แชร์

Bab 34

ผู้เขียน: Rira Faradina
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-10-31 12:24:29
Tubuh Rahma mendadak gugup ditambah kakinya pun terasa tak bertenaga, sebuah reaksi yang sebenarnya wajar saja dirasakan oleh seseorang yang hendak bertemu keluarga suaminya untuk yang pertama kalinya. Namun, tak tahu mengapa, semakin ia mencoba berusaha untuk tenang, tubuhnya semakin terasa gugup.

Rumah ini sangat besar dan luas, mungkin lebih dari dua ribuan meter persegi luasnya, sebuah rumah yang terdiri dari tiga lantai. Halaman yang dipenuhi dengan pepohonan rindang, menyejukkan mata yang memandangnya. Membuat siapapun betah untuk menghuni tempat ini.

Di sisi kanan rumah, tampak sebuah lapangan tenis pribadi. Beberapa pohon besar seakan ingin ikut melengkapi. Tak jauh dari sana tampak pula garasi besar yang memajang koleksi mobil-mobil mewah sang pemilik rumah.

Beberapa orang terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, saat mereka melihat wajah yang tampak tak asing dan begitu familiar, mereka segera menghentikan pekerjaannya dan bergegas seakan ingin ikut menyambut kedatanga
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อที่ GoodNovel
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 35

    "Kalau kamarnya kakek di mana?" Tanya Rahma, ia sendiri tak mengerti mengapa bisa menanyakan kamar milik orang tua itu, mungkin efek dari rasa takut dan gugup yang sejak tadi dirasakannya, membuat bibir Rahma spontan menanyakan hal itu."Oh, kalau kamar tuan besar di lantai bawah, tadinya ada di lantai dua, lalu pindah ke lantai bawah karena lebih dekat dengan ruang kerja," terang Suryani."Kolam renang ada di sisi kanan halaman rumah, di roof top ada landasan helikopter. Ah, Mak kepanjangan ngomong ya, nanti kalau sudah tinggal di sini beberapa hari juga hafal kok," jelas Suryani dengan senyum hangat di wajah tuanya."Ah tidak Mak. Aku senang mendengarnya."Mereka terus berjalan menuju kamar pribadi yang dulu pernah ditempati oleh Yudha, sambil berbincang Suryani juga mengenalkan Rahma dengan para pelayan yang kebetulan mereka temui.Rasanya Rahma tak mampu mengedipkan matanya, semua barang dalam rumah itu tidak ada satupun yang murah, lemari ukir yang terbuat dari kayu terbaik, lampu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 36

    Yudha duduk di tepian ranjang memandang Rahma yang sudah tertidur dengan senyum di wajahnya. Ada rasa bersalah dalam hatinya karena cukup lama membiarkan istrinya sendirian di kamar mereka.Perbincangannya dengan Surya, sang kakek tadi setidaknya membuatnya lega, beliau sudah benar-benar menerima keputusannya tentang menjadi mualaf dan juga menerima Rahma sebagai istrinya serta latar belakang keluarganya.Awalnya Yudha sempat sedikit khawatir karena ia sangat mengenal betul watak sang kakek. Namun, semuanya berubah, Surya bukanlah ancaman lagi baginya karena satu keinginan Surya agar dirinya meneruskan estafet kepemimpinan di Widjaja group sudah di kabulkannya.Di tariknya perlahan selimut Rahma yang sempat bergeser hingga ke atas dada, lalu memutuskan duduk dan berdiam sejenak di sofa tunggal yang ada di ujung ranjang ini. Entah mengapa ia tiba-tiba ingin tertawa dengan apa yang menimpa nya selama ini.***"Apa yang baru saja kau katakan? Mengubah keyakinanmu? Apa maksudnya HAH?!"Waj

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 37

    Kembali Ia mencoba menghubungi satu satunya temannya, berharap mungkin saja diantara mereka ada yang berubah pikiran dan bersedia membantunya. Sayang, harapannya mungkin terlalu tinggi. Hingga akhirnya tersisa satu orang teman lama yang akhirnya bersedia meminjamkan satu pintu kontrakannya untuk dijadikan tempatnya berteduh sementara. Sungguh, betapa gembiranya hati Yudha saat itu.Setelah memastikan telah memiliki tempat berteduh, mencari pekerjaan adalah hal yang dilakukan Yudha selanjutnya. Satu persatu surat lamaran pekerjaan ia kirim ke beberapa perusahaan, berharap ada yang mau mempekerjakannya. Sayang semua usahanya tidak berhasil, lamarannya selalu ditolak, tak ada satupun perusahaan ataupun kantor yang mau menerimanya sebagai karyawan, membuat mentalnya sempat terpuruk.Hingga Yudha pun akhirnya mengetahui bahwa semua perusahaan tersebut menolak lamaran kerjanya tak lain karena campur tangan dari Surya, sang kakek, untuk membuatnya kembali pulang ke rumah dan juga kembali pad

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 38

    "Mas, kau membuatku hampir saja mati," rutuk Rahma sambil memukuli lengan Yudha."Lho, apa kesalahanku?" Goda Yudha kalem."Kenapa kau diam saja saat kakek menanyaiku tadi, setidaknya kau kan bisa bantu Jawab," protes Rahma."Lho tapi akhirnya bisa kau jawab kan," Yudha terkekeh."Ah, kau memang menyebalkan, mas!"Mereka berdua kini duduk di bibir kolam renang yang ada di samping rumah sambil menikmati segelas minuman dingin dan beberapa cemilan yang diantar pelayan untuk mereka.Suasana meja makan yang terasa horor tadi tak pelak masih membuat Rahma kesal. Meskipun akhirnya ia mengatakan semua kejujuran di hadapan Kakek tua itu, entah mengapa rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.Rahma menghela nafas panjang, di ingatnya percakapannya dengan Surya tadi. Semua jawaban jujur yang diberikannya, untung saja Surya tidak marah, namun bagi Rahma tetap saja rasanya reaksi Surya cukup aneh bagi Rahma."Aku memiliki dua orang saudara. Mas Deni dan Mbak Nella. Mereka masing-masin

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 39

    Ah tidak, Rahma belum ingin memikirkannya dulu, yang akan terjadi nanti, biar saja nanti dipikirkannya. Yang penting saat ini ia harus melepas rasa sakit ini dari kepalanya.Dan Rahma merasa, tidur sejenak akan membuatnya sanggup untuk kembali melihat kenyataan.*** Nella tertegun ketika melihat hasil pencariannya tentang keluarga Widjaja di mesin pencari Google. Lewat ponselnya, Nella mencari tahu tentang kebenaran keluarga konglomerat itu yang sedikit diketahuinya dari Rahma.Lewat percakapan singkatnya dengan adik bungsunya itu di telepon semalam, Rahma memberitahu jika keluarga Yudha bukanlah keluarga orang sembarangan. Rasanya Nella ingin memukul kepala Rahma mengapa baru sekarang memberitahu kenyataan ini padanya.Ah, bagaimana semua ini bisa terjadi, andai ia tahu seberapa kaya dan berpengaruhnya keluarga Widjaja, sudah tentu Nella tak akan pernah menentang pernikahan Yudha dan Rahma. Ia pasti akan bersikap baik pada mereka, dan sekarang apa yang harus dilakukannya?Tak ada ja

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 40

    Pernikahannya dengan Jasmine, ibunya Yudha, memang terjadi atas dasar perjodohan Surya dengan keluarga Jasmine. Setahun setelah menikah, Jasmine pun hamil.Kini Yudha sudah kembali, Budi yakin kabar tersebut akan memantik amarah Hera. cepat atau lambat, wanita itu pasti akan membuat ulah dan Budi tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk baik pada Yudha atau pun pada Rahma menantunya.***"Halah, mana mungkin si Yudha itu konglomerat! Modelan tukang laundry begitu dikira konglomerat," protes Widya ketika Deni memberitahu kemungkinan bahwa bisa saja keluarga Yudha adalah seorang konglomerat."Ini benar Widya, aku bahkan sudah memastikannya sendiri tadi bersama Nella.""Memastikannya? Bagaimana cara kalian memastikannya? Apa kau sudah bertemu dengan mereka?" Tanya Widya tak percaya."Tidak, bukan seperti itu," jawab Deni sambil menggeleng."lalu?" kening Widya berkerut, tak mengerti."Ah, kau ini, belanja saja yang kau bisa," Sungut Deni kesal."Cobalah ketik nama Widjaja di mesin penc

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-31
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 41

    "Kurasa sebaiknya aku harus bergegas menemui Rahma, persetan dengan Widya, aku butuh bantuan dana agar toko tidak bangkrut," gumam Deni lalu menyesap kopinya.***Sudah tiga hari Rahma tinggal di rumah besar ini. Selama itu pula ia dilayani bak seorang ratu. Berbagai fasilitas mewah juga kini ditawarkan padanya, membuat Rahma seakan tak percaya jika hidupnya sudah berubah sekarang.Lemari pakaiannya penuh dengan baju rancangan dari berbagai merek rumah mode terkenal. Begitu juga dengan koleksi tas dan sepatunya. Tak perlu Rahma sebut merk, barang barang itu sudah pasti mahal dan berharga puluhan hingga ratusan juta rupiah.Pernah Rahma protes ketika Yudha memperlihatkan sebuah tas Herm*s edisi terbatas padanya, tas yang terbuat dari kulit buaya asli itu dibanderol dengan harga milyaran rupiah, membuat Rahma mengelus dada jika memikirkan berapa banyak angka nol untuk membeli sebuah tas berwarna putih itu."Apa ini tidak terlalu mahal, mas? Aku bahkan takut menyentuhnya. Jika kotor kema

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-26
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 42

    Tubuh Rahma mulai sedikit gugup, bayangannya akan mertua zolim dengan telunjuk sakti kini berputar putar dikepalanya. Ah, ini pasti efek cerita novel drama rumah tangga yang sering di bacanya itu. Semoga saja hal itu tidak terjadi padanya. Karena jika sampai Hera berani melakukan sesuatu hal yang buruk padanya, Rahma tak akan segan-segan mengadukan perbuatannya pada Yudha dan kakeknya."Mbak Rahma, hati hati lah, jangan terlalu banyak bicara, jika tersinggung dengan ucapannya nyonya Hera, lebih baik diam saja karena mas Yudha dan tuan Surya tidak berada di rumah sekarang," cemas Suryani.***Kening Rahma seketika berkerut mendengarnya. Apa tadi yang dikatakan Suryani, diam saja dan jangan terlalu banyak bicara? Mengapa harus seperti itu?"Kenapa Mak? Jika memang ucapannya salah, aku harus mengoreksinya, bukan? Tanya Rahma penasaran."Pokoknya diam saja, mbak. Karena nyonya Hera itu orangnya gampang meledak- ledak," ulang Suryani."Seburuk itukah sifatnya, Mak?" Tanya Rahma."Iya, Mba

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-27

บทล่าสุด

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status