Dokter itu menghela napas, kemudian menatap Abimanyu, dan kembali menatap Hazna.“Kami tim dokter, setelah melakukan operasi untuk mengeluarkan bayi, dalam kandungan Bu Hazna, kami menemukan bahwa ternyata satu ovarium, Bu Hazna, mengalami kerusakan akibat benturan, dan kami harus segera mengambil ovarium Ibu, demi keselamatan Bu Hazna,” jelas Dokter.“Mas, kenapa kamu tidak memberitahukan aku dulu, sebelum mengambil keputusan.” Hazna berkata, sambil menatap suaminya yang terduduk lesu.“Maaf Haz, kamu pingsan, dan dokter butuh persetujuan secepatnya, aku hanya ingin kamu selamat,” ucap laki-laki itu dengan menatap pilu istrinya yang terlihat sedih.“Tapi Mas, kamu tahu ‘kan resikonya, aku akan sulit punya anak lagi.” “Bu Hazna, memang kemungkinan untuk hamil 30 persen, tapi percayalah, jika Allah berkehendak itu menjadi mungkin,” sela Dokter, berusaha membuat tenang Hazna.Hazna mendesah pelan, seakan tidak ada udara di sekitarnya, dadanya sesak, bulir bening mengalir perlahan.
Read more