Mega dalam waktu singkat berhasil naik jabatan, dan langsung memaksa Khair untuk turun dari jabatan yang didudukinya, dan Mega lah yang menduduki posisi manajer sekarang. Dia bisa melihat jika pelindung di belakang Mega benar-benar kuat. “Ide yang bagus, tetapi biarkan aku yang mentraktirnya. Kita makan terlebih dahulu, baru kemudian pergi ke BEC.” Mega mengangguk setuju. Sebelumnya saat dia menjadi supervisor, sebenarnya dia ingin mentraktir pegawai yang lain makan, hanya saja Khair memintanya untuk mengikuti proyek Komplek Permata Raya, jadi dia tidak sempat melakukannya. Hari ini kebetulan merupakan kesempatan yang bagus. Mendengar jika Mega akan mentraktir, mereka semua langsung riuh kegirangan. Sedangkan saat itu Sean kebetulan datang ke hotel Martaguna, dan duduk di depan Roby. “Tuan muda Sean, Tuan besar sudah menjual semua asetnya di kota Yogyakarta, semua uang yang terkumpul berada di dalam kartu bank internasional ini. Kediaman keluarga Diningrat di kota
Sepertinya Mega melihat tatapan aneh di mata Sean, Mega berkata, ”Andin sudah tidur, aku tidak ingin membuatnya terbangun maka aku tidur di sini, kamu jangan berpikir terlalu banyak.” Sean tersenyum sedikit, tidak berbicara, membalikkan badannya dan melanjutkan tidurnya. “Aku beritahu satu kabar baik, hari ini aku telah dipromosikan menjadi manajer penjualan,” Mega mencondongkan tubuhnya ke samping ke arah Sean dan meletakkan tangan kanannya di bahunya. “Oh, selamat ya,” kata Sean tanpa ekspresi. “Hei, apakah ada orang yang mengucapkan selamat sepertimu?” Mega merasa kesal, sikap seperti apa Sean ini. “Jika bukan seperti ini, harus bagaimana mengucapkan selamatnya?” Sean mendekat ke arah Mega, senyum tipis terlihat di wajahnya. “Hmm, suasana hatiku sangat baik hari ini, aku tidak akan melakukan perhitungan denganmu, tapi aku akan memberimu penghargaan,” Mega mengerutkan dahinya, dia berguling dan menimpa tubuh Sean. Keduanya saling berciuman seb
“Sean, apakah kamu merasa aku dan Andin tidak memenuhi syarat untuk bertemu keluargamu?” Mega berpikir bahwa Sean sengaja membuat alasan, hatinya merasa kesal. “Apa yang kamu pikirkan? Tenang saja, suatu hari nanti, aku pasti akan memberitahumu identitasku kepadamu,” Sean berkata. “Identitas dirimu? Kamu masih memiliki identitas apa lagi?” Mega terkejut dan menatap Sean dengan tajam. “Lupakan saja, kamu tidak harus membuat banyak alasan lagi, kamu tidak ingin Andin bertemu dengan leluhurnya adalah masalahmu, itu tidak ada hubungannya denganku,” Mega melihat Sean sebentar, berbalik ke arah yang lain dan tidak mempedulikan Sean lagi. Hanya saja hatinya sangat tidak bahagia. Dia merasa bahwa Sean menyembunyikan banyak hal darinya. Sean tersenyum tanpa daya dan mengulurkan tangan untuk mematikan lampu dan tidur.— Pukul sebelas pagi keesokkan harinya, Sean sudah tiba di kota Yogyakarta. Dia sudah beberapa tahun tidak pulang, melihat kota Yogyakarta yang sibuk
“Jadi…" Sean sangat terkejut, dia selalu berpikir bahwa kakeknya sudah mati, keturunan mereka hanya tinggal dia dan ayahnya saja, tidak dipikir, bahwa ayahnya juga berasal dari keluarga besar Diningrat. “Kalau begitu, di mana keluarga besar Diningrat?” Sean bertanya lagi. “Kamu tidak perlu tahu itu, lebih baik kamu tidak bertanya tentang itu sekarang. Yang harus kamu tahu, bahkan jika keluarga Pakubuwana juga harus patuh di depan keluarga Diningrat,” Paman Lukman berkata sambil menggelengkan kepalanya. Keluarga terkaya dan terbesar di dunia juga harus mundur ketika melihat keluarga Diningrat ? Sean tertegun, apakah begitu hebatnya keluarga Diningrat? “Kalau begitu, ayahku kembali ke keluarga Diningrat ya,” Sean bertanya setelah terdiam untuk waktu yang lama. “Mungkin iya, mungkin juga tidak. Aku sebenarnya juga tidak tahu dia kemana, tapi ini pasti ada hubungannya dengan bibimu,” Paman Lukman masih tetap menggelengkan kepalanya. “Natasha?” Sean terke
“Kecuali suatu saat kamu bisa menjadi pemimpin keluarga Diningrat, setidaknya kamu harus menjadi pewaris terkuat keluarga berikutnya. Tapi ini sama sekali tidak mungkin, keluarga Diningrat sekarang tidak akan mengakuimu, bahkan jika mereka membiarkanmu bertemu leluhurmu. Kamu masih ada belasan sepupu laki-laki, mereka semuanya sangat hebat, kamu sama sekali tidak memiliki peluang," Paman Lukman berkata. “Pulanglah, ke depannya jangan datang ke kota Yogyakarta lagi, karena kamu sudah mati di kota Yogyakarta. Jika kamu membuat beberapa keluarga besar di kota Yogyakarta mengenalimu dan tahu kamu masih hidup, maka beritanya akan cepat terdengar oleh bibimu,” Paman Lukman berkata lagi. Sean sangat sedih, tidak pernah merasa sesedih ini. “Baik, aku sudah tahu,” Sean menghela napas dalam-dalam dan mengucapkan selamat tinggal kepada paman Lukman dan pergi.— Setelah meninggalkan villa keluarga Diningrat , Sean membeli seikat bunga dan buah-buahan, naik taksi menuju te
Kakak sepupu pura-pura mati di kota Yogyakarta, paman membubarkan keluarga Diningrat dan meninggalkan kota Yogyakarta. Ini jelas bahwa sesuatu telah terjadi di keluarga kakak sepupu, jadi Jessica tahu dengan situasi Sean. “Oh ya, kamu jangan kasih tahu orang lain bahwa hari ini kamu bertemu denganku,” Sean berkata, jika bibinya tahu berita ini maka dia pasti akan mencari Jessica untuk menanyakan Sean, ini akan membuat Jessica terluka. “Iya, aku tahu,” Jessica mengangguk. Begitu mereka keluar dari kuburan, mereka melihat sebuah mobil mahal terparkir di sebelah mobil sedan Jessica. Kemudian seorang pemuda dan wanita keluar dari mobil. Yang pria sangat tampan, sedangkan yang wanita juga lumayan cantik. “Jessica, apakah ini pacarmu? Kamu suka pria kuno seperti ini, seleramu buruk sekali,” pemuda itu mengamati Sean dan mencibirnya. “Dia adalah,“ Jessica ingat perkataan Sean dan dia segera menghentikannya. “Hmm, ini lebih baik dari pria munafik,” Jessica m
“Jadi bagaimana keadaan Perusahaan Adhidarma sekarang, apakah semuanya atas kuasa nenek?” Sean bertanya lagi. “Kurang lebih seperti itu, hal-hal besar harus tanya kepada nenek dulu, sedangkan hal yang kecil diurus oleh Indra, kami semua membantu Indra. Sebenarnya krisis keluarga kali ini juga karena sikap sombong Indra karena merasa ada dukungan dari paman, dia telah menyinggung banyak orang di kota Yogyakarta. Setelah paman pergi, maka semua orang datang balas dendam,” Jessica berkata. Sean terdiam, tiba-tiba dia bertanya, ”Apakah kamu mau menjadi direktur Perusahaan Adhidarma?” “Apa?” Jessica menggelengkan kepalanya, “Aku tidak punya bakat itu.” Meskipun Jessica berkata seperti itu, tapi Sean masih bisa melihat ekspresi harapan di matanya, dia lalu berkata, ”Kamu bukan tidak punya bakat, tapi kamu takut nenek tidak akan setuju.” Melihat Jessica tidak berbicara, Sean berkata, ”Begini saja, aku yang akan urus masalah ini, aku akan menginvestasikan begitu
“Kalau begitu, kamu bisa meminjam tiga triliun atau kamu bisa membujuk bank untuk membayar rutin sesuai dengan periode kontrak?” Hendra menertawakan. “Sudah Jessica, jangan membuat keributan,” Ayah Jessica, Dimas menegur, meskipun putrinya memiliki kecerdasan, tapi dia tahu Jessica tidak punya koneksi dengan siapa pun. "Ayah, aku tidak membuat keributan," Jessica berkata lagi dan menoleh ke neneknya. "Nenek, aku benar-benar bisa menyelesaikan krisis ini, ada orang yang bersedia berinvestasi di perusahaan kita dan membantu keluarga kita untuk menyelesaikan krisis." Neneknya sedang merenung, dan sekarang ada tiga solusi untuk krisis keluarga. Salah satunya adalah membujuk bank untuk melakukan pembayaran rutin sesuai dengan periode kontrak, dan yang kedua adalah meminjam tiga triliun lagi untuk membayar bank, dan pilihan ketiga adalah menjual saham. Tentu saja, solusi terbaik adalah yang pertama, tetapi koneksi yang dapat digunakan keluarga semuanya sudah di