Di hadapan Denny, Mira tertunduk dalam, menyembunyikan mendung yang menutupi wajahnya. Hatinya terluka, perih, tapi tak berdaya. Semua sudah final, sudah diputuskan. Ini adalah yang terakhir."Semoga kamu bahagia, Mas," lirihnya dan membalikkan tubuhnya pergi dari hadapan Denny.Denny termangu, seolah Mira telah memutus pertemuan itu, seolah tidak akan ada lagi harapan, bahkan untuk saling menyapa.Memandangi Mira, melaju dengan mobilnya, ia mulai menyadari, Mira memang berbeda dari yang selama ini ia kenal. Apakah mungkin ia bisa melupakan Mira? batinnya gundah.Sementara itu, Mira sudah tenggelam dalam tangisnya. Air matanya mengalir tiada henti, membuat matanya sembab dan menyedihkan."Mungkinkah aku bisa melupakanmu, Mas?" lirihnya dengan kepiluan.***Di sudut yang lain, Imas bercengkrama dengan Faza di sebuah cottage. Dua buah kelapa muda berada di hadapan mereka. Sesekali menyeruput dan menikmati kerang panggang yang terhidang di meja men
Read more