Hazna menghampiri Abimanyu, lalu dipeluknya pinggang lelaki di depannya, kepalanya disandarkan di dada bidang Abimanyu.“Aku bukan istri yang sempurna, aku merasa tidak ada gunanya sebagai istrimu. Ibu juga pasti kecewa dengan kejadian ini.” Hazna berucap sambil terisak.Abimanyu mengecup pucuk kepala Hazna, tangannya direkatkan di tubuh istrinya, mencoba memberi ketenangan untuk Hazna yang saat ini pasti sedang rapuh. Mentari pagi bersinar terang, hingga sinarnya masuk ke celah jendela kamar hotel vvip, Bagaskara menyerutup kopi yang di tangannya, sambil tersenyum puas, ini sudah hampir satu minggu kejadian yang membuat acara tujuh bulanan Hazna berujung duka, tapi tidak bagi Bagaskara dan Ratih, saat ini mereka berdua adalah orang yang paling menikmati kesedihan Ratna dan juga Abimanyu.“Bu, sebenarnya aku tidak tega dengan Hazna, dia itu wanita baik, tapi apa boleh buat, ia sangat mencintai suaminya itu,” ucap Bagaskara dengan senyum miring bibirnya, dan menatap wanita yang melah
Entah apa yang dirasakan Hazna, yang pasti naluri seorang ibu sangat kuat, apalagi setelah menyusui bayi Angela, ia merasakan getaran aneh dalam jiwanya, seakan ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencari tahu.Rasa penasarannya semakin membuncah, keinginannya semakin kuat untuk menyelidiki kematian bayinya. Sesampainya di Rumah Sakit Medika Sehat. Hazna mengayunkan langkahnya menuju ruang informasi.Terlihat seorang perawat sedang sibuk di depan komputer, ia melempar senyum, ketika melihat Hazna ada di depannya.“Ada yang bisa kami bantu Bu?” tanya perawat dengan ramah.“Maaf suster, boleh saya bertanya tentang wanita yang melahirkan dua minggu yang lalu di rumah sakit ini?” tanya Hazna begitu penasaran.“Maaf Bu, kami pihak rumah sakit tidak bisa memberikan informasi pasien, kecuali pihak keluarga,” jawab suster“Saya Hazna Safitri, dua minggu yang lalu saya melahirkan di sini, dan waktu itu juga saya operasi pengangkatan ovarium, jadi saya tidak sadarkan diri, tolong beri saya
Penjelasan Dokter Arum, sangat mengangetkan Hazna dan Anjar. Keduanya saling tatap. Kemudian tatapan Anjar beralih pada dokter Arum.“Terima kasih Dokter Arum atas informasinya,” ucap Anjar.Hazna dan Anjar meninggalkan ruangan Dokter Arum. Hazna tampak shock mengetahui kebenaran, jika bayi yang dilahirkan Angela telah meninggal.“Mas Abim, harus tahu kebenaran ini,” gumam Hazna.“Apa Angela menukar bayimu dengan bayinya,” ujar Anjar tampak bingung.“Ya, Mas Anjar. Angela telah menukar bayiku dengan bayinya yang sudah meninggal, pernyataan dari rumah sakit bisa kita jadikan bukti ‘kan?”“Bisa Haz, aku akan mengurus surat salinan keterangan bahwa bayi yang dilahirkan Angela Kana telah meninggal,” balas Anjar.“Terima kasih Mas Anjar.” Hazna menatap Anjar penuh haru, berharap bahwa semuanya benar, jika bayi yang berada di tangan Angela adalah bayinya.Anjar mengangguk, kemudian berlalu dari hadapan Hazna, tidak lama kemudian sudah berdiri dihadapan Hazna dengan membawa secarik surat sal
Angela menghembuskan napas lega, ketika memasuki apartemennya.“Mommy,“ suara Angela memenuhi ruangan.“Ada apa Angel, Mom di dapur,” sahut Katrina terlihat sedang, menghangatkan ASI yang dalam botol.“Mom, terima kasih telah meminta Dokter Sonya memihak kita,” ucap Angela.“Dokter Sonya tidak memihak kita, dia berkata sebenarnya, Sonya tidak tahu tentang bayi yang Mom tukar.”“Maksud Mom.”“Aku sudah menyangka, jika Hazna pasti mencari tahu tentang bayimu, oleh karena itu aku memperhitungkannya, setelah dari rumah sakit, aku membawa bayi Hazna ke klinik Sonya, dan membiarkan Sonya memeriksa bayi itu.”Angela manggut-manggut, ia mengerti apa yang jelaskan ibunya.“Mom memang genius,” ujar Angela sambil memeluk Katrina.“Angela, mana Risma sampai siang begini belum datang untuk menyusui anakmu, stok yang di frizzer tinggal dua botol,” gerutu Katrina.“Oh iya, aku lupa meminita nomor ponselnya, biar aku hubungi Adri.”Angela meraih ponsel, lalu tampak berbicara serius di ponsel. Sekitar
“Mom, apa sih maksud Mommy?” Angela bertanya sambil memicingkan matanya.“Dia itu Hazna, kalau tidak percaya buka saja cadarnya!” perintah Katrina pada Angela.Tidak membuang waktu Angela berjalan mndekati Hazna, belum sampai tangannya membuka cadar yang dikenakan Hazna, tiba-taba Hazna membuka cadarnya sendiri.“Iya, aku Hazna,” kata Hazna.“Berani sekali kamu menyamar dan memberi ASI untuk putraku!” bentak Angela geram sambil mencengkram bahu Hazna.Angela mengangkat tangan dan siap memukul Hazna, tapi Hazna langsung menangkap tangan Angela.“Putramu, Leon adalah putraku, tunggulah aku akan mencari bukti itu!” sergah Hazna matanya menajam kearah Angela.Angela dan Katrina semakin murka mendengar perkataan Hazna, lalu keduanya menarik lengan Hazna dan memaksanya keluar pintu apartemen.Sementara itu di sebuah rumah minimalis berlantai dua, terlihat Bagaskara tersenyum puas, pada pria di depannya.“Bagus Adri, keputusanmu untuk berpihak padaku akan aku hargai, teruslah menjadi asis
Jam dinding berdetak menunjukkan pukul sepuluh malam, kedua insan itu kini larut dalam ciuman yang penuh gairah, tangan nakal Angela sudah membuat kaos lelaki dipelukannya terlepas, menyisakan dada bidang yang dipenuhi rambut halus. Untuk sesaat Abimanyu terbuai dengan permainan Angela, hingga tiba-tiba wajah Hazna telihat jelas di pelupuk matanya, dan membuat Abimanyu melepas tautan bibirnya.“Angela, pergilah!” perintah Abimanyu sambil berusaha mendorong tubuh Angela dan bangkit berdiri.“Abim, apa yang kamu lakukan, apa kamu tidak merindukanku ,” gerutu Angela dengan nada kecewa.“Aku akan menyentuhmu, jika aku sudah menikahimu,” tolak Abimanyu seraya meraih kaos di lantai dan memakainya.“Tapi Abim, kita akan menikah ‘kan, ingat! Jika kamu tidak menepati janjimu aku pastikan Leon, akan aku bawa pergi, kamu tidak akan dapat bertemu putra kandungmu selama-lamanya,” ancam Angela, lalu meraih jaket dan tasnya, kemudian bergegas melangkah pergi meninggalkan kamar hotel dengan rasa kecew
“Mas... besok aku akan menemui Dokter Anjar, kami akan membongkar makam Tama, Ibu Ratna juga sudah mengizinkan aku melakukan itu,” ujar Hazna pelan, dalam dekapan Abimanyu.“Hemmm, aku takut jika hasilnya tidak seperti yang kita inginkan.”“Mas... percayalah, naluriku mengatakan jika bayi yang kamu makamkan bukan anak kita.” Hazna berucap, seraya membalikan tubuhnya menatap wajah Abimanyu. “Aku dan ibu meragukan jika bayi itu bukan anakmu,” ucapnya lagi kali ini tatapannya serius. “Semoga apa yang kamu pikirkan itu benar Haz, aku sudah muak dengan ancaman Angela yang akan membawa Leon pergi jauh, jika aku tidak menikahinya.”“Ahhh aku kangen dengan Leon, apa dia sudah mendapatkan donor ASI Mas...?”“Apa kamu tidak lagi mendonorkan ASImu Haz?” Abimanyu heran, dan malah berbalik bertanya pada Hazna.“Penyamaranku diketahui oleh Angela dan ibunya, mereka mengusirku, lalu aku segera menghubungi Dokter Anjar, untuk mempercepat proses pembongkaran makam, itulah sebabnya aku menemuhi Dokte
Suara Angela, seketika membuat Hazna terkejut, bola matanya langsung mengarah ke sumber suara. Wanita di mulut pintu itu terlihat tersenyum sinis.“Untuk apa kamu ada di sini?” gertak Hazna dengan tatapan menajam.“Oh... jadi Abimanyu belum memberitahukan padamu Haz...jika aku sekarang tepatnya semalam sudah resmi menjadi Nyonya Angela Abimanyu Raharja.”Seketika jantung Hazna berdetak kencang, ia menatap tajam ke arah Angela, kemarahannya begitu nyata terlihat di kedua bola matanya.“Jangan bermimpi Angela, Mas Abimanyu tidak akan menikahimu, dan dua hari lagi semuanya akan terbongkar!” gertak Hazna.“Apanya yang terbongkar, Leon adalah anakku, dan mulai detik ini, kamu hanyalah ibu susu baginya,” tukas Angela.“Mas... kenapa kamu hanya diam saja, apa yang dikatakan Angela tidak benar ‘kan?” Kini tatapan Hazna beralih pada suaminya.“Haz...kita perlu bicara,” ajak Abimanyu.“Kalau kamu masih tidak percaya lihat video pernikahan kami.” Angela berucap sambil memperlihatkan layar pons
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap