Share

Bab 71

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tidak mungkin, dia jelas tidak memiliki uang dan dia masih hutang ratusan juta kepada orang lain, aku tidak mempercayainya,” Raut wajah Fikri tidak begitu baik, dengan segera mengikutinya.

Beberapa Sales senior sedikit tidak bisa berkata-kata melihat penampilan Fikri. Mereka tidak meragukan kekayaan Fikri, mereka hanya sedikit tidak senang dengan Fikri yang begitu menyombongkan diri.

“Sean, darimana kamu mendapatkan uang untuk membeli BMW 320i sport?” Fikri berjalan ke samping Sean lalu bertanya.

Sean berbalik badan melihat Fikri dengan tatapan yang aneh. Apa urusannya dia bertanya tentang uang yang Sean punya.

“Siapa kamu, apakah kita kenal?” Sean bertanya dengan bercanda.

Dilihat dengan tatapan aneh oleh Sean, Fikri juga baru tersadar, raut wajahnya dengan langsung berubah menjadi jelek.

“Sean, aku akan memberimu 1.5 M untuk melakukan kesepakatan itu, bagaimana?” Fikri mengambil nafas dalam-dalam lalu berkata.

Sudut mulut Sean tersenyum dingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 72

    Sean tertawa, lalu berkata, “Bisa dikatakan begitu aku membeli mobil model baru BMW 320i sport.” “BMW 320i sport model baru seharga sekitar 1 M kan, sebenarnya berapa banyak yang kamu menangkan?” Mega bertanya dengan terkejut. “Intinya sangat banyak,” Sean berkata dengan misterius. Mega menatap mata Sean selama beberapa detik, lalu berkata, “Bawa aku pergi melihat mobil yang baru kamu beli.” “Baik,” Sean menganggukan kepala. Ketika sampai di tempat parkir di kawasan, tidak ada banyak orang kaya di kawasan mereka. Hanya ada puluhan mobil yang senilai 500 an juta, Mega dari jauh dapat melihat mobil model baru BMW 320i sport yang dibeli Sean. “Mobil ini biarkan aku mengendarainya terlebih dahulu, ketika gaji bulan depan telah keluar, aku membeli sebuah mobil baru lagi untukmu,” Mega jalan ke hadapan BMW 320i sport lalu melihat mobilnya sambil berkata. Bulan ini dia mendapatkan 2 proyek besar, jika ditambahkan ada sekitar 1 M. Dia berencana membeli

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 73

    “Mengapa aku tidak mempercayaimu, selain itu, siapa yang mengatakan aku hanya seorang satpam,” Sean belum selesai berbicara sudah dipotong pembicaraannya oleh Mega. “Baiklah, kamu tidak usah mengatakannya lagi. Jika kamu mempercayaiku, maka kamu mengundurkan diri dari pekerjaan seorang satpam dan pergi mencari pekerjaan lain. Selain itu, bukannya kamu memenangkan lotre, kamu juga bisa menggunakan uang itu untuk melakukan bisnis. Jika uangnya tidak cukup, aku akan memberimu tambahan untuk modal setelah gaji bulan depanku cair,” Mega benar-benar tidak ingin mendengar orang lain menggosipkannya lagi. “Baik, besok aku akan pergi mengundurkan diri,” Sean berkata dengan senyum masam.— Keesokan harinya, setelah Mega pergi mengantar Andin ke sekolah, dia menelepon Khair dan mengatakan bahwa dia tidak enak badan hari ini, dan meminta izin sehari. Khair dengan langsung menyetujuinya. Meskipun hatinya sedikit enggan, tetapi Mega memilih untuk percaya kepada Sean, percaya bah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 74

    Ketika mereka tiba di ruangan hotel, Kevin belum tiba. “Pak Khair, menurutmu, apa Manajer Kevin tidak keberatan kita tiba-tiba mengubah orang yang bertanggung jawab? Aku takut malah dia tidak ingin bekerja sama lagi dengan kita” Dewi tiba-tiba berkata. Sebagai Sales yang bekerja lebih lama, Dewi mengetahui bahwa banyak pelanggan bersedia menandatangani kontrak dengan Sales. Terutama karena mereka memiliki sedikit gagasan terhadap Sales, meskipun Khair membawanya datang, tetapi dia tahu bahwa setidaknya dibidang kecantikan dia tidak sebanding dengan Mega. Terhadap poin ini, dia juga harus mengakuinya. Mega benar-benar sangat cantik. Meskipun dia sudah menikah dan punya anak, wajah dan badannya itu juga hanya ada beberapa wanita cantik saja yang bisa banding dengannya. “Seharusnya tidak akan, kontrak telah ditandatangani, uang muka juga telah dikirim. Jika Kevin ingin membatalkan kontrak, bukannya dia kehilangan 1M dengan sia-sia,”Khair berkata dengan percaya d

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 75

    Ketika Khair sangat bersemangat, Kevin tiba-tiba berkata, “Dimana supervisor Mega?” Khair tertegun, tetapi dia mengira bahwa Kevin hanya berkata dengan asal, dia dengan cepat tersenyum dan berkata, “Mega hari ini meminta cuti sakit, sekarang aku yang sepenuhnya bertanggung jawab atas kerjasama antara perusahaan kami dan perusahaan Anda.” "Sakit? Oh, kalau begitu mari kita diskusikan lagi ketika dia sudah sembuh,” Kevin berkata sambil berbalik badan dan pergi.Khair dan Dewi terkejut seperti orang bodoh, lalu dengan segera pergi mengejarnya, berkata, “Kak Kevin, hal ini ada Mega atau tidak jugalah sama, selain itu, aku adalah atasannya, kemampuanku pasti lebih hebat darinya. Ini asistenku, Dewi, kemampuannya lebih hebat. Jadi jangan khawatir kerjasama dengan perusahaan kami, kami pasti akan melakukannya sampai perusahaan anda puas." “Halo, manajer Kevin.” Tanpa menunggu isyarat dari Khair, Dewi langsung memanggil Kevin dengan lembut. Suara Dewi sangat berhati-h

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 76

    “Hah? Ini, aku baru saja meminum obat, dan sedang beristirahat di rumah. Kalau tidak beberapa hari lagi baru membicarakannya,” Mega berkata dengan berpura-pura terkejut. “Dimana kamu tinggal? Kalau tidak aku pergi menjengukmu di rumah,” Khair sambil berkata, dalam hatinya memaki dasar pelacur. “Tidak usah, aku hanya butuh istirahat beberapa hari sudah bisa kerja seperti biasa lagi. Selain itu, kamu juga tahu bahwa suamiku tidak menyukaimu, aku khawatir dia akan mengusirmu keluar, itu sangatlah memalukan,” Mega berkata dengan menolak. Khair masih ingin mengatakan sesuatu, dan menyadari bahwa Mega sudah menutup telepon. “Dasar pelacur, dia pasti sengaja melakukan hal seperti ini. Dan setelah beberapa hari lagi, bagaimana mungkin Perusahaan Martaguna masih akan bekerjasama dengan perusahaan kita?” Khair berkata dengan marah. “Dia pasti berpura-pura sakit, semalam dia masih baik-baik saja, bagaimana mungkin hari ini tiba-tiba sakit? Sangat jelas dia melakukan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 77

    Melihat Sean berjalan ke arah pegawai magang yang kemarin, beberapa wanita cantik di belakang sedikit tidak suka, mereka melihat pegawai magang itu penuh dengan kecemburuan. “Kak Sean,” ucap Santi semangat, dan tidak tahu harus berkata apa. “Mobil BMW 320i sport masih ada yang lain? Aku ingin membelinya lagi hari ini,”tanya Sean. “Ada, masih ada, kamu masih ingin membeli satu lagi?” ucap Santi sibuk mengangguk. “Hmm, langsung urus prosedurnya, mobilnya aku tidak usah melihat lagi,”ucap Sean. “Baik,”ucap Santi semangat, sambil mengarahkan Sean mengurus proses pembayaran. Melihat kedua orang ini pergi, para salesman di belakang memukul dada mereka sendiri penuh penyesalan. Kalau saja kemarin mereka tidak memandang rendah, dan inisiatif memberikan pelayanan yang baik, mungkin tidak akan kehilangan customer besar ini. “Santi, hanya pekerja magang tapi dia sangat beruntung.” “Tidak ada gunanya iri sekarang, ini salah kita sendiri tidak pandai me

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 78

    Beberapa Satpam terkejut melihat Sean menyetir mobil BMW 320i sport terbaru ke kantor, ada seorang Satpam menggunakan HT memberitahu Bima.Bima yang mendengar ini hatinya sangat tidak senang, dia seorang kepala Satpam, datang bekerja mengendarai sepeda motor listrik. Sekarang, tidak disangka seorang pegawai Satpamnya mengendarai BMW 320i sport, ini benar-benar sangat menjengkelkan. Dia berlari keluar melihat Amar yang baru saja memarkirkan mobil, dia berteriak dengan marah, “Amar, kamu kerja yang benar, malah pergi membantu Sean memarkirkan mobil, kamu tidak ingin bekerja lagi?” “Bukankah membantu memarkirkan mobil adalah bagian dari tugas Satpam?” ucap Amar tenang memandang Bima dan balik bertanya kepadanya. “Itu untuk para level Manajemen dan para tamu,sedangkan Sean hanya seorang Satpam. Apakah pantas menikmati pelayanan seperti ini?” tegur Bima. Amar melirik ke arah Bima, lalu berbalik menuju gedung perusahaan. “Kamu tidak bekerja mau pergi kemana?” u

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 79

    “Bukan aku yang mencari kalian, Direktur baru yang mencari kalian,”ucap Chandra santai. “Direktur baru? Pemegang saham baru?” tanya Khair dengan heran. Beberapa hari terakhir dia ingin mendekati Direktur pemegang saham baru, tapi dia tidak tahu siapa pemegang saham baru itu. Dan sekarang Direktur baru itu ingin menemuinya, bagaimana mungkin dia tidak senang. Bima juga senang, tidak disangka pemegang saham baru juga ingin bertemu dengannya. Apakah pemegang saham baru ingin mempromosikan aku? Bima merasa ini sangat memungkinkan, karena semua Dept memiliki Manajer atau Direktur. Tapi hanya di bagian keamanan dia seorang sebagai kepala Satpam, yang tampak sangat tidak mungkin. Tampaknya pemegang saham baru benar-benar ingin mengembangkan perusahaan. Kalau begitu, bagian Satpam juga harus memperluas rekrutmen, mempunyai seorang Manajer dan kepala Satpam baru sesuai prosedur. Melihat Chandra mengangguk, Khair dan Bima saling memandang, mereka bisa melihat kegem

Bab terbaru

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 251

    Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 250

    Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 249

    Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda

DMCA.com Protection Status