Semua Bab Terjebak Cinta CEO Duda: Bab 71 - Bab 80

125 Bab

S2 Bab 10 Makan Malam

Bab 10 makan malamSebuah mobil yang dikendarai oleh laki-laki berpenampilan layaknya bodyguard tengah menjemput Dena di hotel tempatnya menginap. Ia akan menuju ke sebuah restoran mewah untuk memenuhi undangan makan malam bersama Rico.Tidak lebih dari setengah jam, mobil berwarna silver yang ditumpangi Dena masuk ke pelataran restoran. Dena segera menuju ruang yang ditunjukkan pelayan. Ternyata Rico memesan ruang VIP dengan alasan supaya privasinya tidak terganggu oleh keramaian di luar ruangan."Silakan Nona!" Dena mengangguk setelah dipersilakan masuk ke ruangan bertuliskan VIP. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, hanya ada sosok dengan kemeja warna hitam, pemilik punggung yang lebar. Ya, dia Rico Alvaro kolega papanya."Ah, Nona Dena sudah datang. Sungguh saya sangat tersanjung ada bidadari cantik mau menemani makan malam saya."Dena tersipu malu, wajahnya sudah merah merona. Pujian Rico seketika merasuk di jiwanya. Seolah ada angin segar yang mulai memenuhi ruang hatiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

S2 Bab 11 Putuskan

Bab 11 Putuskan"Maaf, Rico." Dena terbangun dari mimpi insahnya saat bibir seksi laki-laki di depannya ingin menyentuh bibirnya. Bayangan Ardi dan kelancangannya saat di apartemen melintas begitu saja. Seolah merusak momen romantis mereka, Dena segera meminta maaf.Rico berusaha tersenyum paksa. Ada sedikit gurat kecewa yang terkukis diwajahnya. Dena tak enak hati segera mengalihkan pembicaraan."Maaf, saya akan memberikannya kelak untuk suami saya," ucap Dena terbata karena masih gugup.Gurat kecewa di wajah Rico sontak berubah menjadi ceria. Dia semakin tak sabar menaklukkan wanita cantik di depannya. Akan tetapi, untuk mendapatkannya memang butuh kesabaran. Rico harus menangguhkan egonya atau kalau tidak berlian di depannya tidak dapat diraih."Bagus. Kamu wanita mulia yang menjaga martabat dan kehormatan Dena. Saya semakin menyukainya. Mari kita lanjutkan sampai musiknya habis. Setelah itu, saya antar kamu kembali ke hotel. Obrolan bisnis selanjutnya bisa kita lakukan di ibukota.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya

S2 Bab 12 Keburukan

Bab 12 KeburukanArdi segera merengkuh tubuh Dena masuk dalam pelukannya."Ar...Ardi...."Dena meronta, berusaha melepaskan diri dari pelukan tubuh atletis Ardi. Sejatinya kenyamanan itu dirasakan Dena, berbeda dengan saat dia bersama Rico. Perasaan was-was itu ada, tetapi tertutupi oleh perlakuan lembut Rico membuat Dena lebih percaya kalau Ardi lebin brengs*k."Lepasin, dasar laki-laki brengs*k. Sudah aku bilang jangan menyentuhku sesukamu!" Dena mendorong tubuh Ardi saat kesempatan pelukan itu melonggar. Gegas Dena memencet lift hingga terbuka. Dia berlari menyusuri lantai mencari anak tangga atau lift lain untuk sampai ke kamarnya. Ardi mematung di tempat. Usahanya ingin merebut hati Dena berujung wanita itu memberinya cap buruk.Ardi tidak berniat mengejar. Dia memilih turun kembali keluar dari hotel tempatnya menginap. Memilih mencari udara segar, ia tidak ingin berlaku buruk lagi pada Dena. Baru sampai lobby, ponsel di saku Ardi berdering."Di mana, Bro. Ayo temani aku minum."
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

S2 Bab 13 Jangan Teruskan

Bab 13 Jangan teruskan Di kamar hotel, Dena bersiap mengepak barang untuk kepulangannya ke kota Yogya. Dia sudah tinggal selama tiga hari di kota pahlawan untuk membahas proyek bisnis ayahnya dengan Rico. Senyumnya tak pernah surut jika mengingat kembali perlakuan Rico padanya. Laki-laki itu terlihat dewasa dan penuh perhatian. Sepertinya, Dena mulai menyukainya. "Ah, jangan sampai aku tergila-gila pada Rico. Aku harus bersikap jual mahal untuk membuktikan ketulusannya." Bel berbunyi, Dena menghentikan aktifitasnya mengepak barang dan juga oleh-oleh untuk orang tuanya. Ia menyambar blazer untuk menutupi sebagian tubuhnya yang hanya memakai tangtop. "Cari siapa, ya?" Laki-laki yang berdiri membelakanginya segera berbalik. Seulas senyum terlukis di wajahnya. "Kamu?!" Dena dengan sigap menutup pintu untuk menghindari Ardi. Namun, sebuah kaki Ardi yang mengenakan sepatu sneakers telah lebih dulu menahan pintu agar tidak tertutup. "Mau apa kamu brengs*k?!" Dena sudah berapi-api seti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-10
Baca selengkapnya

S2 Bab 14 Aku memilihnya

Bab 14 Aku MemilihnyaSeminggu setelah pulang dari Surabaya, Dena hanya sesekali ke kantor papanya. Pak Husein dan istrinya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya tiba-tiba seperti gadis ABG. Mendekam di kamar, memasang headphone sampil menggoyangkan tubuh, Dena seolah sedang kasmaran."Dena kenapa sih, Ma?" Pak Husein yang heran pun bertanya pada istrinya. Bu Sinta justru tersenyum senang."Lagi jatuh cinta mungkin, Pa. Sejak pulang dari Surabaya begitu." Bu Sinta mendekati suaminya sambil mengedikkan alis."Masak, sih? Jatuh cinta sama anak Pak Barata atau kolega yang di Surabaya?""Nggak tahu juga, Pa. Mama baru mau menginterogasinya." Bu Sinta hendak pergi ke kamar Dena, tetapi Pak Barata menarik tangannya."Suruh ajak makan malam, Ma. Biar Dena kenalkan sama kita. Kalau perlu mereka tidak usah pacaran langsung nikah saja.""Ya, maunya mama juga gitu, Pa. Tapi tergantung Dena, kita nggak bisa memaksakan kehendak.""Iya, Ma. Papa serahkan mama aja, sana diinterogasi a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-13
Baca selengkapnya

S2 Bab 15 Kalung Mutiara

Bab 15 Kalung Mutiara"Ma, Dena berangkat dulu, ya." Dena sudah memakai gaun serupa kemben dengan panjang selutut, lalu dilengkapi dengan outer broklat sebagai penutup bagian atas. Terlihat cantik dan seksi memang, tubuh Dena sangat ideal. Tinggi semampai dan berat badannya proporsional."Naik apa, Na?" Pak Husein khawatir anak perempuan satu-satunya kenapa-napa. Terlebih, selama ini Dena belum pernah keluar makan malam dengan laki-laki. Papanya terlalu berharap Dena bisa dekat dengan putra sahabatnya yang tak lain adalah Ardi.Namun, sepertinya angan itu hanya sebuah fatamorgana. Asanya terputus setelah Dena meminta izin makan malam dengan koleganya yang dari Surabaya."Dena naik taksi, Pa, Ma. Janji deh, pulangnya nggak kemalaman.""Ya, hati-hati, Sayang." Bu Sinta dan Pak Husein melepas kepergian Dena dengan senang hati, walah ada sedikit kekhawatiran karena belum mengenal kolega yang dari Surabaya."Semoga Dena segera menemukan jodohnya ya, Pa.""Iya, Ma. Amin."Sepanjang perjalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

S2 Bab 16 Sadar

Bab 16 Sadar"Astaghfirullah," pekik Dena. Kesadarannya mulai kembali setelah kedua lengan kekar Rico melingkar di pinggangnya. Ia merasa jijik pada diri sendiri karena menikmati aktifitas yang akan berujung pada lembah dosa."Maafkan saya, Dena. Saya tidak bisa menahan diri. "Saya juga minta minta maaf, Ric. Sebagai wanita, saya hanya akan memberikan apa yang saya miliki pada suami nanti."Gegas Dena menjaga jarak terhadap Rico. Laki-laki itu mengerang frustasi seolah menahan beban berat dalam tubuhnya."Jangan dilepas kalungnya. Kumohon, Dena. Itu hadiah untukmu. Nanti aku antar pulang sekalian bertemu orang tuanmu." Dena tertegun, Rico benar-benar ingin mengajaknya ke hubungan yang lebih serius."Apa tidak terlalu cepat?" ungkap Dena."Tidak, Na. Sesuatu yang baik sebaiknya disegerakan. Saya takut khilaf seperti tadi." Penjelasan Rico membuat hati Dena lega. Kenyataan Rico orang yang mau menghargai wanita dan kehormatannya."Baiklah. Terserah Rico. Saya juga tidak ingin kita melak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

S2 Bab 17 Restu

Bab 17 RestuKeesokan hari, pikiran Ardi berkecamuk. Mendengar kabar Dena mau menikah dengan laki-laki brengs*k itu membuat darahnya mendidih. Ia harus menemui Dena sebelum terlambat. Setidaknya Dena mengurungkan niatnya untuk menikah dengan lelaki yang suka berganti-ganti wanita itu. Ardi khawatir kalau Dena hanya dijadikan pelarian saja. Sudah dua jam Ardi memarkirkan mobil di seberang kantor milik Pak Husein sahabat papanya. Ia harus bertemu langsung dengan Dena. Namun yang dinanti-nanti belum terlihat batang hidungnya. Beberapa menit kemudian, terlihat sebuah mobil berhenti di halaman kantor. Sepertinya mobil itu menurunkan penumpang."Dena?" Benar saja mobil itu sama dengan mobil yang dijumpai Ardi semalam.Gegas Ardi melajukan mobilnya masuk ke halaman kantor setelah mobil yang ditumpangi Dena pergi. Ardi yakin laki-laki semalam adalah pengemudinya.Setelah memarkirkan mobilnya, Ardi bergegas masuk ke gedung yang merupakan kantor milik Pak Husein."Ada yang bisa saya bantu, Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-16
Baca selengkapnya

S2 Bab 18 Melamar

Bab 18 Melamar Gelap melipat terang, langit kota Yogya bertaburkan bintang. Meski cahaya bulan sembunyi di peraduan, suasana tampak oleh kerlipan lampu-lampu kota. Sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah Pak Husein. Rico mengeksekusi niat seriusnya melamar Dena. Berbagai buah tangan telah ia siapkan guna mengambil hati calon mertuanya. "Mari, silakan masuk Nak Rico!" ajak Bu Sinta dengan senyum mengembang. Rico membalasnya dengan tak kalah mengumbar senyum. "Ayo, masuk!" Kali ini Dena menarik sudut bibir tipis yang berhiaskan lipstik warna natural. Rico mengangguk. Gejolak hatinya sudah tak sabar ingin memiliki wanita putra pengusaha ternama di kota ini. "Pa, tamunya sudah datang," seru Bu Sinta. Pak Husein yang mengenakan kaos kasual keluar dari kamar dan bergabung di ruang tamu. "Ini ada sedikit buah tangan Om, Tante," ucap Rico sopan. "Wah, kenapa repot-repot." Bu Sinta semakin merasa bangga punya menantu yang tidak hanya perhatian pada calon istri tetapi juga calon mert
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

S2 Bab 19 Melepasmu

Bab 19 Melepasmu "Siapa dia?" Dena bergidik ngeri, merasa orang itu menatapnya penuh selidik. Gegas ia masuk ke dalam rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Namun sejenak, ingatannya kembali ke kejadian saat ia ke Surabaya ternyata dibuntuti oleh laki-laki tak lain adalah Ardi. "Apa tadi itu Ardi? Mobilnya, ah kenapa aku tadi nggak menghafal plat nomernya. Yang jelas tadi plat nomer AB berarti Yogyakarta. "Ada apa, Na. Wajahmu kayak ketakutan. Habis lihat apa, sih?" "Eh enggak, Ma. Tadi di luar kena angin dingin," tukasnya. "Dena pamit ke kamar ya, Ma." "Tunggu, Na!" Bu Sinta masih merasa ada yang mengganjal di hati. Ia hanya ingin memastikan Dena tidak salah menentukan pilihan. "Ya, Ma. Ada apa?" "Kamu sudah yakin dengan Rico? Apa kamu sudah dikenalkan dengan orang tuanya?" Dena mengerutkan keningnya. Tiba-tiba saja mamanya membuatnya ragu. "Orang tua Rico masih di luar negeri, Ma. Dena belum bertemu langsung. Tapi Rico sudah mengenalkan Dena ke orang tuanya. Dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status