Home / Rumah Tangga / Karma untuk Suami Pelit / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Karma untuk Suami Pelit: Chapter 161 - Chapter 170

231 Chapters

161. Terserah Kamu

"Bagaimana Bela? Apa kalian sering bertemu?" tanya Mama suatu malam. Saat itu aku baru pulang dari kantor, selesai membersihkan diri, aku duduk di ruang keluarga bersama mama. "Kebetulan sudah agak lama kami tidak bertemu. Mama tahu sendiri Bela itu orang yang super sibuk. Bahkan untuk keluarganya sendiri dia tidak punya waktu. Apalagi sama aku, teman bukan, rekan bisnis bukan, saudara apalagi." Dengan kalimat itu aku ingin menegaskan bahwa aku dan Bela tidak ada hubungan apa-apa. Kalaupun ada hubungan, maka kami akan sulit sekali berkomunikasi. Mudah-mudahan saja mama mengerti.Untuk beberapa saat aku terdiam, menunggu reaksi mama pada jawabanku barusan. Tapi wanita yang masih cantik di usianya yang sudah terbilang tidak muda ini sepertinya enggan berkomentar, terbukti mama hanya menatap lurus ke arah televisi yang sedang menayangkan acara ajang pencarian bakat di sebuah stasiun swasta."Mama sendiri sudah lama tidak berbelanja ke butik," pancingku sambil harap-harap cemas."Maksud
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

162. Berubah Pikiran

"Jo, minggu depan Mama ada undangan ke pestanya Bu Henny. Beliau mau mengadakan pesta pertunangan anak bungsuku. Tapi Mama gak ada stok gaun." Suara mama terdengar memelas di ujung telepon. Jelas saja mama tidak punya stok gaun, karena akhir-akhir ini dia tidak rajin pergi ke butiknya Lisa seperti dulu yang rutin ke sana."Memangnya harus, ya, memakai baju yang baru?""Ya harus, dong, Jo. Masa seorang mama dan istri dari dua laki-laki yang menjadi pengusaha, .gaunnya itu-itu juga.""Terus sekarang Mama maunya apa? Mau beli baju online atau .... ""Anterin Mama ke butik.""Butik yang mana?""Butiknya Lisa, dong. Mama sudah nyaman belanja di sana. Pernah belanja di butik lain, tapi tidak enak jahitannya."Satu sudut bibirku terangkat, setengah tidak percaya mama mengajakku mengunjungi bukitnya Lisa. Mungkin beliau terdesak kebutuhan hingga mau tidak mau harus pergi ke sana, tapi kenapa mesti minta diantar. Dulu saja tidak setiap pergi ke butik bersamaku. Lebih sering pergi bersama sopir
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

163. Patah Hati Lagi

Sesuai usulan mama dan Meti. Aku tidak begitu antusias lagi mendekati Lisa. Aku juga yakin kalau trauma yang diderita oleh Lisa atas rumah tangganya yang terdahulu pasti akan membuat dia menghindar dari siapapun. Kemarin saja dia sempat menghindar saat aku menyatakan perasaanku. Akhirnya aku hanya memantau Lisa lewat Meti. Meski kadang Meti juga tidak tahu mengenai informasi yang kuinginkan. "Sorry, ya, Met. Aku nanya-nanya sama kamu. Tahu sendiri lah gimana kalau nanya langsung ke orangnya.""Santai aja, Jo. Aku juga minta maaf karena tidak semua informasi kutahu."Aku bisa maklum ketika Meti berkata seperti itu. Karena tahu sifat Lisa yang sebenarnya. Yang penting apa yang diketahuinya pasti Meti sampaikan padaku, termasuk ketika Lisa sedang mengikuti satu event di sebuah hotel. Mendengar itu aku sangat bangga, ternyata Lisa mengalami banyak kemajuan setelah berpisah dari Riko. Mama juga akan ikut bangga karena wanita yang nantinya akan mendampingiku sekarang berkarir, tak kalah s
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

164. Kacau

Aku membuka mata ketika hari sudah terang. Rupanya aku masih berada di parkiran sebuah klub malam yang semalam kukunjungi. Meski kepalaku masih agak pusing, aku memaksakan diri untuk menyetir hingga sampai ke rumah Lisa. Aku tidak mau membuang waktu, masih ada kesempatan untuk memiliki wanita itu. Setelah bertemu dengannya, aku langsung mengungkapkan perasaan dan keinginanku untuk menikahinya. Tapi lagi-lagi Lisa menolak. Sengaja aku menemuinya dalam keadaan kacau seperti ini, maksudnya supaya Lisa merasa iba lalu mempertimbangkan keputusannya untuk menikah dengan pria bernama Nathan. "Kamu tahu, aku menyukaimu sejak kita SMA. Selama beberapa tahun ini aku masih berharap meskipun aku tahu kamu sudah menikah dengan Riko. Apalagi setelah kamu kembali dengan status single-mu, aku kembali memupuk harapan itu. Kamu juga tahu itu El. Tapi kenapa pilihanmu justru jatuh pada lelaki yang baru saja kau kenal, bukan aku yang menunggumu sejak lama?!"Aku mengacak rambut lalu mengambil nafas yan
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

165. Bukan Jodohku

Lebih dari satu jam aku menunggu mereka keluar. Tak apalah aku terlambat masuk kantor lagi demi untuk bertemu dengan Lisa. Aku yakin mereka tengah asyik mengobrol di dalam, entah apa yang mereka bicarakan. Hingga pada akhirnya aku melihat Meti keluar tergesa-gesa, tak lama setelah itu Lisa pun nampak berjalan anggun menenteng tas mewahnya. Beberapa detik sebelum Lisa memasuki mobilnya, aku sudah aku berdiri di belakang wanita itu lalu berdehem. Lisa nampak terkejut ketika mengetahui keberadaanku. Bahkan tatapan wanita itu serupa menelisik, mungkin trauma karena penampilanku tempo hari. "Kamu juga ada di sini juga, Jo?" Pertanyaan itu adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir Lisa. Aku tahu Lisa berubah, dia seperti waspada ketika berhadapan denganku. Aku mengajaknya ke dalam mobil setelah kukatakan ada sesuatu yang ingin kusampaikan. Tapi Lisa menolak, dia minta berbicara di luar saja alasannya karena dirinya terburu-buru harus pulang ke butik. Sepertinya Lisa menghindariku.Ba
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

166. Merekam hal mengejutkan

LisaSembilan bulan berlalu.Ternyata tidak mudah menjadi istri mas Nathan. Lebih tepatnya menjadi adik ipar mbak Nadia. Apa yang kulakukan selalu salah dimatanya. Meski kami tidak tinggal satu rumah dan satu kota, mbak Nadia selalu merecoki rumah tangga kami. Seperti sebelum kami menikah, ia selalu menyetir hidup mas Nathan. Mama, meskipun dia bersikap baik padaku. Beliau juga tidak bisa melarang apapun yang dilakukan oleh mbak Nadia. Mas Nathan pun demikian, sepertinya ia enggan sekali menentang semua yang dikatakan oleh kakaknya. Hampir setahun pernikahan kami dan aku terpaksa harus bolak-balik rumahku dan rumah Mas Nathan. Tapi mau bagaimana lagi, aku punya bisnis sendiri, sementara kewajibanku sebagai istri juga harus kupenuhi. Dan yang paling berat bagiku adalah keberadaan Yesi di rumah Mas Nathan. Makin hari gadis itu makin kurang ajar, sikapnya pada suamiku makin berani saja. Berkali-kali aku menyampaikan keberatan atas sikap Yesi pada mas Nathan. Tapi suamiku itu tidak bis
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

167. Gengsi

"Lisa!"Aku tak menghiraukan panggilan mas Nathan, kupacu langkah cepat untuk segera sampai ke kamar. Pemandangan barusan membuat mood-ku anjlok. Ternyata di belakangku Yesi sudah berani bersikap sejauh itu pada suamiku. Meskipun mas Nathan cenderung menghindarinya, tapi tetap saja aku marah karena dia tidak berterus terang perihal hubungannya di masa lalu dengan Yesi."Lisa tunggu! Jangan salah paham!" Mas Nathan kembali berteriak, langkah panjangnya semakin mendekat. Hingga dia berhasil meraih tanganku ketika aku baru saja menapaki beberapa anak tangga. Karena tidak mau mengambil resiko terjatuh, aku pun berhenti. Segera berbalik dan mendapati suamiku ini sedang menatapku penuh permohonan. Pandanganku lalu beralih ke tempat lain, di mana Yesi berdiri sambil melipat tangan di dada. Sikapnya malam ini berbeda dengan sebelumnya. Yesi yang sudah ketahuan belangnya kini terang-terangan menatapku penuh kebencian."Mas bisa jelaskan, Sayang. Kamu tidak usah salah paham, tidak ada hubungan
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

168. Tegas.

Mas Nathan berbaring di belakangku setelah selesai makan biskuit dan air putih yang memang selalu tersedia di kamar. Kasihan juga, suamiku itu tentu lapar sepulang dari kerja. Makanya tadi dia membuat mie instan di dapur. Sayangnya, kesempatan itu digunakan oleh Yesi untuk menggoda suamiku. Beruntung aku menyusulnya, kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi karena mas Nathan tidak bisa bersikap tugas pada Yesi.Aku terlelap beberapa saat setelah Mas Nathan melingkarkan tangannya di pinggangku. Sebuah kalimat yang membuatku kembali menahan senyum ia ucapkan menjelang tidur."Maafkan Mas, ya, Sayang. Mas hanya ingin membuatmu bahagia dan tenang tanpa mengetahui masalah yang terjadi dengan Yesi. Tapi ternyata menyembunyikan ini darimu adalah salah." Sebuah kecupan kembali mendarat di pucuk kepalaku. Aku pun memejamkan mata karena perlakuan lembutnya ini mampu menghadirkan getar-getar halus di dadaku.***Pagi harinya ketika kami turun untuk sarapan. Tidak seperti biasanya Yesi s
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

169. Berdebat

Selama berada di butik, konsentrasiku terganggu oleh kejadian semalam dan tadi pagi sebelum berangkat ke sini. Yesi sudah menampakkan jati dirinya yang sebenarnya, bahkan bukan tidak mungkin wanita itu akan makin berani dan terang-terangan mengambil mas Nathan dariku. Meskipun aku percaya Mas Tatan telah memilihku dan akan mempertahankan aku, tapi dengan dukungan mbak Nadia, Yesi pasti punya kekuatan lebih.Lelakiku berkali-kali menghubungiku, mungkin dia khawatir mood-ku terganggu oleh sikap Yesi. Meskipun benar, tapi aku tidak mau mengadukan hal ini lewat telepon, Mas Nathan juga harus konsentrasi bekerja. Biar saja nanti setelah kami berada di rumah, aku akan bicara baik-baik. Pulang dari butik aku mendapati mbak Nadia sudah ada di rumah Mas Nathan. Jadi benar, Yesi mengadukan hal ini pada kakaknya Mas Nathan dan wanita itu saking sayangnya pada Yesi langsung datang ke sini."Mbak Nadia kapan datang? Apa kabar?" Untuk basa-basi, aku tetap bersikap manis pada kakak iparku ini. Kuta
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

170. Fitnah

Di dalam kamar Mbak Nadia yang luas, ternyata sudah ada Yesi. Aku tidak begitu mengerti kenapa Mbak Nadia mengajak kami bicara di kamarnya, bukan di ruang tengah saja yang leluasa. Timbul curiga kalau ini dia lakukan karena takut ketahuan Mama atau tidak ingin melibatkan wanita itu."Langsung saja Nathan, sebenarnya mbak lagi sibuk. Tapi menyempatkan diri datang ke sini karena tadi pagi Yesi menghubungi Mbak. Istri tercintamu ini sudah mengusir Yesi dari rumahmu. Kamu tahu 'kan konsekuensinya?" Mbak Nadia melangkah mendekati kami.Ternyata benar kalau Yesi mengadukan kejadian tadi pagi pada Mbak Nadia. Pengecut."Mbak aku tidak merasa mengusirnya. Hanya memberi pilihan, kalau dia tidak betah di sini dia boleh pergi.""Lalu apa hakmu berkata seperti itu? Kamu juga di sini numpang sama Nathan. Jika sekarang aku menyuruhnya untuk menceraikanmu, kamu bisa apa?""Mbak Nadia tolong, masalah ini jangan diperpanjang apalagi dibesar-besarkan. Bukannya aku membela Lisa, tapi mungkin Lisa juga
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
DMCA.com Protection Status