Beranda / CEO / Tuan Muda Konglomerat / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Tuan Muda Konglomerat: Bab 81 - Bab 90

257 Bab

Bab 81

Seketika penjelasan itu membuat Khair dan Bima merasa seperti tersambar petir di siang hari, dan membuat mereka tercengang. “Direktur Chandra, tolong jangan bercanda. Orang miskin ini, dulu demi membayar pengobatan anaknya saja dia meminjam uang ratusan juta. Sekarang, bagaimana mungkin dia adalah pemilik saham baru perusahaan kita,” Khair sama sekali tidak percaya akan kenyataan yang dia dengar. Dia sama sekali tidak bisa menerima akan hal ini. Orang yang selama ini dia hina dan caci maki, tiba-tiba berganti status dan menduduki posisi yang mana selalu dia dambakan selama ini. Jika benar memang seperti itu maka ini benar-benar membuatnya menggila. “Tuan Sean bukan hanya pemilik saham perusahaan kita yang baru. Dia juga pemilik dari perusahaan Martaguna, dan Roby hanyalah seseorang yang bekerja untuk keluarganya saja. Jadi menurutmu bagaimana bisa supervisor Mega bisa mendapatkan proyek dari Komplek Permata Raya? Setelah kamu merebut hasil kerja keras supervisor Me
Baca selengkapnya

Bab 82

“Aku tidak akan melakukan apa apa, hanya saja aku akan ingin kalian mendapatkan harga yang pantas untuk perbuatan yang memfitnah istriku. Aku memiliki dua cara agar kamu memohon untuk mati saja dibandingkan hidupmu yang tidak itu.” "Pertama, aku akan membuat kalian meringkuk di penjara. Kedua, kebetulan aku memiliki beberapa orang di bawah perintahku, aku akan meminta mereka turun tangan. Tiga ksatria, orang-orang tidak asing di kota ini, dibawah kendalinya dia memiliki beberapa eksekutor,” Sean berkata dengan penuh lelucon. Tiga ksatria! Ketiga kata itu seketika membuat kedua kaki Bima gemetaran, hingga hampir membuatnya terjatuh ke lantai. Mereka adalah kelompok yang benar benar memiliki keberanian untuk membunuh seseorang! “Direktur Sean, ma-maaf, aku tau akan kesalahanku! Semuanya benar-benar Khair yang memerintahkanku untuk melakukannya, hal itu benar-benar tidak ada hubungannya denganku, aku mohon lepaskan aku!” Bima memohon hingga gemetaran. Meskipun dia be
Baca selengkapnya

Bab 83

Amar tidak menyangka sekaligus terharu. Dia tidak menyangka jika kak Sean sendiri lah yang menaikkan jabatannya menjadi manajer. Ini membuatnya memiliki dorongan untuk rela mati untuknya. Mega yang baru saja kembali setelah membicarakan sesuatu dengan Kevin, melihat Khair dan Bima yang berlutut di depan pintu. Dan terlihat di lehernya papan dada yang menggantung. Saat melihat isi tulisannya, itu benar-benar membuatnya terkejut hingga menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan tidak sadar mobilnya hampir saja menabrak seorang satpam saja dia tidak menyadarinya. “Kenapa melamun, kenapa tidak segera membantu supervisor Mega memarkirkan mobilnya?” Amar berkata kepada satpam yang hampir ditabrak oleh Mega. Satpam itu mulai tersadar, dan langsung mendekat ke jendela kemudi mobil Mega, dan berkata dengan sopan, “Manajer Mega, biarkan aku yang memarkirkan mobilnya.” “Hah? Kamu memanggilku siapa?” Mega seketika terkejut, dia hanya seorang supervisor saja, sejak kapan
Baca selengkapnya

Bab 84

Beberapa hari ini dia merasa sakit hati karena rumor yang beredar, tentu saja kemarahannya tidak bisa membaik begitu saja. Setelah Mega pergi, Bima dan Khair akhirnya bisa bernapas lega. Terlebih lagi Sean hanya meminta mereka berlutut selama dua hari, tunggu hingga dua hari kemarahan Mega juga sudah mulai meredam. Mega kembali ke ruang kerjanya, dan dia melihat sekretaris Direktur Chandra berdiri di samping mejanya menunggunya. “Supervisor Mega, kamu sudah kembali, bagaimana dengan proyek Komplek Permata Raya?” Sekretaris itu menyapa dengan tersenyum. “Lumayan lancar, pengiriman barang dimulai bulan depan, pengiriman dilakukan dua kali saja sudah selesai,” Mega menjawab santai. “Supervisor Mega benar-benar mempunyai kemampuan yang hebat. Oh iya, Direktur Sean, juga karena pemegang saham yang baru mendengar jika supervisor Mega mendapatkan proyek itu jadi menaikkan jabatan supervisor menjadi manajer departemen bisnis, ini adalah surat serah jabatannya,” Sekret
Baca selengkapnya

Bab 85

Mega dalam waktu singkat berhasil naik jabatan, dan langsung memaksa Khair untuk turun dari jabatan yang didudukinya, dan Mega lah yang menduduki posisi manajer sekarang. Dia bisa melihat jika pelindung di belakang Mega benar-benar kuat. “Ide yang bagus, tetapi biarkan aku yang mentraktirnya. Kita makan terlebih dahulu, baru kemudian pergi ke BEC.” Mega mengangguk setuju. Sebelumnya saat dia menjadi supervisor, sebenarnya dia ingin mentraktir pegawai yang lain makan, hanya saja Khair memintanya untuk mengikuti proyek Komplek Permata Raya, jadi dia tidak sempat melakukannya. Hari ini kebetulan merupakan kesempatan yang bagus. Mendengar jika Mega akan mentraktir, mereka semua langsung riuh kegirangan. Sedangkan saat itu Sean kebetulan datang ke hotel Martaguna, dan duduk di depan Roby. “Tuan muda Sean, Tuan besar sudah menjual semua asetnya di kota Yogyakarta, semua uang yang terkumpul berada di dalam kartu bank internasional ini. Kediaman keluarga Diningrat di kota
Baca selengkapnya

Bab 86

Sepertinya Mega melihat tatapan aneh di mata Sean, Mega berkata, ”Andin sudah tidur, aku tidak ingin membuatnya terbangun maka aku tidur di sini, kamu jangan berpikir terlalu banyak.” Sean tersenyum sedikit, tidak berbicara, membalikkan badannya dan melanjutkan tidurnya. “Aku beritahu satu kabar baik, hari ini aku telah dipromosikan menjadi manajer penjualan,” Mega mencondongkan tubuhnya ke samping ke arah Sean dan meletakkan tangan kanannya di bahunya. “Oh, selamat ya,” kata Sean tanpa ekspresi. “Hei, apakah ada orang yang mengucapkan selamat sepertimu?” Mega merasa kesal, sikap seperti apa Sean ini. “Jika bukan seperti ini, harus bagaimana mengucapkan selamatnya?” Sean mendekat ke arah Mega, senyum tipis terlihat di wajahnya. “Hmm, suasana hatiku sangat baik hari ini, aku tidak akan melakukan perhitungan denganmu, tapi aku akan memberimu penghargaan,” Mega mengerutkan dahinya, dia berguling dan menimpa tubuh Sean. Keduanya saling berciuman seb
Baca selengkapnya

Bab 87

“Sean, apakah kamu merasa aku dan Andin tidak memenuhi syarat untuk bertemu keluargamu?” Mega berpikir bahwa Sean sengaja membuat alasan, hatinya merasa kesal. “Apa yang kamu pikirkan? Tenang saja, suatu hari nanti, aku pasti akan memberitahumu identitasku kepadamu,” Sean berkata. “Identitas dirimu? Kamu masih memiliki identitas apa lagi?” Mega terkejut dan menatap Sean dengan tajam. “Lupakan saja, kamu tidak harus membuat banyak alasan lagi, kamu tidak ingin Andin bertemu dengan leluhurnya adalah masalahmu, itu tidak ada hubungannya denganku,” Mega melihat Sean sebentar, berbalik ke arah yang lain dan tidak mempedulikan Sean lagi. Hanya saja hatinya sangat tidak bahagia. Dia merasa bahwa Sean menyembunyikan banyak hal darinya. Sean tersenyum tanpa daya dan mengulurkan tangan untuk mematikan lampu dan tidur.— Pukul sebelas pagi keesokkan harinya, Sean sudah tiba di kota Yogyakarta. Dia sudah beberapa tahun tidak pulang, melihat kota Yogyakarta yang sibuk
Baca selengkapnya

Bab 88

“Jadi…" Sean sangat terkejut, dia selalu berpikir bahwa kakeknya sudah mati, keturunan mereka hanya tinggal dia dan ayahnya saja, tidak dipikir, bahwa ayahnya juga berasal dari keluarga besar Diningrat. “Kalau begitu, di mana keluarga besar Diningrat?” Sean bertanya lagi. “Kamu tidak perlu tahu itu, lebih baik kamu tidak bertanya tentang itu sekarang. Yang harus kamu tahu, bahkan jika keluarga Pakubuwana juga harus patuh di depan keluarga Diningrat,” Paman Lukman berkata sambil menggelengkan kepalanya. Keluarga terkaya dan terbesar di dunia juga harus mundur ketika melihat keluarga Diningrat ? Sean tertegun, apakah begitu hebatnya keluarga Diningrat? “Kalau begitu, ayahku kembali ke keluarga Diningrat ya,” Sean bertanya setelah terdiam untuk waktu yang lama. “Mungkin iya, mungkin juga tidak. Aku sebenarnya juga tidak tahu dia kemana, tapi ini pasti ada hubungannya dengan bibimu,” Paman Lukman masih tetap menggelengkan kepalanya. “Natasha?” Sean terke
Baca selengkapnya

Bab 89

“Kecuali suatu saat kamu bisa menjadi pemimpin keluarga Diningrat, setidaknya kamu harus menjadi pewaris terkuat keluarga berikutnya. Tapi ini sama sekali tidak mungkin, keluarga Diningrat sekarang tidak akan mengakuimu, bahkan jika mereka membiarkanmu bertemu leluhurmu. Kamu masih ada belasan sepupu laki-laki, mereka semuanya sangat hebat, kamu sama sekali tidak memiliki peluang," Paman Lukman berkata. “Pulanglah, ke depannya jangan datang ke kota Yogyakarta lagi, karena kamu sudah mati di kota Yogyakarta. Jika kamu membuat beberapa keluarga besar di kota Yogyakarta mengenalimu dan tahu kamu masih hidup, maka beritanya akan cepat terdengar oleh bibimu,” Paman Lukman berkata lagi. Sean sangat sedih, tidak pernah merasa sesedih ini. “Baik, aku sudah tahu,” Sean menghela napas dalam-dalam dan mengucapkan selamat tinggal kepada paman Lukman dan pergi.— Setelah meninggalkan villa keluarga Diningrat , Sean membeli seikat bunga dan buah-buahan, naik taksi menuju te
Baca selengkapnya

Bab 90

Kakak sepupu pura-pura mati di kota Yogyakarta, paman membubarkan keluarga Diningrat dan meninggalkan kota Yogyakarta. Ini jelas bahwa sesuatu telah terjadi di keluarga kakak sepupu, jadi Jessica tahu dengan situasi Sean. “Oh ya, kamu jangan kasih tahu orang lain bahwa hari ini kamu bertemu denganku,” Sean berkata, jika bibinya tahu berita ini maka dia pasti akan mencari Jessica untuk menanyakan Sean, ini akan membuat Jessica terluka. “Iya, aku tahu,” Jessica mengangguk. Begitu mereka keluar dari kuburan, mereka melihat sebuah mobil mahal terparkir di sebelah mobil sedan Jessica. Kemudian seorang pemuda dan wanita keluar dari mobil. Yang pria sangat tampan, sedangkan yang wanita juga lumayan cantik. “Jessica, apakah ini pacarmu? Kamu suka pria kuno seperti ini, seleramu buruk sekali,” pemuda itu mengamati Sean dan mencibirnya. “Dia adalah,“ Jessica ingat perkataan Sean dan dia segera menghentikannya. “Hmm, ini lebih baik dari pria munafik,” Jessica m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
26
DMCA.com Protection Status