“Eh, tumben pulang jalan kaki, Wur,” sapa mbak Yuyun, tetangga yang rumahnya tepat ada di samping rumah Wuri. Wuri tersenyum ramah. “Motorku bannya bocor, mbak. Tadi sekalian aku tinggal di bengkelnya Bang Andre.” “Oalah, tadi pulang bareng Siti?” “Iya, bareng dia. Masuk dulu ya, mbak. Gerah banget pengen cepet-cepet mandi.” Pamit Wuri, buru-buru membuka pagar rumahnya. Wuri tersenyum melihat mobil milik suami yang tentu saja ada di garasi rumah, tepat ada di samping motor Wina; adik kandungnya. Santai Wuri memutar knop pintu, tapi ternyata nggak bisa, pintunya dikunci. Wuri mengambil kunci pintu yang selalu ia bawa. Ada sesuatu yang janggal muncul dari dalam hati. di rumah ada orang, tapi kenapa pintunya harus dikunci? Begitu pintu dibuka, Wuri melangkah pelan masuk ke dalam rumah. “Makin montok kamu, yaang.” Langkah kaki Wuri terhenti saat sebuah suara itu ia dengar dari dalam kamar adiknya. Dan dia sangat hafal siapa pemilik suara barusan. “Tiap hari kan dicoel-coel terus sa
Terakhir Diperbarui : 2022-10-28 Baca selengkapnya