Semua Bab Karma untuk Suami Pelit: Bab 71 - Bab 80

231 Bab

71. Dipecat

Pov Lisa"Bu Lisa! Ada kabar baik, nih!" Siang ini aku dikejutkan oleh suara teriakan Gina dari lantai bawah. Aku yang sedang beristirahat di lantai atas setelah selesai melaksanakan salat zuhur, buru-buru turun untuk menemui orang kepercayaanku itu."Kamu kalau gak teriak bisa gak, sih?""Hehe, maaf Bu. Tadi saking senengnya." Seperti biasa, gadis itu hanya tertawa kecil menyadari kesalahannya."Memangnya ada kabar baik apa, Gin? Sepertinya kamu senang banget?""Ini Bu, ada email dari salah satu perusahaan garmen terbesar di kota ini. PT Sadewa Group." Gina menggeser layar laptopnya lalu menunjukkan sebuah pesan padaku. Pesan itu berisi pernyataan bahwa mereka tertarik pada salah satu produk butik ini."Mereka tahu dari mana tentang butik ini?""Sepertinya mereka ikut terlibat dalam ajang fashion show di hotel Berlian beberapa bulan yang lalu. Pasalnya mereka menyebut tentang rancangan busana muslimah untuk bersantai. Bukankah tema di hotel berlian itu tentang busana muslimah untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-20
Baca selengkapnya

72. Rekan Bisnis

"Sudah Mbak, kemarin Ibu telepon. Setelah menjual apartemennya, Mas Riko dipecat dari pekerjaannya karena ketahuan menggunakan uang perusahaan. Itu terjadi sewaktu masih berstatus sebagai suamiku. Tapi aku tidak tahu kemana uang itu perginya. Soalnya jatah bulananku sangat minim.""Kamu harus hati-hati, jika Riko menghubungimu. Jangan sampai tergoda lagi oleh rayuannya.""Mbak Tika tenang saja, aku juga tidak sebodoh itu.""Ya sudah, lain kali Mbak tidak mau mendengar alasan kamu untuk menunda-nunda perkenalan dengan saudaranya Mas Ardan. Semoga sukses, ya.""Iya Mbak, iya .... "Aku segera mengakhiri panggilan dengan Mbak Tika, pasalnya Gina sudah berdiri di pintu dan memberikan isyarat bahwa kami harus segera pergi. Setelah meletakkan ponsel aku segera melanjutkan memantaskan diri di depan cermin."Bu Lisa makin cantik dan elegan saja. Seandainya mantan suami Ibu bertemu Ibu sekarang, pasti dia akan klepek-klepek.""Masa sih, Gin?""Bener, Bu. Siapa yang tidak akan jatuh hati pada w
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-20
Baca selengkapnya

73. Apa Anda Mengenalku

Pembicaraan berlanjut, rupanya Tuan Sadewa termasuk salah satu pengusaha yang hadir saat event di hotel Berlian tiga bulan yang lalu. Saat itu aku tidak menyadari kehadirannya, selain aku memang tidak mengenalnya, aku juga terlalu fokus pada berlangsungnya acara."Oh ya, supaya lebih akrab, panggil saja saya Nathan. Nathan Sadewa," tuturnya sambil tersenyum.Mataku sedikit membola mendengar nama itu disebut. Jadi benar ini orang yang sama yang fotonya Mbak Tika kirimkan tiga bulan yang lalu. Saat mengirimkan foto itu, Mbak Tika hanya menyebutkan pria itu bernama Nathan. Lalu tadi aku tahu kalau pria yang mirip dengan Nathan ini bernama Sadewa. Akan tetapi baru saja pria ini mengaku bernama Nathan Sadewa. Itu artinya ...."Apa Anda mengenal saya, Bu Elisa?" pertanyaan Tuan Nathan membuatku terkejut."Ah ya, tentu saja tidak. Saya hanya tidak menyangka saja bisa mengenal pengusaha sukses seperti Tuan Sadewa ... eh Tuan Nathan. Apalagi mengetahui Tuan menyukai rancangan saya." Ya ampun,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

74. Pria Cacat

Pov AlinWajahku sekarang sudah kembali cantik, bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Bodo amat meskipun Mas Riko harus kehilangan apartemennya. Wajahku terluka juga gara-gara dia dan Mbak Lisa. Lagi pula, apartemen itu dulu dibelikan Mas Riko untukku. Jadi wajar saja kalau sekarang dijual lagi untuk kepentinganku. Selain itu, aku tidak mau gigit jari sementara Mbak Lisa sudah berhasil menguras isi rekening suamiku. Katanya sih itu dilakukan lantaran selama dia menjadi istri Mas Riko tidak mendapatkan nafkah yang cukup. Salah sendiri kenapa dia menjadi wanita yang bodoh dan lemah, jadi bisa seenaknya ditindas oleh Mas Riko. Terlebih dulu Mbak Lisa lusuh tak terawat, jadi wajar kalau suaminya berpindah hati padaku yang lebih cantik dan menarik.Dengan wajah baru ini aku sudah kembali percaya diri untuk mulai bekerja di kantor. Sementara Mas Riko masih harus menghabiskan hari-harinya di atas kursi roda. Entah sampai kapan ini terjadi, yang jelas aku tidak mungkin terus-menerus hidup ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

75. Kejutan

Siang ini aku mendapat kejutan lantaran dipanggil oleh ketua divisi tempat Mas Riko selama ini bekerja. "Bu Alin tahu kenapa saya panggil ke sini?" tanya Pak Hendra, pria seumuran Mas Riko namun sudah punya jabatan yang cukup bagus."Apa terkait suami saya yang belum bisa bekerja? Saya harap Bapak dapat mempertimbangkan kondisinya. Saya tahu ini sudah hampir mendekati tiga bulan, namun .... ""Bukan, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kondisi Pak Riko sekarang.""Lalu apa, ya, Pak?""Tapi ini .... " Pak Hendra menggeser sebuah kertas yang yang ditanda tangani oleh Mas Riko di atas materai. Kertas yang menyatakan bahwa Mas Riko meminjam sejumlah uang dari kantor beberapa bulan yang lalu."Maksudnya apa ini?""Ini adalah surat bukti kalau Pak Riko menggunakan uang perusahaan. Dulu dia berjanji akan segera melunasinya karena saat itu Pak Riko beralasan sedang kepepet untuk biaya berobat istrinya."Ini pasti ulah Mas Riko ketika masih bersama Mbak Lisa. Tertera tanggalnya mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

76. Menyerah

"Sekarang dia udah nggak ganteng lagi. Tiga bulan yang lalu kami mengalami kecelakaan. Mobilnya rusak parah dan dia juga mengalami patah tulang yang cukup serius, beruntung aku hanya luka ringan saja." Aku membuang nafas berat. Bayangan hidup berumah tangga bahagia dengan Mas Riko, sirna sudah."Oh, jadi ceritanya lu lagi bete karena tidak bisa jalan-jalan dengan suami ganteng lo itu. Kalau dia nggak bisa ngajak jalan, minimal dia masih bisa nyuruh lu buat shopping 'kan. Nggak apa-apa tidak ganteng lagi, yang penting dia masih tajir.""Tajir dari mana? Mobil sudah punah, uang tabungan dikuras istri pertamanya. Apartemen sudah dijual untuk biaya berobat, terus sekarang rumah satu-satunya terancam raib. Tadi siang gue mendapat kabar dari kepala divisi Mas Riko kalau ternyata laki gue itu menggunakan uang perusahaan dalam jumlah banyak. Gimana gue gak pusing?""Terus lu mau bertahan dengan pria seperti itu?" Angel menyeringai."Kayaknya gue nyerah.""Gue setuju, buat apa pria seperti itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

77. Salah Tingkah

Pov LisaBesoknya Mbak Tika menghubungiku beberapa saat setelah aku sampai di butik. "Bagaimana, Lis?""Bagaimana apanya, Mbak?""Nathan.""Jadi benar?""Maksud kamu?""Nathan yang kemarin mengajakku kerja sama itu Nathan yang sama yang Mbak kenalkan tiga bulan yang lalu?""Bagaimana, kamu suka?""Jawab dulu pertanyaanku, Mbak.""Kalau iya, apa kamu suka?"Aku membuang nafas perlahan, berarti benar, dia adalah orang yang sama."Apa ini rencana kalian? Maksudku ... Pak Nathan berpura-pura mengajakku bekerja sama, padahal dia ingin berkenalan denganku?""Tidak. Ini benar-benar murni karena Nathan menyukai hasil kerjamu. Tapi setelah bertemu, dia tidak menyangka kalau kamu adalah orang yang fotonya Mbak kirimkan padanya.""Jadi .... " Aku masih belum percaya kalau kejadian kemarin adalah kebetulan."Nathan juga tidak menyangka kalau itu kamu. Sekarang kalian tinggal jalani saja, cocok atau tidaknya kalian yang akan menjalani."Panggilan berakhir, aku pun meletakkan ponsel setengah melem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

78. Ingin Terlihat Sempurna

"Baju yang sekarang ibu pakai juga itu sudah sopan dan udah bagus, cantik pula.""Iya, tapi ini kesannya sederhana banget.""Memangnya kalau mau ketemu ayang itu semuanya serba ingin sempurna." Lepas berkata seperti itu Gina berlalu ke lantai bawah untuk menghindari cubitanku. sementara aku mulai memantas diri di cermin.***Tempat pukul sebelas, sebuah mobil mewah memasuki parkiran butik. Tak berapa lama seorang pria yang kemarin ketemui turun dari mobilnya. Aku sedikit memicing melihat pria itu menyetir sendiri. Biasanya para pengusaha sukses sekelas Pak Nathan selalu memakai jasa sopir kemana-mana, tapi kenapa Pak Nathan malah menyetir sendiri.Kami menyambut kedatangan Pak Nathan di pintu depan. Gina yang berdiri di sebelahku terus berdehem kecil. Aku juga tak mengerti kenapa menjadi se-gugup ini berhadapan dengan pria bermata elang itu. Senyum Pak Nathan sepertinya kelebihan gula, manisnya sampai ke hati hingga mampu menggetarkan bahkan memporak porandakan isi hatiku. Apa yang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

79. Dunia Penuh Warna

[Anda tidak ketiduran 'kan, Bu Elisa?]Sebuah pesan masuk dari Pak Nathan membuatku kembali tersenyum lebar. Rupanya pria itu sudah tidak sabar atau aku yang kelamaan berada di lantai atas.***Pak Nathan membawaku ke sebuah restoran yang tak kalah mewah dari restoran kemarin. Kami makan siang layaknya diner saja. Suasana di dalam restoran ini memang syahdu, meskipun siang hari tapi terasa sekali suasana romantisnya. Sebenarnya Pak Nathan mau mengajakku ke sini untuk membicarakan masalah bisnis atau masalah hati. Dih, kok aku jadi berharap. Kenapa dulu Mbak Tika tidak mengatakan kalau pesona Pak Nathan se-dahsyat ini. Akan tetapi aku merasa heran, pasalnya, pria mapan dengan ketampanan sempurna ini masih bertahan menyendiri di usianya yang sudah cukup untuk berumah tangga ini. Tidak mungkin kalau tidak ada gadis yang mau sama Pak Nathan. Sebaliknya, pasti banyak gadis yang antri untuk mendapat tempat di hatinya."Ehem .... "Pak Nathan berdehem sambil mengubah posisi duduknya. Aku se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-24
Baca selengkapnya

80. Pulang Larut

Pov RikoKunyalakan layar ponsel yang sejak beberapa jam yang lalu tidak lepas dari genggaman. Selain untuk melihat waktu yang sudah menunjukkan hampir pukul 00.00. Aku juga sedang menunggu pesan dari Alin. Sejak satu jam dari jam kantor selesai aku sudah mengirim pesan pada istriku lantaran dia belum juga sampai di rumah. Namun jangankan balasan, bahkan sekarang ponselnya pun tidak aktif. Sejak kejadian pagi itu, Alin berubah. Ia kerap pulang larut dengan alasan bosan di rumah. Selain itu Alin juga mengatakan kalau ia harus mencari uang tambahan lantaran sekarang aku sudah benar-benar dipecat dari kantor. Selain karena sudah tiga bulan aku tidak masuk kerja, pemecatanku ini juga disebabkan oleh utang yang belum aku lunasi. "Skincareku harus dibeli, belum lagi obat-obatan Mas Riko. Kalau aku tidak bekerja, dari mana bisa mendapatkan semua itu. Mas Riko tidak usah rewel, terima saja keadaan Mas yang sudah tidak bisa apa-apa lagi."Aku mengusap wajah ketika mengingat ucapan Alin tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status