarang aku yang sepenuhnya bertanggung jawab atas kerjasama antara perusahaan kami dan perusahaan Anda.” "Sakit? Oh, kalau begitu mari kita diskusikan lagi ketika dia sudah sembuh,” Kevin berkata sambil berbalik badan dan pergi.Khair dan Dewi terkejut seperti orang bodoh, lalu dengan segera pergi mengejarnya, berkata, “Kak Kevin, hal ini ada Mega atau tidak jugalah sama, selain itu, aku adalah atasannya, kemampuanku pasti lebih hebat darinya. Ini asistenku, Dewi, kemampuannya lebih hebat. Jadi jangan khawatir kerjasama dengan perusahaan kami, kami pasti akan melakukannya sampai perusahaan anda puas." “Halo, manajer Kevin.” Tanpa menunggu isyarat dari Khair, Dewi langsung memanggil Kevin dengan lembut. Suara Dewi sangat berhati-h
Read more

Bab 76

“Hah? Ini, aku baru saja meminum obat, dan sedang beristirahat di rumah. Kalau tidak beberapa hari lagi baru membicarakannya,” Mega berkata dengan berpura-pura terkejut. “Dimana kamu tinggal? Kalau tidak aku pergi menjengukmu di rumah,” Khair sambil berkata, dalam hatinya memaki dasar pelacur. “Tidak usah, aku hanya butuh istirahat beberapa hari sudah bisa kerja seperti biasa lagi. Selain itu, kamu juga tahu bahwa suamiku tidak menyukaimu, aku khawatir dia akan mengusirmu keluar, itu sangatlah memalukan,” Mega berkata dengan menolak. Khair masih ingin mengatakan sesuatu, dan menyadari bahwa Mega sudah menutup telepon. “Dasar pelacur, dia pasti sengaja melakukan hal seperti ini. Dan setelah beberapa hari lagi, bagaimana mungkin Perusahaan Martaguna masih akan bekerjasama dengan perusahaan kita?” Khair berkata dengan marah. “Dia pasti berpura-pura sakit, semalam dia masih baik-baik saja, bagaimana mungkin hari ini tiba-tiba sakit? Sangat jelas dia melakukan
Read more

Bab 77

Melihat Sean berjalan ke arah pegawai magang yang kemarin, beberapa wanita cantik di belakang sedikit tidak suka, mereka melihat pegawai magang itu penuh dengan kecemburuan. “Kak Sean,” ucap Santi semangat, dan tidak tahu harus berkata apa. “Mobil BMW 320i sport masih ada yang lain? Aku ingin membelinya lagi hari ini,”tanya Sean. “Ada, masih ada, kamu masih ingin membeli satu lagi?” ucap Santi sibuk mengangguk. “Hmm, langsung urus prosedurnya, mobilnya aku tidak usah melihat lagi,”ucap Sean. “Baik,”ucap Santi semangat, sambil mengarahkan Sean mengurus proses pembayaran. Melihat kedua orang ini pergi, para salesman di belakang memukul dada mereka sendiri penuh penyesalan. Kalau saja kemarin mereka tidak memandang rendah, dan inisiatif memberikan pelayanan yang baik, mungkin tidak akan kehilangan customer besar ini. “Santi, hanya pekerja magang tapi dia sangat beruntung.” “Tidak ada gunanya iri sekarang, ini salah kita sendiri tidak pandai me
Read more

Bab 78

Beberapa Satpam terkejut melihat Sean menyetir mobil BMW 320i sport terbaru ke kantor, ada seorang Satpam menggunakan HT memberitahu Bima.Bima yang mendengar ini hatinya sangat tidak senang, dia seorang kepala Satpam, datang bekerja mengendarai sepeda motor listrik. Sekarang, tidak disangka seorang pegawai Satpamnya mengendarai BMW 320i sport, ini benar-benar sangat menjengkelkan. Dia berlari keluar melihat Amar yang baru saja memarkirkan mobil, dia berteriak dengan marah, “Amar, kamu kerja yang benar, malah pergi membantu Sean memarkirkan mobil, kamu tidak ingin bekerja lagi?” “Bukankah membantu memarkirkan mobil adalah bagian dari tugas Satpam?” ucap Amar tenang memandang Bima dan balik bertanya kepadanya. “Itu untuk para level Manajemen dan para tamu,sedangkan Sean hanya seorang Satpam. Apakah pantas menikmati pelayanan seperti ini?” tegur Bima. Amar melirik ke arah Bima, lalu berbalik menuju gedung perusahaan. “Kamu tidak bekerja mau pergi kemana?” u
Read more

Bab 79

“Bukan aku yang mencari kalian, Direktur baru yang mencari kalian,”ucap Chandra santai. “Direktur baru? Pemegang saham baru?” tanya Khair dengan heran. Beberapa hari terakhir dia ingin mendekati Direktur pemegang saham baru, tapi dia tidak tahu siapa pemegang saham baru itu. Dan sekarang Direktur baru itu ingin menemuinya, bagaimana mungkin dia tidak senang. Bima juga senang, tidak disangka pemegang saham baru juga ingin bertemu dengannya. Apakah pemegang saham baru ingin mempromosikan aku? Bima merasa ini sangat memungkinkan, karena semua Dept memiliki Manajer atau Direktur. Tapi hanya di bagian keamanan dia seorang sebagai kepala Satpam, yang tampak sangat tidak mungkin. Tampaknya pemegang saham baru benar-benar ingin mengembangkan perusahaan. Kalau begitu, bagian Satpam juga harus memperluas rekrutmen, mempunyai seorang Manajer dan kepala Satpam baru sesuai prosedur. Melihat Chandra mengangguk, Khair dan Bima saling memandang, mereka bisa melihat kegem
Read more

Bab 80

Awalnya dia ingin perlahan-lahan bermain dengan Khair, tapi tidak disangka mereka memfitnah Mega dari belakang. Amarah ini sudah tidak bisa ditahan lagi, hari ini harus dilampiaskan. Melihat Sean memukul Bima dengan kejam, Khair tercengang. “Direktur Chandra, Direktur baru akan datang, kamu membiarkannya bersikap seperti ini di kantor?” ucap Khair meringis. Chandra tidak berkata apa-apa, dia hanya tersenyum santai, karena di sini sama sekali tidak ada ruang untuk dia berbicara. “Direktur Chandra, tidak disangka kamu pemegang saham terbesar kedua di perusahaan, dipermainkan oleh seorang Satpam, kamu sangat mengecewakanku!” ucap Khair sakit hati, melihat Chandra tidak bergerak. Chandra mengerutkan kening, mendengar Khair berkata, “Direktur Chandra, kamu di suap oleh seorang Satpam? Kejadian hari ini kamu harus memberiku sebuah penjelasan, kalau tidak ketika Direktur baru datang, aku akan resign!” Chandra tersenyum dingin, tidak menyangka Khair bodoh sampai
Read more
PREV
1
...
678910
...
26
DMCA.com Protection Status