Share

Bab 38

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 12:37:49
"Mas, kau membuatku hampir saja mati," rutuk Rahma sambil memukuli lengan Yudha.

"Lho, apa kesalahanku?" Goda Yudha kalem.

"Kenapa kau diam saja saat kakek menanyaiku tadi, setidaknya kau kan bisa bantu Jawab," protes Rahma.

"Lho tapi akhirnya bisa kau jawab kan," Yudha terkekeh.

"Ah, kau memang menyebalkan, mas!"

Mereka berdua kini duduk di bibir kolam renang yang ada di samping rumah sambil menikmati segelas minuman dingin dan beberapa cemilan yang diantar pelayan untuk mereka.

Suasana meja makan yang terasa horor tadi tak pelak masih membuat Rahma kesal. Meskipun akhirnya ia mengatakan semua kejujuran di hadapan Kakek tua itu, entah mengapa rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Rahma menghela nafas panjang, di ingatnya percakapannya dengan Surya tadi. Semua jawaban jujur yang diberikannya, untung saja Surya tidak marah, namun bagi Rahma tetap saja rasanya reaksi Surya cukup aneh bagi Rahma.

"Aku memiliki dua orang saudara. Mas Deni dan Mbak Nella. Mereka masing-masin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 39

    Ah tidak, Rahma belum ingin memikirkannya dulu, yang akan terjadi nanti, biar saja nanti dipikirkannya. Yang penting saat ini ia harus melepas rasa sakit ini dari kepalanya.Dan Rahma merasa, tidur sejenak akan membuatnya sanggup untuk kembali melihat kenyataan.*** Nella tertegun ketika melihat hasil pencariannya tentang keluarga Widjaja di mesin pencari Google. Lewat ponselnya, Nella mencari tahu tentang kebenaran keluarga konglomerat itu yang sedikit diketahuinya dari Rahma.Lewat percakapan singkatnya dengan adik bungsunya itu di telepon semalam, Rahma memberitahu jika keluarga Yudha bukanlah keluarga orang sembarangan. Rasanya Nella ingin memukul kepala Rahma mengapa baru sekarang memberitahu kenyataan ini padanya.Ah, bagaimana semua ini bisa terjadi, andai ia tahu seberapa kaya dan berpengaruhnya keluarga Widjaja, sudah tentu Nella tak akan pernah menentang pernikahan Yudha dan Rahma. Ia pasti akan bersikap baik pada mereka, dan sekarang apa yang harus dilakukannya?Tak ada ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 40

    Pernikahannya dengan Jasmine, ibunya Yudha, memang terjadi atas dasar perjodohan Surya dengan keluarga Jasmine. Setahun setelah menikah, Jasmine pun hamil.Kini Yudha sudah kembali, Budi yakin kabar tersebut akan memantik amarah Hera. cepat atau lambat, wanita itu pasti akan membuat ulah dan Budi tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk baik pada Yudha atau pun pada Rahma menantunya.***"Halah, mana mungkin si Yudha itu konglomerat! Modelan tukang laundry begitu dikira konglomerat," protes Widya ketika Deni memberitahu kemungkinan bahwa bisa saja keluarga Yudha adalah seorang konglomerat."Ini benar Widya, aku bahkan sudah memastikannya sendiri tadi bersama Nella.""Memastikannya? Bagaimana cara kalian memastikannya? Apa kau sudah bertemu dengan mereka?" Tanya Widya tak percaya."Tidak, bukan seperti itu," jawab Deni sambil menggeleng."lalu?" kening Widya berkerut, tak mengerti."Ah, kau ini, belanja saja yang kau bisa," Sungut Deni kesal."Cobalah ketik nama Widjaja di mesin penc

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 41

    "Kurasa sebaiknya aku harus bergegas menemui Rahma, persetan dengan Widya, aku butuh bantuan dana agar toko tidak bangkrut," gumam Deni lalu menyesap kopinya.***Sudah tiga hari Rahma tinggal di rumah besar ini. Selama itu pula ia dilayani bak seorang ratu. Berbagai fasilitas mewah juga kini ditawarkan padanya, membuat Rahma seakan tak percaya jika hidupnya sudah berubah sekarang.Lemari pakaiannya penuh dengan baju rancangan dari berbagai merek rumah mode terkenal. Begitu juga dengan koleksi tas dan sepatunya. Tak perlu Rahma sebut merk, barang barang itu sudah pasti mahal dan berharga puluhan hingga ratusan juta rupiah.Pernah Rahma protes ketika Yudha memperlihatkan sebuah tas Herm*s edisi terbatas padanya, tas yang terbuat dari kulit buaya asli itu dibanderol dengan harga milyaran rupiah, membuat Rahma mengelus dada jika memikirkan berapa banyak angka nol untuk membeli sebuah tas berwarna putih itu."Apa ini tidak terlalu mahal, mas? Aku bahkan takut menyentuhnya. Jika kotor kema

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-26
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 42

    Tubuh Rahma mulai sedikit gugup, bayangannya akan mertua zolim dengan telunjuk sakti kini berputar putar dikepalanya. Ah, ini pasti efek cerita novel drama rumah tangga yang sering di bacanya itu. Semoga saja hal itu tidak terjadi padanya. Karena jika sampai Hera berani melakukan sesuatu hal yang buruk padanya, Rahma tak akan segan-segan mengadukan perbuatannya pada Yudha dan kakeknya."Mbak Rahma, hati hati lah, jangan terlalu banyak bicara, jika tersinggung dengan ucapannya nyonya Hera, lebih baik diam saja karena mas Yudha dan tuan Surya tidak berada di rumah sekarang," cemas Suryani.***Kening Rahma seketika berkerut mendengarnya. Apa tadi yang dikatakan Suryani, diam saja dan jangan terlalu banyak bicara? Mengapa harus seperti itu?"Kenapa Mak? Jika memang ucapannya salah, aku harus mengoreksinya, bukan? Tanya Rahma penasaran."Pokoknya diam saja, mbak. Karena nyonya Hera itu orangnya gampang meledak- ledak," ulang Suryani."Seburuk itukah sifatnya, Mak?" Tanya Rahma."Iya, Mba

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-27
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 43

    "Jadi namamu Rahma?" Ketus Hera dengan wajah yang sinis."Iya, nama saya Rahma, Rahma Saraswati Maryam, maaf karena ini adalah pertemuan kita yang pertama, jadi aku tidak tahu harus memanggilmu apa? Mama, ibu atau ...?," tutur Rahma jujur."Terserah apa saja, tidak ada pengaruhnya untukku.""Baiklah, jika tidak keberatan, aku akan memanggilmu ibu," Sahut Rahma.Senyum sinis terlihat di wajah Hera, ekor matanya memandang Rahma dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu tiba tiba berhenti di jari tangan Rahma yang kebetulan berada di depan dada, jari manis yang berhias cincin berlian satu setengah karat pemberian Yudha beberapa hari lalu."Cincin yang bagus.""Oh, ini hanya cincin kecil pemberian dari Mas Yudha beberapa hari lalu, tak sebanding dengan perhiasan yang ibu pakai," jawab Rahma merendah."Aku tak suka berbasa-basi, katakan apa sebenarnya tujuan kalian kembali ke rumah ini, bukankah sebelumnya Yudha sudah di usir?" Tanya Hera tanpa tedeng aling-aling Pertanyaan itu cukup memb

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 44

    Ucapan Rahma akhirnya membuat Hera tak mampu lagi menahan emosinya, ia melangkah menghampiri Rahma. Sebuah tamparan hendak dilayangkan wanita itu pada Rahma, Namun sebelum telapak tangan itu menyentuh wajahnya, Rahma lebih dulu menangkisnya."Jangan pernah mencobanya bu, jika kau tidak ingin suatu saat nanti aku membalas semua perlakuan burukmu ini!" Balas Rahma mengancam lalu menghempaskan tangan Hera dengan kasar.***Yudha berjalan tergesa-gesa ketika tiba kembali ke rumah, hal pertama kali dilakukannya adalah mencari keberadaan Rahma, lelaki itu bergegas menaiki tangga, guna mencapai kamar mereka yang berada di lantai dua.Dari CCTV yang terhubung di ponsel Surya, Yudha mengetahui kedatangan Hera ke rumah ini. Ia juga tahu jika sempat ada pertengkaran diantara istri dan ibu tirinya tersebut.Dengan sedikit kasar, dibukanya pintu kamarnya, lalu menjelajah mencari keberadaan istrinya, sayang sekali Rahma tidak ada di kamarnya, membuat Yudha sedikit kesal karena tidak menemukan Rahma

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 45

    "Denisa, adalah anak Hera, dan bukan bagian dari keluarga Widjaja, aku sampai tak habis pikir, mengapa wanita itu masih berani menggunakan nama Widjaja di belakang nama putrinya itu," terang Surya lalu menghela nafas berat."Aku tidak mengerti kakek! Apa maksudnya?"Surya tidak menjawabnya, dan memilih memejamkan matanya sejenak seakan ingin memanggil ingatan dua puluh tahun lalu, beberapa bulan sebelum kecelakaan yang menimpa Jasmine, ibu kandung Yudha.Yudha diam dan membiarkan sang kakek yang tampak sedang menenangkan dirinya tersebut."Belum saatnya, nanti tunggulah. Tak lama lagi waktunya akan segera tiba," ujar Surya beberapa saat kemudian."Wanita itu sudah sangat lancang, aku sangat kesal dengan papamu yang tidak mau menceraikannya. Entah apa alasannya, karena yang kutahu, pernikahan mereka juga tidak bahagia," lanjut Surya menjelaskan."Aku hanya tak ingin seseorang menyakiti istriku di rumahku sendiri," Bisik Yudha namun masih terdengar jelas di telinga Surya."Kurasa, kita

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 46

    "Lalu, jika itu benar, apa urusannya dengan kalian? Bukankah selama ini kalian selalu menghinaku dan Mas Yudha?" Pertanyaan Rahma membuat Nella terdiam untuk beberapa saat, Yudha hanya tersenyum lalu menggeleng pelan ketika dilihatnya Rahma memutar bola mata dengan malas, sesuatu hal yang sering dilakukan istrinya Jika sedang kesal."Halo mbak? Ehem ..." Panggil Rahma sambil berdehem cukup keras.***Pukul sebelas siang, dua buah mobil berhenti di depan pagar kediaman keluarga Widjaja. Tampak salah satu pengemudi menurunkan kaca jendela mobilnya dan melongok keluar.Seorang penjaga keamanan laki-laki dengan seragam hitam -hitam itu langsung mendekat ke arah pagar, dengan wajah sangar ia pun memandang mereka dengan tatapan tajam.Melihat sikap penjaga itu sontak membuat Widya mencebik, tangannya hampir saja membuka pintu, namun segera dicegah oleh Deni, suaminya."Mau kemana, Widya? Ini rumah keluarga Yudha, di mana mana rumah orang kaya memang punya penjaga keamanan seperti ini. Jang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status