All Chapters of Warisan Istriku yang Mengejutkan: Chapter 31 - Chapter 40

207 Chapters

Ke Mall

"Apa tidak enak rasanya?"Wajah Mira berkerut, bingung menjelaskan rasa di lidahnya yang berbaur dengan rasa di hatinya.Maksud hati ingin memuji sang suami, akan tetapi rasa di lidahnya berontak.Melihat ekspresi Mira, Denny langsung memasukkan sepotong kue apem buatannya."Huakhh, ah..rasanya kok begini, ya?" ujarnya saat mendapati rasa asin dan pahit di kue tersebut.Mira melihat ke arah toples bumbu dapur yang terlihat berantakan. Ia bisa melihat ada toples garam halus yang terbuka dan berkurang hampir setengahnya. Sepertinya Denny mengira kalau itu adalah butiran gula."Mas, kayaknya Mas Denny salah memasukkan garam halus, Mas Denny pasti mengira itu adalah gula pasir."Denny melihat ke arah toples yang ditunjukkan Mira. Lalu iapun memicingkan matanya."Apa itu ya garam halusnya?""Iya, Mas. Itu bukan gula, tapi garam halus."Wajah Denny langsung merah, dia terlihat malu dan juga kecewa."Maaf Mir, aku gagal ya, pagi ini."Mi
Read more

Belanja

Denny melihat ke arah Mira. Ah, bagaimanapun ia harus menjaga harga dirinya di hadapan Mira, istri yang tinggal dua hari ini. Ya, ia harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa!"Oh, iya Bu. Denny pergi dulu, nanti kita bicara lagi."Lalu Denny menutup pintu mobil, menyalakan stater dan melaju meninggalkan ibunya.Mira melirik Denny. Di wajahnya terlihat kegelisahan, tapi pria itu juga berusaha terlihat tenang.Ia juga mendengar ucapan ibunya tadi, bahwa Nyonya Magdalena sudah meminjam uang dari Imas untuk membeli perhiasan. Mira merasa miris, selama ini Denny selalu jadi bantalan membayar seluruh biaya hidup keluarganya, dan pria ini dijadikan seperti sapi perah!"Mas, kok diem, ngobrol dong, kan tinggal sehari ini kita bisa ngobrol leluasa.""Eh, iya. Kamu mau belanja apa, sayang?" kata Denny kemudian."Uhmm, apa ya...ah..kalau beli baju boleh nggak?"Denny melihatnya sepintas, sebenarnya lebih tepatnya terkejut. Selama ini ia tidak pernah membeli
Read more

Harapan

Denny bergerak ke tempat pakaian berwarna putih tulang, pakaian tersebut dipasang di boneka manekin. Terlihat bagus dan anggun, sepertinya cocok untuk Mira."Coba yang ini, kelihatannya bagus banget."Mira tersenyum, lalu meminta pramuniaga untuk mendapatkan pakaian tersebut dalam ukurannya.Setelah itu Mira masuk kamar pas untuk mencobanya."Mas, apa ini cocok untuk aku?"Denny melihatnya, melihat Mira memang sangat cocok memakainya."Bagus, ambil saja.""Tapi, aku juga mau yang ini ya, Mas," kata Mira dan menunjuk pada dua orang pramuniaga dengan beberapa hanger pakaian di kanan kirinya. Mungkin ada sekitar lima hanger di satu genggaman, total keseluruhan adalah dua puluh hanger. "Ini? Semua? Mira...apa kamu serius?""Mas lupa ya?"Denny menghempaskan napas berat, fix, hari ini dia mungkin akan jatuh miskin!"Ya sudah, bungkus semua dan buatkan nota untukku," kata Denny pada pramuniaga yang disambut angguka
Read more

Mandi Bareng

Permintaan aneh Mira, lebih cenderung membuatnya prihatin. Ia merasa Mira mengalami depresi karena akan bercerai dengannya. Apakah ini kesalahannya? Membuat wanita ini begitu tertekan? "Mira, kalau memang itu membuat kamu senang, ambil saja. Kita beli semua perlengkapan bayi ini dan membawanya pulang. Kalau kamu menikah dengan orang lain nanti, aku berharap kamu segera memiliki seorang anak yang bisa membuatmu bahagia. Ayo, tidak usah bersedih, oke?"'Ah tidak, bagaimana mungkin aku tidak bersedih, kita bahkan bercerai karena aku tidak bisa hamil dengan cepat.'"Ya, aku akan membelinya." Akhirnya Mira memutuskan secara tegas dan yakin."Hmm, baiklah, kamu memilih mengenang kesalahanmu sendiri. Apa kamu enggak terbebani?""Apa maksudmu dengan kesalahanku sendiri, Mas?""Iya, kesalahan kamu adalah kamu tidak cepat punya anak, sehingga menjadi satu pendorong terbesar kita berpisah.""Sssttt, jangan dibahas. Kita mau bahagia har
Read more

Sentuh Aku

"Ada-ada saja," rutuk Denny saat melepaskan pakaiannya untuk menyusul Mira di dalam Bathtub. "Yah, nggak rugi juga sih temani mandi istri sendiri.""Mas, gosok dong punggung aku pakai sabun, nanti aku juga bisa menggosok punggung kamu pakai sabun. Nih, pakai spon ini," pinta Mira dan menyerahkan spon mandi untuk Denny. Denny menerimanya dengan malas, tapi ia tetap melakukannya juga. "Emmh...iya Mas, iya iya di situ. Trus ke bawah dikit Mas, eh iya...gosok sedikit kuat ya Mas." Mira terus memberikan arahan untuk Denny menggosok punggungnya dengan spon.Pria itu menggelengkan kepalanya tapi juga tersenyum geli. "Kamu seperti anak kecil, Mir. Kelewat manja dan cerewet," protes Denny.Tak terasa ia juga tertawa lebar lalu membuat gerakan-gerakan menggelitik Mira. Karenanya, Mira juga mengeliat geli dan membalas perlakuan Denny dengan ikut juga menggelitiknya.Mereka menghabiskan waktu tertawa di dalam Bathub, sehingga terjadi sentuhan-sentuhan yang tidak m
Read more

Barang Mahal

Malam yang berlalu, Mira telah menempuh apa yang ia inginkan. Bahkan melewati malam yang penuh gairah, Mira merasakan hatinya bagaikan diamuk badai. Kacau dan hancur. Ia menatap sendu pria yang terbaring lelah karena apa yang mereka nikmati bersama.Mira mengambil pena, menggoreskan pena itu pada selembar surat cerai yang berada di atas meja. Surat itu telah Denny siapkan untuknya. Tak henti air matanya bergulir di pipinya. Akan tetapi itulah janji yang harus ia tepati hari ini.Mira melangkah menuju mobil yang terparkir di luar rumah. Di sana Faza telah menunggunya.Pagi hari, saat matahari mulai meninggi, Denny tersentak dari mimpinya. Ia melihat ke sekeliling yang sudah bersih dan rapi. Akan tetapi ia mulai mencari-cari sosok Mira yang tidak kelihatan."Mira! Mira!" panggilnya dan melangkah menuju dapur. Akan tetapi ia hanya mendapati sepiring nasi goreng yang hampir dingin yang sepertinya telah disiapkan untuknya."Apa-apaan ini? Apa dia sungguh menyiapk
Read more

Dibuang

Denny menelan ludah. Suatu ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya membuat wajah ibunya berseri-seri. Akan tetapi dirinya justru merasakan hatinya berdesir perih. Ia mulai menyela rambut kepalanya karena gelisah, lalu menatap foto pernikahan yang menempel di dinding ruang tengah."Semua barang yang punya Mira harus disingkirkan," tiba-tiba suara ibunya membuatnya terkejut."Ke-kenapa, Bu?""Tentu saja, kalian sudah bercerai. Aku harus membuang semua barang yang ada kaitannya dengan Mira."Magdalena lupa, bahwa rumah yang mereka tempati adalah rumah yang dibeli secara patungan dengan Mira. Magdalena juga lupa, mobil mewah yang Denny miliki juga merupakan andil Mira. Denny melihat ke sekitar ruangan, melihat taplak meja dengan sulaman tangan yang rapi, itu adalah buatan Mira.Sarung bantal sofa, dengan motif bunga yang juga hasil karya Mira.Lalu melihat rangkaian bunga kering yang indah, itu juga hasil kerajinan tangan dari istrinya. Apakah s
Read more

Perempuan Sialan

Mira menarik napas dalam, memikirkan apakah ia akan menceritakan rahasia Denny yang sebenarnya ia berniat untuk membuat Imas menjadi goyah mendekati Denny.Tadinya ia merasa menemui Imas untuk mengatakan bagaimana Denny dan keluarganya mendekati Imas hanya karena harta, bukan karena cinta. Sehingga Imas tidak lagi merasa senang merebut Denny darinya.Akan tetapi apakah itu masih penting sekarang?Denny telah menceraikannya, dan mereka mungkin akan segera hidup bahagia bersama.Akan tetapi, sangat tidak adil jika ia harus menerima begitu saja keputusan Denny yang sepihak."Baik, aku akan menemuimu segera," lirihnya kemudian.Mira menyeka air matanya, membasuh wajahnya dengan air. Lalu ia melihat tumpukan pakaian, sepatu, tas dan banyak perhiasan di atas tempat tidur yang belum sempat ia rapikan.Iapun mengambil salah satunya dan memakainya."Akhirnya aku bisa memakai pakaian mewah seperti kalian," lirihnya dengan mematut dirinya di hadapan cermin.
Read more

Kenyataan

Mira menegakkan tubuhnya tepat di sisi Imas yang kebingungan. Ia tak mengira bahwa wanita yang duduk tidak jauh darinya adalah Mira yang sudah ditunggunya."Ouh, kamu... Mira?" Imas terkejut bukan main.Wanita itu melihatnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Semua yang dikenakan Mira, samasekali tidak menunjukkan Mira yang selama ini ia dengar dari Denny.Denny biasa bercerita tentang Mira dan menyebutnya sebagai wanita purbakala yang tak mengenal produk kecantikan atau pakaian mewah. Apalagi dengan memakai sepatu high heels dan juga kaca mata hitam. Mira sangat berubah!Mira mengangguk dan tersenyum tipis, lalu menunjuk pada sebuah tempat duduk di sudut kafe.Imas mengikuti langkah Mira yang elegan dan mengambil tempat duduk berhadapan dengan Mira."Sebenarnya, ini cukup konyol, untuk apa aku menemui istri Denny. Kamu pasti berpikir aku harus menyingkir demi rumah tangga kalian?"Mira tak menggubris, lalu ia memanggil seorang pramusaji dan memesa
Read more

Menyesal?

Mira menatap penuh perasaan sedih yang ia sembunyikan sebaik mungkin dibalik senyuman dan riasan wajahnya. Bagaimanapun, secara kasat mata Imas memang sangat cantik dan manja. Ia bisa mengerti mengapa Denny sulit melupakan wanita di hadapannya ini.Kalau ia menyerah begitu saja, sudah jelas dirinya hanyalah debu menempel yang ditepiskan seseorang karena mengotori pakaiannya.Ia tak akan bernasib seperti itu, ia akan pergi dalam keadaan terhormat, batinnya.Tiba-tiba Imas tersenyum lebar, "Apa kamu ragu kalau aku bisa membayar utang Denny bahkan membeli Denny dan keluarganya sekalipun," cicitnya dengan sombong. "Ah, tentu saja hal itu tidak akan masuk di otakmu yang lahir di pedesaan. Kamu tidak punya pengalaman yang berarti dalam hidupmu. Itu sangat berbeda denganku yang sering bepergian ke luar negri. Bisa dibilang, aku sudah dilahirkan dengan sendok emas. Uang bukan apa-apa bagiku."Mira mendengar ucapan Imas yang mengalir deras di telinganya seperti gelombang
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status