Home / CEO / Tuan Muda Konglomerat / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tuan Muda Konglomerat: Chapter 61 - Chapter 70

257 Chapters

Bab 61

“Maaf, manager kami tidak punya waktu untuk bertemu denganmu,” kata pelayan tanpa sopan santun. Sebelumnya, dia tidak merasakan apa-apa, tetapi sekarang Sean ingin bertemu manajer mereka, jadi dia agak tidak rasional. Jika dia benar-benar memanggil manajernya kemari, sangat aneh jika dia tidak dimarahi oleh manajernya. “Masih tidak pergi ? Masih ingin disini untuk dipermalukan?” Natalie dengan kuat menarik Sean untuk diusir. “Bro, ada beberapa hal menyadari kemampuan sendiri akan lebih baik. Manajer La Castillo bukan orang yang sembarangan yang bisa ditemui siapapun,” Surya membantu Natalie berbicara. "Oh, benarkah? Aku hanya ingin David tahu aku datang. Dia pasti akan langsung berlari kemari datang menemuiku," Sean menatap Surya kembali dan berkata. “Apa? Apakah kamu sedang bercanda? Kamu siapa, Manajer David itu siapa, kamu bahkan tidak mengaca diri terlebih dahulu sebelum berbicara?" Surya menertawakan ucapan Sean, dengan ekspresi yang menghina.
Read more

Bab 62

Natalie dan Jennie menundukkan kepala karena malu, keduanya takut bahwa orang lain akan melihat mereka. Pada saat ini, mereka berdua sedikit menyesal, tadi kenapa mengatakan Sean dan mereka ada hubungan? Benar-benar sangat memalukan! Tepat ketika pelayan hendak pergi untuk memanggil satpam, Sean akhirnya mengangkat kepalanya, menatap kearah pria paruh baya itu, dan berkata dengan ringan, “David, kamu ingin memanggil satpam untuk mengusirku?” “Anak ini benar-benar sakit parah, sudah sampai saat ini saja masih berpura-pura,” semua orang mendengar kata-kata Sean Diningrat, semuanya menggelengkan kepala, tidak pernah melihat orang yang benar-benar tidak ada malu. Natalie dan Jennie rasanya sangat ingin pergi dari tempat itu, mereka benar-benar merasa malu atas kelakuan Sean. Natalie tiba-tiba berdiri, bersiap untuk menyeret Sean Diningrat keluar, jangan sampai dia merepotkannya dan putrinya, membuatnya benar-benar malu. Jennie juga mengikuti Natalie dan berjalan ke ara
Read more

Bab 63

Melihat ketiga pria itu memasuki lift, Natalie yang baru tersadar dari lamunannya, tetapi kejutan di matanya masih belum sepenuhnya hilang, "Apakah dia benar-benar menantuku yang sampah itu?" Natalie semakin bingung. “Kakak ipar, siapa kamu sebenarnya?” Jennie bergumam di dalam hatinya. Direktur Adam dari Mall PVJ Bandung memberikannya kartu VVIP. Sekarang, Direktur Danu dari La Castillo khusus memberikan ruang VVIP. Orang hebat seperti apa lagi yang akan mendapatkan perlakuan seperti ini. Wajah Surya sangat cemberut. Sean awalnya masih ingin berpura-pura di depan semua orang, tetapi dia tidak menyangka orang-orang malah menghinanya dengan kejam. Intinya adalah rasa sakit dari kata-kata yang didengarnya. Tiga pelayan itu yang juga mengikuti Sean Diningrat, saat memasuki lift barulah tersadar. Saat mereka tersadar, wajahnya barulah memucat. Dia tahu bahwa dia telah menyinggung orang penting, dan dia harus meminta maaf. Natalie dan Jennie sengaja pergi
Read more

Bab 64

Ruang VVIP ada di lantai tiga, yang merupakan salah satu dari tiga Ruang VVIP paling mewah di La Castillo. Disebut ruang pribadi, lebih seperti aula kecil. Tak perlu dikatakan, dekorasi yang brilian, kain yang mewah, tata letak yang teratur, peralatan makan, dan perlengkapan semuanya berwarna lebih berat dan cerah, seperti desain yang sangat alami. Meja makan panjang diletakkan di dekat jendela dan masih bisa melihat kolam renang di lantai bawah. Di seberang meja makan adalah platform setinggi satu meter, lebih cantik dari panggung biasanya. Seluruh ruang pribadi ini mewah dan nyaman, memberikan rasa bangsawan tertinggi. “Tuan muda Sean, apakah puas dengan Ruang VVIP ini, disini juga ada band, apakah kamu ingin mereka tampil sekarang?” David berkata dengan hati-hati. “Tidak perlu, setengah jam lagi hidangkan makanan sudah cukup,” Sean Diningrat menggelengkan kepalanya dan duduk di kursi David. “Oke, kalau begitu aku akan menyuruh koki untuk menyiapkannya sekar
Read more

Bab 65

“Oke,” kata Amar sambil mengulurkan tangan dan menjabat tangan Agung, lalu mereka berdua berjabat tangan dengan erat. Pada awalnya, wajah mereka berdua tidak berubah sama sekali, bahkan bagi para pelayan yang melihat, mereka hanya berjabat tangan seperti biasa. Namun dengan cepat semua orang melihat bahwa telapak tangan mereka berdua dari putih berubah menjadi merah. Setelah lewat beberapa menit, Agung masih terlihat seperti biasa, tetapi dahi Amar mulai berkeringat. “Tidak buruk, kamu memiliki potensi besar, diperkirakan dalam sepuluh tahun lagi, aku bukan lagi menjadi lawanmu,” kata Agung melepaskan tangannya dan dia mengangguk sebagai pujiannya. “Terima kasih atas belas kasihmu, sepertinya dendamku tidak bisa terbalas. Tapi setidaknya, selama sepuluh tahun ke depan tidak akan ada kesempatan,” Amar menggosok tangannya dan berkata. “Anak muda seharusnya kamu tidak sombong, sepuluh tahun yang lalu kekuatanku hampir sama denganmu seperti sekarang ini,” Agung te
Read more

Bab 66

“Ya, yang kamu katakan benar,” Sean Diningrat mengangguk, meskipun dia sedikit kecewa, tapi dia masih menghormati pilihan Agung. Agung sangat mencintai istrinya dan tidak ingin membawanya masuk ke lokasi yang berbahaya. Agung adalah pria yang penuh kasih sayang. Dia pernah memberitahu Mega identitasnya, tapi Mega tidak percaya, makanya dia tidak ingin mengatakan lebih banyak. Karena dia takut jika kejutan besar yang tiba-tiba datang, akan membawa kejutan mental pada Mega. Mega suka jika dia sukses karena usahanya sendiri, maka dia hanya membantunya secara diam-diam. “Kak Sean, apakah kamu berencana membiarkan Kak Agung kembali lagi?” Setelah makan, Amar bertanya kepada Sean Diningrat, pembicaraan mereka sebelumnya sedikit bingung, dia juga tidak terlalu mengerti. “Sebelumnya iya, tetapi sekarang aku sudah berubah pikiran,” Sean Diningrat berkata sambil tersenyum. Agung mengambil pilihan ini demi wanitanya. Dia mendukung Agung dari lubuk hati. Karena seben
Read more

Bab 67

Dia langsung mengambil kontrak, berjalan keluar dari kantor. Setelah Mega sadar dia sangat tidak senang, Khair jelas sedang merebut jasanya. Tetapi walaupun dia tidak senang, Khair adalah atasannya, selama Khair tidak mengurangi komisinya, dia juga tidak bisa mengatakan apa-apa. “Wah, Supervisor Mega, kamu benar-benar mendapatkan proyek Komplek Permata Raya, itu benar-benar misi yang mustahil.” “Ya, supervisor Mega sangatlah hebat, proyek itu seharusnya sekitar 20 miliar, supervisor Mega kali ini benar-benar akan mendapatkan komisi yang sangat banyak.” “Supervisor Mega, aku berharap kamu dapat membantuku nantinya.” Melihat Khair mengambil kontrak untuk mendapatkan bonus, semua orang dengan segera mengerti bahwa Mega benar-benar mendapatkan proyek itu. Mega menyelesaikan misi yang diklaim mustahil itu dalam waktu yang begitu singkat, ini menunjukkan betapa hebat kemampuannya. Jadi dalam sekejap, sebagian besar Sales mengagumi Mega. Dia memiliki kemampuan i
Read more

Bab 68

“Terima kasih, Pemimpin Chandra. Oh iya, meskipun proyek ini didapatkan oleh supervisor Mega, tetapi bagaimanapun dia tidak memiliki banyak pengalaman, aku khawatir dia akan mengacaukan tindak lanjutnya, jadi aku ingin secara pribadi menindaklanjuti proyek ini,” Khair berkata. “Apakah kamu yakin ingin menindaklanjutinya sendiri?” Chandra sedikit menyipitkan mata, melihat ke Khair lalu berkata. Khair berpikir jika dia bertanggung jawab untuk menindaklanjutinya, maka dia memiliki klien ini, dan nantinya pemegang saham baru akan menghargainya, jadi saat ini dia juga tidak takut untuk menyinggung Chandra. “Benar, ini adalah proyek terbesar perusahaan kita, maka tidak boleh ada kesalahan, jadi lebih baik aku yang menanganinya,” Khair berkata dengan serius. “Baiklah, karena kamu telah memutuskannya, maka lakukanlah,” Chandra berkata sambil tersenyum. Khair bernafas lega, kemudian berjalan keluar. Chandra menggelengkan kepala sambil melihat sosok belakangnya Kha
Read more

Bab 69

“Seharusnya orang disebelahnya yang ingin membeli mobil, tetapi orang disebelahnya mengenakan pakaian satpam, apakah dia bisa membeli mobil? Dalam hati Fikri menjadi semakin bingung. “Kedua orang ini tidak terlihat sanggup untuk membeli mobil, kalian siapapun yang berminat, pergilah melayani mereka.” “Kedua orang ini adalah penjaga keamanan. Aku pikir mereka hanya ingin melihat mobil saja, lalu berfoto dengan mobil mewah dan menaruhnya di sosial media untuk pamer.” “Benar, sekarang sudah ada begitu banyak orang yang seperti itu. Bulan lalu, ada 2 orang wanita datang kesini dengan pakaian sangat mewah. Tapi, tidak disangka mereka hanya berfoto untuk menaruhnya di sosial media. Saat itu, aku masih berbicara begitu banyak, itu benar-benar menjijikan.” “Dan sekarang 2 pria, ini tampak menjijikkan." “Tapi, walaupun mereka terlihat tidak mampu membeli mobil, parasnya terlihat lumayan tampan. Santi, coba kamu layani dulu mereka." “Huh, apa gunanya tampan,
Read more

Bab 70

“Baiklah, tetapi hari ini aku ingin mengendarainya untuk pergi. Apakah bisa?” Sean Diningrat menganggukan kepala sambil berkata. “Kak, anda beneran ingin membelinya?” Sales wanita itu masih sedikit bingung. “Jika tidak membelinya untuk apa aku datang ke showroom mobil? Kurang kerjaan? Ayo pergi menggesek kartu lalu menandatangani dokumen keperluannya,” Sean Diningrat berkata sambil tertawa. Wajah Sales wanita itu memerah, meskipun dalam hatinya masih sedikit tidak mempercayainya, tetapi dengan tergesa-gesa membawa mereka berdua pergi membayar dan mengurus dokumen. Sean Diningrat tertawa, dapat dilihat bahwa sales wanita ini bukan hanya masih pemula, orangnya juga masih lumayan pemula. “Bagaimana, kedua orang itu langsung melihat BMW 320i sport yang terbaru begitu datang, jangan-jangan dikejutkan menjadi bodoh dengan harganya,” Ketika Sales wanita pergi mengambil kontrak, sales yang lainnya bertanya dengan penasaran. “Engga, mereka langsung mengatakan akan
Read more
PREV
1
...
56789
...
26
DMCA.com Protection Status