Wuri menarik nafas dalam, lalu membuangnya dengan pelan. Entah kenapa, tapi dadanya berdebar kencang ketika mobil taxi sudah memasuki area bandara. Semakin berdebar ketika mobil sudah berhenti dan Taka sudah menyerahkan beberapa lembar uang untuk tarifnya.“Taka,” panggil Wuri, menatap Taka dengan wajah … bimbang.“Kenapa?” tanya Taka, memerhatikan wajah Wuri. Bahkan dia bisa melihat dada Wuri yang naik turun, sangat jelas terlihat jika wanita ini … uumm, takut.Wuri menggeleng kecil. “Aku nggak tau, tapi … tapi sejak dulu aku belum pernah merantau keluar dari Jogja. Dan … dan ini adalah pertama kalinya aku akan meninggalkan kota kelahiranku. Iya, memang sejak beberapa tahun lalu aku sudah terbiasa mandiri, hanya saja … aku merasa ….” Wuri makin menggeleng. “Nggak tau, aku nggak bisa jelasin perasaanku.” Dia menutup wajah, menyembunyikan tangisnya.Taka diam, menatap dua bahu Wuri yang bergetar, tanda kalau wanita ini sedang menangis. Detik kemudian dia menepuk bahu Wuri. “Iya, gue bi
Baca selengkapnya