Home / Romansa / Terjebak Cinta CEO Duda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjebak Cinta CEO Duda: Chapter 101 - Chapter 110

125 Chapters

S2 Bab 37 Kabar tak sedap

Bab 37 Kabar tak sedap"Dena. Dena. Jangan pergi!" Teriak Ardi sekuat tenaga.Ardi mengerang frustasi di area tunggu stasiun Yogya. Ia mencari sosok Dena di sana mengingat wanita itu paling suka bepergian naik kereta. Apalagi hal yang dihindarinya adalah mabuk saat naik bus.Ardi benar-benar tidak tahu kemana tujuan Dena saat ini. Ia hanya gambling ke stasiun dan mengamati beberapa kereta yang siap berangkat. Namun, usaha Ardi belum membuahkan hasil. Ia tidak menemukan sehelai rambutpun istrinya di sekitar stasiun.Di saat pikirannya dilanda kebingungan, tercetus ide brilian. Ia memiliki kenalan di bagian tiketing. Gegas ia mencari keberadaan temannya itu."Bro, bantu aku dong! Tolong cek penumpajg yang memesan tiket keberangkatan hari ini.""Duh, ini data rahasia, Ar. Gimana, ya?""Tolonglah demi rumah tanggaku ini. Istriku harus aku pastikan baik-baik saja."Alhasil teman Ardi pun mau membantu. Beberapa menit kemudian Ardi mendapatkan data penumpang kereta api jarak dekatenuju Solo.
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

S2 Bab 38 Dewa Penolong

Bab 38 Dewa Penolong "Dasar Rico kurang ajar. Dia sudah menghancurkan hidup Dena juga perusahaan papanya." Kedua tangan Ardi mengepal erat di atas meja. Ia bergegas menuju ruang kerjanya setelah menutup meeting singkat tadi. Pikirannya kacau antara mencari Dena juga mengurus perusahaan. Kalau sampai masalah anjloknya saham tidak teratasi, perusahaan Pak Husein mertuanya jadi taruhan. Ardi jelas tidak mau merepotkan papanya, karena perusahaan papanya baru saja menjalin kerja sama dengan kolega dari Surabaya. Di saat pikirannya keruh, ia teringat Hangga mantan cinta pertama Dena. Ya, dia akan meminta bantuan pada Hangga. Gegas ia mengambil ponsel dari sakunya. "Halo, Pak Hangga ini dengan Ardi. Apa hari ini kita bisa ketemu sebentar? Ada hal penting yang ingin saya sampaikan." "Baik, silakan ke kantor saya siang ini. Posisi sekarang saya masih di rumah sakit lalu sebentar lagi mengantar pulang istri dan anak saya." "Baik, Pak Hangga terima kasih banyak." Seulas senyum terbit di b
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

Bab 39A Tempat Baru

Bab 39A Tempat baruDi tempat lain, Dena telang menginjakkan kaki di kota Solo. Setelah turun dari kereta, ia mencari penginapan sederhana di pinggiran kota. Ia tidak mau keberadaannya dilacak oleh suaminya. Sebab itu, ia memilih menginap di sebuah wisma."Ada kamar kosong, Mbak?" Dena bertanya kepada petugas serupa resepsionis hotel.""Kebetulan masih ada dua kamar kosong, Mbak. Mau menginap berapa malam?""Sementara dua malam dulu, Mbak. Kalau nanti ada keperluan lagi saya perpanjang.""Baik. Silakan isi dulu formnya." Dena segera menerima kertas dan pulpen yang disodorkan perempuan yang berpakaian hitam putih itu. Sepertinya petugas ini masih magang."Ini, Mbak formnya. Pembayarannya sekarang?" tanya Dena memastikan."Iya, benar. Saya buatkan kuitansi dulu."Setelah melakukan pembayaran, Dena masuk ke sebuah kamar di lantai 1. Kamarnya jauh lebih kecil dibandingkan kamar apartemen maupun kamar di rumah. Namun, Dena bukan mencari luasnya. Ia mencari ketenangan untuk meredam pikirann
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 39B Tempat Baru

Bab 39B Tempat baru "Masih mau memilih atau mengambil sekarang?" tanyanya dengan wajah datar membuat Dena meneguk ludah susah payah. Sejak peristiwa buruk yang menimpanya karena ulah Rico, Dena semakin berhati-hati dengan laki-laki. Dia menjadi susah eprcaya dengan makhluk Adam itu."Silakan duluan!""Hmm."Dena melihat sekilas penampilan sosok yang berdiri di sampingnya memakai kemeja biru muda dan celana hitam, rapi. Sepertinya seorang karyawan kantor."Mas, sudah dapat banyak relawan, ya? Anak saya ternyata lagi KKN di Magelang jadi nggak bisa ikut kegiatannya." Dena mencuri-curi dengar obrolan pemilik warung dengan laki-laki itu."Alhamdulillah sudah, Bu. Tapi kalau masih ada lagi yang bergabung kami tetap menerima. Masih minggu depan mulai terjun ke lapangan soalnya.""Ya, mudah-mudahan acaranya lancar, Mas.""Amin, Bu. Makasih. Saya bawa ya, Bu. Kantor lagi sepi, teman-teman tugas keliling. Saya makan di san
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 39C Tempat Baru

Bab 39C Tempat baru "Masak sih, Mbak masih single? Eh maaf, saya nggak sopan ya tanya begini. Sudahlah, Mbak saya terima sebagai relawan ke 10 yayasan ini." Andi merutuki kekonyolannya sendiri. Wanita paling sensitif jika ditanya soal status perkawinan. Apalagi dirinya juga masih jomblo di usia memasuki kepala tiga."Terima kasih banyak, Mas." Dena mengucap dengan wajah berbinar.Andi mengambil berkas untuk bahan penjelasan kegiatan pada Dena karena relawan yang lain sudah mengikuti briefeng kemarin. Dia menjelaskan panjang lebar, sementara Dena mengangguk paham.Hati Dena mengembang, kegiatan ini menjadi impiannya setelah hatinya terpuruk. Ia merasa ingin mencari ketenangan dengan mengabdikan dirinya ke orang lain yang membutuhkan."Apa saya juga bisa membantu donasi, Mas?" tanya Dena ragu. Ia tidak yakin relawan bisa sekaligus menjadi donasi."Tentu saja, Mbak Kusuma. Mbak boleh menambah donasi, kami sangat senang sekali. Oya
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 40A Donatur itu

Bab 40A Donatur itu Hari H tiba, Dena sudah bersiap berangkat menuju kota Semarang. Bersama rekan-rekan relawan dan juga Andi yang menyetir mobil, Dena menikmati perjalanan pertamanya. Ia benar-benar merasakan kebahagiaan luar biasa. Seolah tidak ada beban berat di pundaknya. Hanya ada keinginan melihat wajah anak-anak yatim piatu yang berbinar saat mendapatkan bantuan dari yayasan sosial ini."Mbak Kusuma dari tadi senyum terus, ada apa?""Eh, iya Mas. Aku baru sekali ini jalan-jalan bareng. Biasanya kemana-mana sendirian," ungkap Dena dengan wajah sumringah. Andi hanya mengulas senyum lalu fokus kembali dengan jalanan di depannya."Mbak Kusuma nih masih single juga ya?""Tuh, kan. Di sini dilarang tanya status, nanti jadi nggak semangat lho," protes Dena pada laki-laki yang duduk di belakangnya."Eh iya ya, maaf. Kita semua yang di sini single kok ya?" Laki-laki itu meralat ucapannya membuat semua penumpang tertawa karena terhibur. Sementara itu, Dena hanya tersenyum masam teringat
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

Bab 40B Donatur itu

"Tante cantik sekali. Apa ibuku kalau masih hidup juga cantik kayak tante?" Seorang anak kecil yang diketahui Dena berumur 8 tahun mencurahkan hatinya."Hmm, setiap ibu itu cantik, Sayang. Ibu melahirkan anaknya dengan penuh perjuangan. Makanya kita harus menyayanginya juga sepenuh hati." Dena menerangkan dengan hati penuh empati. Ia menatap lekat manik mata gadis kecil yang membalas tatapannya penuh harap."Tapi ibuku sudah nggak ada sejak lahir kata bu panti." Deg, jantung Dena berdetak kencang. Ia menatap haru lawan bicaranya."Hmm, kamu mau tante jadi ibu kamu?" "Hah, beneran tante?" Gadis itu sontak memasang wajah berbinar."Tentu saja, tante akan menjadi ibu asuh anak-anak panti di sini.""Hore, teman-teman kita punya ibu asuh lagi."Anak-anak panti terlonjak kegirangan, sedangkan Dena melihat mereka satu persatu dengan hati mengembang."Terima kasih Mbak Kusuma sudah memberi harapan mereka untuk semangat menghadapi kehidupan dunia yang berat bagi mereka," ucap kepala panti."
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

Bab 41A Dia

Bab 41A Dia"Yaah, padahal acaranya sudah dirancang. Kasian anak-anak panti, Ndi. Mereka antusias banget ingin bertemu sang donatur yang kerap memberikan bantuan mereka.""Iya, Mbak. Tapi mau bagaimana lagi. Beliau benar-benar sibuk dan tidak berniat mengirimkan perwakilan dari perusahaan. Beliau ingin terjun sendiri.""Oh, begitu." Dena menghela napas panjang. Ia paham betul seseorang yang mengurus perusahaan seperti papanya dulu sangat sibuk. Sampai-sampai untuk meluangkan waktu sangat sulit. Alhasil, papanya yang jarang berkumpul dengan keluarga, sekali bisa berkumpul langsung memanfaatkan waktunya dengan maksimal."Biar aku yang jelasin ke kepala panti saja, Ndi. Kamu bilang panitia supaya bersiap memulai acara pembukaan.""Baik, Mbak." Setelah Andi berlalu, Dena mendekati kepala panti dan juga Rahmat yang tidak melewatkan momen menatap intens wajah teduh Dena. "Gimana, Mbak?" seru Rahmat antusias untuk menunjukkan keaktifan
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Bab 41B Dia

"Kata papa jika kita selalu mengutamakan orang lain, maka itu akan membuat hidup kita menjadi tenang, bukan?"Sontak saja mata Pak Barata berkaca-kaca. Ia terharu sekaligus terpukau putra yang dipandangnya sebagai badboy ternyata peka terhadap kondisi sekitar. Memang kita tidak boleh menjudge orang dari luar. Kenyataan hati Ardi memang lembut. Perhatiaannya pada anak yatim piatu sangat besar meneladani apa yang dilakukannya selama ini."Semoga Allah mudahkan kamu mencari istrimu, Ar!""Iya, Pa. Amin."Ardi melajukan mobilnya menuju kediaman Bu Sinta. Ia hendak pamit bepergian ke Semarang dilanjutkan ke Solo sekitar seminggu untuk mencari Dena."Sudah pulang, Ar? Kenapa cepat sekali?"Bu Sinta menghentikan kegiatannya menyiram tanaman anggrek yang menggantung di dinding teras samping kanan. Kegiatan baru ini membuat wanita paruh baya itu terhibur setelah kehilangan sosok suami."Iya, Ma. Ardi mau membereskan barang buat dibawa ke Semar
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Bab 42A Salah Lihatkah

Bab 42A Salah lihatkahSenyum Ardi tiba-tiba surut setelah mendapati kenyataan nama itu bukan milik istrinya."Tapi ada rekan relawan yang juga memberikan donasi namanya Mbak...""Oya Mas Andi, saya kemungkinan tidak bisa lama-lama di sini. Saya ada acara urgen ke Solo." Andi belum selesai mengucapkan, kalimatnya sudah terpotong oleh Ardi. Laki-laki yang sedang fokus menyetir itu merasa tidak enak hati karena mengharap orang sibuk seperti Ardi datang ke acara ini."Maafkan kami Pak Ardi. Kami sudah merepotkan Bapak. Sebenarnya Bapak bisa mewakilkan stafnya untuk hadir. Jadi, Pak Ardi tidak terganggu acaranya."Tidak masalah, Mas Andi. Lagian saya juga sedang mencari istri, siapa tahu ikut acara begini bisa ketemu, bukan.""Wah, begitu ya, Pak. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui."Ardi mengangguk dengan senyum dipaksakan. Kenyataan harapannya bertemu Dena sirna. Istrinya tidak ada di acara ini. Ardi menghela napas panjang. Saat ini yang terpenting baginya adalah menghadiri kegiata
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status