All Chapters of Suamiku Mualaf Kaya Raya: Chapter 31 - Chapter 40

150 Chapters

Bab 31

"Maaf apakah anda Pak Darren? Direktur marketing di PT. Gemilang Widjaja?" tanya Bagas pada Yudha yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.mendengar ucapan Bagas, sontak Yudha menggeleng."Tidak, itu tidak benar, kau mungkin salah orang," jawab Yudha santai. Ia tidak berbohong, jabatan sebagai direktur marketing di perusahaan milik kakeknya tersebut sudah ia tinggalkan dua tahun lalu semenjak di-usir dari rumah karena keputusannya menjadi mualaf. Yudha masih tersenyum, memberikan ucapan selamat untuk mereka, melihat reaksi yang diperlihatkan Yudha, membuat Bagas berpikir jika mungkin benar ia salah mengenali orang."Oh, saya minta maaf, karena sudah salah mengenali orang, tapi sungguh, wajah anda begitu mirip dengannya," ungkap Bagas dengan raut wajah kecewa."Tak masalah, tak perlu dipikirkan," sahut Yudha kalem."Maaf, apakah sebelumnya kita pernah bertemu, entah mengapa rasanya wajah anda begitu familiar bagi saya," tanya-nya kemudian."Entahlah, mungkin saja kita pernah bertemu
Read more

Bab 32

Widya cemberut ketika dilihatnya Sang suami tampak melamun di lobby hotel. Sejak awal kedatangan mereka ke hotel, ia dan Deni tak tampil bersama, karena Deni lebih memilih berbincang dengan seorang teman yang baru dikenalnya daripada harus masuk ke aula.Sebenernya bukan hanya itu alasannya, Deni sengaja tidak masuk ke aula karena malas bertemu dengan kerabat yang lain. Gara gara mengikuti keinginan istrinya untuk tidak memberi tumpangan, membuat lelaki itu merasa malu untuk bisa bertemu muka dengan mereka.Ah, mungkin seharusnya sejak awal ia memang bersikap tegas pada istrinya, tapi, ancaman Widya ditambah rasa cinta yang menggebu membuatnya akhirnya hanya bisa tertunduk lemah di bawah kungkungan tangan istrinya.Bucin.Suami takut istri.Suami lemah.Entah apa lagi julukan yang cocok untuk disematkan padanya, ia sudah tak tahu lagi. Meskipun menyadarinya semua kesalahannya namun tetap saja Deni tidak mampu berbuat apapun untuk bisa mengubah tabiat buruk istrinya."Mas, lihat apa? Sa
Read more

Bab 33

"Apa kau benar-benar jadi pembantu di rumah orang kaya, Rahma?"Mendengar pertanyaan itu entah mengapa, tawa Rahma hampir pecah. Yudha yang sedari tadi melirik istrinya hanya bisa tersenyum kecil."Apa ada sesuatu yang menarik?" Bisik Yudha ke telinga Rahma.Rahma mengangguk kecil.Yudha menggeleng lalu mengusap kepala istrinya dengan lembut, lalu kembali berbisik." Lakukan saja jika ingin membalas perlakuan mereka, aku tidak akan melarang. Tapi jangan sampai kelewatan, kau mengerti apa maksudnya kan?""Iya, aku hanya ingin membuat mereka merasakan sakit kepala saja, mas. Boleh kan?""Halo Rahma!" Suara Nella terdengar menyadarkan Rahma jika sedari tadi ia belum menjawab pertanyaan dari kakak perempuannya itu."Ah iya, mbak. Tadi nanya apa?""Apa kau benar-benar jadi pembantu di rumah orang kaya?" Nella mengulang kembali pertanyaannya."Oh itu, kalau aku jawab jujur apa mbak akan percaya?""Maksudnya?""Aku tidak pernah sekalipun bilang jadi pembantu, mbak. Itu Mbak Widya yang menyimpu
Read more

Bab 34

Tubuh Rahma mendadak gugup ditambah kakinya pun terasa tak bertenaga, sebuah reaksi yang sebenarnya wajar saja dirasakan oleh seseorang yang hendak bertemu keluarga suaminya untuk yang pertama kalinya. Namun, tak tahu mengapa, semakin ia mencoba berusaha untuk tenang, tubuhnya semakin terasa gugup.Rumah ini sangat besar dan luas, mungkin lebih dari dua ribuan meter persegi luasnya, sebuah rumah yang terdiri dari tiga lantai. Halaman yang dipenuhi dengan pepohonan rindang, menyejukkan mata yang memandangnya. Membuat siapapun betah untuk menghuni tempat ini.Di sisi kanan rumah, tampak sebuah lapangan tenis pribadi. Beberapa pohon besar seakan ingin ikut melengkapi. Tak jauh dari sana tampak pula garasi besar yang memajang koleksi mobil-mobil mewah sang pemilik rumah. Beberapa orang terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, saat mereka melihat wajah yang tampak tak asing dan begitu familiar, mereka segera menghentikan pekerjaannya dan bergegas seakan ingin ikut menyambut kedatanga
Read more

Bab 35

"Kalau kamarnya kakek di mana?" Tanya Rahma, ia sendiri tak mengerti mengapa bisa menanyakan kamar milik orang tua itu, mungkin efek dari rasa takut dan gugup yang sejak tadi dirasakannya, membuat bibir Rahma spontan menanyakan hal itu."Oh, kalau kamar tuan besar di lantai bawah, tadinya ada di lantai dua, lalu pindah ke lantai bawah karena lebih dekat dengan ruang kerja," terang Suryani."Kolam renang ada di sisi kanan halaman rumah, di roof top ada landasan helikopter. Ah, Mak kepanjangan ngomong ya, nanti kalau sudah tinggal di sini beberapa hari juga hafal kok," jelas Suryani dengan senyum hangat di wajah tuanya."Ah tidak Mak. Aku senang mendengarnya."Mereka terus berjalan menuju kamar pribadi yang dulu pernah ditempati oleh Yudha, sambil berbincang Suryani juga mengenalkan Rahma dengan para pelayan yang kebetulan mereka temui.Rasanya Rahma tak mampu mengedipkan matanya, semua barang dalam rumah itu tidak ada satupun yang murah, lemari ukir yang terbuat dari kayu terbaik, lampu
Read more

Bab 36

Yudha duduk di tepian ranjang memandang Rahma yang sudah tertidur dengan senyum di wajahnya. Ada rasa bersalah dalam hatinya karena cukup lama membiarkan istrinya sendirian di kamar mereka.Perbincangannya dengan Surya, sang kakek tadi setidaknya membuatnya lega, beliau sudah benar-benar menerima keputusannya tentang menjadi mualaf dan juga menerima Rahma sebagai istrinya serta latar belakang keluarganya.Awalnya Yudha sempat sedikit khawatir karena ia sangat mengenal betul watak sang kakek. Namun, semuanya berubah, Surya bukanlah ancaman lagi baginya karena satu keinginan Surya agar dirinya meneruskan estafet kepemimpinan di Widjaja group sudah di kabulkannya.Di tariknya perlahan selimut Rahma yang sempat bergeser hingga ke atas dada, lalu memutuskan duduk dan berdiam sejenak di sofa tunggal yang ada di ujung ranjang ini. Entah mengapa ia tiba-tiba ingin tertawa dengan apa yang menimpa nya selama ini.***"Apa yang baru saja kau katakan? Mengubah keyakinanmu? Apa maksudnya HAH?!"Waj
Read more

Bab 37

Kembali Ia mencoba menghubungi satu satunya temannya, berharap mungkin saja diantara mereka ada yang berubah pikiran dan bersedia membantunya. Sayang, harapannya mungkin terlalu tinggi. Hingga akhirnya tersisa satu orang teman lama yang akhirnya bersedia meminjamkan satu pintu kontrakannya untuk dijadikan tempatnya berteduh sementara. Sungguh, betapa gembiranya hati Yudha saat itu.Setelah memastikan telah memiliki tempat berteduh, mencari pekerjaan adalah hal yang dilakukan Yudha selanjutnya. Satu persatu surat lamaran pekerjaan ia kirim ke beberapa perusahaan, berharap ada yang mau mempekerjakannya. Sayang semua usahanya tidak berhasil, lamarannya selalu ditolak, tak ada satupun perusahaan ataupun kantor yang mau menerimanya sebagai karyawan, membuat mentalnya sempat terpuruk.Hingga Yudha pun akhirnya mengetahui bahwa semua perusahaan tersebut menolak lamaran kerjanya tak lain karena campur tangan dari Surya, sang kakek, untuk membuatnya kembali pulang ke rumah dan juga kembali pad
Read more

Bab 38

"Mas, kau membuatku hampir saja mati," rutuk Rahma sambil memukuli lengan Yudha."Lho, apa kesalahanku?" Goda Yudha kalem."Kenapa kau diam saja saat kakek menanyaiku tadi, setidaknya kau kan bisa bantu Jawab," protes Rahma."Lho tapi akhirnya bisa kau jawab kan," Yudha terkekeh."Ah, kau memang menyebalkan, mas!"Mereka berdua kini duduk di bibir kolam renang yang ada di samping rumah sambil menikmati segelas minuman dingin dan beberapa cemilan yang diantar pelayan untuk mereka.Suasana meja makan yang terasa horor tadi tak pelak masih membuat Rahma kesal. Meskipun akhirnya ia mengatakan semua kejujuran di hadapan Kakek tua itu, entah mengapa rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.Rahma menghela nafas panjang, di ingatnya percakapannya dengan Surya tadi. Semua jawaban jujur yang diberikannya, untung saja Surya tidak marah, namun bagi Rahma tetap saja rasanya reaksi Surya cukup aneh bagi Rahma."Aku memiliki dua orang saudara. Mas Deni dan Mbak Nella. Mereka masing-masin
Read more

Bab 39

Ah tidak, Rahma belum ingin memikirkannya dulu, yang akan terjadi nanti, biar saja nanti dipikirkannya. Yang penting saat ini ia harus melepas rasa sakit ini dari kepalanya.Dan Rahma merasa, tidur sejenak akan membuatnya sanggup untuk kembali melihat kenyataan.*** Nella tertegun ketika melihat hasil pencariannya tentang keluarga Widjaja di mesin pencari Google. Lewat ponselnya, Nella mencari tahu tentang kebenaran keluarga konglomerat itu yang sedikit diketahuinya dari Rahma.Lewat percakapan singkatnya dengan adik bungsunya itu di telepon semalam, Rahma memberitahu jika keluarga Yudha bukanlah keluarga orang sembarangan. Rasanya Nella ingin memukul kepala Rahma mengapa baru sekarang memberitahu kenyataan ini padanya.Ah, bagaimana semua ini bisa terjadi, andai ia tahu seberapa kaya dan berpengaruhnya keluarga Widjaja, sudah tentu Nella tak akan pernah menentang pernikahan Yudha dan Rahma. Ia pasti akan bersikap baik pada mereka, dan sekarang apa yang harus dilakukannya?Tak ada ja
Read more

Bab 40

Pernikahannya dengan Jasmine, ibunya Yudha, memang terjadi atas dasar perjodohan Surya dengan keluarga Jasmine. Setahun setelah menikah, Jasmine pun hamil.Kini Yudha sudah kembali, Budi yakin kabar tersebut akan memantik amarah Hera. cepat atau lambat, wanita itu pasti akan membuat ulah dan Budi tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk baik pada Yudha atau pun pada Rahma menantunya.***"Halah, mana mungkin si Yudha itu konglomerat! Modelan tukang laundry begitu dikira konglomerat," protes Widya ketika Deni memberitahu kemungkinan bahwa bisa saja keluarga Yudha adalah seorang konglomerat."Ini benar Widya, aku bahkan sudah memastikannya sendiri tadi bersama Nella.""Memastikannya? Bagaimana cara kalian memastikannya? Apa kau sudah bertemu dengan mereka?" Tanya Widya tak percaya."Tidak, bukan seperti itu," jawab Deni sambil menggeleng."lalu?" kening Widya berkerut, tak mengerti."Ah, kau ini, belanja saja yang kau bisa," Sungut Deni kesal."Cobalah ketik nama Widjaja di mesin penc
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status